Share

101. Rasa Bersalah

"Baiklah, sekarang kamu main sama eyang Hendra dulu, ya? Nanti papa akan membawakan makanan kecil untukmu," kata Ardiansyah sambil memeluk putranya yang tersenyum senang.

"Gak boleh cengeng dan merepotkan eyang, ya!" pesan Lidya, mengingatkan putranya.

Rafael tersenyum bahagia karena keinginannya dikabulkan. Ia segera menganggukkan kepalanya mendengar nasehat yang dikatakan mamanya, sambil berlari kembali ke kamar kakek Hendra. Ia memanggil eyangnya agar bisa bermain dengannya, dan memberikan kabar bahwa malam ini ia akan menginap lagi di rumah ini.

Sekarang, Ardiansyah dan Lidya kembali melanjutkan pembicaraan mereka tentang bisnis mereka. Mereka membicarakan rencana ke depan bagi bisnis mereka dan bagaimana mereka bisa membangun bisnis mereka menjadi lebih baik lagi, memperluas dan memperbesar perusahaan Kusuma Group.

"Aku berpikir untuk membuka cabang baru di kota besar lainnya, Misalnya di daerah Kalimantan atau Sulawesi." Ujar Ardiansyah mengusulkan.

"Itu ide yang bagus, Ard. Tap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status