Share

124. Mustahil!

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2023-07-21 21:41:22

"Sekretaris istana, kalah atau menang dalam perang itu adalah hal yang biasa terjadi." Bill menjawab tanpa berhenti berjalan.

"Mana mungkin kau bisa kalah?" balas Amanda sama sekali tak percaya.

Bill kembali menjawab dengan santai, "Aku manusia biasa, Amanda. Tentu saja aku bisa kalah."

Amanda menggelengkan kepalanya, "Tidak mungkin. Kau ... sama sekali tidak pernah kalah. Aku tidak percaya ada yang bisa mengalahkanmu. Kau ... ah, katakan padaku apa yang terjadi sebenarnya?"

Bill berkata lagi, "Anggap saja dia lebih hebat dariku."

"Mana ada yang bisa lebih hebat darimu? Aku tidak pernah menemukannya. Dewa Maut sepertimu bisa kalah? Itu mustahil," tambah Amanda, terlihat tak percaya sedikit pun.

Tapi, kemudian Amanda segera menutup mulutnya dengan cepat dan sadar bila banyak prajurit William Mackenzie yang mendengarkan ucapannya. Dia pun mendadak panik.

Dia berkata, "Bill. Aku tak sengaja."

Akan tetapi, Andrew Reece berkata dengan nada menenangkan, "Anda tak perlu khawatir, Sekretaris
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Sang Dewa Perang Terkuat    125. Saran Jody

    "Apa kau yakin bisa menang atas kerajaan kecil itu, Jenderal Gardner?" tanya Keannu, berniat memastikan. Jody Gardner segera menyahut dengan penuh kepercayaan diri, "Tentu, Yang Mulia. Saya akan mendapatkan kemenangan yang tidak bisa diberikan oleh Jenderal Stewart." Keannu Wellington terlihat puas mendengar jawaban Jody Gardner. Namun, kendati demikian, Keannu tetap merasa ada sesuatu yang sangat ganjal. Saat raja muda itu tengah berpikir, Bill pun berbicara lagi, "Yang Mulia, mengapa Anda bersikeras mengalahkan kerajaan itu? Tidakkah lebih baik menghadapi kerajaaan lain, Yang Mulia? Untuk apa menghabiskan dana untuk perang itu?" "Untuk apa? Apa kau lupa bila kekalahan kita ini karena kesalahanmu, Jenderal Stewart?" ucap Jody Gardner. Keannu meminta Jody Gardner menutup mulut, sementara dia menjawab, "Lalu, memang apa solusimu untuk masalah ini, Jenderal Stewart? Kau sudah kalah dari Kerajaan Fleshy. Apa yang bisa kau lakukan sekarang?" William Mackenzie pun merasa senang karen

    Last Updated : 2023-07-22
  • Sang Dewa Perang Terkuat    126. Perbandingan

    Akan tetapi, Bill tentu saja tidak akan membiarkan Jody menang darinya sehingga dia pun berkata, "Ah, saya lupa akan satu hal. Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengatasi kekalahan masing-masing."Jody yang sempat merasa senang itu kini kesal kembali.Pria berusia hampir tiga puluh enam tahun itu pun berkata, "Yang Mulia, mohon beri saya waktu untuk beristirahat. Setelah itu, saya akan memberikan kontribusi saya untuk kerajaan ini."Tak perlu bertanya lebih lanjut, Keannu langsung mengerti akan perkataan William Mackenzie.Sang raja muda itu pun menjawab, "Ya, kau boleh beristirahat seperti yang kau mau.""Terima kasih atas kemurahan hati Anda, Yang Mulia. Kalau begitu, saya mohon izin untuk meninggalkan istana selama beberapa waktu bersama istri saya," ucap Bill.Keannu hampir saja akan meneriakkan keberatannya tapi dia tahu dia tidak bisa melakukannya. Tatapan Bill jelas tidak membiarkan dirinya melakukan hal tersebut.Maka, mau tak mau Keannu hanya bisa berkata, "Ya, aku

