Share

Pendam Terus Bang II

Penulis: ikan kodok
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-15 19:20:49

Part 14 (Pendam Terus Bang II)

***

Nana membuka pintu, senyum mengembang membuatnya terlihat cantik dan menawan. Ia kembali dengan membawa amplop berwarna coklat dan map biru. Di sana pasti ada beberapa berkas dan persyaratan yang harus ia serahkan ke pengadilan agama.

"Sudah selesai?" tanyaku.

Ia menganggukkan kepala, menunjukkan amplop itu padaku.

"Sudah."

"Baguslah, aku ikut lega."

Nana memangku tasnya, ia lalu memasukkan amplop tersebut ke dalam tas.

"Zeen,"

"Hemmz,"

"Aku boleh minta tolong?" tanyanya ragu.

Aku mengerutkan kening, membalas tatapan Nana. Bisa kulihat ada kesedihan di matanya.

"Apa?"

"Tolong carikan aku pengacara, aku tahu kau membenciku. Aku sadar kau tak menyukaiku. Tapi kali ini, tolong aku ya. Aku tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa. Papa masih ada di Bali, dan aku tidak mungkin mendatangi orang tuaku," papar Nana panjang lebar. Ia memasang raut wajah memelas. Aku lemah jika menyangkut tentangmu.

"Zeen, tolong. Kau boleh memanggilku Banana, sepua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Dian Rahmat
pantes aja dpt permata bnyk. ceritanya seru bin kocak ....... aq ikutan kirim permata
goodnovel comment avatar
Chin Nafa
hahaha....
goodnovel comment avatar
Ipeh Saripeh
paling seneng klo lihat istri tua tegas begini...bukan istri tua yang cuma bisa nangis
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Dengki Dan Cemburu

    Part 15 (Dengki Dan Cemburu) Pov Reza. **** Siang itu aku menjemput Salma di kantor polisi. Belum ada seminggu kami menikah. Dan lihat apa yang terjadi? Kami sudah panen masalah sekarang. Satu per satu persoalan datang. Dan otakku mendadak buntu. Pikiranku berkeliaran, aku sibuk memikirkan hubungan antara saudaraku dengan istriku. Siapa lagi kalau bukan Bang Zeen dan Nana. Masih terngiang di benakku kala Nana menyahut saat aku sedang mengobrol dengan bang Zeen. Dan yang membuatku geram, ketika Nana menolak mentransfer uang ke rekening Salma. Kok, bisa, Bang Zeen dan Nana bersama? Bukan kah mereka tidak pernah akur. Aku mengusap wajah kasar, tidak terima dengan semua ini. Nana, istri macam apa dia? Suaminya sedang kesusahan bukannya dibantu malah asyik-asyikkan bersama pria lain. Dan parahnya pria itu adalah kakakku. Tak bisa kujelaskan, aku juga bingung dengan diriku sendiri. Aku tak suka Nana dekat dengan pria lain, dia milikku. Meski cinta yang kuberikan padanya sudah kubagi

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Dengki Dan Cemburu II

    Part 15 (Dengki Dan Cemburu II)***Senyum mengembang Salma langsung hilang. Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal. Merasakan suasana yang berubah tegang. "Ada apa Reza? Belum cukup semalam Papa pukuli kamu?" tanya Papa, nada bicaranya tegas. Sorot matanya yang tajam itu seperti mencabik-cabik dadaku. "Mas Reza butuh uang Pa,""Maksudmu itu apa? Siapa yang kamu panggil Papa?" selidik Mama. "Papanya Mas Reza, kalian kan sekarang mertuaku.""Di sini tidak ada yang menganggapmu sebagai menantu. Jadi tolong kamu sadar diri."Aku menelan ludah kasar, Salma menatapku. Sepasang manik itu berkaca-kaca. Entah apa alasan Mama tidak menyukai Salma? Padahal yang salah kan Ibunya. Istriku tidak tahu apa-apa. Tidak seharusnya Mama membenci Salma. Meski aku tahu Mama melakukannya karena hasutan Nana. "Kok Mama ngomong gitu,""Berhenti memanggilku Mama, aku bukan Mamamu.""Sabar Ma,""Aku gak bisa sabar Pa kalau udah ketemu pelakor. Bawaanya itu pengen marah terus," sungut Mama. "Terus aku h

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Kalung Dan Dansa?

    Part 16 (Kalung Dan Dansa?) POV Nana. ****Aku pulang dari restoran setelah makan siang bersama Zeen. Entah apa yang merasuki iparku hingga ia memperlakukanku dengan begitu lembut. Seolah-olah aku ini barang yang wajib ia jaga. Dan, yang membuatku tak habis pikir. Zeen bahkan menyewa restoran itu hanya untuk makan siang kami berdua. Bukan kah hal itu sama saja dengan menghambur-hamburkan uang. Katanya, ia butuh privasi dan kenyamanan. Padahal dari cerita Mama Zeen biasanya makan siang di kantornya. Kurasakan matahari seperti berada di atap mobil. Teriknya seakan membakar ubun-ubunku. Hawa panas menyelimuti tubuhku. Apalagi sekarang aku tengah terjebak dengan kemacetan. Tanganku bergerak menurunkan kaca mobil, berharap angin sepoi-sepoi yang masuk bisa menyejukkanku beserta otakku. Pikiranku masih tertuju pada cerita Zeen. Di mana dia mengatakan akan menunggu perempuan itu sampai pulang. Ia menjadikan dirinya rumah untuk orang yang suka kelayapan. Lama-lama aku kasihan juga padanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Kalung Dan Dansa II

