Share

Bab 4

Author: Alisa Salim
last update Last Updated: 2025-01-14 18:41:09
Seusai berbicara, dia mengakhiri panggilan ini.

Sebelum Simon pergi, dia berkata dengan nada dingin, "Tiffany, kalau kamu berani, ke depannya, jangan biarkan Sierra menghubungiku lagi."

Kemudian, dia langsung pergi tanpa ragu-ragu.

Baru saja Simon berjalan keluar ....

Terdengar suara benturan keras dari belakang.

Dia pun menoleh dan melihat Tiffany, yang tadinya masih baik-baik saja, terjatuh di lantai dalam posisi membelakanginya.

"Tiffany, biar aku peringatkan, jangan macam-macam di hadapanku," kata Simon.

Tiffany jatuh terbaring di lantai yang dingin, kesadarannya masih belum sepenuhnya menghilang.

Mendengar ucapan Simon, dia hanya merasakan aliran dingin dalam tubuhnya.

Jelas-jelas, Simon mengira bahwa Tiffany pura-pura jatuh pingsan supaya Simon tidak pergi.

Bagi Simon, Tiffany adalah seorang wanita kejam yang bisa melakukan apa pun demi dirinya.

Lima tahun yang lalu, untuk merusak hubungan Simon dan Michelle, di hari perayaan hubungan mereka, Tiffany sengaja naik ke ranjang Simon, sehingga Michelle pergi begitu saja.

Michelle terpaksa harus hidup susah di luar negeri. Aurora yang dilahirkan prematur memiliki tubuh yang lemah dan berpenyakitan, sehingga dia sangat menderita.

Lima tahun kemudian, Michelle pulang dengan putrinya.

Karena kecemburuannya, dia memfitnah bahwa Sierra pura-pura sakit, lalu merebut perhatian Simon dengan Aurora yang benar-benar sakit.

Tiffany berusaha untuk menjelaskan kejadian dari lima tahun yang lalu untuk Simon.

Sierra juga bukan hanya mencoba untuk menjelaskan pada Simon sekali saja bahwa dia bukan pura-pura sakit, melainkan benar-benar sakit.

Namun, Simon tidak pernah memercayainya.

Tiffany ingin berdiri dan mengusir Simon.

Namun, seluruh tubuhnya sangat lemah. Saat dia ingin bergerak, dia merasa pusing dan langsung jatuh pingsan.

Melihat Tiffany yang tidak juga bergerak, Simon yang berdiri di luar pintu pun mengernyit.

Dia melangkah kembali dan menarik Tiffany dari lantai.

"Tiffany, jangan kira aku nggak akan berani menyerangmu karena Nenek melindungimu!"

Sebelum Simon bisa menyelesaikan tegurannya yang dingin dan tidak berperasaan, dia melihat tubuh Tiffany yang baru dia angkat terjatuh lagi karena dia melepaskan pegangannya.

Amarahnya seketika menghilang.

Dia langsung mengulurkan tangannya dan memeluk Tiffany sebelum Tiffany terjatuh lagi.

Melihat wanita yang wajahnya pucat dan kedua matanya terpejam dalam pelukannya ini, Simon baru menyadari bahwa Tiffany bukan pura-pura jatuh pingsan.

...

Setengah jam kemudian, Connor Sanders yang menerima panggilan Simon pun bergegas ke Maple Garden.

Dia langsung pergi mencari Tiffany di kamar utama.

Setelah melakukan pemeriksaan yang saksama, dia berdiri.

Sebelum Connor bisa menjelaskan kondisi Tiffany, Simon sudah langsung bertanya, "Ada apa dengannya?"

Pertanyaan ini sangat cuek dan terdengar sangat santai, tanpa sedikit pun kepedulian, tetapi Connor tidak berani mengabaikannya.

Connor adalah dokter pribadi Keluarga Frank dan sudah bekerja selama 20 tahun untuk Keluarga Frank, jadi bisa dibilang, dia melihat Simon tumbuh besar.

Pada usia 10 tahun, Simon terlibat dalam sebuah kecelakaan mobil.

