Share

Sahabat Beda Gender 《LyBi》
Sahabat Beda Gender 《LyBi》
Author: PikeLan

1 ) Pertemuan

Author: PikeLan
last update Last Updated: 2021-05-16 05:44:24

Nascherly Aurora Oshi, gadis polos nan ceroboh yang kerap dipanggil Lyshi. Ia merupakan anak pertama dari pasangan Regina Ahulqi dengan Fandinol Al Oshi.

Menjadi anak pertama tentunya harus menjadi panutan bagi adiknya. Tapi Lyshi tidak, justru adiknya yang memberi panutan untuknya. Nalyera Aululia Oshi, dia adalah adik kembar Lyshi, umur keduanya juga tak berpaut jauh hanya 7 menit saja. 

Wajah Lyshi dan saudari kembarnya memanglah mirip, orang awam yang baru mengenal mereka pasti akan kesulitan membedakan mana yang Lyshi dan mana yang Era. Padahal jika dilihat lebih teliti wajah Lyshi lebih unik daripada Era, karena ia memiliki lesung dagu yang akan nampak jika sedang berbicara maupun tersenyum.

Pagi itu kediaman Fandi dihebohkan oleh kelakuan Lyshi dan Era. Entah dimana perginya otak mereka pagi itu, intinya dua saudari kembar itu membuat Fandi dan Reha panik. Bagaimana tidak? Keduanya berada di atas pohon jambu air yang sedang berbuah lebat.  

"Lyshi, Era! Turun nanti jatuh!" pekik Reha dengan nada khawatir.

Lyshi dan Era sama sekali tak menggubris omongan Reha. Dan tentu itu membuat Reha geram.

"Turun sayang nanti jatuh," tutur Fandi dengan nada membujuk.

Lyshi memandang polos ke arah bawah, matanya mengerjap. "Oke. Lyshi sama Era bakal turun, tapi ada syaratnya," ujar Lyshi tersenyum jahil.

Dahi Fandi dan Reha berkerut dengan bersamaan. Mereka tahu sifat Lyshi, pasti akan ada drama pagi ini.

"Apa? Lyshi mau apa? Era mau apa?" tanya Reha sesabar mungkin. Fandi yang melihat wajah istrinya nyaris tertawa. Kalau sudah menahan emosi wajah Reha pasti akan berubah seperti singa, merah padam.

Lishy mengatukkan jari pada dagu seolah berpikir. "Lyshi mau papa nemenin Lyshi main bola di lapangan komplek..." ia memberhentikan katanya, kemudian menoleh ke arah Era. "Ra, kamu mau apa? Minta aja sepuasmu."

Era menoleh kearah Lishy ragu. Lishy yang tak sabaran akhirnya langsung memutuskan secara sepihak.

"Finally, papa nemenin Lishy main bola. Dan mama.... mama nemenin Era beli berbie yang banyak, tapi belinya di mall Bekasi," titahnya tanpa bantahan. Era yang mendengar kata 'berbie' langsung berlonjak senang.

Mata Reha melotot kaget, nyaris keluar dari tempatnya. Yang benar saja, di mall Bekasi? Itu, kan jauh, padahal di Jakarta banyak mall. Dasar Lyshi bocah nakal. Fandi menepuk pundak Reha, seolah berkata. "Turutin aja Re, supaya mereka seneng." Reha berhembus pasrah.

"Iya. Papa sama mama janji akan menuruti permintaan kalian. Sekarang kalian turun," ucap Fandi mengulurkan tangannya untuk menurunkan Era, dan Reha menurunkan Lyshi.

Benar saja, Reha dan Fandi menepati janjinya. Jadilah siang itu Reha membawa Era ke mall Bekasi, sedangkan Fandi menemani Lyshi bermain bola di lapangan komplek.

Reha dan Era sudah berangkat satu jam yang lalu. Sedangkan Fandi dan Lyshi tak kunjung berangkat, salah siapa lagi kalau bukan Lyshi? Gadis kecil itu sibuk sendiri dengan pakaiannya, padahal sudah Reha siapkan di atas kasur. 

Lyshi mana mau memakai rok, ia akan bermain bola bukan pergi ke sekolah. Lyshi rasa mamanya mulai tak waras.

Fandi menghela napas panjang. "Cepetan Ly, masa nyari baju lama sekali," decak Fandi melihat putri sulungnya menghabur-haburkan isi lemari.

"Sabar pa. Lyshi dari tadi nyari celana tapi nggak nemu," ujarnya dengan puppy eyes.

"Gimana kamu bisa nemuin celana, orang yang kamu berantakin lemari Era. Adik kamu, kan tidak suka pakai celana," ungkap Fandi setengah kesal.

Lyshi menepuk jidatnya. "Oiya ya. Ly, kamu goblok banget sih," makinya pada diri sendiri.

