Share

145. Strategi Baru

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Riley tidak langsung menjawab perkataan Greg.

Pemuda itu membutuhkan waktu selama beberapa detik untuk membalasnya, “Saya … memang tidak bisa tahu apa yang mungkin terjadi di masa depan. Tapi … yang saya ketahui adalah, saat ini saya memiliki hubungan yang cukup dekat dengannya.”

Helaan napas panjang Greg terdengar oleh Riley. Sang komandan tidak bisa berbicara terlalu banyak saat itu dikarenakan situasi yang tidak memungkinkan. Sehingga dia pun hanya berbisik, “Kita bicara ini lagi nanti, setelah kita kembali ke istana.”

Riley mengangguk patuh, tidak membantah. Dia lalu menoleh ke arah belakang dan melihat keadaan James yang sedang digendong oleh Ben. “Apa mau aku gantikan untuk menggendongnya, senior?”

Greg mendengar hal itu, tapi dia hanya bisa menggelengkan kepala.

“Tidak perlu, ini sudah dekat,” jawab Ben yang memang tidak terlihat lelah sama sekali.

Mereka tidak menemukan rintangan satu pun saat berjalan menuju markas. Tak ada prajurit musuh yang juga menghadang mereka.

Morphy
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Dewa Perang Terkuat    146. Itu Sangat Ceroboh Sekali!

    “Itu bisa hilang, hanya saja … di sini obat semacam itu tak ada. Kita di daerh perang, Riley. Yang paling utama dan penting tentu saja adalah menyembuhkan luka para prajurit dengan lebih cepat agar mereka bisa kembali berperang,” jawab Alen sembari memeriksa keadaan James sekali lagi.Riley mengernyit, “Berperang lagi? Dengan kondisinya yang parah ini?”Alen mendesah jengkel, “Hei, temanku yang baik. Kita sudah berhasil membuat dia bertahan dan bisa diperkirakan dia akan sembuh total dalam dua atau tiga hari.”“Kakinya patah, Alen. Luka tembaknya-”“Kami sudah mengatasinya, percayalah! Oh, astaga. Aku tidak percaya ini. Kau meragukan kemampuan medis kami?” potong Alen terlihat tersinggung.Riley meringis, “Bukan seperti itu maksud aku. Hanya saja dengan luka yang dia dapat itu, apa mungkin dia masih bisa ikut berperang?”Alen mendesah sebal. “Tentu saja dia bisa. Ini zaman di mana pengobatan sangatlah maju. Ayolah! Kau ini sebenarnya tinggal di mana, Riley? Seingatku kau pernah sembuh

  • Sang Dewa Perang Terkuat    147. Berdebat Soal Apa?

    Greg tentu saja serius. Setelah dia mengetahui fakta mengenai identitas Riley yang sesungguhnya, dia tidak memiliki sedikitpun keraguan pada pemuda itu.Lagipula, Riley telah membuktikan bahwa dia memang salah satu calon prajurit terbaik yang ada saat itu dengan cara menempati peringkat pertama di dalam banyak bidangDi samping itu, pemuda yang merupakan putra dari William Mackenzie itu juga telah membuktikan diri bisa lolos dari pertempuran-pertempuran dengan pasukan musuh yang bisa dikatakan tidak mudah.Hal itu sudah cukup membuatnya yakin bila Riley bisa saja memiliki ide cemerlang seperti sang ayah.Akan tetapi, melihat ekspresi pemuda itu, Greg tidak cukup bodoh untuk melanjutkan pembahasan mengenai masalah itu dan akhirnya dia terkekeh, “Tentu saja aku bercanda.”Dia meneguk kopinya dan melanjutkan, “Aku sudah mendengar semua cerita dari para seniormu dan kau … memang hebat. Namun, kau masih membutuhkan waktu lebih banyak untuk mengembangkan diri.”Riley mengangguk setuju, seme

