Beranda / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 127. Kendalikan Dirimu!

Share

127. Kendalikan Dirimu!

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Ryan, hentikan!” pekik Ben, sang ketua kelompok yang dengan cepat berlari ke arah Ryan yang telah mencengkeram leher Riley.

Riley bukan tak bisa melawan prajurit senior itu, tapi dia seolah tahu bila akan jauh lebih baik jika dia diam saja. Bagaimanapun juga, dia memang telah melanggar peraturan dan sudah tentu telah membuat marah para prajurit senior itu.

Ryan masih tak mau melepaskan cengkeramannya pada Riley sehingga Ben dengan terpaksa ikut bertindak dengan menarik Ben menjauh dari Riley.

“Kau membelanya, Ben? Yang benar saja. Gara-gara dia, Komandan Sehel murka,” teriak Ryan dengan sambil menggeram marah.

“Cukup, Ryan! Kendalikan dirimu!” kata Ben tajam.

Riley masih terdiam, tak berani berkata apapun. Sementara James masih berdiam diri di tempatnya. Dia mendengar keributan kecil itu dan memilih untuk tak membuat tindakan apapun agar semuanya tak memburuk.

Ryan mendesis, “Apa-apaan kau ini? Dia dan temannya itu yang harusnya mengendalikan rasa ingin tahunya yang tinggi itu. Bukan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Dewa Perang Terkuat    128. Aku Sangat Beruntung!

    Riley pun juga hanya bisa tersenyum pasrah. Akan tetapi, setidaknya dia tidak dihukum sendirian. Ada James yang akan menemani menjalani hukuman yang dia belum tahu berbentuk apa itu.Di saat yang bersamaan, lebih tepatnya di depan pintu gerbang utama Kerajaan Ans De Lou, William Mackenzie baru saja tiba ditemani oleh Vincent Crack, salah satu pengawalnya yang dulu juga menemani dirinya ke istana ketika dia ingin bertemu dengan sang putra.Tidak seperti dulu ketika dia masuk secara tidak resmi dan malah menjadi seorang penyelinap. Kali ini sang jenderal perang terkuat itu menggunakan proses resmi, yakni masuk melalui pintu gerbang utama. Sesuai dengan peraturan kerajaan, William segera berjalan ke bagian staf yang akan mendata siapa yang akan masuk ke dalam istana.Di bagian samping pintu gerbang, terdapat sebuah ruangan di mana para pengunjung atau tamu istana diwajibkan melapor. “Selamat sore, saya ingin bertemu dengan Raja Keannu,” ucap William sambil merogoh jasnya, berniat menga

  • Sang Dewa Perang Terkuat    129. Sudah Lama Sekali!

    Staf laki-laki itu terdiam sebentar, tapi kemudian dia menjentikkan jari seolah baru tersadar akan sesuatu.“Putranya ada di sini,” sahut staf laki-laki itu.Staf wanita mendecakkan lidah, “Astaga. Aku tak percaya. Itu kan baru rumor. Semua orang juga tahu jika hal itu hanyalah rumor yang dihembuskan oleh James Gardner.”Staf laki-laki itu menggeleng tidak setuju, tapi temannya itu menyahut lagi, “Kalau itu memang benar, seharusnya semua sudah terungkap. Calon prajurit saat ini hanya berjumlah sekitar 300 orang, tidak mungkin istana tidak bisa menemukan sosok yang dianggap putra Jenderal Mackenzie kan?”“Kalau begitu, kau bisa temukan alasan yang masuk akal, Julia? Mengapa jenderal perang yang memutuskan pensiun dan mundur dari istana lalu bahkan menghilang dari istana atau bisa dikatakan menyembunyikan kehidupannya, sekarang muncul di istana?” tanya staf laki-laki bernama Bernard. Julia, sang staf wanita itu mendesah kesal, “Mana aku bisa tahu? Mungkin Jenderal Mackenzie sedang memi

  • Sang Dewa Perang Terkuat    130. Selamat Datang!