"Udah cepetan siap-siap, papa tunggu di depan. Kalau lama kita tidak jadi pergi," ujar Fandi melangkahkan kaki meninggalkan kamar si kembar.

Beberapa menit berlalu, kini Lyshi sudah siap dengan penampilannya. Ia memakai celana training hitam dan baju orange berlengan sebahu.

Fandi yang melihat putri sulungnya turun dari tangga langsung berdiri. 

"Ayo, langsung berangkat aja. Jangan sampai ada yang ketinggalan," ujar Fandi penuh penekanan.

Lyshi mengangkat jempol kanannya. "Siap komandan!"

                     《♡♡》

Cuaca seakan mendukung Lyshi, tak terik dan sedikit berawan. 

Gadis kecil itu langsung berlari ke arah gawang kala mobil yang mereka kendarai berhenti. Fandi yang melihat itu hanya mampu geleng-geleng saja. Dia heran mengapa bisa anak perempuannya menyukai permainan sepak bola, padahal dia sendiri tak menyukainya, apalagi Reha.

Lyshi menoleh ke arah belakang dimana papanya berada. "Pa, cepetan ke sini. Jalan lama banget kaya siput."

"Iya iya," pasrah Fandi mendekati Lyshi.

Sudah berkali-kali Fandi mengajarinya teknik sepak bola, tapi Lyshi tak kunjung paham. Fandi menghembuskan napas lelah.

"Lyshi, sudah berapa kali papa bilang kalau nendang bola jangan gunakan dua kaki," tegur Fandi. Lelaki paruh baya itu heran dengan putri sulungnya, baru kali ini dia melihat orang menendang bola dengan dua kaki secara bersamaan.

Lyshi menghapus bulir keringat yang membasahi dahinya. "Salah terus di mata papa," Lyshi kecil mendengkus.

"Ya karena Lyshi emang salah. Coba kamu tendang lagi bolanya, tapi gunakan kaki yang menurutmu PALING kuat. Inget! P.A.L.I.N.G," jelas Fandi menekankan kata paling, karena dia yakin Lyshi akan paham dengan kata itu.

Lyshi mengangguk, lalu memperaktikannya. "Yeay! Lyshi bisa pa!" ia bersorak senang.

Fandi tersenyum bangga. Akhirnya dua teknik Lyshi paham, menendang bola dan memasukkan bola pada gawang. Di awal-awal melatih Lyshi Fandi cukup frustasi, bagaimana tidak? Lyshi memasukkan bola ke gawang menggunakan dua tangan, peraturan darimana itu? Jika boleh seperti itu pemain sepak bola tentu bisa mencetak seribu poin dalam pertandingan.

"Anak papa hebat," aku Fandi mengacungkan dua jempol.

Gadis kecil itu tersenyum manis. "Pa, Lyshi haus. Beli minum sana, air yang dibawa dari rumah udah habis," perintah Lyshi mendudukkan bokongnya di kursi taman.

Fandi menghembuskan napas berkali-kali. Kalau tahu begini dia lebih memilih menemani Era membeli berbie, tak apa lumayan jauh yang penting tak diperbudak seperti ini.

"Iya. Lyshi tetap disini, jangan keluyuran. Papa tak akan lama," ujar Fandi beranjak dari duduknya dan melangkahkan kaki menuju mobil.

Baru saja papanya berangkat Lyshi sudah merasa bosan. Ia tak bisa duduk diam, daripada menunggu papanya lama Lyshi memilih untuk kembali berlatih. Lyshi harap ia bisa memasukkan bola pada gawang dengan benar, siapa tahu papanya akan bangga ketika kembali membeli minum nanti.

Meski bola yang ditendangnya tak kunjung memasuki gawang Lyshi tetap tersenyum, walaupun di dalam hati ia menggerutu kesal.

Duk

Sial! Nampaknya Dewi Fortuna ingin bermain-main dengannya. Bola yang tadi berada di bawah pijakan kakinya kini menggelinding ke arah jalan yang dilalu-lalangi oleh kendaraan. 

Lyshi tetaplah Lyshi, gadis ceroboh yang tak memikirkan keselamatannya. Ia berlari mengejar bola yang berotasi di atas aspal jalan.

Sret

Hampir saja nyawanya melayang, beruntung ada anak lelaki seusianya yang berbaik hati menyelamatkan Lyshi yang ceroboh.

"Aaaa!" pekik Lyshi histeris sembari menutup kedua matanya menggunakan tangan.

"Jangan teriak, telinga aku sakit denger suara kamu," lelaki kecil di depannya menutup kedua telinga mendengar teriakan keras Lyshi.

Lyshi membuka matanya dan mengecek anggota tubuhnya, Lyshi kira ia sudah tertabrak oleh mobil sport itu.

Netranya menoleh pada lelaki kecil di sampingnya. "Makasih udah nolongin aku, kalau nggak pasti aku udah mati," ucap Lyshi bersungguh sungguh.

