Share

BAB 34. Rama Kalang Kabut.

Author: Enik Wahyuni
last update Last Updated: 2021-11-28 16:42:46

  Bab  : 34. Rama Kalang Kabut

POV SALMA

"Sal, tolong ini ditaruh di kamarmu. Disini tikusnya serem, rakus lagi!" ujar Mama sambil menyodorkan beberapa kantong buah, dan donat yang tinggal satu box. Lantas aku segera menerimanya dan bergegas masuk ke kamar.

"Maafkan anak saya, Bu besan," ujar Ibu. Mungkin Ibu malu.

"Ah, tak apa, Bu. Biar nanti saya belikan lagi untuk Sania cucuku. Biasalah, Salma itu kan lama banget gak berkunjung ke rumah, Papanya sampai kangen. Apalagi sekarang sedang sibuk-sibuknya, niatnya juga untuk mengajak Salma kesana, Bu," ujar Mama manis. Aku yang baru dari kamar lantas duduk di sebelah Mama.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 35. Pengusiran Massal.

    Bab : 35. Pengusiran Massal.POV SALMA"Gak bisa seperti itu, Ma. Sampai detik ini aku masih suami Salma. Mama tak bisa seenaknya mengusirku dari sini. Mama mau setiap langkah Salma dikutuk oleh malaikat lantaran telah berbuat kurang ajar pada suaminya? Karena aku gak ridho, Ma!" ujar Mas Rama.Mama terlihat mengepalkan tangannya, begitu juga aku yang sangat geram mendengar ucapan Mas Rama kali ini. Kulihat Fera dan Ibu nampak tersenyum puas melihat Mas Rama bisa berdalih. Sedangkan Pak RT hanya menggelengkan kepala melihat ucapan Mas Rama."Jangan ngomong sok bijak di depanku. Kamu sendiri sebagai suami, apa yang bisa kamu lakukan pada Salma selain menyakitinya. Se

    Last Updated : 2021-11-28
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 36. Tempat Tinggal Baru

    Bab : 36. Tempat Tinggal BaruPOV RAMAAku berjalan gontai mengikuti langkah Pak RT. Nampak Ibu menuntun Fera yang masih tertawa gak jelas. Pak RT membantuku membawa barang-barang yang ingin aku bawa malam ini. Ya, mau tak mau kita semua terpaksa menempati kontrakan yang ditawarkan oleh Pak RT untuk istirahat malam ini."Pak Rama, yang sabar ya," ujar Pak RT sambil mengusap punggungku.Aku hanya mengangguk lemah. Memang sekarang aku jadi menyedihkan seperti ini."Pak RT aja mengasihaniku, terus kenapa hatimu seperti mati, Sal?" Batinku bingung dengan jalan pikiran Salma.

    Last Updated : 2021-11-28
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 37. Penangkapan Fera

    Bab : 37. Penangkapan Fera"Cepat tangkap sekarang juga, Pak. Karena saya sudah menyerahkan bukti. Saya siap memperkarakan dia di pengadilan!" ucap seseorang dari arah sana yang membuat jantungku berdetak tak karuan. Ya, ternyata Mama sudah berdiri disini untuk menangkap Fera.Polisi berjaket hitam itu menyuruh salah satu temannya masuk ke dalam untuk menangkap Fera. Lantas membawa Fera dengan paksa keluar rumah. Ibu yang melihat Fera ditangkap paksa menjerit histeris. Tapi anehnya Fera malah tertawa terbahak-bahak hingga membuatku merinding."Ha ha ha … kalian semua gak tahu ya, kalau aku lebih cantik dari Mbak Salma. Mbak Salma wanita tak tahu diri itu gak ada apa-apanya sama aku. Coba aja suruh ngaca, pasti n

    Last Updated : 2021-11-28
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 38. Mulai Ngutang

    Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik IbukuBab : 38. Mulai NgutangKulaju motor ini dengan sangat kencang. Entahlah, kemana angin akan membawa hati yang sudah hancur ini. Aku hanya mengikutinya.Aku tak pernah melihat Salma tersenyum manis seperti itu padaku. Tapi tadi jelas kulihat dia dengan pria asing saling melempar tawa. Benar-benar tak habis pikir, disaat keluargaku menderita Salma malah bahagia dan tertawa dengan orang lain.Dan lebih pedihnya, dengan seorang cowok yang melihatnya dengan pandangan tak biasa. Aku tahu tatapan itu adalah tatapan cinta. Pengacara tapi sok ganteng. Walaupun dia masih muda, tapi tetap saja masih kalah jauh denganku. Jelaslah masih gantengan aku kemana-man

    Last Updated : 2021-11-28
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 39. Kehilangan Pekerjaan.

    Bab : 39. Kehilangan Pekerjaan.Akhirnya sampai juga setelah membawa motor dengan ngebut. Setelah motor terparkir dengan manis, lantas aku berjalan menuju kantor dengan hati yang berdetak tak karuan. Mau bertemu dengan Pak Hendi aja rasanya seperti mau perang dalam pertempuran besar. Entahlah, rasa takut dan firasat buruk selalu menghantui sejak tadi.Tok tok tok ….Kuketuk pintu ruangan yang bertuliskan ruang direktur ini dengan hati yang berdebar-debar."Masuk!"Terdengar suara dari dalam ruangan, yang sepertinya itu suara Pak Hendi. Lantas kuputar handle pintu dan masuk menemui Pak Hendi.

    Last Updated : 2021-11-28
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 40. Selalu Bikin Ulah

    Bab : 40. Selalu Bikin UlahAku menatap tajam ke arah Ibu yang nampak gelagapan karena ketakutan. Sedangkan Mak Warsih nampak melotot dengan berkacak pinggang di depanku."Duh, Bu, kenapa selalu bikin ulah sih," ucapku yang pusing dengan kelakuan Ibu yang sepertinya tak ada habisnya. Namun Ibu cuek saja mendengar perkataanku."Mak, tolong sabar dulu. Nanti pasti kubayar, tapi nanti ya, Mak. Untuk saat ini saya belum ada uang," ucapku berusaha meredam emosi Mak Warsih. Rasanya sungguh malu membahas hutang Ibu yang belum mampu kubayar ini. Apalagi mulai jadi tontonan Ibu-ibu disini."Nah, gitu kan enak, jadi jelas ini hutang arahnya kemana. Iya meman

    Last Updated : 2021-11-28
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 41. Beradu Mulut

    Bab : 41. Beradu Mulut.Aku masuk ke tengah-tengah kerumunan, lantas menarik tangan Ibu yang sedang beradu mulut dengan Bu Siti. Namun sebelum pulang aku harus meminta kejelasan pada Bu Siti. Dan ingin meminta maaf dengan Bu Siti jika Ibu yang salah. Tapi feelingku mengatakan Ibu lah yang salah. Kalau bertanya sama Ibu, jelas banyak gak nyambungnya. Dan jelas akan selalu membela diri dan selalu merasa benar."Maaf, Bu Siti, sebenarnya ada masalah apa?" tanyaku setelah semua terdiam. Ya, Ibu langsung diam ketika aku datang, dan otomatis Bu Siti juga diam hingga tak ada lagi suara beradu mulut."Bagus deh kamu segera datang. Aku kasih tau ya, Ibumu kesini ngomongnya mau belanja, giliran barang udah dihitung semua katanya

    Last Updated : 2021-11-28
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 42. Menerima Kenyataan

    Bab : 42. Menerima Kenyataan.Sudah berhari-hari aku mencari pekerjaan tapi tak satupun yang membuka lowongan. Rasanya sudah mulai lelah, apa aku menyerah saja? Matahari sudah mulai meninggi hingga keningku basah terkena keringat. Lebih baik istirahat disini aja dulu.Ya, disinilah aku sekarang. Duduk dibawah pohon untuk menghilangkan penat hari ini. Aku tak boleh terus mengeluh, karena akan mengingatkan rasa sesal. Bukankah percuma untuk disesali? Sedangkan hidup akan terus berjalan."Kak, Dedek laper, beli makan dulu, yuk!" ucap anak kecil sekitar tiga tahunan itu menyita perhatianku."Sabar ya, Dek. Kita ngamen aja dulu biar dapat uang.

