Share

126. Perbandingan

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-23 21:24:42

Akan tetapi, Bill tentu saja tidak akan membiarkan Jody menang darinya sehingga dia pun berkata, "Ah, saya lupa akan satu hal. Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengatasi kekalahan masing-masing."

Jody yang sempat merasa senang itu kini kesal kembali.

Pria berusia hampir tiga puluh enam tahun itu pun berkata, "Yang Mulia, mohon beri saya waktu untuk beristirahat. Setelah itu, saya akan memberikan kontribusi saya untuk kerajaan ini."

Tak perlu bertanya lebih lanjut, Keannu langsung mengerti akan perkataan William Mackenzie.

Sang raja muda itu pun menjawab, "Ya, kau boleh beristirahat seperti yang kau mau."

"Terima kasih atas kemurahan hati Anda, Yang Mulia. Kalau begitu, saya mohon izin untuk meninggalkan istana selama beberapa waktu bersama istri saya," ucap Bill.

Keannu hampir saja akan meneriakkan keberatannya tapi dia tahu dia tidak bisa melakukannya. Tatapan Bill jelas tidak membiarkan dirinya melakukan hal tersebut.

Maka, mau tak mau Keannu hanya bisa berkata, "Ya, aku
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Dewa Perang Terkuat    127. Kepulangan

    Akan tetapi, tiba-tiba saja Andrew Reece teringat bila dirinya tidak berhak ikut campur atas masalah itu."Tak usah dikatakan," cegah Andrew.Mark Donovan yang sudah siap meluncurkan idenya pun menatap heran, "Kenapa, Tuan?""Ini tidak benar." Andrew berdiri, menatap Mark dengan pandangan lelah."Apanya yang tidak benar?""Memang ini tidak adil bagi Jenderal Mackenzie, tapi kita juga tidak tahu apa yang mungkin dipikirkan oleh beliau."Andrew mengambil jeda sejenak, "Karena kalau dipikir-pikir, beliau adalah seorang jenderal besar. Tentu sangat mudah baginya bila beliau ingin pergi dari istana ini dan tak kembali."Mark Donovan seolah baru saja dipukul kepalanya dengan palu. Dia juga tersadar."Astaga, kau benar. Jika beliau tidak kembalipun, juga tidak akan ada yang berani melawannya. Bahkan, Raja Keannu sekalipun pasti tidak akan bisa menahannya. Kalau Jenderal Mackenzie tetap bersikeras berada di istana ini, berarti dia memiliki tujuan tertentu," jelas Mark.Andrew mengangguk. "Ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-24
  • Sang Dewa Perang Terkuat    128. Pesta

    George pun sontak memerintahkan anak buahnya untuk menyelidiki tentang kemunculan Bill dan Cassandra Wood.Namun, setelah diberi waktu selama 24 jam nyatanya mereka tak mendapatkan apapun."Aku sudah membayarmu dengan begitu mahal, bagaimana bisa kau tidak bisa mendapatkan informasi sedikitpun mengenai mereka?" ucap George dengan tampang yang begitu murka.Shirley yang juga ada di sana bersama dengan sang kakak menanggapi, "Sudahlah, George. Percuma saja. Tak ada gunanya menyelidikinya sekarang. Kita tunggu saja sampai kita datang ke pesta itu."Christopher Wood kini merasa kalah. Dia memang tahu bila cucu menantunya itu sudah lebih baik daripada dahulu.Tidak hanya harta yang telah berhasil ia dapatkan tetapi juga sebuah pekerjaan yang bahkan dia dapatkan di istana.Pertemuan mereka yang lalu pun juga telah membuktikan bila Bill bukanlah seorang pecundang seperti yang dulu sering dia katakan.Akan tetapi, justru itulah yang membuat Christopher merasa akan kesusahan membuat cucunya pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-27
  • Sang Dewa Perang Terkuat    129. Tamu Tak Diundang

    "Kurasa begitu, Kek," sahut Shirley.Christopher pun tersenyum tiba-tiba, "Kalau begitu, mungkin orang itu benar-benar memiliki masalah dengan Bill."George mengerutkan kening, "Bukankah itu bagus, Kek? Jika orang itu membuat masalah, kita hanya tinggal memberi bumbu saja kan?"Kakek tua itu mengangguk senang, "Kau benar. Ah, sayang sekali. Ternyata tidak hanya kita yang membenci pecundang itu."Shirley menanggapi, "Aku tidak bisa lupa apa yang dia perbuat. Sampai kapanpun aku tidak akan membiarkan dia bersenang-senang."Hal itu tentu saja berhubungan dengan hadiah yang diterima dari Bill saat itu.Terkadang dia tidak bisa percaya bila hadiah sialan itu bisa menyebabkan dirinya kehilangan seorang suami. "Sudahlah, kita akan membalasnya. Dia boleh senang kali ini tapi aku yakin itu tak akan berlangsung lama, percayalah padaku," ucap George meyakinkan sang adik.Sementara itu, Bill sedang melempar pandang penuh tanya ke arah Andrew Reece yang hanya bisa meneguk ludah lantaran perasaan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-28
  • Sang Dewa Perang Terkuat    130. Kehidupan Luar Istana