Lelaki di sampingnya mengangguk. "Lain kali jangan ceroboh. Untung tadi ada aku, nggak kebayang nasib kamu kalau aku nggak datang."

"Ehe, sekali lagi makasih ya. Oh iya, nama kamu siapa? Aku Rora," Lyshi mengulurkan tangan. Mengapa Lyshi menyebut namanya dengan Rora? Karena orang tuanya tak memperbolehkannya menyebut nama Lyshi di depan orang asing.

Lelaki bersurai hitam itu membalas uluran tangan Lyshi. "Aku Rama."

"Oke karena kita udah kenal, mari kita berteman," Lyshi berujar sembari merangkul pundak Rama. Tinggi Lyshi dan Rama yang berbeda sedikit jauh membuat Lyshi menjinjitkan kaki.

Rama mengerjapkan mata, kemudian mengangguk kecil.

"Rama, umur kamu berapa sih? Kok tinggian kamu daripada aku," lontar Lyshi mengembungkan pipinya.

"Imut," batin Rama melihat pipi Lyshi yang mengembung bak balon.

Rama menoleh pada Lyshi yang berdiri di sampingnya. "Umur aku 6 tahun."

"Owalah pantes, orang tuaan kamu," ujar Lyshi memanggut-manggut.

Rama melihat ke arah sekelilingnya. "Kamu kesini sendirian, Ra?" tanya Rama.

Lyshi menggelang, "Engga, Rora ke sini sama papa. Sekarang papa lagi beli air minum."

Giliran Lyshi yang bertanya. "Emang kenapa, Ram?"

"Itu, kamu lihat orang yang disana? Itu papa kamu bukan?" tanya Rama menunjuk ke arah dekat pohon yang tak jauh dari mereka. 

Lyshi melihat ke arah yang ditunjuk Rama. Di sana terlihat dua orang berlawanan jenis sedang berbincang.

Gadis itu menajamkan penglihatannya. "Oh iya, itu papa Rora. Rama, Rora ke sana dulu ya, kamu mau ikut?" 

Rama menggeleng. "Engga Ra, bundaku sebentar lagi dateng."

Lyshi mengangguk, kemudian berlari mendekati papanya.

"Kamu tambah cantik, Na."

"Ah bisa aja kamu, Fan."

Samar-samar Lyshi mendengar ucapan mereka. Ya, Lyshi memang tak langsung mendekat, ia bersembunyi di balik pohon dan menunggu kelanjutan apa yang akan mereka lakukan.

Cup

Lyshi tak bisa tinggal diam melihat pipi papanya dikecup oleh wanita yang menurutnya ganjen itu. 

Ia langsung berlari dan memeluk papanya. "Papa! Dari tadi Lyshi tungguin malah berduaan sama tante ganjen itu," sarkas Lyshi memandang wanita di depannya dengan nyalang.

Wanita yang dikatai ganjen oleh Lyshi tetap tersenyum. Kemudian dia menoleh ke arah Fandi seolah bertanya.

"Dia Lyshi anakku, Na," terang Fandi melihat raut tanya di mata Ana.

Fandi melepas pelukan Lyshi, kemudian mensejajarkan tingginya dengan Lyshi. "Lyshi, kenalin itu tante Ana."

Ana memasang wajah ramah dan tersenyum. "Hai Lyshi, nama tante Ana. Salam kenal, ya," sapa Ela menyubit pipi gembul milik Lyshi.

"Lucu banget anak ini," batinnya.

gadis itu mendengus. "Udah ganjen, sok akrab lagi," ujar Lyshi dengan lirih.

                          《♡♡》

Malam telah tiba, angin berhembus dengan kencang. Rintik air perlahan menetes, hujan telah tiba.

Lyshi dan keluarganya telah usai menyantap makan malam, dan kini berlanjut pada kegiatan masing-masing. Fandi langsung pergi ke ruang kerjanya, si kembar langsung bergegas menuju kamar, begitupula dengan Reha. Ibu dari kedua gadis kembar itu melakukan rutinitas seperti biasa, menemani kedua putrinya hingga tertidur.

"Sayang, kalian mau langsung tidur atau curhat dulu?" tanya Reha duduk di atas kasur.

Lyshi menoleh ke arah Era yang matanya sudah sangat sayu. "Era kayanya langsung tidur, ma. Kalau Lyshi mau curhat-curhat dulu," ujar Lyshi.

Reha mengangguk, "Ya sudah, yuk kita ngobrol di balkon aja. Kalau di sini takutnya mengeganggu Era."

Lyshi menurut dan mengikuti Reha ke balkon kamar, kebetulan di kamar Lyshi terdapat balkon berukuran mini.

"Lyshi mau curhat apa, sayang?" tanya Reha membelai surai Lyshi.

Gadis kecil itu memanyunkan bibirnya. "Tau nggak ma? Lyshi tuh kesel banget," ujarnya menekuk wajah.

