Riley pun juga hanya bisa tersenyum pasrah. Akan tetapi, setidaknya dia tidak dihukum sendirian. Ada James yang akan menemani menjalani hukuman yang dia belum tahu berbentuk apa itu.Di saat yang bersamaan, lebih tepatnya di depan pintu gerbang utama Kerajaan Ans De Lou, William Mackenzie baru saja tiba ditemani oleh Vincent Crack, salah satu pengawalnya yang dulu juga menemani dirinya ke istana ketika dia ingin bertemu dengan sang putra.Tidak seperti dulu ketika dia masuk secara tidak resmi dan malah menjadi seorang penyelinap. Kali ini sang jenderal perang terkuat itu menggunakan proses resmi, yakni masuk melalui pintu gerbang utama. Sesuai dengan peraturan kerajaan, William segera berjalan ke bagian staf yang akan mendata siapa yang akan masuk ke dalam istana.Di bagian samping pintu gerbang, terdapat sebuah ruangan di mana para pengunjung atau tamu istana diwajibkan melapor. “Selamat sore, saya ingin bertemu dengan Raja Keannu,” ucap William sambil merogoh jasnya, berniat menga
Staf laki-laki itu terdiam sebentar, tapi kemudian dia menjentikkan jari seolah baru tersadar akan sesuatu.“Putranya ada di sini,” sahut staf laki-laki itu.Staf wanita mendecakkan lidah, “Astaga. Aku tak percaya. Itu kan baru rumor. Semua orang juga tahu jika hal itu hanyalah rumor yang dihembuskan oleh James Gardner.”Staf laki-laki itu menggeleng tidak setuju, tapi temannya itu menyahut lagi, “Kalau itu memang benar, seharusnya semua sudah terungkap. Calon prajurit saat ini hanya berjumlah sekitar 300 orang, tidak mungkin istana tidak bisa menemukan sosok yang dianggap putra Jenderal Mackenzie kan?”“Kalau begitu, kau bisa temukan alasan yang masuk akal, Julia? Mengapa jenderal perang yang memutuskan pensiun dan mundur dari istana lalu bahkan menghilang dari istana atau bisa dikatakan menyembunyikan kehidupannya, sekarang muncul di istana?” tanya staf laki-laki bernama Bernard. Julia, sang staf wanita itu mendesah kesal, “Mana aku bisa tahu? Mungkin Jenderal Mackenzie sedang memi
William Mackenzie menoleh ke arah sang raja dan mengangguk, “Iya, Yang Mulia. Saya melihat dia memiliki hubungan yang pertemanan yang kuat dengan James Gardner.”“Oh, bahkan tidak hanya itu. Putraku bahkan juga berada dalam satu asrama, satu kamar dengan dia,” tambah William.Keannu termenung selama beberapa detik dan kemudian mengangkat kepala, kembali menatap sang jenderal, “Putramu … dia ….”Belum tuntas Keannu menyelesaikan kalimatnya, dia melihat tiga anggota keluarganya memasuki area taman miliknya itu tanpa pemberitahuan.Laki-laki itu seketika berujar, “Kalian bertiga. Apa yang kalian lakukan di sini?”Monica bersama dengan putra dan putrinya hanya mencoba tersenyum kikuk. William Mackenzie segera menyapa sang ratu negeri itu, “Selamat malam, Yang Mulia.”Dia juga menyapa sang putri dengan senyuman hangat, “Putri Rowena, akhirnya kita bertemu kembali.”Rowena balas tersenyum canggung, tapi dia membalas dengan berkata, “Selamat datang di istana lagi, Jenderal Mackenzie.”Willi