    Last Updated : 2021-11-28

Latest chapter

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 154, ENDING SEASON 2.

    BAB : 154.ENDING.***Suasana pernikahan begitu ramai dan ceria, terlihat di wajah cerah sang pengantin. Daffa dan Lean, yang begitu banyak melewati jurang terjal, akhirnya mencapai kebahagian, dengan mengikat janji suci sakral kebahagiaan mereka. Zeanna mendekat, dengan wajah bahagia plus haru, memandang sendu pada sang menantu.“Duh, mantu Mama cantik banget sih. Iya kan Pah?” ujar Mama mertua yang kini tengah berada di depan Lean.“Makasih, Ma, Pa,” sahut Lean dengan senyum malu malu. “Selamat Lean sayang, kamu sekarang udah jadi istri orang, Nak. Jadi tidurnya udah nggak sendiri lagi, udah nggak sama Bibi juga. Jadi Bibi minta, kamu kalau tidur nggak boleh ngigau ya,” ujar Bibi sambil memeluk Lean.Mendengar ucapan Bibi spontan mertua Lean tertawa. “Bibi mah kalau ngucapin selamat ya udah, selamat aja! Nggak usah bahas tidurnya Lean juga kali!” Lean menggerutu, pura pura manyun.“Ye, Bibi kan cuma bilangin.” Mulut Bibi mencebik, membuat Lean sendiri gemas lantas memeluknya.“Le,

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 153. SEASON 2

    BAB : 153Ketika Pernikahan Terjadi.***~Lima Bulan Kemudian.“Mbak Lean cantik banget. Subhanallah, cantiknya…!” puji MUA yang menangani Lean saat ini. “Soalnya Mbak Lean tuh dari sananya udah cantik, jadi dipoles sedikit aja udah luar biasa cantiknya. Aku yakin, nanti suami Mbak Lean nggak berkedip lihatnya!” Imbuhnya lagi, sembari merapikan baju yang dikenakan oleh Lean kali ini. “Ah, Mbak terlalu berlebihan deh, semua wanita kalau dirias seperti pasti cantik, kan.” Sambil tersenyum di depan cermin Lean berucap.“Itu mah pasti. Tapi nggak tau lo Mbak, sebagai MUA aku seneng rias Mbak Lean tuh. Cantik!” ucap MUA lagi.“Saya keluar sebentar ya, Mbak. Bentaran!” Pamitnya, lantas berlalu pergi meninggalkan Lean yang masih mematut diri di cermin.Perempuan cantik dengan berbalut kebaya putih nan megah itu tengah mematut diri di cermin. Ya, Leandita Herlambang kini akan segera melepas masa lajangnya hari ini. Mengikrarkan janji suci di depan penghulu dengan seseorang yang dicintai adal

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 152 SEASON 2.

    BAB : 152Rahasia Tentang Kinara.***Daffa langsung mengambil ponselnya ketika ada pesan yang masuk. Ia membuka pesan tersebut, senyumnya mengembang karena ternyata Restu yang berkirim pesan. Namun matanya seketika membulat setelah melihat apa isi pesan tersebut."Kenapa, Daff?" tanya Zeanna ketika melihat raut wajah Daffa yang terlihat tak bersahabat."Kinara, Mah. Ternyata Kinara selama ini menjadi istri simpanan Koswara. Ini Restu yang baru saja mengabari." Papar Daffa, yang membuat sang Mama tercengang seketika."Kinara, Daff?" tanya Zeanna seakan tak percaya. Lean memilih diam, karena sebelumnya sudah menduga ke arah situ. Jika tidak ada sesuatu, mana mungkin Kinara terus dibelanya. Ternyata ini rahasianya."Mama mending baca sendiri, deh! Restu sudah menyita semua yang dimiliki oleh Kinara, termasuk rumah mewah yang ia tempati saat ini. Karena semua adalah milik Lean." Daffa melirik ke arah Lean seraya memberikan ponselnya pada Mamanya."Dan media sosial adalah hukuman yang pa

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 151 SEASON 2.