"Emang ada apa? Kok Lyshi bisa kesal?" wanita berkepala tiga itu bertanya pada Lyshi.

"Lyshi, kan punya teman baru. Masa di pergi nggak izin dulu sama Lyshi," jawab Lyshi memainkan rambutnya.

Dahi Reha berkerut, "Teman?"

Lyshi mengangguk, "Iya. Lyshi ketemu dia di lapangan bola," jelas Lyshi. 

"Pasti teman Lyshi cowok, kan?" timpal Reha tersenyum jahil.

Lyshi lagi-lagi mengangguk.

Reha semakin merapatkan tubuhnya pada Lyshi. "Ceritain dong ke mama, kenapa Lyshi bisa ditinggalin." 

"Jadi tadi tuh Lyshi mau nemuin papa. Terus Rama Lyshi ajak, tapi dia nggak mau. Dan pas Lyshi balik Rama udah nggak ada," jelas Lyshi mengingat-ngingat kejadian siang tadi. Kala itu Lyshi merasa sangat kesal karena Rama pergi tidak pamit padanya, dan berujung Fandi yang menjadi korban kekesalan Lyshi.

Reha menepuk pundak Lyshi. "Kalian pasti bakal ketemu lagi, mama yakin itu."

"Tapi mama tau nggak? Ada hal yang bikin Lyshi lebih kesel dari ini, yang ini pokoknya bisa bikin mama kesel juga," terang Lyshi bergebu-gebu, bahkan saking kesalnya sampai meremas tangan Reha.

Reha mengerjapkan mata, hal yang membuatnya kesal? Emang ada? Sejauh ini yang membuatnya kesal hanya kenakalan Lyshi.

Darah mendesir merangkak naik di wajahnya. "Tau nggak? Masa tadi pipi papa dicium sama tante ganjen, udah gitu papa diem aja," ucap Lyshi.

Dicium? Setahu Reha, Fandi tak suka dicium  orang asing. Jadi, apa sebelumnya mereka sudah saling mengenal? Pertanyaan itu hinggap di otak Reha.

"Dicium?" Reha kembali bertanya.

"Iya, kalau nggak salah nama tante ganjen itu Ana," ucap Lyshi mengingat kejadian siang itu.

Telinga Reha kebas, Ana? Dia cukup familiar dengan nama itu, sepertinya ia pernah mendengar nama itu.

"Re, ini Ana. Dia mantan kekasihku." ucapan Fandi beberapa tahun silam terngiang-ngiang.

Kepingan pengakuan Fandi berputar di memorinya. Jadi Ana sudah kembali?  

Related chapters

  • Sahabat Beda Gender 《LyBi》   2 ) Perjanjian

    Benak Reha bertanya-tanya, apakah Ana yang Lyshi maksud adalah Eline Dyana? Wanita beruntung yang dicintai oleh Fandi."Reha harus menemui mas Fandi," batin Reha.Reha menoleh ke arah putri sulungnya, rupanya Lyshi sudah tertidur di pangkuannya. Dia membopong Lyshi dan meletakkannya di samping Era.Wanita itu meninggalkan kamar si kembar setelah mencium dahi Lyshi dan Era.Kakinya berhenti di depan pintu berwarna hitam kecoklatan yang bertuliskan Mr. Fandinol.Fandi yang tadinya sibuk dengan berkas kantornya kini menoleh ke arah pintu. Di sana terlihat Reha berdiri dengan piyama tidurnya.Dia berjalan mendekati Reha, "Ada apa Re?""Ada hal yang kepengin aku tanyain ke Mas Fandi," ujar Reha dengan raut serius.Fandi menarik tangan Reha untuk duduk di sofa. "Mau tanya apa?" tanya Fandi heran, tak seperti biasa Reha menampakkan wajah seserius itu."Maaf sebelumnya Reha udah lancang. Apa benar tadi siang mas bertemu dengan Ana?

    Last Updated : 2021-05-16
  • Sahabat Beda Gender 《LyBi》   3 ) Dunia Runtuh

    "Lyshi! Kamu sama Era kemana? Kenapa nggak ada dirumah!" geram orang di sebrang sana.Lyshi menjauhkan telinga dari smartwarchnya. Si penelpon itu adalah papanya. "Iya pa, bentar lagi juga pulang kok," ujarnya dengan kesal, padahal ia sedang asik bermain dengan Rama, malah direcokiFandi menghela napas. "Jangan iya-iya terus. Sekarang kamu dimana? Kasih tahu lokasinya ke papa! Mama nyariin kalian," tanya Fandi dengan nada khawatirGadis itu menghembuskan napas berat. "Di lapangan yang kemarin," tutur Lyshi memutusakan panggilan secara sepihak.Rama yang sedari tadi menyimak akhirnya bertanya. "Siapa, Ra?""Papa," ucap Lyshi dengan lesu.Rama menganggukkan kepalanya. "Kamu ke sini nggak izin dulu?" Rama kembali bertanya. Entahlah, Lyshi rasa sekarang lelaki itu banyak bicara.Gadis itu hanya menjawab dengan cengiran kecil.Suasana kembali hening, hanya angin sopoi-sopoi yang berpartisipasi meramaikan suasana siang itu.Hingga suar