Wajah gadis muda itu mendadak berubah. Dari yang tadi merona cerah kini nampak pucat. William Mackenzie dengan mudah memahami apa yang sedang terjadi pada sang putri raja yang menurut kabar telah menjalin hubungan asmara dengan putranya.Maka, mengingat hubungan kedua anak muda itu William pun berujar, “Yang Mulia, Anda membuat sang putri takut. Bagaimana kalau saya yang menjelaskan masalah ini?”“Kebetulan saya tahu hal itu cukup banyak,” tambah William. Keannu memutar arah pandangnya pada William, “Apa maksudmu kau tahu soal ini?’”“Kau tahu soal ini, Jenderal? Bagaimana mungkin?” Monica ikut bertanya dengan mimik wajah terlihat terkejut.William Mackenzie pun menceritakan semua yang dia ketahui termasuk pengakuan sang putri tentang menyembunyikan identitas putranya. Beberapa kali Monica terlihat menghela napas heran, sementara Keannu menggertakkan gigi untuk mengatasi rasa kesalnya karena telah dibohongi oleh putrinya sendiri selama itu.Sang raja menoleh kembali pada putri canti
Ekspresi William Mackenzie sangat jelas menunjukkan kekecewaan yang besar. Tapi, Keannu tidak lari dari masalah dan tetap menjawab dengan sejujur-jujurnya, “Karena aku pikir dan orang-orang pikir putramu mungkin bisa menggantikan kau.”William tercengang.Melihat ekspresi itu, Keannu segera menambahkan, “Jangan berpikir hal yang buruk dulu!”Keannu yang tidak nyaman itu meminta William untuk duduk sebelum dia melanjutkan lagi, “Maksudku begini, Bill. Andrew akan segera pensiun. Sebenarnya … kesehatannya sudah menurun dan aku … tidak menemukan satu pun pengganti yang cocok.”“Lalu … terdengar desas-desus kalau putramu ternyata ikut pemilihan prajurit ini ya jadi … kami seketika memiliki harapan yang besar. Jika kau bisa sehebat itu, putramu tentu saja kemungkinan besar juga memiliki kemampuan luar biasa seperti kau,” jelas Keannu.William terlihat frustrasi. Bahkan, dia terlihat minum air putih sebelum Keannu memberinya izin untuk minum.Keannu ikut mendesah, sadar dengan benar bila se
Sang staf pun menjawab dengan begitu terlihat ragu-ragu. William seketika menyadari sebuah keanehan di sana hingga lelaki itu pun memilih untuk bertanya secara langsung, “Ada apa? Apa ada sesuatu hal buruk terjadi pada para calon prajurit?”Staf itu tiba-tiba merasa bangga karena jenderal perang terkuat yang pernah ada di Kerajaan Ans De Lou berbicara kepadanya. Siapa yang tidak mengidolakan sosok legendaris yang saat ini sedang duduk di samping rajanya itu?Dia adalah salah satu orang yang merupakan penggemar fanatik seorang William Mackenzie.Dikarenakan tak mau membuat sang jenderal menunggu lama, dia pun menjawab dengan cepat, “Jenderal, memang ada sesuatu terjadi di sana. Namun, ini sedikit agak rumit.”“Rumit? Apa yang sebenarnya terjadi?” Keannu bertanya dengan nada cemas.“Ada adu mulut yang terjadi hingga membuat James Gardner meninggalkan kelompoknya. Lalu … lalu ….”Staf itu berhenti berbicara lagi, dia melirik penuh rasa takut ke arah Keannu Wellington. Bagaimanapun juga,
“Tidak,” jawab Keannu yang sama sekali tak disangka-sangka oleh William.Keannu bahkan mengulangi lagi dengan menekankan satu kata itu, “TIDAK.”William mengerjapkan mata, memasang ekspresi tidak mengerti, “Yang Mulia, tapi … mengapa?”Keannu mendesah pelan, “Itu perang besar, Bill. Kau … sudah memberikan begitu banyak hal untuk istana ini dan sudah tidak terhitung berapa banyak kau mempertaruhkan nyawamu. Aku tidak mau kau harus terlibat lagi.”Oh, sungguh William sangat tersentuh dengan kelembutan hati sang raja. Tapi sang jenderal tetap berujar lagi, “Tapi saya tidak bisa diam saja melihat satu per satu nyawa prajurit direnggut, Yang Mulia.”Keannu terdiam. Sebuah dilema pun besar kembali menghantam dadanya.Sebetulnya dia tahu jika William Mackenzie turun kembali ke medan perang dan memimpin, dia pasti tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Tanpa sedikitpun keraguan dia yakin bila kemenangan pasti akan diraih oleh pihak mereka William tidak pernah kalah dalam perang satu kali pun da