    William Mackenzie menoleh ke arah sang raja dan mengangguk, “Iya, Yang Mulia. Saya melihat dia memiliki hubungan yang pertemanan yang kuat dengan James Gardner.”“Oh, bahkan tidak hanya itu. Putraku bahkan juga berada dalam satu asrama, satu kamar dengan dia,” tambah William.Keannu termenung selama beberapa detik dan kemudian mengangkat kepala, kembali menatap sang jenderal, “Putramu … dia ….”Belum tuntas Keannu menyelesaikan kalimatnya, dia melihat tiga anggota keluarganya memasuki area taman miliknya itu tanpa pemberitahuan.Laki-laki itu seketika berujar, “Kalian bertiga. Apa yang kalian lakukan di sini?”Monica bersama dengan putra dan putrinya hanya mencoba tersenyum kikuk. William Mackenzie segera menyapa sang ratu negeri itu, “Selamat malam, Yang Mulia.”Dia juga menyapa sang putri dengan senyuman hangat, “Putri Rowena, akhirnya kita bertemu kembali.”Rowena balas tersenyum canggung, tapi dia membalas dengan berkata, “Selamat datang di istana lagi, Jenderal Mackenzie.”Willi

  • Sang Dewa Perang Terkuat    131. Bagaimana Mungkin?

    Wajah gadis muda itu mendadak berubah. Dari yang tadi merona cerah kini nampak pucat. William Mackenzie dengan mudah memahami apa yang sedang terjadi pada sang putri raja yang menurut kabar telah menjalin hubungan asmara dengan putranya.Maka, mengingat hubungan kedua anak muda itu William pun berujar, “Yang Mulia, Anda membuat sang putri takut. Bagaimana kalau saya yang menjelaskan masalah ini?”“Kebetulan saya tahu hal itu cukup banyak,” tambah William. Keannu memutar arah pandangnya pada William, “Apa maksudmu kau tahu soal ini?’”“Kau tahu soal ini, Jenderal? Bagaimana mungkin?” Monica ikut bertanya dengan mimik wajah terlihat terkejut.William Mackenzie pun menceritakan semua yang dia ketahui termasuk pengakuan sang putri tentang menyembunyikan identitas putranya. Beberapa kali Monica terlihat menghela napas heran, sementara Keannu menggertakkan gigi untuk mengatasi rasa kesalnya karena telah dibohongi oleh putrinya sendiri selama itu.Sang raja menoleh kembali pada putri canti

  • Sang Dewa Perang Terkuat    132. Kita Cari Tahu!

    Ekspresi William Mackenzie sangat jelas menunjukkan kekecewaan yang besar. Tapi, Keannu tidak lari dari masalah dan tetap menjawab dengan sejujur-jujurnya, “Karena aku pikir dan orang-orang pikir putramu mungkin bisa menggantikan kau.”William tercengang.Melihat ekspresi itu, Keannu segera menambahkan, “Jangan berpikir hal yang buruk dulu!”Keannu yang tidak nyaman itu meminta William untuk duduk sebelum dia melanjutkan lagi, “Maksudku begini, Bill. Andrew akan segera pensiun. Sebenarnya … kesehatannya sudah menurun dan aku … tidak menemukan satu pun pengganti yang cocok.”“Lalu … terdengar desas-desus kalau putramu ternyata ikut pemilihan prajurit ini ya jadi … kami seketika memiliki harapan yang besar. Jika kau bisa sehebat itu, putramu tentu saja kemungkinan besar juga memiliki kemampuan luar biasa seperti kau,” jelas Keannu.William terlihat frustrasi. Bahkan, dia terlihat minum air putih sebelum Keannu memberinya izin untuk minum.Keannu ikut mendesah, sadar dengan benar bila se

  • Sang Dewa Perang Terkuat    133. Keadaan yang Rumit

    Sang staf pun menjawab dengan begitu terlihat ragu-ragu. William seketika menyadari sebuah keanehan di sana hingga lelaki itu pun memilih untuk bertanya secara langsung, “Ada apa? Apa ada sesuatu hal buruk terjadi pada para calon prajurit?”Staf itu tiba-tiba merasa bangga karena jenderal perang terkuat yang pernah ada di Kerajaan Ans De Lou berbicara kepadanya. Siapa yang tidak mengidolakan sosok legendaris yang saat ini sedang duduk di samping rajanya itu?Dia adalah salah satu orang yang merupakan penggemar fanatik seorang William Mackenzie.Dikarenakan tak mau membuat sang jenderal menunggu lama, dia pun menjawab dengan cepat, “Jenderal, memang ada sesuatu terjadi di sana. Namun, ini sedikit agak rumit.”“Rumit? Apa yang sebenarnya terjadi?” Keannu bertanya dengan nada cemas.“Ada adu mulut yang terjadi hingga membuat James Gardner meninggalkan kelompoknya. Lalu … lalu ….”Staf itu berhenti berbicara lagi, dia melirik penuh rasa takut ke arah Keannu Wellington. Bagaimanapun juga,