    Dalam beberapa detik Jody Gardner terlihat membatu begitu mendengar ucapan dari Bill.Kalimat itu diucapkan dengan suara yang begitu dingin dan menusuk sampai-sampai rasanya dia hampir menggigil karenanya.Jody bahkan merasa tenggorokannya terasa kering hingga begitu sakit sampai tak bisa menelan ludah.Aneh.Dia merasa ketakutan hanya dengan mendengar suara itu.Dia pun mulai bertanya-tanya, di mana asalnya rasa takut yang begitu mencekam dirinya ini? Rasanya tidak pernah dia merasa begitu takut selama ini seumur hidupnya.Akan tetapi, saat dia mulai teringat akan sesuatu, matanya pun terbelalak karena terlalu terkejut.William Mackenzie.Satu-satunya orang yang mampu membuatnya bergidik ngeri dan tunduk terhadap perintahnya.Hanya jenderal besar itu yang bisa membuatnya tak bisa berkutik.Jody pun memutar pandangan dan menatap mata yang sedang menatapnya dengan tajam itu."Kau ... tidak mungkin," ucap Jody dengan suara serak.Suaranya memang telah kembali tetapi tidak dengan kebera

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-29
  • Sang Dewa Perang Terkuat    131. Bertanya Pada Raja

    "Kau ... pasti sedang mabuk, sampai-sampai kau berbicara seperti ini," ucap Andrew tiba-tiba.Sean ingin sekali membantah, tapi dia terdiam sejenak.Andrew berujar, "Asal kau tahu saja, tidak semua orang bisa menjadi seorang prajurit. Bukankah kau juga tahu bagaimana sulitnya tes yang kau lalui untuk sampai ke tahap ini, Sean?""Bagaimana bisa kau berkata seolah sekarang kau tidak menginginkan kehidupan menjadi seorang prajurit? Apa kau sudah gila?" lanjut Andrew.Sean terbungkam seketika. Laki-laki muda itu pun menunduk dalam, seakan baru saja ditampar dengan begitu keras. Sementara Howard dan Mark terlihat disadarkan dengan guyuran air dingin."Bukankah kalian beberapa waktu yang lalu baru mengatakan telah merasa begitu bahagia karena sudah berada di dalam pasukan Jenderal Mackenzie?" tanya Andrew yang terlihat telah kehilangan kesabaran.Dia menatap ketiga orang itu secara bergantian dan akhirnya berkata, "Kalau saja Jenderal Mackenzie mendengarkan perkataan kalian tadi, dia pasti

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-01
  • Sang Dewa Perang Terkuat    132. Menyalahi Aturan

    Tubuh Jody Gardner terasa memberat dan mungkin dia akan berubah menjadi batu setelah mendengar ucapan sang raja.Laki-laki tiba-tiba saja kehilangan suaranya dan tak sanggup memecahkan satu kata pun.Keannu Wellington yang melihat keterkejutan di mata Sang Jenderal Perang pun kemudian hanya berkata, "Kau tak perlu terkejut seperti itu, Jenderal."Apa dia sudah gila? Mana mungkin aku tidak terkejut setelah mendengar fakta yang sangat mengejutkan itu? Jody Gardner hanya bisa membatin.Bagaimana dia bisa mengetahui semua itu? Seingatnya, semua prajurit yang terlibat dalam kejadian itu sudah tidak ada.Semua prajurit itu telah gugur dalam perang lain dan jika pun ada yang masih hidup tak ada yang masih berada di dalam istana.Rasa-rasanya tidak mungkin rajanya bisa menemukan orang-orang itu."Kau pasti bertanya-tanya bagaimana aku bisa tahu mengenai hal ini," ucap Keannu dengan begitu santainya.Jody Gardner bersusah payah untuk meneguk ludahnya tetapi masih belum bisa berbicara.Dia pun

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-02
  • Sang Dewa Perang Terkuat    133. Ratu Boneka