    Last Updated : 2023-07-23
  • Sang Dewa Perang Terkuat    127. Kepulangan

    Akan tetapi, tiba-tiba saja Andrew Reece teringat bila dirinya tidak berhak ikut campur atas masalah itu."Tak usah dikatakan," cegah Andrew.Mark Donovan yang sudah siap meluncurkan idenya pun menatap heran, "Kenapa, Tuan?""Ini tidak benar." Andrew berdiri, menatap Mark dengan pandangan lelah."Apanya yang tidak benar?""Memang ini tidak adil bagi Jenderal Mackenzie, tapi kita juga tidak tahu apa yang mungkin dipikirkan oleh beliau."Andrew mengambil jeda sejenak, "Karena kalau dipikir-pikir, beliau adalah seorang jenderal besar. Tentu sangat mudah baginya bila beliau ingin pergi dari istana ini dan tak kembali."Mark Donovan seolah baru saja dipukul kepalanya dengan palu. Dia juga tersadar."Astaga, kau benar. Jika beliau tidak kembalipun, juga tidak akan ada yang berani melawannya. Bahkan, Raja Keannu sekalipun pasti tidak akan bisa menahannya. Kalau Jenderal Mackenzie tetap bersikeras berada di istana ini, berarti dia memiliki tujuan tertentu," jelas Mark.Andrew mengangguk. "Ma

    Last Updated : 2023-07-24
  • Sang Dewa Perang Terkuat    128. Pesta

    George pun sontak memerintahkan anak buahnya untuk menyelidiki tentang kemunculan Bill dan Cassandra Wood.Namun, setelah diberi waktu selama 24 jam nyatanya mereka tak mendapatkan apapun."Aku sudah membayarmu dengan begitu mahal, bagaimana bisa kau tidak bisa mendapatkan informasi sedikitpun mengenai mereka?" ucap George dengan tampang yang begitu murka.Shirley yang juga ada di sana bersama dengan sang kakak menanggapi, "Sudahlah, George. Percuma saja. Tak ada gunanya menyelidikinya sekarang. Kita tunggu saja sampai kita datang ke pesta itu."Christopher Wood kini merasa kalah. Dia memang tahu bila cucu menantunya itu sudah lebih baik daripada dahulu.Tidak hanya harta yang telah berhasil ia dapatkan tetapi juga sebuah pekerjaan yang bahkan dia dapatkan di istana.Pertemuan mereka yang lalu pun juga telah membuktikan bila Bill bukanlah seorang pecundang seperti yang dulu sering dia katakan.Akan tetapi, justru itulah yang membuat Christopher merasa akan kesusahan membuat cucunya pe

    Last Updated : 2023-07-27
  • Sang Dewa Perang Terkuat    129. Tamu Tak Diundang

    "Kurasa begitu, Kek," sahut Shirley.Christopher pun tersenyum tiba-tiba, "Kalau begitu, mungkin orang itu benar-benar memiliki masalah dengan Bill."George mengerutkan kening, "Bukankah itu bagus, Kek? Jika orang itu membuat masalah, kita hanya tinggal memberi bumbu saja kan?"Kakek tua itu mengangguk senang, "Kau benar. Ah, sayang sekali. Ternyata tidak hanya kita yang membenci pecundang itu."Shirley menanggapi, "Aku tidak bisa lupa apa yang dia perbuat. Sampai kapanpun aku tidak akan membiarkan dia bersenang-senang."Hal itu tentu saja berhubungan dengan hadiah yang diterima dari Bill saat itu.Terkadang dia tidak bisa percaya bila hadiah sialan itu bisa menyebabkan dirinya kehilangan seorang suami. "Sudahlah, kita akan membalasnya. Dia boleh senang kali ini tapi aku yakin itu tak akan berlangsung lama, percayalah padaku," ucap George meyakinkan sang adik.Sementara itu, Bill sedang melempar pandang penuh tanya ke arah Andrew Reece yang hanya bisa meneguk ludah lantaran perasaan