    Last Updated : 2021-05-18
  • Sahabat Beda Gender 《LyBi》   4 ) Pergi

    Matahari telah kembali ke peraduannya, menebarkan rona keemasan di langit cerah. Menyebarkan cahayanya ke seluruh penjuru negeri.Siang itu matahari bersinar dengan terik, seterik jiwa Lyshi.Hari ini menjadi hari yang sangat ingin Lyshi hindari, meski ia tahu tak akan bisa menghindarinya.Tak terasa penceraian kedua orang tuanya telah terjadi, baru saja hakim memukul palu, mengumumkan putusnya hubungan sakral kedua orang tuanya. Hubungan Fandi dan Reha kini hanya sebatas angan, telah usai dan tak akan bisa kembali seperti semula.Sedari sidang Lyshi hanya diam, ia tak sanggup melontarkan kata. Perpisahan kedua orang tuanya membuatnya amat terpukul, dadanya sesak menerima fakta penceraian itu.Fandi menatap pundak Lyshi, putri sulungnya terus saja menunduk. "Lyshi, jangan nunduk terus. Papa minta maaf, tapi semuanya sudah terjadi, kamu harus berusaha menerima," ujarnya membelai surai kecoklatan putrinya.Lyshi tak menanggapi. Reha rasa dia p

    Last Updated : 2021-05-23
  • Sahabat Beda Gender 《LyBi》   5 ) 10 Tahun Berlalu

    Beberapa tahun berlalu. Lyshi, gadis yang dahulu berada di keterpurukan kini sudah bangkit dan berubah kepribadian menjadi gadis ceria.Usianya kini sudah menginjak angka 15, saat-saat dimana ia mulai memasuki masa SMA. Masa terindah kalau kata orang-orang.Gadis itu turun dari lantai atas dimana kamarnya berada, penampilannya membuat perut serasa menggelitik. Rambut dikepang dua dengan seragam putih biru, itu masih berada dibatas wajar. Kali ini sudah tak wajar, di lehernya terpampang kalung berbandul terong ungu, tak lupa gelang berbahan dasar kacang panjang yang melingkar di tangan kirinya.Tawa menggeleger menyambut kehadiran Lyshi. Dika-lelaki yang notabene adalah kakak tirinya tertawa terpingkal, saking parahnya sampai memukul-mukul meja makan."Hahaha ..... lihat ma, Lyshi jualan sayur." Dika beranjak dari duduknya, kemudian mengintari tubuh adiknya.Lyshi merotasikan bola matanya. "Ma, lihat tuh abang," adu Lyshi pada Ana.Hubungan m

    Last Updated : 2021-05-25
  • Sahabat Beda Gender 《LyBi》   6 ) Kegelisahan Hati

    Bian menatap langit-langit kamarnya. Di sinilah dia berada. Bian memang sedang mencoba menghindari Lyshi. Lebih tepatnya dia ingin mengetahui apakah sahabat perempuannya akan merasa kehilangan jika dia menjauhinya atau tidak. Tapi jawabannya masih semu, Lyshi sama sekali tak peka, gadis itu tidak sadar jika Bian menjauhinya.Bian tahu, seharusnya dia tak perlu melakukan tindakan sejauh ini. Bian hanya berpikir, pasti Lyshi akan merasa berbeda jika dia tak berada di sampingnya, tapi kenyataannya apa? Justru dia yang merasakan kegelisahan itu.Lelaki itu termenung. Memikirkan kemungkinan yang akan terjadi jika dia tetap menjauhi Lyshi. Memikirkan hal itu, Bian langsung memejamkan matanya dan menggeleng pelan, berusaha menghilangkan bayangan tersebut.Bian tahu betul bagaimana sifat sahabatnya. Dan itu semua pasti akan berpengaruh terhadap tindakannya tersebut. Bian tak akan pernah membiarkan hal dalam bayangannya terjadi.Bian kembali membuka mata. Me

    Last Updated : 2021-06-17
  • Sahabat Beda Gender 《LyBi》   7 ) Pesona Bian Putra Mahadewa