  • Sang Dewa Perang Terkuat    134. Keputusan Mutlak

    “Tidak,” jawab Keannu yang sama sekali tak disangka-sangka oleh William.Keannu bahkan mengulangi lagi dengan menekankan satu kata itu, “TIDAK.”William mengerjapkan mata, memasang ekspresi tidak mengerti, “Yang Mulia, tapi … mengapa?”Keannu mendesah pelan, “Itu perang besar, Bill. Kau … sudah memberikan begitu banyak hal untuk istana ini dan sudah tidak terhitung berapa banyak kau mempertaruhkan nyawamu. Aku tidak mau kau harus terlibat lagi.”Oh, sungguh William sangat tersentuh dengan kelembutan hati sang raja. Tapi sang jenderal tetap berujar lagi, “Tapi saya tidak bisa diam saja melihat satu per satu nyawa prajurit direnggut, Yang Mulia.”Keannu terdiam. Sebuah dilema pun besar kembali menghantam dadanya.Sebetulnya dia tahu jika William Mackenzie turun kembali ke medan perang dan memimpin, dia pasti tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Tanpa sedikitpun keraguan dia yakin bila kemenangan pasti akan diraih oleh pihak mereka William tidak pernah kalah dalam perang satu kali pun da

  • Sang Dewa Perang Terkuat    135. Kau Menang!

    “Baik, Jenderal Reece,” jawab Cliff yang tahu jenderalnya sedang bersemangat.Andrew Reece sendiri tidak tahu apakah yang membuat William Mackenzie ingin berbicara dengannya.Akan tetapi, apapun itu, hal itu tidak menutupi rasa bahagianya akhirnya sang jenderal yang telah lama menghilang itu kembali mau menampakkan dirinya. Bahkan, sang jenderal besar masuk ke istana melalui cara yang resmi. Sungguh dia tak sabar untuk menyapa orang yang telah berjasa banyak bagi karirnya itu. Hanya dalam beberapa detik saja, panggilan dari Cliff itu pun mendapatkan jawaban. Cliff segera menyerahkan tablet untuk digunakan berkomunikasi pada Andrew. Andrew begitu sangat gugup tapi tak bisa menutupi rasa senangnya. Ketika dia menatap layar, dia benar-benar melihat wajah sang jenderal yang sangat dia hafal. William terlihat menua tapi Andrew masih bisa melihat garis-garis wajahnya yang tak berubah.“Jenderal Reece,” sapa William dengan senyum tipis.Andrew Reece seketika merasa kikuk. Dipanggil “Jend

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    2. Bagaimana Jika Saya Menolak?

    James seketika menghentikan kegiatannya tapi tetap tidak menoleh ke arah Diego.Diego yang melihat gerakan berhenti James yang tiba-tiba itu seketika menampar mulutnya sendiri seakan sadar bila dia telah salah berbicara.“Ah, apa yang sudah aku katakan? Kau … tentu saja masih menganggapnya sebagai sahabat baikmu. Kalau tidak, mana mungkin kau selalu membuatkannya senjata khusus?” kata Diego dengan penuh rasa bersalah.James mendesah pelan, “Dia pasti bisa lolos tanpa ikut campur tangan dariku.”“Aku tidak yakin, James. Kalau aku yakin, aku tidak mungkin datang lagi ke sini dan memintamu kembali. Bahkan, Putri Rowena dan Pangeran Xylan ….”James mengerutkan kening dan akhirnya menoleh ke arah Diego, “Ada apa dengan mereka?”“Putri Rowena secara khusus mendatangiku saat aku baru saja tiba di istana. Dia memintaku untuk mencari tahu keberadaanmu, James. Pangeran Xylan juga mend

  • Sang Dewa Perang Terkuat    1. Kau Siap?

    “Jenderal, kita sudah terkepung.”Seorang prajurit dengan luka tembak di kaki menyeret dirinya untuk berjalan menuju ke tempat di mana sang jenderal perang Kerajaan Ans De Lou sedang mempersiapkan senjatanya.Prajurit yang terseok-seok ketika berjalan itu sudah tidak mengenakan pelindung kepala dan juga pelindung badannya yang lain. Hal itu membuat sang jenderal perang mendelik marah kepadanya, “Apa yang kau sudah lakukan? Di mana semua pelindungmu?”Sang prajurit dari kelas satu itu hanya bisa meringis menahan sakit dan menjawab, “Tidak bisa digunakan lagi, terlalu banyak luka tembakan.”Riley Mackenzie membelalakkan mata dan seketika melepas kacamata pelindung yang melindungi matanya.Pria muda itu sontak berjongkok dan melihat luka Benedict Arkitson yang ternyata sangat parah. Tidak hanya kakinya saja yang tertembak, tapi bagian perut kirinya rupanya juga terluka parah. Di samping itu, Riley melihat banyak luka lain yang tidak terhitung jumlahnya. “Tetaplah di sini! Staf medis a