Dalam kecelakaan itu, ibunya meninggal dan Simon menghilang.

Semua orang menganggap bahwa Simon sudah meninggal. Namun, Isabella tidak menyerah dan bersikeras untuk mencari Simon selama setengah tahun, hingga akhirnya Simon ditemukan di Kabupaten Shuco di Kota Cinsi.

Simon kehilangan penglihatannya, sifatnya juga menjadi labil dan mudah marah.

Isabella mencari banyak dokter terkenal, sehingga setengah tahun kemudian, penyakit Simon baru sembuh.

Setelah Simon mendapatkan kembali penglihatannya, dia langsung menyuruh pengawal yang menjemputnya pulang untuk mengantarkannya ke Kabupaten Shuco.

Dalam enam tahun dia dibawa pulang, ini pertama kalinya mata Simon berkilau.

Namun, saat Simon kembali lagi, kilau di matanya sudah padam lagi.

Dia tidak menemukan ibu dan anak yang menyelamatkannya.

Mereka tiba-tiba pindah rumah.

Tidak ada berita apa pun tentang mereka.

Sejak saat itu, Simon menjadi sangat tidak bersemangat.

Dia menjadi sangat dingin dan asing, dia juga menjauhi semua orang.

Namun, hal ini berubah saat Tiffany pulang ke Kediaman Frank dengan Isabella.

Selain Isabella, Tiffany adalah satu-satunya orang yang bisa mendekati Simon.

"Tuan Simon, Nona Tiffany tiba-tiba jatuh pingsan karena Nona sedih berlebih dan nggak beristirahat dengan baik. Nona hanya perlu istirahat dengan baik selama beberapa hari," jawab Connor.

Mendengar bahwa Tiffany sedih berlebih, tatapan Simon pada Tiffany mendalam.

Hanya mulut wanita ini saja yang keras.

"Tuan, apakah saya perlu memanggil orang dari rumah lama untuk datang merawat Nona Tiffany?" tanya Connor.

Sebelumnya, Simon sangat menyayangi Tiffany. Jika Tiffany jatuh sakit, Simon selalu merawatnya secara pribadi.

Namun, kemudian, Simon sangat membenci Tiffany, sehingga semua orang mengetahui hal ini.

"Nggak usah," jawab Simon dengan cuek.

Kemudian, Simon mengisyaratkan pada Connor bahwa Connor sudah bisa pergi.

...

Tiffany tidak bisa tidur dengan lelap, dia bahkan mimpi buruk.

Dalam mimpinya, dia kembali ke hari kematian Sierra.

Kondisi Sierra memburuk karena dia demam parah, sehingga dia harus langsung menjalani operasi.

Namun, kata dokter, donor ginjal itu tiba-tiba menghilang, sehingga Sierra tidak bisa menjalani operasi.

Dunia Tiffany seperti runtuh.

Pada saat itu, dia teringat akan Simon.

Dia terus menghubungi Simon untuk meminta bantuan Simon untuk menemukan kembali donor ginjal itu.

Namun, Simon tidak menerima panggilannya.

Akhirnya, Sierra tidak bisa menunggu lebih lama lagi.

Saat tangan kecil Sierra terjatuh dari tangan Tiffany dan Sierra memejamkan matanya selamanya dalam pelukan Tiffany, hati Tiffany remuk.

Dia memeluk putrinya erat-erat sambil menangis dengan sedih. Dia tidak ingin menerima kenyataan ini.

Dia terus-menerus memanggil nama putrinya dan meminta agar Sierra tidak meninggalkannya.

Dia terus menggosok tubuh kecil putrinya untuk mempertahankan kehangatan tubuh putrinya.

Namun, sekuat apa pun dia berusaha, Sierra tetap kehilangan kehangatannya sedikit demi sedikit dan akhirnya menjadi kaku dan dingin di pelukannya.

Sierra benar-benar sudah pergi!

...

Simon terbangun karena suara tangisan Tiffany.