    Last Updated : 2023-07-28
  • Sang Dewa Perang Terkuat    130. Kehidupan Luar Istana

    Dalam beberapa detik Jody Gardner terlihat membatu begitu mendengar ucapan dari Bill.Kalimat itu diucapkan dengan suara yang begitu dingin dan menusuk sampai-sampai rasanya dia hampir menggigil karenanya.Jody bahkan merasa tenggorokannya terasa kering hingga begitu sakit sampai tak bisa menelan ludah.Aneh.Dia merasa ketakutan hanya dengan mendengar suara itu.Dia pun mulai bertanya-tanya, di mana asalnya rasa takut yang begitu mencekam dirinya ini? Rasanya tidak pernah dia merasa begitu takut selama ini seumur hidupnya.Akan tetapi, saat dia mulai teringat akan sesuatu, matanya pun terbelalak karena terlalu terkejut.William Mackenzie.Satu-satunya orang yang mampu membuatnya bergidik ngeri dan tunduk terhadap perintahnya.Hanya jenderal besar itu yang bisa membuatnya tak bisa berkutik.Jody pun memutar pandangan dan menatap mata yang sedang menatapnya dengan tajam itu."Kau ... tidak mungkin," ucap Jody dengan suara serak.Suaranya memang telah kembali tetapi tidak dengan kebera

    Last Updated : 2023-07-29
  • Sang Dewa Perang Terkuat    131. Bertanya Pada Raja

    "Kau ... pasti sedang mabuk, sampai-sampai kau berbicara seperti ini," ucap Andrew tiba-tiba.Sean ingin sekali membantah, tapi dia terdiam sejenak.Andrew berujar, "Asal kau tahu saja, tidak semua orang bisa menjadi seorang prajurit. Bukankah kau juga tahu bagaimana sulitnya tes yang kau lalui untuk sampai ke tahap ini, Sean?""Bagaimana bisa kau berkata seolah sekarang kau tidak menginginkan kehidupan menjadi seorang prajurit? Apa kau sudah gila?" lanjut Andrew.Sean terbungkam seketika. Laki-laki muda itu pun menunduk dalam, seakan baru saja ditampar dengan begitu keras. Sementara Howard dan Mark terlihat disadarkan dengan guyuran air dingin."Bukankah kalian beberapa waktu yang lalu baru mengatakan telah merasa begitu bahagia karena sudah berada di dalam pasukan Jenderal Mackenzie?" tanya Andrew yang terlihat telah kehilangan kesabaran.Dia menatap ketiga orang itu secara bergantian dan akhirnya berkata, "Kalau saja Jenderal Mackenzie mendengarkan perkataan kalian tadi, dia pasti

    Last Updated : 2023-08-01
  • Sang Dewa Perang Terkuat    132. Menyalahi Aturan

    Tubuh Jody Gardner terasa memberat dan mungkin dia akan berubah menjadi batu setelah mendengar ucapan sang raja.Laki-laki tiba-tiba saja kehilangan suaranya dan tak sanggup memecahkan satu kata pun.Keannu Wellington yang melihat keterkejutan di mata Sang Jenderal Perang pun kemudian hanya berkata, "Kau tak perlu terkejut seperti itu, Jenderal."Apa dia sudah gila? Mana mungkin aku tidak terkejut setelah mendengar fakta yang sangat mengejutkan itu? Jody Gardner hanya bisa membatin.Bagaimana dia bisa mengetahui semua itu? Seingatnya, semua prajurit yang terlibat dalam kejadian itu sudah tidak ada.Semua prajurit itu telah gugur dalam perang lain dan jika pun ada yang masih hidup tak ada yang masih berada di dalam istana.Rasa-rasanya tidak mungkin rajanya bisa menemukan orang-orang itu."Kau pasti bertanya-tanya bagaimana aku bisa tahu mengenai hal ini," ucap Keannu dengan begitu santainya.Jody Gardner bersusah payah untuk meneguk ludahnya tetapi masih belum bisa berbicara.Dia pun