  • Sang Dewa Perang Terkuat    Author's Note

    Dear, ReadersIni Zila Aicha yang ingin berterima kasih kepada seluruh pembaca setia novel ini. Saya tahu, season 2 dari buku ini mungkin membuat kecewa sebagian penggemar buku ini. Namun, percayalah saya sudah berusaha membuat buku ini dengan sepenuh hati.Bolehkah saya meminta pendapat Anda mengenai buku ini? Saya akan dengan senang hati membaca komentar Anda semua. Saran dan Kritik pun akan saya terima dengan bahagia.Selanjutnya, saya akan membuat season 3 dari buku ini, tapi Season 3 ini akan menjadi buku dengan tokoh utama “James Gardner.”Semoga Anda semua akan menyukainya.Salam hangat selaluZila Aicha

  • Sang Dewa Perang Terkuat    260. Akhir

    Orang-orang pun berniat mendekati Riley, hendak membantunya. Akan tetapi, ketika mereka melihat James Gardner yang bergerak mendekati Riley, mereka pun hanya bisa diam di tempat mereka.James dengan cepat menangkap tubuh Riley yang terhuyung-huyung seolah tidak sanggup menahan beban tubuhnya sendiri.James mendesah pelan, “Apa yang kau sedang lakukan?”“Mencegahmu pergi,” jawab Riley dengan lemah.James membuang napas dengan kasar dan memapah Riley yang ternyata masih begitu lemah.“Kau tidak perlu membuang-buang waktu dan tenagamu,” kata James.“Mengapa? Kau tidak harus pergi, James. Kau-”“Ini sudah keputusanku,” potong James cepat.Riley menggelengkan kepala, menatap pemuda yang hanya terpaut satu tahun lebih tua darinya itu. “Kau tidak bersalah. Akulah yang brengsek karena ingin mempertahankan sebagai sahabatku.”“Senang sekali kau mengakuinya,” balas James yang kemudian diiringi senyuman samar.“Jika ada yang harus pergi dari sini, maka akulah orangnya, bukan kau,” kata Riley.Ja

  • Sang Dewa Perang Terkuat    259. Ini Salahku!

    Rowena mengangguk lemah, sementara keempat prajurit yang juga berada di dalam ruang rawat itu langsung saling lempar pandang. Riley sendiri butuh beberapa waktu untuk memproses informasi tersebut.Namun, Reiner langsung bertanya, “Yang Mulia, lalu … di mana wakil jenderal perang berada sekarang?”Rowena menoleh dengan cepat, “Aku tidak tahu. Aku … hanya mendengar berita itu dari pelayan istana, baru saja. Mungkin … dia sudah kembali ke asrama atau-”“Terima kasih, Yang Mulia,” Reiner memotong ucapan Rowena dengan cepat akibat terlalu panik.Setelah itu Reiner langsung memberi penghormatan pada sang putri raja dan cepat-cepat meninggalkan area tersebut bersama dengan Diego.Ben juga berujar, “Riley, aku ke sana dulu. Nanti aku … akan ke sini lagi.”Alen ikut mengangguk, “Jangan khawatir! Kami akan langsung memberitahumu bila kami sudah tahu apa yang sedang terjadi.”Riley hanya bisa menatap kepergian teman-temannya dengan tatapan penuh kebingungan.Tinggalah hanya Rowena yang berada d

  • Sang Dewa Perang Terkuat    258. Berita Buruk

    Awalnya Riley sangat ingin memaksa James untuk menjawab perkataannya, namun dia tidak lagi melakukannya saat dia akhirnya memahami James mungkin membutuhkan waktu untuk sendiri.Dia pun menghela napas pelan, “Aku akan bicara lagi dengannya nanti.”Sementara itu, di luar ruang Riley, semua orang yang merupakan teman baik dari kedua anak muda yang sedang memiliki masalah yang cukup rumit itu sontak menatap James dengan tatapan penuh tanya.Ketika Alen dan Ben hanya diam saja lantaran tidak berani bertanya, Diego dengan santai bertanya, “Kau … sudah berbicara dengan Riley?”James mengangguk.“Lalu … bagaimana?” Reiner bertanya dengan nada was-was.James tidak menjawab pertanyaan Reiner dan hanya berkata, “Aku akan kembali ke asrama dulu.”Shin yang mendengar hal itu menggigit bibir dan membalas, “Aku akan menemanimu.”James tidak menolak dan membiarkan Shin ikut bersamanya, sementara Diego dan Reiner tetap di sana.Setelah James dan Shin tidak terlihat lagi di sana, Alen memutuskan masuk

  • Sang Dewa Perang Terkuat    257. Ah, Jadi Begitu!

