Share

64. Lepas dari krisis

Asisten itu tersenyum dan mengangguk mengiyakan, tapi ia juga menggelengkan kepalanya perlahan-lahan.

"Maaf, Tuan Muda. Saya memang seorang dokter, tapi saya lebih baik menunggu di sini sebagai backup dan membiarkan tim medis di rumah sakit ini mengerjakan tugasnya. Saya sudah memberitahu, dan jika tim medis membutuhkan bantuan tambahan saya siap."

"Hahhh, baiklah."

Ardiansyah menarik napas panjang mendengar jawaban tersebut. Tapi ia tetap saja merasa cemas akan kondisi kakeknya. Sementara Lidya tetap terisak-isak, mengkhawatirkan kakek Hendra yang ada di ruangan ICU.

Dengan sabar, Ardiansyah mencoba menenangkannya dengan mengelus-elus rambut istrinya. Membisikkan kata-kata supaya Lidya bisa lebih tenang.

"Sayang, semua akan baik-baik saja. Kita harus tetap kuat dan berdoa agar kakek cepat pulih, ya?" bujuk Ardiansyah lembut.

"Hiks, Ard ... hiks," isak Lidya tetap ada, sebab ia tidak bisa menahan tangisnya.

Beberapa meni
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status