    BAB : 151Mengunjungi orang yang kita cintai dalam keadaan sudah berada di pusara, itu sangatlah mengiris hati.***“Mama, semoga Mama tenang di sana, Ma! Lean ikhlas melepas Mama!” ucap Lean di depan pusara sang Mama.Pagi ini Lean dengan ditemani oleh Daffa sedang berziarah di makam sang Mama. Air mata Lean kembali luruh melihat sang Mama yang kini benar benar telah tiada. Sedangkan sejak tadi Daffa menenangkan Lean dengan terus mengelus punggungnya. Setelah lima hari pasca pulang dari rumah sakit, Daffa baru berani membawa Lean bepergian. Selain takut Lean kelelahan, ia juga takut luka Lean masih belum sembuh benar.“Sabar ya, Le.” Daffa terus menguatkan Lean yang terlihat rapuh. Ia mengelus pundak Lean yang sejak tadi berguncang. Sungguh, ia tak kuasa melihat Lean yang terus menangis seperti ini. Hatinya perih, melihat orang terkasihnya sedih. Sudah banyak air mata yang Lean tumpahkan, dan sekarang kembali ditumpahkan di pusara sang Mama.“Lean pamit ya, Ma,” Lean mencium pusara

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 150. SEASON 2

    BAB : 150Setelah Kepulangan Lean.***~Satu minggu kemudian.Pagi ini terlihat sangat cerah, secerah hati Daffa dan Lean karena sedang berkemas pulang. Daffa sedang berkemas, sedangkan Lean baru saja keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lebih segar. Namun masih ada yang mengganjal hati Daffa, sehingga wajahnya terlihat murung. Lean yang menyadari itu langsung mendekat.“Mas kenapa? Kok kayak sedih gitu?” tanyanya.“Kamu yakin, mau pulang ke rumahmu Le? Lukamu masih belum sembuh banget lo, nanti kalau ada apa apa dengan kamu gimana?” tanya Daffa khawatir.“Lean nggak enak lah, Mas, sama Mama. Kalau dulu Lean ke rumahmu kan karena menjadi Sumi, terus sekarang apa alasanku untuk tetap bertahan di sana?” tanya Lean.“Ya tapi kan ada Bi Nina yang pasti juga kangen sama kamu Le. Mama aja nggak papa kok, kamu tinggal di rumah,” Rayu Daffa yang merasa berat pisah dengan Lean.“Nanti kalau Bibi kangen, tolong anterin ke rumah ya Mas! Bi Nina sangat sayang dengan Lean, ya… walaupun ia m

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 149. SEASON 2

    BAB : 149Pengusiran Brenda dan Laura. Dan di sini, Laura merasakan pontang panting karena tak mempunyai pegangan.***"Maaf, para Bapak ke sini mau mencari siapa?" tanya Brenda yang kini merasa menjadi tuan rumah. "Perkenalkan, kami adalah orang suruhan Bu Lean. Boleh kami masuk?" tanyanya dengan menatap Brenda.Brenda merasa tercekat mendengar nama Lean. Bagaimana bisa Lean masih hidup? Bukankah waktu itu Koswara telah menembaknya? Walaupun akhirnya Koswara tertangkap polisi, dan kini Brenda yang menjadi pemenangnya. Ia hanya mematung di tempat karena syok. Syok menghadapi kenyataan, bahwa ternyata Lean masih hidup."Boleh kami masuk, Bu?" Brenda tersentak mendengar laki laki berumur 40 tahunan itu kembali memanggil."Bo-boleh, silahkan!" Brenda mempersilahkan mereka masuk, walau dengan tergagap.Mereka yang berjumlah empat orang pun kini masuk ke dalam rumah dan duduk berhadap hadapan dengan Brenda. "Begini, Bu. Kami mendapat tugas dari Bu Lean bahwa Bu Brenda dan juga Laura sege