Selama beberapa hari terakhir, Aurora dirawat di rumah sakit dan Simon terus menemaninya, sehingga Simon tidak bisa tidur dengan baik.

Pada saat ini, belum lama dia terlelap, dia sudah terbangun lagi.

Dia membuka matanya dengan ekspresi masam. Sambil mengernyit, dia memegang lengan wanita dalam pelukannya dan berkata dengan kesal, "Tiffany, kenapa lagi kamu ...."

Saat dia hendak mendorong wanita ini, dia melihat air mata yang membasahi wajah wanita ini.

Gerakan Simon yang kasar seketika terhenti.

Tiffany menangis dengan sangat sedih, seakan-akan dia baru kehilangan orang yang paling penting baginya di dunia ini.

Dia juga terus bergumam dengan sedih.

Suaranya sangat pelan, sehingga tidak terdengar jelas.

Namun, Simon samar-samar bisa mendengar ucapan "jangan pergi" dan "aku nggak bisa hidup tanpamu".

Kedinginan di tatapan Simon sedikit memudar.

Dia mengesampingkan amarahnya.

Kemudian, dia mengangkat tangannya dan menepuk pipi Tiffany.

Gerakannya sangat lembut.

Sudah lama sekali Simon tidak berbicara dengan baik dengan Tiffany. Oleh karena itu, dia berkata dengan agak kaku, "Tiffany, ayo bangun, jangan menangis lagi."

Tiffany tidak mendengar ucapan Simon, dia masih tenggelam dalam kesedihannya.

Air matanya masih mengalir tanpa henti.

Simon melihatnya dengan tatapan yang agak kesal.

Namun, dia tetap memiringkan badannya dan mengambil tisu dari samping ranjang, lalu menyeka air mata dan ingus di wajah Tiffany. "Sudahlah, jangan menangis lagi, aku ada di sini."

Nada bicaranya masih sangat kaku, tetapi dia jelas-jelas sedang menghibur Tiffany.

Namun, Tiffany malah menangis dengan makin sedih, air matanya terus mengalir.

Simon mengernyit, lalu tiba-tiba meraih dagu Tiffany dan mencium wanita ini.

Awalnya, dia ingin menggunakan cara seperti ini untuk menghentikan suara tangisan Tiffany yang sedih dan menyebalkan.

Namun, dia malah menikmati ciuman ini.

Sudah lama sekali dia tidak menyentuh Tiffany.

Simon pun tidak bisa menahan diri dari memperdalam ciuman ini.

Akhirnya, dia lepas kendali dan ciuman ini menjadi makin intens.

Related chapters

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 5

    Suasana di dalam kamar mulai memanas, aliran panas pun berkumpul di bagian bawah perutnya Simon.Simon membalikkan badannya dan menindih tubuh Tiffany di bawah tubuhnya.Tiffany terbangun dari mimpi buruknya dan membuka matanya secara perlahan.Saat dia melihat langit-langit kamar, dia tercengang sejenak.Mimpinya terlalu menyedihkan, sehingga untuk sejenak, dia tidak bisa membedakan antara mimpi dan kenyataan.Pada saat ini, dia tiba-tiba merasa kedinginan.Dia pun seketika tersadar.Dia baru menyadari bahwa dia sedang berbaring di atas ranjang dalam keadaan berantakan, sedangkan Simon sedang melepaskan pakaiannya.Ekspresi Tiffany menjadi dingin, darah dalam sekujur tubuhnya juga seperti mengalir balik arah.Tanpa ragu-ragu, dia mendorong pria itu sambil berkata, "Simon, lepaskan aku."Simon sudah terbawa suasana, sehingga dia bukan hanya tidak menghentikan gerakannya, melainkan malah makin menjadi-jadi.Meskipun Simon tidak mencintai Tiffany, harus diakui bahwa Simon menyukai tubuh

    Last Updated : 2025-01-14
  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 6