  • Sang Dewa Perang Terkuat    148. Perintah sang Jenderal

    Seketika orang-orang itu pun hanya terdiam, pasrah akan apa yang diperintahkan oleh sang jenderal perang.Mereka sadar mereka hanyalah anak buah yang harus menurut pada perintah seorang pemimpin dan jika tidak, mereka sendiri yang akan mendapat masalah.“Setelah perang yang berlangsung selama ini, aku bisa menentukan posisi-posisi menurut kemampuan kalian masing-masing. Dan jangan sekalipun merasa rendah diri jika kalian tidak berada di barisan paling depan. Ini bukan saatnya untuk merasa iri atau kesal hanya karena kalian ditempatkan di barisan tengah atau belakang.”Greg mendesah pelan lalu melanjutkan lagi setelah yakin bila semua prajurit yang hanya berjumlah ratusan itu terlihat siap, “Ingatlah, yang harus kalian lakukan adalah bertahan hidup. Kita … memang menyerang mereka tapi … kita tidak diizinkan untuk membunuh mereka.”Mendengar hal itu Ben, Shin dan beberapa prajurit senior yang sudah terbiasa dengan menghabisi para musuh mereka itu melongo kaget. Tidak hanya itu, sebagia

  • Sang Dewa Perang Terkuat    149. Dia Terlalu Cepat!

    Dengan suara tegas Riley menjawab, “Saya siap melakukan apapun untuk membela kerajaan ini.”Senyum puas pun terbit di bibir Greg Sehel sesaat sebelum dia menutup kaca dari helm pelindungnya. Sang komandan segera memberi perintah agar mereka semua bersiap-siap dan dalam hitungan beberapa detik mereka pun berangkat untuk menyerbu titik pertama yang telah diarahkan oleh Andrew Reece. Perjalanan mereka ditempuh selama hampir satu jam lamanya, tapi tak ada satupun dari para prajurit yang hanya berjumlah sekitar empat ratus orang itu yang terlihat ingin mundur dari medan perang. Ryan berkata, “Walaupun ini tidak mudah, tapi aku tidak akan kalah dari anak muda itu.”Dia jelas menunjuk ke arah Riley dan sahabatnya, Morphy pun langsung ikut berkomentar, “Ben bercerita bahwa anak itu bisa menyerang para prajurit musuh tanpa membunuh mereka dan Shin pun telah mengkonfirmasi tentang hal itu.”Ryan mendesah jengkel, “Ini sangat menjengkelkan tapi harus aku akui … kemampuan anak itu pasti sangat

  • Sang Dewa Perang Terkuat    150. Aku Tidak Selemah Itu!

    Riley tidak menjawabnya, tapi Alen yakin pemuda itu mendengar ucapannya.Satu jam kemudian, di tempat lain yang hanya beberapa mil dari tempat itu, Andrew Reece baru saja mengamankan markas lain dan kini sedang memeriksa para pasukan musuh yang telah ditawan oleh pihaknya.Andrew Reece tersenyum puas karena berkat strategi baru yang telah diusulkan oleh William Mackenzie mereka berhasil mengembalikan keadaan.Secara perlahan mereka berhasil merebut kembali daerah yang hampir dirampas oleh pihak Kerajaan Fermoza.“Jenderal, ada sebuah laporan dari markas empat,” ujar seorang staf penghubung.Andrew seketika menoleh dengan tatapan serius, “Ada apa?”Sang staf pun menunjukkan sebuah rekaman video yang telah dikirimkan oleh staf dari markas empat.Andrew buru-buru mengambil video rekaman itu dan memutarnya. Setelah beberapa menit menonton rekaman video tersebut, pria itu tersenyum, “Jenderal

  • Sang Dewa Perang Terkuat    151. Dia Pemimpin Kita!

    Tetapi, Greg Sehel tahu bila dia tidak bisa berbuat apapun. Riley, putra sang jenderal itu telah mengetahui resiko dari pertemanannya dengan James Gardner dan dia pun yakin pemuda itu pasti telah memikirkan banyak hal.“Komandan, ada panggilan dari Jenderal Reece,” kata seorang staf beberapa saat kemudian.Greg mengangguk dan segera masuk kembali ke tenda tempat di mana dia bisa berkomunikasi dengan Andrew Reece. Riley melihat Greg yang masuk ke dalam tenda itu dan mengerutkan dahi, agak bingung.James bertanya, “Kenapa? Apa dia … melakukan sesuatu tadi ketika kau berada di medan perang?”Riley memutar arah pandang, “Apa yang kau bicarakan? Dia tentu saja melakukan banyak hal di medan perang. Dia pemimpin kita.”James mendengus tidak sabar, “Maksudku, apa dia membuatmu dalam kesulitan? Seperti menyuruhmu untuk melakukan sesuatu yang sulit?”“Kalau iya, apa dia itu-”“Berhentilah berpikir hal yang tidak berguna, James Gardner!” potong Riley cepat.“Aku kan hanya-”“Kau mencemaskan aku

  • Sang Dewa Perang Terkuat    152. Kau Juga Tahu?