“Baik, Jenderal Reece,” jawab Cliff yang tahu jenderalnya sedang bersemangat.Andrew Reece sendiri tidak tahu apakah yang membuat William Mackenzie ingin berbicara dengannya.Akan tetapi, apapun itu, hal itu tidak menutupi rasa bahagianya akhirnya sang jenderal yang telah lama menghilang itu kembali mau menampakkan dirinya. Bahkan, sang jenderal besar masuk ke istana melalui cara yang resmi. Sungguh dia tak sabar untuk menyapa orang yang telah berjasa banyak bagi karirnya itu. Hanya dalam beberapa detik saja, panggilan dari Cliff itu pun mendapatkan jawaban. Cliff segera menyerahkan tablet untuk digunakan berkomunikasi pada Andrew. Andrew begitu sangat gugup tapi tak bisa menutupi rasa senangnya. Ketika dia menatap layar, dia benar-benar melihat wajah sang jenderal yang sangat dia hafal. William terlihat menua tapi Andrew masih bisa melihat garis-garis wajahnya yang tak berubah.“Jenderal Reece,” sapa William dengan senyum tipis.Andrew Reece seketika merasa kikuk. Dipanggil “Jend
“Ah, kalau kau tidak siap melepas jabatan penting itu, bukankah kau seharusnya berhati-hati ketika berbicara, Perdana Menteri? Ingatlah, yang kau bicarakan itu bukanlah hal yang pantas,” kata James dengan nada tajam.Siapapun yang mendengar suara James yang penuh ancaman itu pastilah akan takut.Dan tidak disangka-sangka, ancaman James Gardner ternyata berhasil membungkam si tua Philip. Philip tak lagi berani berbicara dan hanya diam saja. Tetapi, tatapannya yang penuh kekesalan itu masih bisa dilihat oleh James.Tentu saja, kau pasti sangat kesal padaku, Perdana Menteri. Namun, kau sudah pasti tidak mau kehilangan jabatanmu hanya karena tuduhan konyol itu, James membatin.Hal tersebut membuat Monica Wilhelm dan kedua anak-anaknya merasa sedikit lebih tenang.“Y-Yang Mulia, saya … saya ….” Philip berusaha berbicara lagi, tapi kegugupannya terlihat sangat jelas sehingga James pun tahu orang tua itu tidak mungkin berani berkata hal ngawur lagi. James pun segera menanggapi, “Kenapa, Per
Philip Crawford terbatuk-batuk begitu mendengar perkataan James Gardner.James menaikkan alis kanan, tampak menanti penjelasan Philip.Philip pun berdeham kecil dan membalas tanpa berani melihat ke arah James, “Bukan saya yang menuduh Anda, Jenderal Gardner. Hanya saja … seluruh penghuni Kerajaan Ans De Lou membicarakan hal ini. Anggap saja saya hanya menyampaikan apa yang sedang dipikirkan oleh mereka.”James tertawa pelan, membuat Philip seketika menoleh ke arah dirinya. Begitu juga dengan Monica dan kedua anaknya yang tampak terkejut melihat reaksi sang jenderal perang.“A-apa yang lucu dari perkataan saya sampai Anda tertawa, Jenderal Gardner?” Philip berkata dengan nada tersinggung.James menghentikan tawanya dan mendesah pelan sebelum berkata, “Tidak ada yang lucu. Hanya saja aku merasa kau sangat pengecut sekali, Perdana Menteri.”“Pe-pengecut? Apa maksudmu, Jenderal?” Philip membelalakkan mata, jelas semakin tersinggung.“Benar. Tentu saja kau hanyalah seorang pengecut. Kau m