    Ucapan ini sangat ambigu, terlebih lagi pakaian di dalam kantong belanja itu.Di dalam kantongan itu, terdapat satu set pakaian pria, dengan celana dalam pria sengaja diletakkan di paling atas.Michelle jelas-jelas sedang memamerkan pada Tiffany bahwa semalam, Simon bermalaman di rumahnya.Tatapan Tiffany tertuju pada celana dalam itu selama beberapa detik sebelum berpindah ke Michelle.Dia melihat Michelle sengaja menyibakkan rambutnya yang panjang dengan santai dan menunjukkan bekas-bekas merah di lehernya.Siapa pun bisa melihat bahwa itu bekas ciuman.Semalam, Simon pasti sudah tidur dengan Michelle.Simon tidak bisa melampiaskan hasratnya dengan Tiffany, jadi dia langsung pergi mencari Michelle.Selain itu, hubungan mereka pasti sangat berapi-api.Tiffany merasakan rasa sakit dalam hatinya.Michelle sengaja ingin menyiksa Tiffany.Sambil memikirkan putrinya yang baru meninggal tidak lama, ekspresi Tiffany menjadi dingin.Dia berdiri secara perlahan dan menatap Michelle dengan tata

    Last Updated : 2025-01-14
  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 7

    Tiffany sudah mencintai Simon selama sepuluh tahun.Oleh karena itu, dia sudah mengenali hawa Simon.Saat Simon menciumnya, dia langsung mengetahui bahwa itu Simon.Kepanikan dan ketakutan yang dia rasakan seketika menghilang, menyisakan kedinginan dalam hatinya.Dengan ekspresi dingin, Tiffany memalingkan wajahnya untuk menghindari ciuman Simon.Penolakannya membuat tatapan Simon menggelap. Simon menarik kembali wajah Tiffany secara paksa dan mencium Tiffany lagi.Simon memancarkan aura yang sangat mencekam, bercampur dengan amarah.Apakah Simon datang untuk melampiaskan amarah Michelle karena Tiffany menganiaya wanita yang Simon cintai di kafe itu?Dalam hatinya, Tiffany terus melawan.Namun, kekuatan yang menahannya sangat kuat, sehingga Tiffany tidak bisa menghindar. Dia hanya bisa menggertakkan giginya untuk mencegah napas pria itu masuk ke mulutnya.Secara bersamaan, tubuhnya juga meronta dengan makin kuat. Dia mengangkat tangannya dan mendorong pria itu.Namun, karena perbedaan

    Last Updated : 2025-01-14
  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 8

    Tiffany merasa sangat malu dan marah.Dengan dorongan amarahnya, dia melawan dengan sekuat tenaga.Saat perhatian Simon sedang tertuju pada Michelle, Tiffany langsung menendang selangkangan Simon dengan lututnya."Ahh ...."Simon pun mengerang dengan pelan.Dia merasa kesakitan, sehingga dia melepaskan pegangannya pada Tiffany.Tiffany langsung membalikkan badannya dan melarikan diri.Dia membuka pintu mobil dan turun dari mobil.Dia membungkus tubuhnya yang berlapis pakaian yang berantakan dengan jaketnya dan berjalan cepat ke mobilnya.Saat dia naik mobil dan mengunci pintu mobil, ketegangannya baru mereda.Di dalam mobilnya Simon.Simon bersandar di kursi sambil mengeluarkan sebatang rokok dari kotaknya dan menyalakannya.Tatapannya terus mengikuti gerakan Tiffany. Penampilan Tiffany berbaring di bawah tubuhnya tadi muncul lagi dalam benaknya.Rambut Tiffany yang panjang berantakan, kulitnya seputih salju.Bekas yang Simon tinggalkan di tubuhnya pun terlihat sangat jelas.Sungguh me

    Last Updated : 2025-01-14
  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 9