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 148. SEASON 2

    BAB : 148Amarah yang Masih Memuncak.***“Iya benar, Ma? Kemarin Salma ke sini?” Kini sang Papa yang bertanya, membuat kuping Daffa berdengung seketika.“Iya benar lo, Pa. Salma itu temannya Lean ternyata. Dan suami Salma, yang dulu pernah menjadi saingan Daffa, sekarang justru berteman baik. Dunia ini kadang lucu ya, Pa, hahaha….” Zeanna tertawa, diikuti sang Papa yang juga tertawa.Perempuan cantik yang sedari tadi diam mendengarkan pun terkikik pelan, karena merasa lucu. Walaupun sejujurnya ia pun kaget, tak menyangka Salma yang anggun kalem seperti itu dulu pernah punya hubungan spesial dengan seorang Daffa.“Daffa mau keluar dulu, Mah, gerah!” Daffa keluar meninggalkan keluarganya yang sedang berkumpul. Lelaki tampan yang merupakan mantan Salma itu merasa malu sama Lean ketika masa lalunya terbongkar begitu saja.“Daffa kayaknya ngambek deh, Mah. Mama sih, pake membahas Salma. Tuh anaknya jadi ngambek kan?” protes Pak Aksa pada Zeanna.“Kan Mama cuma mau berbagi cerita dengan Le

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 147 SEASON 2

    BAB : 147Kedatangan sang calon mertua, serta kabar masa lalu yang membuat Lean terkejut.***“Mas, Lean pengen ke kamar mandi. Lean pengen pipis,” keluh Lean malam ini. Daffa yang sedang memainkan HP nya langsung menghampiri Lean.“Yaudah, sama Mas aja ke kamar mandinya.” tawar Daffa yang berusaha membangunkan Lean dari pembaringannya.“Masa sama Mas, sih! Ntar Mas lihat dong, panggilin suster aja deh!” pinta Lean setelah berhasil duduk, walaupun kadang meringis menahan rasa sakit.“Iya, bentar.” Daffa memencet tombol untuk memanggil suster agar segera menghampirinya.Memang jika Lean ingin ke kamar mandi, Daffa selalu memanggil suster untuk membantunya. Selain takut terkena lukanya, mana mungkin Lean mengizinkan. Seperti sekarang ini mereka tengah menunggu suster, dan tak lama, suster pun berada di depan mereka.“Ada yang bisa dibantu?” tawar suster tersebut. Suster mendekati Lean yang membutuhkan pertolongan.“Ini pengen ke kamar mandi katanya, Sus,” jelas Daffa pada suster. Dan su

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 146. SEASON 2

    BAB 146. Hilang Percaya Diri.***Keadaan Lean sudah semakin membaik, dan ia sekarang sudah dipindahkan ke ruangan perawatan. Daffa yang tak beranjak sedikitpun selalu menemaninya. Restu yang sudah selesai mengurus tugasnya, siang ini langsung meluncur ke rumah sakit menemui Lean dan tentunya, Daffa.“Alhamdulillah, Lean, kamu sudah melewati masa kritis juga masa koma. Tak terbayang gimana perasaan Daffa kemarin,” Restu melirik Daffa yang sedang menikmati pemandangan lewat jendela.“Lo kalau mau ngucapin cepet sembuh, ucapin aja langsung. Nggak usah melebar kemana mana!” protes Daffa. Ia tahu Restu memang tujuannya meledek, walaupun memang yang diucapkannya benar.“Yee, memang benar kan? Maaf Lean, baru ini aku bisa menjenguk kamu. Kemarin benar benar sibuk ngurusin kasus, jadi baru sempat sekarang,” Sesal Restu.“Iya, nggak papa, Bang. Toh sekarang juga bisa menjenguk Lean kan, Lean nggak papa,” ucap Lean. “Oh ya, Daff, besok lo jangan cari gue ya, gue ada acara besok. Jadi mungkin

DMCA.com Protection Status