“Jadi, kalian bisa memberi kami waktu untuk meratapi anggota keluarga kami, bukan? Kalian tidak lupa bukan bahwa Keannu Wellington bukan hanya seorang raja negeri ini, tapi dia adalah kepala keluarga kami. Dia suamiku, ayah dari kedua anakku dan seorang kakek dari cucuku,” kata Monica dengan nada datar tapi tegas.Perkataan sang ratu rupanya berhasil membuat para pejabat istana itu saling lirik dan akhirnya terbungkam.Beberapa di antara mereka tampak mundur beberapa langkah seakan memang benar-benar tidak ingin mengganggu lagi anggota keluarga kerajaan. James Gardner sendiri tersenyum melihat para pejabat istana yang sebagian merupakan jajaran menteri penting itu tidak berkutik di hadapan sang ratu. James tidak bisa tidak terkesan pada kemampuan sang ratu yang mampu membuat orang-orang tunduk atas perintahnya. Hal itu karena menurut James sangatlah langka dan jarang terjadi.Sebelum dia melepaskan jabatannya sebagai seorang wakil jenderal perang, dia telah bertemu dengan begitu ba
Dikarenakan James tidak kunjung bergerak dari tempatnya berdiri dan malah terdiam seperti sebuah patung, Rowena langsung melirik ke arah Xylan.Xylan tentu saja mengerti maksud dari kakak perempuannya itu sehingga dia cepat-cepat berkata, “Jenderal Gardner, apa … kau baik-baik saja?”James sontak tersadar dari lamunannya dan mengangguk pada Xylan. Dengan kebingungan yang sedang menguasai pikirannya, dia tetap melangkah masuk ke dalam kamar sang raja.Begitu dia memasuki area itu untuk pertama kalinya, James bisa melihat jasad raja Kerajaan Ans De Lou yang terbaring kaku di atas tempat tidur mewah itu. Dia hanya bisa menghembuskan napas pelan melihat orang yang pernah bertanggung jawab atas kerumitan hubungan antara ayahnya dan juga ayah Riley itu. Akibat kesalahan raja yang telah wafat itu, hubungannya dengan Riley pun meregang.Akan tetapi, sang raja telah meminta maaf kepadanya dan dia pun telah memaafkan segala kesalahannya sehingga saat itu sudah tidak ada rasa amarah ataupun dend
Sebelum James memberikan jawaban atas perkataan Xylan Wellington, sang putra mahkota yang masih sangat muda itu, Xylan telah kembali berbicara, “Jenderal Gardner, aku tahu permintaanku ini sangat berlebihan.”“Dan aku tahu … tujuanmu bersedia kembali ke istana ini adalah demi kakak iparku, namun … aku sangat membutuhkan bantuanmu, Jenderal Gardner,” Xylan menambahkan dengan raut wajah penuh permohonan.James menghela napas panjang dan kemudian menggelengkan kepalanya.Hal itu membuat Xylan lemas dan juga kecewa. Tetapi, itu hanya berlangsung sementara karena tidak lama kemudian Xylan mendengar James berkata, “Anda tidak perlu meminta saya sampai seperti ini, Yang Mulia.”Xylan terhenyak. Terlebih lagi James melanjutkan dengan berkata, “Sebagai seorang Jenderal Perang Kerajaan Ans De Lou, tugas saya tidak hanya melindungi negeri ini. Tapi juga melindungi kepala pemimpin kerajaan ini.”Mulut Xylan terbuka sedikit karena terkejut mendengar jawaban James yang tanpa sedikitpun keraguan it
“Apa yang sedang terjadi sebenarnya?” Reiner terlihat semakin bingung.Biasanya, jika mereka memenangkan sebuah peperangan, mereka akan disambut dengan begitu meriah.Tidak hanya sejumlah prajurit istana saja yang menyambut mereka, namun juga para pejabat istana serta anggota keluarga kerajaan akan menyambut kedatangan mereka.Akan tetapi, saat itu hanya ada sejumlah prajurit dan prajurit pengawal pangeran saja yang ada di lapangan tempat pesawat mereka akan segera mendarat.Hal itu tentu saja menimbulkan berbagai pertanyaan yang akhirnya mencuat di kepala para prajurit yang baru kembali dari pertempuran antara hidup dan mati itu. “Apa mereka tidak mendengar kabar kemenangan kita?” celetuk salah seorang prajurit kelas satu dengan nada penuh rasa kecewa.Seorang prajurit kelas dua menanggapi, “Tidak mungkin. Mereka pasti mendengarnya. Ini sebuah kemenangan besar yang ditunggu-tunggu. Mereka tidak mungkin tidak tahu.”“Betul. Istana pasti telah mengumumkan berita paling membahagiakan i