    Jody Gardner pun segera membalikkan badan dan memberi hormat kepada sang ratu bersama dengan pengikutnya. "Ampun, Yang Mulia Ratu," ucap Jody sambil menundukkan kepala, seolah tak berani menatap ke arah sang ratu. Monica Wilhelm pun berkata dengan pelan, "Jadi, siapa orang yang sedang kau bicarakan dengan begitu bersemangat tadi, Jenderal Gardner?" Jody Gardner menelan ludahnya dengan gugup tapi dia tetap menjawab, "Yang Mulia, Anda hanya salah paham saja." Monica terlihat tertawa sinis saat mendengar jawaban Jody. "Apa kau pikir aku ini tuli, Jenderal Gardner?" tanya sang ratu. Steven seketika membelalakkan mata dan dirinya pun ikut berlutut memohon ampun. "Mohon ampun, Yang Mulia. Saya tidak bermaksud berbicara seperti itu," ucap Jody. Monica berkata, "Ah, baiklah jika kau tidak mau akan terus terang kepadamu. Aku saja yang akan bicara." Jody mengerutkan keningnya sementara Steven terlihat begitu terkejut dengan perkataan sang ratu. "Jenderal Gardner, kalau tidak salah kala

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-03
  • Sang Dewa Perang Terkuat    134. Berebut Pasukan

    Hari berikutnya, di rumah milik keluarga kecil William Mackenzie, Cassandra Wood sedang menekuk wajahnya begitu mendengarkan pengakuan suaminya."Jadi, selama ini kau menyembunyikan itu dariku, Bill?" tanya Cassandra yang untuk ketiga kalinya.Bill pun dengan berulang kali menjawab, "Aku hanya belum menceritakan hal itu kepadamu, Cassie."Cassandra kembali mendengus keras. "Astaga, tidak bisa dipercaya. Mac milikmu. Bagaimana bisa?"Bill menghela napas panjang, sudah menduga bila istrinya tidak akan mudah percaya kepadanya."Aku memulainya sejak aku masih muda, Cassie. Berikut beberapa perusahaanku yang lain. Semua ada di daftar itu," jelas Bill sambil menunjuk sebuah map besar yang berisi tentang seluruh aset yang Bill miliki.Cassandra menoleh ke arah suaminya, "Ternyata aku memang benar-benar tidak mengenalmu. Hanya sedikit saja yang aku tahu tentangmu."Wanita itu terlihat terganggu dengan hal itu. "Lantas, apa lagi yang masih kau sembunyikan dariku? Apa nanti kau akan kembali me

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-04

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    42. Alasan James

    Bibir William terangkat ke atas sekali lagi, membentuk sebuah senyuman hangat.“James, tanpa aku menjelaskannya, kau … pasti tahu sendiri kan?” William berkata pelan.Setelah itu sang lelaki tua yang dulu pernah menjadi seorang prajurit terkuat di kerajaan itu pun menepuk punggung belakang James dan kemudian pergi meninggalkan James yang termenung.Pria muda itu menelan ludah secara susah payah. Tiba-tiba saja dia teringat semua hal tentang Riley, lebih tepatnya persahabatan mereka yang telah mereka jalin sejak awal.Semua kenangan-kenangan itu kembali muncul. Salah satu kenangan yang mengusiknya adalah ketika mereka masih belum resmi dilantik menjadi prajurit. Saat itu dia kesal dan mengambil keputusan bodoh dan nekad yakni menyerang musuh sebagai pembuktian bahwa dia berbeda dari sang ayah. Lalu, satu-satunya orang yang benar-benar peduli terhadapnya adalah Riley. Dialah yang mengorbankan diri untuk menyelamatkannya. Pada waktu itu, dia dan Riley sama-sama berstatus sebagai seora

  • Sang Dewa Perang Terkuat    41. Saudaranya?

    James Gardner pun mengangguk, “Iya, Yang Mulia. Bolehkah saya melakukannya?”Xylan Wellington dengan cepat mengangguk, “Pergilah, Jenderal Gardner. Kau bisa berbicara dengannya.”James bersyukur lantaran Xylan tidak menahannya.“Terima kasih, Yang Mulia,” kata James yang kemudian dia segera meninggalkan sang putra mahkota bersama dengan tiga orang prajurit kelas satu untuk menjaganya.Sesungguhnya tiga prajurit itu tentu tidak sebanding dengannya. Namun, dia memilih untuk mempercayai mereka bertiga.Beruntung, rupanya William Mackenzie yang terlihat jauh lebih tua beberapa tahun itu ternyata juga sedang mencarinya sehingga pertemuan mereka pun tidak mengalami rintangan apapun.“Jenderal Mackenzie,” James menyapa ayah dari sahabatnya itu dengan hormat.William Mackenzie tersenyum samar dan membalas, “Jenderal Gardner.”James mengangguk, “Anda … Anda baik-baik saja, Jenderal?”William kembali mengulas sebuah senyuman dan berkata dengan nada pelan, “Bagaimana aku bisa baik-baik saja keti

  • Sang Dewa Perang Terkuat    40. Tidak Tahu Apapun?