    Hari pertama menuju jenjang Sekolah Menengah Pertama, membuat Lyshi harus bangun lebih awal.Masih dengan wajah mengantuk, Lyshi memakai seragam barunya. Walau matanya sesekali terpejam, seragam itu tetap terpasang rapi di tubuhnya.Dengan malas ia mengkuncir satu rambutnya. Lyshi membawa kakinya ke depan cermin untuk melihat penampilan barunya. Sudut bibirnya terangkat melihat pantulan dirinya di dalam cermin.Seragam itu melekat apik pada tubuh mungilnya. Wajahnya terlihat natural tanpa polesan apapun."Seragamnya cocok banget sama Lyshi. Berasa lihat bidadari, Lyshi tuh." Lyshi memutar tubuhnya beberapa kali, senyum kembali tergelincir dari bibir tipisnya."Ma, pa, bang. Lyshi cantik, kan?" gadis itu memekikkan suaranya setelah menginjakkan kaki di ruang makan.Serentak mereka menoleh. Fokus sarapan mereka tersita oleh suara keras Lyshi."Iya. Anak papa cantik."Ana tersenyum. "Wah, cantiknya anak mam

    Last Updated : 2021-06-30
  • Sahabat Beda Gender 《LyBi》   8 ) Ditinggal Lagi?

    Sejak bel istirahat tidak ada satupun guru yang masuk ke kelas Lyshi, jadilah gadis itu dengan bahagia bisa tidur di bangkunya. Hal itu membuat Zoya dan Minnie menggeleng-gelengkan kepala.Kini bel sekolah telah berbunyi, membuat Lyshi yang tadinya masih menjelajah alam mimpi tersentak bangun. Gadis itu menatap seisi kelas yang bersiap-siap untuk pulang.Lyshi menguap, mengusap matanya yang masih mengantuk. Zoya tersenyum kecil, sahabat perempuannya tak pernah berubah dari dulu, gemar sekali tidur sembarangan."Gue balik duluan." Minnie melambaikan tangannya sebelum berjalan keluar.Kini tinggal Lyshi dan Zoya di dalam kelas. Zoya menggoyangkan bahu Lyshi karena gadis itu kembali memejamkan matanya. "Ly. Ayo pulang."Lyshi bebal. Gadis itu masih enggan beranjak dari posisi tidurnya.Zoya menghela napa gusar. "Bangun, Ly," ujarnya menepuk-nepuk pipi Lyshi, berharap agar gadis itu terbangun dari tidurnya."Zoya pulang duluan aja.

    Last Updated : 2021-07-10
  • Sahabat Beda Gender 《LyBi》   9 ) Keluarga Sesungguhnya

    Beberapa jam yang lalu keluarganya baru saja terbang menuju negara orang untuk waktu yang terbilang cukup lama bagi Lyshi.Selepas dari bandara, Lyshi terlihat muram dan tak hiperaktif seperti biasanya.Bian bisa merasakan rasa khawatir yang menyelimuti mobil itu. Ketika dia mengedarkan pandangannya ke arah Lyshi, dia bisa merasakan energi kesedihan yang mengerubungi sahabat perempuannya."Ly. Mau beli yogurt dulu?"Gadis itu menoleh, lantas menggeleng pelan. Melihat itu Bian hanya bisa menghembuskan napasnya pasrah.Persekian menit mobil yang mereka tumpangi telah tiba pada rumah yang lebih tepat disebut mansion. Rumah yang sekarang akan Lyshi tinggali untuk berberapa Minggu ini sangat besar dengan taman bunga beraneka macam di depannya. Lyshi tak pernah menyangka akan tinggal di bangunan itu untuk beberapa waktu ke depan. Sebenarnya ada sedikit rasa senang yang terselip di hatinya."Turun, Ly. Kamu nggak mau t

    Last Updated : 2021-07-23

Latest chapter

  • Sahabat Beda Gender 《LyBi》   11 ) Bubur Rasa Cinta

    "Assalamualaikum."Suara salam tersebut menggema di dalam rumah bernuansa putih itu.Seorang perempuan dengan piama tidurnya menghampiri pemilik suara."Oy, udah pulang?" tanya perempuan yang tak lain adalah Dara."Hn."Dara menelisik mencari keberadaan seseorang, rasanya ada yang ganjal. "Oy guguk, mana Lyshi?"Oh tidak, Bian lupa harus pulang bersama Lyshi."Freya sialan!" batinnya meruntuk.Ini semua karena Freya, tapi Bian yang lebih keterlaluan, bisa-bisanya dia melupakan Lyshi. Bian merasa tambah bersalah mengingat derasnya hujan sore ini.Tak kunjung mendapat respon dari adiknya, Dara kembali bertanya dengan menaikkan oktaf suaranya. "GUK, MANA LYSHI? "Nggak tau.""Nggak tau gimana? Seharusnya Lyshi pulang sama lo," ujar Dara mengernyitkan dahi."Gue lupa. Lyshi ketinggalan."Entahlah, Dara tak tahu mengapa adiknya bisa sebodoh itu. Ketinggalan? Memangnya Lyshi barang, sunggu