“Astaga, Xylan! Mengapa kau meragukan dia?” Rowena membalas dengan nada pelan, seolah takut membuat putra kecilnya yang sedang tertidur dalam gendongannya terbangun akibat suaranya yang mungkin terlalu kencang.Xylan menggelengkan kepala, “Aku sama sekali tidak bermaksud meragukan dia. Hanya saja, aku tahu tujuan utamanya kembali ke istana ini, Rowena. Dia ….”“Berhenti berpikir seperti itu! Dia akan sangat kecewa kalau dia tahu ternyata kau meragukan kesetiaannya,” kata Rowena dengan tajam.Rupanya nada suaranya kali itu sedikit agak lebih keras sehingga sang putra, Kharel Mackenzie terganggu tidurnya sampai bocah kecil itu menggerakkan tubuhnya.Rowena pun kembali mencoba untuk membuat pangeran kecil itu terlelap lagi dengan cara menimangnya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.Xylan terdiam, seakan dia tahu sang kakak masih belum selesai berbicara.Ternyata memang benar dugaan Xylan. Usai keponakan kesayangannya itu tertidur tenang lagi, Rowena pun berkata lagi, “Xylan, menuru
Selama Ben mengenal James, baru saat itu dia melihat James terlihat begitu sangat frustasi.Biasanya James selalu tampak datar, dingin dan tak jarang malah tanpa emosi. Akan tetapi, James yang sangat kaku itu telah berubah.Rasa cemas dan gelisah itu ditampakkan dengan jelas. Hal itu tentu membuat Ben cukup bingung menanggapinya.Akan tetapi, dia kemudian mendengar Reiner berkata, “Tenanglah, James! Ini bukan berarti kau tidak bisa membawa Riley pulan selamanya. Namun, kau hanya belum bisa membawanya pulang saat ini saja.”Reiner menepuk punggung James yang terlihat sedikit bergetar itu. Oh, Reiner sangat terkejut. Rupanya James benar-benar sangat memikirkan perasaan putra sahabat mereka itu. “Ingat, James. Kita akan kembali ke sana untuk mencarinya lagi, jadi kau tidak perlu merasa bersalah,” Reiner menambahkan.Bukannya menjadi tenang, James malah semakin resah. Pria muda itu menoleh ke arah Reiner dan membalas, “Bagaimana bisa aku tidak merasa bersalah, Rei? Aku … sudah berjanji
Seakan baru tersadar, James sontak mengangguk perlahan, “Kau benar, Rei. Kita … harus kembali ke istana dan menyusun strategi lagi untuk menemukan Riley.”Reiner pun akhirnya bisa bernapas dengan penuh kelegaan.“Ayo! Kita harus segera meninggalkan tempat ini terlebih dulu,” ucap Reiner.James melihat sekeliling area tersebut untuk yang terakhir kalinya. Setelah dia merasa semua usahanya sudah cukup untuk saat itu, dia segera naik ke pesawat yang akan membawanya kembali menuju Kerajaan Ans De Lou.Selama dalam perjalanan, James lebih banyak terdiam.Sementara Reiner dan Ben yang juga berada di dalam pesawat yang sama dengan James berulang kali masih mengajak James berbicara. Namun, pria muda itu tetap memilih untuk diam.Padahal, Reiner ingin menghiburnya dengan cara mengalihkan perhatian James dari masalah Riley yang belum ditemukan. Sayangnya, dia masih gagal melakukannya. James masih terlihat tidak ing