    Andrew Reece terdiam selama beberapa saat, seolah begitu sangat terkejut dengan pertanyaan yang dilemparkan oleh staf kerajaan itu kepadanya.“Anda … memiliki jabatan yang lebih tinggi daripada dia, Jenderal Reece. Bukankah seharusnya dia yang mematuhi perintah Anda?” tambah staf tersebut, seakan tidak tahu bila Andrew terlihat tidak nyaman dengan perkataannya yang sebelumnya. Tiba-tiba saja Andrew Reece membanting gelas yang terletak di depannya. Hal itu membuat sang staf terlonjak kaget, tidak pernah menduga mendapat respon semacam itu dari sang jenderal.Saking terkejut dirinya, staf itu sampai tidak berani menggerakkan bola matanya.Rupanya, perkataan terakhir staf kerajaan itu telah membangkitkan amarah Andrew. “Kau bilang jabatanku lebih tinggi darinya? Kau … salah besar. Meskipun saat ini aku jenderal perang Kerajaan Ans De Lou, William Mackenzie tetaplah orang yang akan berada di atasku. Tidak peduli dia sudah pensiun atau belum, dia tetap akan menjadi orang yang paling horm

  • Sang Dewa Perang Terkuat    153. Apa Harus Seperti Itu?

    “Aku tahu,” Riley menjawab tanpa menatap mata James yang sedang menatapnya.James kembali bertanya, “Siapa orangnya? Apa dari prajurit senior atau pejabat istana?”Sebelum Riley menjawab pertanyaan James tersebut, seseorang yang berbaris tepat di samping James berkata, “Mana mungkin dia tahu? Para prajurit senior saja tidak tahu soal itu.”James seketika menoleh ke arah pemuda yang dia ketahui merupakan salah satu prajurit yang juga tinggal satu asrama dengannya, “Apa maksudmu para senior tidak tahu?”“Komandan Sehel tidak memberitahu siapapun. Dia hanya berkata bila strategi perang telah dirubah oleh seorang penasihat perang yang baru saja ditentukan oleh Raja Keannu.”Dia kemudian merendahkan suara karena tidak mau ada yang mendengar dia berbicara, “Mengenai siapa orangnya, entah itu berasal dari prajurit, pejabat atau orang luar istana, tidak ada yang tahu kecuali Komandan Sehel dan beberapa orang yang dipercaya oleh raja yang tahu.”James Gardner dengan sangat mudah memahami penje

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    3. Sang Putra Mahkota

    Xylan kembali tersenyum santai menanggapi sikap James yang masih belum berubah.Sang raja calon raja masa depan itu pun dengan tenang menjawab, “Karena aku sudah di sini, tentu saja … konsekuensi yang kau terima akan jauh lebih buruk, Wakil Jenderal Perang.”Brengsek, James hanya berani mengumpat dalam hati.Tentu saja meskipun dia sangat kesal pada pria yang usianya terpaut beberapa tahun lebih muda darinya itu, dia tidak bisa langsung mengumpat secara langsung. Dia tidak bodoh. Xylan bisa memenggal kepalanya dengan mudah.“Jadi, bagaimana? Apa kau … masih tetap menolak, Wakil Jenderal Perang?” Xylan bertanya dengan nada mendesak.James menggertakkan gigi dan dengan menahan kesal dia pun menjawab, “Mana bisa saya menolak jika Anda sudah mengancam saya seperti itu, Yang Mulia?”Xylan terkekeh pelan.Hal itu membuat James menjadi waspada. Setelah dia melihat perubahan Xylan Wellington, dari yang dulu adalah remaja belasan tahun lalu saat berdiri tidak jauh darinya menjadi seorang pri

  • Sang Dewa Perang Terkuat    2. Bagaimana Jika Saya Menolak?

    James seketika menghentikan kegiatannya tapi tetap tidak menoleh ke arah Diego.Diego yang melihat gerakan berhenti James yang tiba-tiba itu seketika menampar mulutnya sendiri seakan sadar bila dia telah salah berbicara.“Ah, apa yang sudah aku katakan? Kau … tentu saja masih menganggapnya sebagai sahabat baikmu. Kalau tidak, mana mungkin kau selalu membuatkannya senjata khusus?” kata Diego dengan penuh rasa bersalah.James mendesah pelan, “Dia pasti bisa lolos tanpa ikut campur tangan dariku.”“Aku tidak yakin, James. Kalau aku yakin, aku tidak mungkin datang lagi ke sini dan memintamu kembali. Bahkan, Putri Rowena dan Pangeran Xylan ….”James mengerutkan kening dan akhirnya menoleh ke arah Diego, “Ada apa dengan mereka?”“Putri Rowena secara khusus mendatangiku saat aku baru saja tiba di istana. Dia memintaku untuk mencari tahu keberadaanmu, James. Pangeran Xylan juga mend

  • Sang Dewa Perang Terkuat    1. Kau Siap?