    James sontak Gardner tersenyum miring. Dia tahu ternyata memang tidak mudah menjadi perisai Xylan Wellington. Tapi, dia sungguh-sungguh tidak menyangka bila putra mahkota yang menurutnya sangat pintar itu ternyata juga sangat polos.Kepintarannya rupanya berbanding terbalik dengan pengetahuannya dalam hal memahami dunia sekitarnya.Namun, dia sudah memutuskan untuk menggantikan Riley demi menebus beberapa tahun waktunya yang dia sia-siakan sehingga dia harus mencoba bersabar.Jadi, dengan penuh ketenangan dia menjawab, “Anda harus mulai memikirkan masalah pendapat mereka semua, Yang Mulia.”“Kenapa aku harus?” balas Xylan yang terlihat tidak terima dengan perkataan James.James menggigit bibir bawah, merasa memang harus lebih menekan rasa jengkelnya. Ayolah, James. Jangan mudah menyerah! James membatin.“Karena Anda adalah calon raja dan sebentar lagi akan segera mewarisi tahta negeri ini. Jadi, sudah seharusnya Anda mulai memikirkan apa yang mereka pikirkan tentang Anda,” jawab Jam

  • Sang Dewa Perang Terkuat    39. Pemakaman

    Kebimbangan terlihat begitu nyata di wajah Xylan Wellington. James Gardner yang merasa telah berhasil membuat sang putra mahkota menyadari kesalahan besar yang mungkin akan dilakukan oleh Xylan pun memanggil, “Yang Mulia.”Xylan sedikit agak tersentak ketika mendengar namanya dipanggil oleh James.Pria muda itu pun menoleh ke arah James, tapi masih belum membuka mulut.Di saat seperti itu, James Gardner telah yakin bila Xylan akan mengubah keputusan yang baru saja mereka bicarakan itu.Namun, tiba-tiba dia melihat Xylan tersenyum kepadanya. Hal itu tentu saja membuat James mengedipkan mata lantaran bingung.Akan tetapi, hanya dalam hitungan detik, kebingungannya pun terjawab. Dia mendengar Xylan berkata, “Jenderal Gardner, apa yang kau katakan memang benar. Semuanya benar. Aku … mungkin akan mendapatkan pertentangan karena memilih Gary Davis sebagai penasihat raja.”Dia manggut-manggut. James segera mendapatkan sebuah firasat buruk yang tidak ingin dia bayangkan.“Tapi, Jenderal Gard

  • Sang Dewa Perang Terkuat    38. Tekanan

    “Iya, benar. Asisten pribadiku yang … sekarang ini berada di luar pintu kediaman ayahku,” jawab Xylan, terlihat tidak merasa ada yang aneh dengan jawabannya.James masih terlalu kaget hingga dia sampai terdiam, bingung apa yang harus dia katakan untuk menanggapi penjelasan Xylan.“Kenapa, Jenderal Gardner?” Xylan bertanya karena dia melihat James yang tidak kunjung berbicara.James membasahi bibir bawahnya, masih berpikir untuk menyusun kata-kata yang tepat.Namun, Xylan tidak sabar menunggunya sehingga dia berbicara lagi, “Jenderal Gardner, aku tahu apa yang sedang kau pikirkan.”James mengedipkan matanya, tampak terpana.Xylan menghela napas panjang, “Ini pasti status Gary Davis yang merupakan asisten pribadiku, bukan?”Mata James melebar sedikit hingga dia kemudian menatap sang putra mahkota dengan tatapan heran.Itu yang aku maksud, mengapa kau bisa berpikir menjadikan seorang asisten pribadi sebagai seorang penasihat raja? Apakah kau … sudah kehilangan akal, Yang Mulia? James mem