    Last Updated : 2023-08-02

Latest chapter

  • Sang Dewa Perang Terkuat    58. Penumpang Cerewet

    Pemuda berusia 23 tahun itu melonggarkan bagian kerah kemejanya dan kemudian duduk dengan nyaman. Wajahnya tampak cerah penuh senyuman. Bahkan, salah seorang penumpang lain yang duduk satu kompartemen dengannya merasa bila pemuda yang membawa tas ransel dengan lambang Kerajaan Ans De Lou itu merupakan pria muda yang sangat ceria.“Maaf, di mana Anda akan turun?” Gary bertanya untuk sekedar berbasa-basi dengan teman satu kompartemennya itu.Pria yang terlihat seusia dengannya itu pun menjawab, “Vues Hill.”Gary mengangguk, “Oh, Anda berarti turun sebelum saya.”“Anda memang turun di mana?” pria itu bertanya balik. “Ah, saya akan turun di stasiun terakhir, Wenderstein,” jawab Gary.Pria itu mengerutkan dahi, “Wenderstein? Anda berasal dari daerah … yang pernah menjadi milik Kerajaan Sealand rupanya.”Gary tersenyum ramah dan mengangguk, “Anda sepertinya mengetahui daerah saya.”Pria itu langsung manggut-manggut, “Tentu saja. Saya pernah pergi ke sana beberapa kali.”Gary sebetulnya en

  • Sang Dewa Perang Terkuat    57. Satu Hari Cukup?

    “Mohon ampuni saya, Yang Mulia. Saya … akan berhenti berbicara dan mendengarkan Anda,” kata Gary Davis yang setelah mengucapkan hal itu segera menutup mulutnya rapat-rapat. Lelaki muda itu pun juga menundukkan kepala seolah takut bila dirinya akan membuat sang raja muda murka kepadanya.Xylan mendesah pelan melihat kepatuhan asisten pribadinya itu dan kemudian menanggapi, “Gary, aku … sudah mengingkari janjiku. Aku tidak bisa membuatmu menempati posisi penting di istana ini.”Dia mengamati ekspresi wajah Gary yang sialnya tidak terlihat olehnya karena kepalanya tertunduk agak dalam.Tetapi, melihat Gary yang tidak bergerak sedikitpun Xylan yakin Gary mendengarkan semua perkataannya dengan baik-baik.“Tapi … bukan berarti aku tidak bisa melakukannya selamanya,” Xylan melanjutkan.Perkataan Xylan berhasil membuat Gary sedikit menggerakkan kepalanya tapi masih tetap dalam posisi tertunduk.Xylan tersenyum samar dan menambahkan, “Iya, Gary. Kau tidak salah mendengar. Aku hanya menunda pe

  • Sang Dewa Perang Terkuat    56. Katakanlah, Yang Mulia!

    “Jenderal Gardner, kau selalu bisa membaca apa yang ada di dalam otakku,” Xylan menjawab pelan.Sudut bibir James pun terangkat sedikit membentuk sebuah senyuman tipis.“Katakanlah, Yang Mulia! Saya siap membantu Anda,” James berujar santai.Xylan menganggukkan kepala, “Ini tentang kau.”“Tentang saya?” James mengulang dengan ekspresi terkejut.Pria muda itu sama sekali tidak mengira bahwa jawaban dari sang raja justru mengenai dirinya. Dia pikir yang dimaksud Xylan adalah kekhawatirannya terhadap pemerintahan. Dengan nada bingung dia bertanya, “Apakah ada sesuatu yang saya lakukan mengganggu Anda, Yang Mulia?” Xylan menggelengkan kepala dengan tegas, “Tidak. Kau justru lebih banyak membantuku dan itu sudah di luar ekspektasiku.”Hal itu tentu semakin membuat James tidak mengerti, “Lantas apa yang Anda pikirkan tentang saya?”“Ini soal perjanjian kita sebelum aku dilantik,” jawab Xylan.Dahi lebar James mengerut, tapi dia segera menyadari dengan cepat tentang apa yang dimaksud oleh

  • Sang Dewa Perang Terkuat    55. Tidak Kecewa?