    James tertawa penuh kecewa ketika dia melihat Riley hanya diam sajaRiley sontak menatapnya tanpa kata.“Kenapa? Apa kau … jangan-jangan memang tidak pernah memiliki niat sekalipun untuk memberitahu masalah itu kepadaku?” James berkata dengan nada tajam.Riley membuka mulut tapi ternyata tidak ada satupun kata-kata yang keluar dari mulut Riley.James semakin kesal melihatnya, “Ah, jadi begitu. Aku mengerti sekarang.”James manggut-manggut dan melangkah mundur, membuat Riley terkejut.“James, ini tidak seperti apa yang sedang kau pikirkan,” kata Riley pada akhirnya bisa membalas ucapan James.James menggelengkan kepala.“Kau memangnya tahu apa yang sedang aku pikirkan, Riley?” James berkata dengan nada sinis.Pemuda itu tidak bisa lagi menyembunyikan rasa kecewanya yang sangat besar, “Kau tidak tahu, Riley. Tapi … aku bisa tahu apa yang sedang kau pikirkan.”“James, aku … tahu aku sudah bersalah kepadamu. Tapi, tolong mengertilah! Posisiku sangat sulit. Aku tidak ingin kau … membenciku

  • Sang Dewa Perang Terkuat    256. Bicaralah Padaku!

    Shin dan Reiner seketika saling melempar pandang, seakan sama-sama bingung harus meninggalkan area itu sesuai permintaan James atau tidak.Akan tetapi, alasan mereka ragu-ragu tentu saja bukan karena mereka berdua khawatir bahwa James akan menyakiti Riley. Justru keduanya lebih mengkhawatirkan James.Sayangnya, James yang tidak mendapatkan jawaban dari dua orang temannya itu sontak menoleh dengan kening berkerut, “Kenapa? Apa kalian berdua tidak percaya padaku?”“Kalian … berpikir aku akan berbuat hal yang … sampai menyakiti Riley? Apa seperti itu?” James menambahkan dengan raut wajah sedih.Shin cepat-cepat menoleh ke arah James, “Tentu saja tidak. Kau tidak akan melakukan hal seburuk itu.”“Jangan salah paham, James! Justru kami … hanya sangat khawatir terhadapmu,” Reiner berujar pelan.James terkejut dan ketika dia menatap kedua temannya itu secara bergantian, dia langsung tahu bahwa kedua teman baiknya itu sama sekali tidak sedang berbohong.Pemuda itu memejamkan matanya dan langs

  • Sang Dewa Perang Terkuat    255. Itu Sudah Terlalu Lama!

    Ben sontak menundukkan kepala.James pun seketika memejamkan matanya, benar-benar tidak mempercayai sebuah kenyataan yang menyakitkan telah menamparnya.Sementara Shin menatap temannya itu dengan pandangan penuh kekecewaan.Dia menyentuh bahu Ben dan bertanya, “Kau tahu soal rahasia besar ini dan kau … diam saja? Apa yang sudah kau lakukan?”Ben terdiam.Shin menghela napas panjang dan memperhatikan ekspresi semua prajurit yang merupakan teman-teman baiknya itu. Pria itu mendesah pelan, “Bukankah kita ini … semuanya teman? Bagaimana bisa kau … dan kau menyembunyikan hal penting ini?”Ben mengangkat kepala, “Lalu, kau berharap aku melakukan apa?”“Melakukan apa katamu?” balas Shin sengit.“Kau pikir itu mudah? Menyembunyikan rahasia sebesar ini? Pikirmu … apa yang terjadi jika aku memberitahu kau dan yang lain? Apalagi James. Dia … pasti akan bertengkar dengan Riley. Mereka akan-”“Sialan!” James mengumpat karena sudah tidak tahan.Pemuda itu berkata, “Jangan berlagak kau tahu tentang

DMCA.com Protection Status