    “Jenderal, kita sudah terkepung.”Seorang prajurit dengan luka tembak di kaki menyeret dirinya untuk berjalan menuju ke tempat di mana sang jenderal perang Kerajaan Ans De Lou sedang mempersiapkan senjatanya.Prajurit yang terseok-seok ketika berjalan itu sudah tidak mengenakan pelindung kepala dan juga pelindung badannya yang lain. Hal itu membuat sang jenderal perang mendelik marah kepadanya, “Apa yang kau sudah lakukan? Di mana semua pelindungmu?”Sang prajurit dari kelas satu itu hanya bisa meringis menahan sakit dan menjawab, “Tidak bisa digunakan lagi, terlalu banyak luka tembakan.”Riley Mackenzie membelalakkan mata dan seketika melepas kacamata pelindung yang melindungi matanya.Pria muda itu sontak berjongkok dan melihat luka Benedict Arkitson yang ternyata sangat parah. Tidak hanya kakinya saja yang tertembak, tapi bagian perut kirinya rupanya juga terluka parah. Di samping itu, Riley melihat banyak luka lain yang tidak terhitung jumlahnya. “Tetaplah di sini! Staf medis a

  • Sang Dewa Perang Terkuat    Author's Note

    Dear, ReadersIni Zila Aicha yang ingin berterima kasih kepada seluruh pembaca setia novel ini. Saya tahu, season 2 dari buku ini mungkin membuat kecewa sebagian penggemar buku ini. Namun, percayalah saya sudah berusaha membuat buku ini dengan sepenuh hati.Bolehkah saya meminta pendapat Anda mengenai buku ini? Saya akan dengan senang hati membaca komentar Anda semua. Saran dan Kritik pun akan saya terima dengan bahagia.Selanjutnya, saya akan membuat season 3 dari buku ini, tapi Season 3 ini akan menjadi buku dengan tokoh utama “James Gardner.”Semoga Anda semua akan menyukainya.Salam hangat selaluZila Aicha

  • Sang Dewa Perang Terkuat    260. Akhir

    Orang-orang pun berniat mendekati Riley, hendak membantunya. Akan tetapi, ketika mereka melihat James Gardner yang bergerak mendekati Riley, mereka pun hanya bisa diam di tempat mereka.James dengan cepat menangkap tubuh Riley yang terhuyung-huyung seolah tidak sanggup menahan beban tubuhnya sendiri.James mendesah pelan, “Apa yang kau sedang lakukan?”“Mencegahmu pergi,” jawab Riley dengan lemah.James membuang napas dengan kasar dan memapah Riley yang ternyata masih begitu lemah.“Kau tidak perlu membuang-buang waktu dan tenagamu,” kata James.“Mengapa? Kau tidak harus pergi, James. Kau-”“Ini sudah keputusanku,” potong James cepat.Riley menggelengkan kepala, menatap pemuda yang hanya terpaut satu tahun lebih tua darinya itu. “Kau tidak bersalah. Akulah yang brengsek karena ingin mempertahankan sebagai sahabatku.”“Senang sekali kau mengakuinya,” balas James yang kemudian diiringi senyuman samar.“Jika ada yang harus pergi dari sini, maka akulah orangnya, bukan kau,” kata Riley.Ja

  • Sang Dewa Perang Terkuat    259. Ini Salahku!