    Seorang staf wanita dari kementerian lain seketika menertawakan perkataan Celine Klein. Wanita muda itu adalah Lucy Berry.Tetapi Celine, wanita muda berusia dua puluh lima tahun itu hanya menatapnya dengan alis terangkat sebelah. Dia tidak tampak terganggu sama sekali, justru penasaran.Beberapa orang juga akhirnya ikut tertawa bersama wanita yang juga terlihat seusia dengan Celine.Dikarenakan tidak mendapatkan tanggapan sesuai yang dia inginkan, Lucy berkata dengan nada sinis, “Kenapa kalau Raja Xylan memilih seorang wanita dari kalangan biasa? Apa … kau berminat menjadi istrinya?”Celine hendak menjawab, tapi Lucy menertawakan dirinya lagi dan berujar, “Jangan terlalu banyak berharap! Meskipun Raja Xylan memilih seorang wanita yang bukan berasal dari anggota keluarga kerajaan, dia tetap tidak mungkin melirik seorang staf biasa sepertimu.”Tatapan matanya pada Celine jelas sangat meremehkan, namun Celine tetap terlihat tenang dan santai.Wanita muda itu malah dengan berani berkata,

  • Sang Dewa Perang Terkuat    54. Raja Terbaik?

    Perkataan Perdana Menteri Kerajaan Ans De Lou yang telah berjasa banyak untuk negeri itu seketika membuat sebagian besar menteri di istana itu menjadi terkesima.Banyak di antara mereka yang takut bernapas. Bahkan, ada juga yang tidak berani hanya sekedar menggerakkan bola mata mereka. Hal itu lantaran menurut mereka Philip Crawford terlalu berani sehingga mereka berpendapat bahwa kali itu raja muda yang baru saja dilantik itu pasti akan kehilangan kesabarannya dan marah besar.Reiner Anderson, salah satu komandan perang di negeri itu hampir merasa jika hal itu adalah akhir dari perdebatan yang terjadi antara dua orang yang berbeda generasi itu.“Perdana Menteri Crawford pasti tamat kali ini. Raja Xylan tidak mungkin membiarkannya,” kata Reiner dengan nada suara terdengar penuh kengerian.Josh Cleve mengedipkan mata dan berkata, “Kau benar, Rei. Tuduhan itu sedikit keterlaluan menurutku. Kalau begitu caranya, raja muda itu pasti akan mendepak si tua Crawford.”Benedict Arkitson yang

  • Sang Dewa Perang Terkuat    53. Demi Kebaikan

    Philip Crawford pun menjawab, “Yang Mulia, Anda telah melakukan kesalahan besar.”Semua orang menahan napas mendengar jawaban yang sangat berani yang dikatakan oleh Philip.Bahkan, Ashton Rowles tampak terkejut setengah mati hingga lupa menutup mulutnya yang terbuka lebar.“Astaga! Apa Perdana Menteri sudah hilang akal?” gumam seorang menteri yang berdiri tidak jauh dari Ashton.Seorang temannya yang juga merupakan menteri pun membalas, “Dia memang sudah gila.”“Aku rasa dia berani membantah raja karena dia tidak rela kehilangan jabatannya,” sahut menteri lain.Seorang staf kementerian kehutanan mengangguk, “Anda semua benar, menteri. Sepertinya Perdana Menteri Crawford tidak bisa menerima keputusan raja.”“Itu sudah jelas. Hanya saja … kalau aku menjadi Perdana Menteri, aku akan melakukan hal yang sama,” kata seorang staf kementerian yang lain.Menteri Sosial menanggapi, “Mengapa?”Orang itu mengangkat bahu, “Masalahnya adalah … dia digantikan oleh seorang yang memiliki kriteria jauh

  • Sang Dewa Perang Terkuat    52. Ya, Perdana Menteri?