    Langkah Tiffany seketika terhenti.Dia berbalik dan menatap Simon yang sedang menggendong Aurora dengan tatapan dingin. Dia tersenyum sinis dan berkata, "Simon, sejak Sierra lahir, kamu nggak pernah menjaganya sehari saja. Berani sekali kamu mengataiku di sini?!"Simon terdiam sejenak.Namun, Michelle berkata, "Tiffany, kenapa kamu mengatai Simon seperti ini? Dia nggak sepertimu, yang nggak melakukan apa pun di rumah. Pekerjaannya sangat sibuk, jadi wajar saja kalau dia agak mengabaikan Sierra. Kamu seharusnya memahami kondisinya, bukan mengkritik dirinya!""Selain itu, Simon sangat menyukai anak kecil, mana mungkin dia mengabaikan Sierra? Kenapa kamu nggak introspeksi diri?"Michelle membela Simon bukan hanya untuk menyanjung Simon, tetapi juga untuk diam-diam mengisyaratkan bahwa Tiffany membuat Sierra nakal, sehingga dibenci oleh Simon.Tiffany menatap Michelle dengan tatapan tajam dan memberinya peringatan dengan nada bicara yang kasar. "Michelle, kamu nggak berhak untuk ikut campu

    Last Updated : 2025-01-14
  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 10

    Bagaimana mungkin seorang anak baik akan berbohong?Siapa?Siapa yang tidak pernah mendengar ucapan Sierra dan terus menuduh bahwa Sierra berbohong?Siapa yang memarahi Sierra tidak jujur, menyalahkan Sierra kecil-kecil sudah berbohong dan mengatai Sierra anak nakal?Sungguh tidak adil!Sierra hanya pernah berbohong sekali, demi menanti kedatangan ayahnya yang tidak menepati janji, sehingga Sierra harus membayar dengan nyawanya.Namun, di mata Simon, Sierra tetap sangat nakal.Mata Tiffany seketika memerah. Dia menatap Simon dengan tatapan penuh kebencian dan bertanya dengan dingin, "Simon, Aurora adalah anak kecil, tapi Sierra bukan, ya?""Mana mungkin Sierra bisa dibandingkan dengan Rora?!"Ucapan Simon membuat tatapan Tiffany menjadi sangat dingin.Inilah isi hati Simon.Bagi Simon, putri yang dilahirkan wanita yang dia cintai sangat baik.Seperti Michelle, anak itu sempurna.Sedangkan Sierra sangat nakal, seperti ibunya.Tiffany merasa sangat sedih, seakan-akan hatinya dicabik-cabi

    Last Updated : 2025-01-14
  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 11

    Joshua juga melihat adegan itu.Dia langsung berdiri."Dasar pria bejat! Sierra belum pergi seminggu, berani sekali pria itu bermesraan dengan Michelle si wanita jalang itu! Sialan! Aku akan menghajarnya!""Joshua, aku sudah putus dengannya."Tiffany mengulurkan tangannya untuk menahan Joshua, agar Joshua tidak pergi menghampiri Simon.Joshua tidak akan bisa menang dari Simon."Bukannya kamu bilang kamu mau bawa aku jalan-jalan? Ayo jalan!"Karena larangan Tiffany, Joshua hanya bisa menahan api amarah dalam hatinya.Joshua tahu jelas betapa Tiffany mencintai Simon.Selama lima tahun terakhir, dia sudah sering melihat Tiffany merendahkan diri dan mengalah pada Simon."Kamu ...."Joshua ingin memarahi Tiffany tidak berguna.Namun, dia tidak memikirkan bahwa orang yang paling sedih jika menyaksikan kejadian ini adalah Tiffany.Saat Simon melepaskan Michelle dan duduk tegak sambil melihat ke arah Tiffany dan Joshua, Joshua mengangkat kaca helmnya.Kemudian, dia memelototi Simon.Setelah Ti

    Last Updated : 2025-01-14
  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 12