  • Sang Dewa Perang Terkuat    37. Keanehan Xylan

    “Katakan pada saya, agar saya bisa melakukan apa yang seharusnya saya lakukan, Yang Mulia,” James menambahkan.Xylan membalas tatapan sang jenderal perang dengan tatapan yang terlihat begitu sangat serius. Pria muda yang semula telah menetapkan salah satu keputusan besar itu pun akhirnya membuka mulut, “Ini berkaitan dengan … penentuan pejabat istana baru setelah aku menjabat sebagai raja.”James terdiam sejenak, terlihat sedikit terkejut. Sebetulnya sangat wajar bila Xylan Wellington telah memikirkan mengenai pemerintahannya kelak. Akan tetapi, menurutnya saat itu adalah waktu yang kurang tepat.Ayahnya bahkan belum dimakamkan. Mengapa dia sudah berpikir hal lain? Tidakkah dia masih bersedih? James berpikir.Xylan berdeham kecil hingga membuat James menatapnya dengan tatapan aneh. Lantaran tidak mau James berpikir aneh tentangnya atau bahkan malah salah paham terhadapnya, Xylan buru-buru menjelaskan, “Jenderal Gardner, ini tidak seperti apa yang sedang kau pikirkan.”James tidak la

  • Sang Dewa Perang Terkuat    36. Bantuan Seperti Apa?

    Tetapi, sebelum James Gardner bisa berpikir lebih lanjut mengenai hal itu, Monica Wilhelm, sang ratu yang baru saja kehilangan suaminya itu berkata, “Sudahlah, tidak perlu diperpanjang lagi.”Setelahnya, Monica memutar tubuhnya dan menghadap para pejabat istana yang masih berada di istana. Dia menghela napas pelan sebelum berujar, “Seperti yang aku inginkan tadi, apa kalian bersedia membiarkan kami meratapi kepergian raja kalian sebelum kita menyelenggarakan upacara kematian untuknya?”Tanpa ragu semua pejabat istana itu kompak menjawab, “Iya, Yang Mulia.”Satu per satu pejabat istana itu pun meninggalkan area kediaman raja hingga benar-benar hanya menyisakan para prajurit khusus yang melindungi raja, ratu, putri dan putra mahkota. Sementara itu, beberapa anak buah James Gardner juga tetap berada di daerah tersebut sesuai perintah James. “Jenderal Gardner, mohon bantuannya,” kata Monica. James mengangguk dan segera melakukan tugasnya sebagai jenderal perang kerajaan itu untuk menyi

  • Sang Dewa Perang Terkuat    35. Lalu Siapa?

    “Ah, kalau kau tidak siap melepas jabatan penting itu, bukankah kau seharusnya berhati-hati ketika berbicara, Perdana Menteri? Ingatlah, yang kau bicarakan itu bukanlah hal yang pantas,” kata James dengan nada tajam.Siapapun yang mendengar suara James yang penuh ancaman itu pastilah akan takut.Dan tidak disangka-sangka, ancaman James Gardner ternyata berhasil membungkam si tua Philip. Philip tak lagi berani berbicara dan hanya diam saja. Tetapi, tatapannya yang penuh kekesalan itu masih bisa dilihat oleh James.Tentu saja, kau pasti sangat kesal padaku, Perdana Menteri. Namun, kau sudah pasti tidak mau kehilangan jabatanmu hanya karena tuduhan konyol itu, James membatin.Hal tersebut membuat Monica Wilhelm dan kedua anak-anaknya merasa sedikit lebih tenang.“Y-Yang Mulia, saya … saya ….” Philip berusaha berbicara lagi, tapi kegugupannya terlihat sangat jelas sehingga James pun tahu orang tua itu tidak mungkin berani berkata hal ngawur lagi. James pun segera menanggapi, “Kenapa, Per

  • Sang Dewa Perang Terkuat    34. Perdana Menteri

    Philip Crawford terbatuk-batuk begitu mendengar perkataan James Gardner.James menaikkan alis kanan, tampak menanti penjelasan Philip.Philip pun berdeham kecil dan membalas tanpa berani melihat ke arah James, “Bukan saya yang menuduh Anda, Jenderal Gardner. Hanya saja … seluruh penghuni Kerajaan Ans De Lou membicarakan hal ini. Anggap saja saya hanya menyampaikan apa yang sedang dipikirkan oleh mereka.”James tertawa pelan, membuat Philip seketika menoleh ke arah dirinya. Begitu juga dengan Monica dan kedua anaknya yang tampak terkejut melihat reaksi sang jenderal perang.“A-apa yang lucu dari perkataan saya sampai Anda tertawa, Jenderal Gardner?” Philip berkata dengan nada tersinggung.James menghentikan tawanya dan mendesah pelan sebelum berkata, “Tidak ada yang lucu. Hanya saja aku merasa kau sangat pengecut sekali, Perdana Menteri.”“Pe-pengecut? Apa maksudmu, Jenderal?” Philip membelalakkan mata, jelas semakin tersinggung.“Benar. Tentu saja kau hanyalah seorang pengecut. Kau m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status