    “Tidak, sudah aku katakan dia tidak mungkin melakukannya, Perdana Menteri,” Ashton Rowles berkata pelan.Namun, dari nada suaranya, Philip merasakan bila Ashton pun tidak yakin dengan apa yang dia katakan.Hal itu membuat Philip mendecakkan lidah, sedangkan Ashton sendiri juga sebenarnya mulai tidak yakin dan keheranan.Akan tetapi, dia tidak akan mengungkapkan keraguannya itu pada Philip karena tidak mau seniornya tersebut merasa kesal.“Sudahlah, kalau dia memang berniat memecatku, aku akan terima. Mungkin ini memang sudah waktunya aku pensiun dari istana,” kata Philip dengan nada terdengar muram.Ashton sontak merasa kasihan tapi dia tahu dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu keputusan raja.“Jabatan Perdana Menteri Kerajaan Ans De Lou tetap akan dipegang Philip Crawford yang telah berjasa begitu banyak untuk kerajaan ini,” kata Xylan.Philip melongo tak percaya.Sementara Ashton langsung tertawa lega dan berkata, “Aku benar kan, Perdana Menteri? Dia tidak memecatmu.”“Sel

  • Sang Dewa Perang Terkuat    51. Para Menteri

    Rupanya Ashton tidak tersinggung meskipun Philip berkata kepadanya dengan nada sinis.Ashton malah tersenyum menenangkan, “Aku tidak mungkin menertawakan seniorku, Perdana Menteri.”Usia Ashton memang lima belas tahun lebih muda daripada Philip. Selain usianya yang jauh di bawah Philip, Ashton juga memiliki lebih sedikit pengalaman dibandingkan Philip.Ashton Rowles baru menginjakkan kakinya di istana itu sekitar dua belas tahun lalu, tepat di saat dia berusia 30 tahun. Dia diangkat sebagai Menteri Pendidikan 4 tahun yang lalu di saat usianya baru 38 tahun.Dia memang salah satu menteri termuda yang pernah ada di Kerajaan Ans De Lou, tapi jika dibandingkan dengan Philip Crawford yang telah mengabdikan diri di istana selama lebih dari dua puluh tahun, tentu saja dia tidak sebanding.“Lalu, kenapa?” Philip bertanya, masih dengan nada sebal.Ashton pun menjawab, “Raja Xylan menghargai orang lain. Aku … sangat yakin bila dia akan mempertahankan kau, Perdana Menteri.”Philip terpana, “Kenap

  • Sang Dewa Perang Terkuat    50. Keterkejutan

    “Silakan, Yang Mulia,” James berujar pelan pada sang raja muda itu.Xylan Wellington pun mengangguk penuh kelegaan.Dengan keberanian yang memang selalu dimilikinya, Xylan mulai memberikan sambutan pertamanya sebagai raja Kerajaan Ans De Lou.Pemuda itu tampak luwes dan bahkan sangat karismatik. Dengan sangat lancar dia menyampaikan seluruh pidatonya. Tidak sekalipun dia tersendat-sendat. Begitu banyak orang yang langsung mengaguminya. Tidak hanya para pejabat dan staf istana saja yang terkesan akan kemampuan berpidato Xylan, tapi sebagian besar penghuni istana itu juga terlihat menyukai Xylan.“Dia memang masih sangat muda, tapi aku yakin dia akan bisa menjadi raja yang baik, seperti ayah dan kakeknya,” kata salah seorang pelayan perempuan di istana besar itu.Seorang teman yang berdiri di sebelahnya menanggapi, “Dia tidak hanya memiliki wajah yang sangat tampan, tapi juga sangat berwibawa. Aku … sampai tidak percaya rasanya kalau pangeran kecil itu sekarang telah resmi menjadi raja

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status