    Tanpa lengan Simon yang menopang tubuhnya, kaki Tiffany melemas, sehingga dia hampir terjatuh di lantai.Baru saja dia berdiri dengan baik, dia melihat Joshua yang sama sekali bukan tandingan Simon. Dia langsung menerjang ke arah mereka dengan terhuyung-huyung dan menahan Simon dari menyerang Joshua.Simon menurunkan tatapannya dan menatap Tiffany dengan tatapan dingin sambil berseru dengan dingin, "Lepaskan!"Namun, Tiffany tidak menuruti ucapannya.Melihatnya melindungi Joshua, tatapan Simon menjadi makin dingin.Simon tidak lagi banyak bicara. Dia tiba-tiba mengangkat tangannya dan menarik lengan Tiffany dengan kuat ke satu sisi.Saat dia mengangkat kepalanya dan menatap Joshua ....Angin menerpa.Dengan suara benturan keras, pintu kamar itu tertutup.Simon tidak menyadari keanehan apa pun dan melangkah menghampiri Joshua.Joshua menahan amarah yang bergejolak dalam hatinya dan berdiri dengan ekspresi dingin. Dia malah melihat Tiffany yang dilempar ke satu sisi oleh Simon, lalu terj

    Last Updated : 2025-01-14

Latest chapter

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 50

    Simon langsung mengernyit.Artinya, mulai sekarang, dia tidak bisa menyebut nama Sierra lagi di hadapan Isabella.Dia menoleh dan menatap Tiffany yang berada di sampingnya.Tiffany jelas-jelas membuang napas dengan lega.Tatapan Simon pun menggelap.Dia berpikir, 'Sampai kapan dia mau menyembunyikan Sierra?'"Kalau kamu memelototi Tiffany lagi, aku akan mencungkil matamu!"Saat Isabella berjalan keluar, dia melihat Simon yang sedang menatap Tiffany dengan tatapan dingin.Dia langsung naik darah.Dia pun mengangkat tangannya dan memukul punggung Simon dengan kuat."Ahh ...."Simon seketika merasa kesakitan."Kualat!" seru Isabella, tetapi tatapannya penuh akan kekhawatiran.Dia sudah melupakan bahwa dia baru menghukum Simon.Simon pun terdiam....Tiffany memasak beberapa makanan yang disukai Isabella. Isabella merasa sangat senang dan menambah nasi setengah mangkuk.Setelah makan, Isabella membawa Tiffany ke taman bunga dengannya.Tiba-tiba, cuacanya berubah.Hujan tiba-tiba turun deng

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 49

    Mendengar Simon menyebut nama Sierra, tubuh Tiffany seketika menjadi kaku.Karena Tiffany tidak menjawabnya, Simon memberinya peringatan dengan suara rendah, "Tiffany, jangan menggila lagi."Tiffany tahu bahwa Simon sedang memberinya peringatan, agar dia tidak mengatakan bahwa Sierra sudah meninggal.Tatapan Tiffany menggelap. Dia sama sekali tidak berniat untuk mengungkit tentang Sierra lagi di hadapan Simon.Dia hanya mengkhawatirkan Isabella.Sebelum Isabella mengalami koma, dia sangat menyayangi Sierra. Sekarang, setelah dia bangun dengan susahnya, bisakah dia menerima kenyataan bahwa Sierra sudah meninggal?Tiffany tidak berani bertaruh.Dia membuka mulutnya untuk mengucapkan sesuatu, tetapi pada saat ini, terdengar suara seorang wanita tua dari arah tangga."Apa yang sedang kalian bicarakan? Mau jemput siapa untuk makan denganku?" tanya Isabella.Tiffany seketika merasa panik.Dia menahan kesedihan dalam hatinya dan memaksakan seulas senyuman sambil berjalan maju. "Nenek, nggak .

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 48

    Tiffany tidak mengalihkan topik pembicaraan ini hanya karena amarah Simon, melainkan berkata lagi, "Aku mau bilang, kalau ada kamera pemantau di kolam renang rumahnya Michelle, apakah kebenaran hari itu juga akan seperti hari ini?""Tiffany!"Emosi Simon bergejolak, sehingga kekuatannya jelas-jelas meningkat.Suasana lembut antara kedua orang ini seketika menghilang."Ahh!"Tiffany tidak bisa menahan diri dari berseru kesakitan.Simon baru mengurangi kekuatannya, tetapi dia jelas-jelas marah.Dia berdiri dan menatap Tiffany yang berada di sofa dengan tatapan dominan. "Tiffany, hari ini, kamu memang nggak mendorong Rora, tapi nggak berarti Sierra nggak mendorong Rora," katanya dengan dingin.Seusai berbicara, Simon langsung pergi.Tiffany baru bangkit dari sofa secara perlahan, lalu mengenakan pakaiannya. Tatapannya sangat dingin.Awalnya, dia mengira bahwa setelah kejadian hari ini, meskipun Simon tidak memercayainya, hati Simon mungkin akan goyah.Namun, dia ternyata sudah terlalu mer