  • Sahabat Beda Gender 《LyBi》   10 ) Terabai

    Jam istirahat sudah terlewati. Sekarang pelajaran kembali dimulai. Biasanya Lyshi akan sangat senang dan serius dengan pelajaran sejarah. Namun lagi-lagi dirinya hanya asik melamun, entah apa yang mengganggu pikirannya saat ini.Lyshi linglung. Ia sesekali menatap jam di dinding kelas. Setiap detik, setiap menit terus bergerak dan berlalu.Gadis itu menatap buku paket di depannya dengan malas. Kemudian matanya berbinar setelah melihat ke arah tas punggungnya yang tampak sedikit terbuka, di sana terpampang satu botol yogurt berukuran kecil.Senyum tergelincir di wajahnya. Dengan cekatan ia menyedot minuman favoritnya menggunakan sedotan.Zoya, gadis yang sebangku dengannya membolakan mata. Mau cari mati, sungut Zoya dalam hati. Bisa-bisanya ia minum di kelas ketika pelajaran sedang berlangsung, dan tentunya tanpa seizin guru mapel.Slrupp ....Mendengar suara aneh, pria dengan tubuh jangkung mengerlingkan pandangannya menata

  • Sahabat Beda Gender 《LyBi》   9 ) Keluarga Sesungguhnya

    Beberapa jam yang lalu keluarganya baru saja terbang menuju negara orang untuk waktu yang terbilang cukup lama bagi Lyshi.Selepas dari bandara, Lyshi terlihat muram dan tak hiperaktif seperti biasanya.Bian bisa merasakan rasa khawatir yang menyelimuti mobil itu. Ketika dia mengedarkan pandangannya ke arah Lyshi, dia bisa merasakan energi kesedihan yang mengerubungi sahabat perempuannya."Ly. Mau beli yogurt dulu?"Gadis itu menoleh, lantas menggeleng pelan. Melihat itu Bian hanya bisa menghembuskan napasnya pasrah.Persekian menit mobil yang mereka tumpangi telah tiba pada rumah yang lebih tepat disebut mansion. Rumah yang sekarang akan Lyshi tinggali untuk berberapa Minggu ini sangat besar dengan taman bunga beraneka macam di depannya. Lyshi tak pernah menyangka akan tinggal di bangunan itu untuk beberapa waktu ke depan. Sebenarnya ada sedikit rasa senang yang terselip di hatinya."Turun, Ly. Kamu nggak mau t

  • Sahabat Beda Gender 《LyBi》   8 ) Ditinggal Lagi?

    Sejak bel istirahat tidak ada satupun guru yang masuk ke kelas Lyshi, jadilah gadis itu dengan bahagia bisa tidur di bangkunya. Hal itu membuat Zoya dan Minnie menggeleng-gelengkan kepala.Kini bel sekolah telah berbunyi, membuat Lyshi yang tadinya masih menjelajah alam mimpi tersentak bangun. Gadis itu menatap seisi kelas yang bersiap-siap untuk pulang.Lyshi menguap, mengusap matanya yang masih mengantuk. Zoya tersenyum kecil, sahabat perempuannya tak pernah berubah dari dulu, gemar sekali tidur sembarangan."Gue balik duluan." Minnie melambaikan tangannya sebelum berjalan keluar.Kini tinggal Lyshi dan Zoya di dalam kelas. Zoya menggoyangkan bahu Lyshi karena gadis itu kembali memejamkan matanya. "Ly. Ayo pulang."Lyshi bebal. Gadis itu masih enggan beranjak dari posisi tidurnya.Zoya menghela napa gusar. "Bangun, Ly," ujarnya menepuk-nepuk pipi Lyshi, berharap agar gadis itu terbangun dari tidurnya."Zoya pulang duluan aja.

  • Sahabat Beda Gender 《LyBi》   7 ) Pesona Bian Putra Mahadewa

    Hari pertama menuju jenjang Sekolah Menengah Pertama, membuat Lyshi harus bangun lebih awal.Masih dengan wajah mengantuk, Lyshi memakai seragam barunya. Walau matanya sesekali terpejam, seragam itu tetap terpasang rapi di tubuhnya.Dengan malas ia mengkuncir satu rambutnya. Lyshi membawa kakinya ke depan cermin untuk melihat penampilan barunya. Sudut bibirnya terangkat melihat pantulan dirinya di dalam cermin.Seragam itu melekat apik pada tubuh mungilnya. Wajahnya terlihat natural tanpa polesan apapun."Seragamnya cocok banget sama Lyshi. Berasa lihat bidadari, Lyshi tuh." Lyshi memutar tubuhnya beberapa kali, senyum kembali tergelincir dari bibir tipisnya."Ma, pa, bang. Lyshi cantik, kan?" gadis itu memekikkan suaranya setelah menginjakkan kaki di ruang makan.Serentak mereka menoleh. Fokus sarapan mereka tersita oleh suara keras Lyshi."Iya. Anak papa cantik."Ana tersenyum. "Wah, cantiknya anak mam