    Rowena mengangguk lemah, sementara keempat prajurit yang juga berada di dalam ruang rawat itu langsung saling lempar pandang. Riley sendiri butuh beberapa waktu untuk memproses informasi tersebut.Namun, Reiner langsung bertanya, “Yang Mulia, lalu … di mana wakil jenderal perang berada sekarang?”Rowena menoleh dengan cepat, “Aku tidak tahu. Aku … hanya mendengar berita itu dari pelayan istana, baru saja. Mungkin … dia sudah kembali ke asrama atau-”“Terima kasih, Yang Mulia,” Reiner memotong ucapan Rowena dengan cepat akibat terlalu panik.Setelah itu Reiner langsung memberi penghormatan pada sang putri raja dan cepat-cepat meninggalkan area tersebut bersama dengan Diego.Ben juga berujar, “Riley, aku ke sana dulu. Nanti aku … akan ke sini lagi.”Alen ikut mengangguk, “Jangan khawatir! Kami akan langsung memberitahumu bila kami sudah tahu apa yang sedang terjadi.”Riley hanya bisa menatap kepergian teman-temannya dengan tatapan penuh kebingungan.Tinggalah hanya Rowena yang berada d

  • Sang Dewa Perang Terkuat    258. Berita Buruk

    Awalnya Riley sangat ingin memaksa James untuk menjawab perkataannya, namun dia tidak lagi melakukannya saat dia akhirnya memahami James mungkin membutuhkan waktu untuk sendiri.Dia pun menghela napas pelan, “Aku akan bicara lagi dengannya nanti.”Sementara itu, di luar ruang Riley, semua orang yang merupakan teman baik dari kedua anak muda yang sedang memiliki masalah yang cukup rumit itu sontak menatap James dengan tatapan penuh tanya.Ketika Alen dan Ben hanya diam saja lantaran tidak berani bertanya, Diego dengan santai bertanya, “Kau … sudah berbicara dengan Riley?”James mengangguk.“Lalu … bagaimana?” Reiner bertanya dengan nada was-was.James tidak menjawab pertanyaan Reiner dan hanya berkata, “Aku akan kembali ke asrama dulu.”Shin yang mendengar hal itu menggigit bibir dan membalas, “Aku akan menemanimu.”James tidak menolak dan membiarkan Shin ikut bersamanya, sementara Diego dan Reiner tetap di sana.Setelah James dan Shin tidak terlihat lagi di sana, Alen memutuskan masuk

  • Sang Dewa Perang Terkuat    257. Ah, Jadi Begitu!

    James tertawa penuh kecewa ketika dia melihat Riley hanya diam sajaRiley sontak menatapnya tanpa kata.“Kenapa? Apa kau … jangan-jangan memang tidak pernah memiliki niat sekalipun untuk memberitahu masalah itu kepadaku?” James berkata dengan nada tajam.Riley membuka mulut tapi ternyata tidak ada satupun kata-kata yang keluar dari mulut Riley.James semakin kesal melihatnya, “Ah, jadi begitu. Aku mengerti sekarang.”James manggut-manggut dan melangkah mundur, membuat Riley terkejut.“James, ini tidak seperti apa yang sedang kau pikirkan,” kata Riley pada akhirnya bisa membalas ucapan James.James menggelengkan kepala.“Kau memangnya tahu apa yang sedang aku pikirkan, Riley?” James berkata dengan nada sinis.Pemuda itu tidak bisa lagi menyembunyikan rasa kecewanya yang sangat besar, “Kau tidak tahu, Riley. Tapi … aku bisa tahu apa yang sedang kau pikirkan.”“James, aku … tahu aku sudah bersalah kepadamu. Tapi, tolong mengertilah! Posisiku sangat sulit. Aku tidak ingin kau … membenciku

  • Sang Dewa Perang Terkuat    256. Bicaralah Padaku!

    Shin dan Reiner seketika saling melempar pandang, seakan sama-sama bingung harus meninggalkan area itu sesuai permintaan James atau tidak.Akan tetapi, alasan mereka ragu-ragu tentu saja bukan karena mereka berdua khawatir bahwa James akan menyakiti Riley. Justru keduanya lebih mengkhawatirkan James.Sayangnya, James yang tidak mendapatkan jawaban dari dua orang temannya itu sontak menoleh dengan kening berkerut, “Kenapa? Apa kalian berdua tidak percaya padaku?”“Kalian … berpikir aku akan berbuat hal yang … sampai menyakiti Riley? Apa seperti itu?” James menambahkan dengan raut wajah sedih.Shin cepat-cepat menoleh ke arah James, “Tentu saja tidak. Kau tidak akan melakukan hal seburuk itu.”“Jangan salah paham, James! Justru kami … hanya sangat khawatir terhadapmu,” Reiner berujar pelan.James terkejut dan ketika dia menatap kedua temannya itu secara bergantian, dia langsung tahu bahwa kedua teman baiknya itu sama sekali tidak sedang berbohong.Pemuda itu memejamkan matanya dan langs

DMCA.com Protection Status