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 47

    Simon merangkul pinggang Tiffany yang ramping dengan tangannya yang besar, sehingga tubuh mereka bertempelan.Dia membuka mulutnya dan menggigit bibir Tiffany dengan kuat, seakan-akan dia sedang menghukum Tiffany.Napasnya sangat panas. Saat ujung jarinya mengelus bagian pinggang Tiffany yang paling sensitif, dia merasakan Tiffany bergetar dalam pelukannya. Dia pun bertanya dengan suara serak, "Kamu sengaja mau menyiksaku, ya?"Tiffany diselimuti oleh hormon maskulin yang kuat. Kedua tangannya diletakkan di dada Simon dengan lemah, untuk menjaga jarak antara tubuh mereka. "Nggak," jawabnya.Dia menarik tangan yang menyentuh pinggangnya sambil meronta untuk melepaskan diri dari pria ini.Namun, begitu dia bergerak, dia langsung ditarik untuk duduk oleh Simon.Kali ini, dia langsung duduk di perut bagian bawah pria ini.Tiffany menyadari bahwa telinganya sangat panas, entah karena napas pria ini atau karena alasan lainnya."Nggak?"Tatapan Simon menggelap. Dia melihat telinga Tiffany yan

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 46

    Bagaimanapun, Hannah adalah cucunya Isabella.Isabella juga tidak lagi mengulur masalah ini, dia masih ada urusan lainnya, jadi dia berkata dengan nada dingin, "Keluar."Wanda langsung memapah Hannah dan meninggalkan kuil leluhur.Setelah pintu ruangan ditutup dari luar, Isabella menatap Simon sambil berkata, "Simon, berlututlah!"Simon langsung berlutut."Kamu sudah berjanji padaku kalau kamu akan menjaga Tiffany dengan baik. Apakah ini caranya?" kata Isabella.Simon bukan hanya tidak menjaga Tiffany dengan baik, tetapi juga bersekongkol dengan Michelle untuk menindas Tiffany.Dasar orang-orang kejam!Simon lebih kejam!"Nyonya ...."Harry yang disuruh untuk pergi mengambil cambuk ingin membujuk Isabella.Namun, dia langsung terdiam karena melihat tatapan Isabella. Dengan ekspresi dingin, Isabella berkata dengan suara rendah, "Nggak ada yang bisa membelanya."Tiffany tahu bahwa ucapan Isabella ditujukan pada dirinya.Isabella takut Tiffany tidak tega melihat Simon menderita dan memint

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 45

    Isabella tidak langsung mengusir Michelle, tetapi ucapan yang keluar dari mulutnya malah seperti tamparan di wajah Michelle, membuat Michelle merasa sangat dipermalukan.Hari ini, harga diri yang didapatkan Wanda dan Hannah untuk Michelle di Keluarga Frank pun menghilang.Michelle menatap Simon, tetapi Simon tidak mengucapkan apa pun.Michelle tahu bahwa Isabella adalah keluarga terdekat Simon. Lima tahun yang lalu, Simon tidak memberi Michelle status yang jelas karena Isabella, begitu pula dengan sekarang.Michelle menatap Wanda.Ekspresi Wanda dingin, dia bahkan tidak melihat ke arah Michelle.Michelle mengepalkan tangannya erat-erat sambil berdiri secara perlahan. Dia sudah tidak bisa mengendalikan senyuman di wajahnya. "Nyonya Isabella, maaf sudah mengganggu," katanya dengan terpaksa."Biar aku antarkan kamu dan Rora pulang," kata Simon sambil ikut berdiri."Berhenti," seru Isabella dengan tegas.Kemudian, dia langsung batuk-batuk.Ekspresi Simon sontak berubah. Dia melangkah ke si