  • Sahabat Beda Gender 《LyBi》   6 ) Kegelisahan Hati

    Bian menatap langit-langit kamarnya. Di sinilah dia berada. Bian memang sedang mencoba menghindari Lyshi. Lebih tepatnya dia ingin mengetahui apakah sahabat perempuannya akan merasa kehilangan jika dia menjauhinya atau tidak. Tapi jawabannya masih semu, Lyshi sama sekali tak peka, gadis itu tidak sadar jika Bian menjauhinya.Bian tahu, seharusnya dia tak perlu melakukan tindakan sejauh ini. Bian hanya berpikir, pasti Lyshi akan merasa berbeda jika dia tak berada di sampingnya, tapi kenyataannya apa? Justru dia yang merasakan kegelisahan itu.Lelaki itu termenung. Memikirkan kemungkinan yang akan terjadi jika dia tetap menjauhi Lyshi. Memikirkan hal itu, Bian langsung memejamkan matanya dan menggeleng pelan, berusaha menghilangkan bayangan tersebut.Bian tahu betul bagaimana sifat sahabatnya. Dan itu semua pasti akan berpengaruh terhadap tindakannya tersebut. Bian tak akan pernah membiarkan hal dalam bayangannya terjadi.Bian kembali membuka mata. Me

  • Sahabat Beda Gender 《LyBi》   5 ) 10 Tahun Berlalu

    Beberapa tahun berlalu. Lyshi, gadis yang dahulu berada di keterpurukan kini sudah bangkit dan berubah kepribadian menjadi gadis ceria.Usianya kini sudah menginjak angka 15, saat-saat dimana ia mulai memasuki masa SMA. Masa terindah kalau kata orang-orang.Gadis itu turun dari lantai atas dimana kamarnya berada, penampilannya membuat perut serasa menggelitik. Rambut dikepang dua dengan seragam putih biru, itu masih berada dibatas wajar. Kali ini sudah tak wajar, di lehernya terpampang kalung berbandul terong ungu, tak lupa gelang berbahan dasar kacang panjang yang melingkar di tangan kirinya.Tawa menggeleger menyambut kehadiran Lyshi. Dika-lelaki yang notabene adalah kakak tirinya tertawa terpingkal, saking parahnya sampai memukul-mukul meja makan."Hahaha ..... lihat ma, Lyshi jualan sayur." Dika beranjak dari duduknya, kemudian mengintari tubuh adiknya.Lyshi merotasikan bola matanya. "Ma, lihat tuh abang," adu Lyshi pada Ana.Hubungan m

  • Sahabat Beda Gender 《LyBi》   4 ) Pergi

    Matahari telah kembali ke peraduannya, menebarkan rona keemasan di langit cerah. Menyebarkan cahayanya ke seluruh penjuru negeri.Siang itu matahari bersinar dengan terik, seterik jiwa Lyshi.Hari ini menjadi hari yang sangat ingin Lyshi hindari, meski ia tahu tak akan bisa menghindarinya.Tak terasa penceraian kedua orang tuanya telah terjadi, baru saja hakim memukul palu, mengumumkan putusnya hubungan sakral kedua orang tuanya. Hubungan Fandi dan Reha kini hanya sebatas angan, telah usai dan tak akan bisa kembali seperti semula.Sedari sidang Lyshi hanya diam, ia tak sanggup melontarkan kata. Perpisahan kedua orang tuanya membuatnya amat terpukul, dadanya sesak menerima fakta penceraian itu.Fandi menatap pundak Lyshi, putri sulungnya terus saja menunduk. "Lyshi, jangan nunduk terus. Papa minta maaf, tapi semuanya sudah terjadi, kamu harus berusaha menerima," ujarnya membelai surai kecoklatan putrinya.Lyshi tak menanggapi. Reha rasa dia p

  • Sahabat Beda Gender 《LyBi》   3 ) Dunia Runtuh

    "Lyshi! Kamu sama Era kemana? Kenapa nggak ada dirumah!" geram orang di sebrang sana.Lyshi menjauhkan telinga dari smartwarchnya. Si penelpon itu adalah papanya. "Iya pa, bentar lagi juga pulang kok," ujarnya dengan kesal, padahal ia sedang asik bermain dengan Rama, malah direcokiFandi menghela napas. "Jangan iya-iya terus. Sekarang kamu dimana? Kasih tahu lokasinya ke papa! Mama nyariin kalian," tanya Fandi dengan nada khawatirGadis itu menghembuskan napas berat. "Di lapangan yang kemarin," tutur Lyshi memutusakan panggilan secara sepihak.Rama yang sedari tadi menyimak akhirnya bertanya. "Siapa, Ra?""Papa," ucap Lyshi dengan lesu.Rama menganggukkan kepalanya. "Kamu ke sini nggak izin dulu?" Rama kembali bertanya. Entahlah, Lyshi rasa sekarang lelaki itu banyak bicara.Gadis itu hanya menjawab dengan cengiran kecil.Suasana kembali hening, hanya angin sopoi-sopoi yang berpartisipasi meramaikan suasana siang itu.Hingga suar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status