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 44

    Isabella jelas-jelas tercengang sejenak.Saat dia menoleh dan menatap Tiffany, dia tidak bisa menahan rasa senang dalam hatinya.Setelah tidak bertemu selama beberapa tahun, gadis ini akhirnya tidak lagi menahan semua ketidakadilan yang dia derita, melainkan sudah bisa mengadu.Bagus sekali.Saat Isabella mengangkat kepalanya, kesenangan di tatapannya seketika berubah. Tatapannya yang tajam menyapu ke arah Michelle.Michelle memang sudah takut pada Isabella. Melihat Tiffany sengaja menaruh perhatian Isabella pada dirinya, Michelle merasa sangat benci, tetapi dia tidak bisa melakukan apa pun.Dia hanya bisa diam-diam menarik ujung baju Simon sambil memanggil pria ini dengan suara rendah. "Simon."Dia ingin meminta bantuan Simon.Namun, dia tidak mendapat reaksi apa pun dari pria ini.Dia diam-diam mengangkat kepalanya dan melihat tatapan Simon yang dingin.Michelle seketika merasa ketakutan.Dia langsung menurunkan tatapannya, pikirannya juga melayang-layang.Saat dia mengangkat kepalan

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 43

    Isabella mengambil ponsel Tiffany dan melihatnya sejenak. Ekspresinya sontak menggelap. Dia langsung berseru dengan penuh amarah, "Cepat berlutut!"Mendengar bahwa Tiffany memiliki barang bukti, Hannah menundukkan kepalanya dengan ketakutan. Dia pun berencana untuk mengakui kesalahannya. Namun, melihat Isabella tiba-tiba marah besar, matanya pun berkilau.Dia sudah menduga bahwa Tiffany tidak mungkin memiliki barang bukti.Saat Aurora pergi mencari Tiffany, Hannah berdiri di seberang danau dan menyaksikan adegan itu dengan sangat jelas.Selain Tiffany dan Aurora, hanya ada dia di tempat itu.Asalkan dia bersikeras, Tiffany tidak akan bisa membela diri.Bukti?Dia hampir memercayai omong kosong wanita itu.Sambil memikirkan hal ini, Hannah langsung menegakkan tubuhnya dan mengangkat kepalanya.Melihat Tiffany yang masih berani berdiri di sampingnya, dia langsung berseru dengan ekspresi dingin, "Tiffany, kamu nggak dengar Nenek menyuruhmu untuk berlutut? Cepat berlutut!"Sambil menegur T

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 42

    Tiffany menggeleng.Saat dia melihat Isabella, matanya memerah."Nenek, kapan Nenek bangun? Kenapa Nenek pulang sendiri? Apakah Nenek baik-baik saja?" tanya Tiffany."Nggak apa-apa, Nenek sangat kuat!" jawab Isabella.Isabella menarik tangan Tiffany dan menepuk-nepuk tangan Tiffany....Di kamar Simon di lantai tiga.Aurora menangis hingga dia ketiduran.Sedangkan Michelle menyeka air matanya dengan sedih di satu sisi.Pada saat ini, seorang pembantu mengetuk pintu kamar dan berkata, "Tuan Simon, Nyonya Isabella menyuruh Tuan dan Nona Michelle untuk turun ke lantai bawah."Mendengar pembantu itu menyebut "Nyonya Isabella", Simon langsung berdiri dan bertanya, "Nenek sudah pulang?"Dia tampak terkejut. Dia pun menurunkan Aurora dan turun ke lantai bawah.Sedangkan Michelle menunjukkan reaksi yang berbeda.Mendengar bahwa Isabella sudah pulang, dia merasa seakan-akan dia disiram dengan air dingin.Dia berpikir, 'Kenapa si tua bangka itu pulang?''Bukannya dia nggak sadarkan diri, ya?''K

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status