    Part 16 (Kalung Dan Dansa II)***"Pria yang katamu mengirim boneka setiap Minggu itu?""Benar Zeen, lihat ini, dia juga mengirim kalung sebagus ini padaku." Aku memamerkan kalung itu pada Zeen. Ia menatapku dan kalung itu bergantian. "Kau senang?""Tentu saja aku senang, kami sudah lama tidak bertemu. Aku bahkan sampai menangis."Aku menarik kursi rias, lalu duduk di sana. Pandangan mataku tak bisa lepas dari kalung yang Atarik berikan. "Kenapa tidak di pakai?"Pertanyaan Zeen membuatku mengangkat wajah. "Aku tidak tahu cara memakainya," tuturku. "Kau yakin tidak tahu?""Aku tidak berbohong.""Baiklah, aku akan membantumu memakainya."Zeen bangkit, ia berjalan mendekatiku. Satu tegukan ludah membasahi tenggorokanku yang mendadak kering. "Berdirilah."Menarik napas, aku menuruti perintah Zeen. Aku beranjak dari kursi rias. Dengan pelan dan ragu aku memutar badan menghadap cermin. Zeen berdiri tepat di belakangku. Kami saling menatap dalam diam. "Mana kalungnya?" pintanya sambil

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Tinggalkan Rumah ini

    Part 17 (Tinggalkan Rumah ini) Senja telah berganti dengan rembulan. Sinar keemasan yang sempat hadir kini telah hilang menyisakan dinginnya udara malam. Sejak kejadian tadi sore Zeen lebih banyak diam. Kutatap punggungnya yang sedang berkutat dengan peralatan memasak. "Zeen mau aku bantu?" Aku berjalan mendekati Zeen, lalu berdiri di sampingnya. Kulihat ia memasukkan sedikit garam ke dalam masakannya. "Duduklah, biar aku yang masak.""Kau yakin? Apa kau masih marah padaku?"Kakak iparku itu melirikku sekilas, aku masih berdiri menunggu jawabannya. "Tidak.""Maafkan aku kalau aku menyakitimu, padahal kita baru saja berdamai.""Sudahlah, jangan dibahas. Lebih baik kau duduk dan menungguku sampai selesai," jawabnya.Zeen mengambil beberapa sayuran segar dari dalam kulkas. Ia mencucinya lebih dulu sebelum di eksekusi. "Zeen.""Banana, aku bilang duduk," serunya tanpa melirikku. Aku beringsut mundur, dengan lesu kuayun langkah menuju meja makan. Kudorong kursi mundur, lalu menjatuhka

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Tinggalkan Rumah Ini II

    Part 17 (Tinggalkan Rumah Ini II)***Wajah Zeen sudah berubah padam. Ia hendak bangkit, namun aku mencekal pergelangan tangannya. "Aku ingin dengar," tuturku. Lagi-lagi tak ada jawaban, Zeen memilih menuruti apa yang aku katakan. "Abang kenapa diam?""Apa yang kamu bilang tadi itu tidak benar!""Gak benar apanya, pasti Nana kan yang godain Abang. Perempuan itu memang murahan, haus belaian sampai selingkuh di belakang suaminya."Tiba-tiba dadaku bergemuruh hebat. Bisa-bisanya Mas Reza menuduhku yang bukan-bukan. Aku tidak pernah menggoda siapa pun, sekalipun Kakaknya, Zeen. "Tutup mulutmu, kalau kau ada di sini. Sudah Abang robek mulutmu!""Benar kan dugaanku, Abang dan Nana ada main serong!""Kau ini tahu apa? Memangnya kamu punya bukti apa?" gertak Zeen, nada bicaranya melengking tinggi. "Kalau tidak punya bukti jangan menuduh orang. Hatimu busuk Reza, dan mungkin otakmu juga ikutan busuk!""Siapa yang hatinya busuk! Nana saja yang jadi istri tidak becus!""Cobalah koreksi diri

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Nelangsa Kan Kalian

    Part 18 (Nelangsa Kan Kalian?) POV Reza. **** "Kata siapa? Ini rumahku, bahkan sertifikat rumah ini atas namaku!"Aku tersentak kaget mendengar suara pekikan Nana. Aku dan Salma baru tiba di rumah. Kami langsung dikejutkan dengan Nana yang tiba-tiba saja melempar koper ke arahku.Bukan hanya itu, keberadaan Bang Zeen pun membuatku bertanya-tanya?Apa yang sudah mereka berdua lakukan di rumahku? Apa jangan-jangan mereka tinggal seatap? Aku yakin Nana menjual tubuhnya pada bang Zeen. Nana pasti yang menggoda Abangku. Dasar wanita murahan! Bermuka dua!"Kenapa masih diam di situ? Buruan kalian pergi dari sini? Tinggalkan rumahku sekarang juga!" seru Nana disusul dengan tas yang ia lempar kepadaku. Kubiarkan tas itu tergeletak di tanah. Yang kuyakini tas itu berisikan barang-barangku yang tidak muat di koper. "Nana, kamu udah gila! Aku ini suamimu! Aku berhak atas rumah ini!" Mataku menyala tajam. Hanya karena aku selingkuh dengan sahabatnya, Nana melakukan ini semua. Tidak sadar di

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Nelangsa Kan Kalian II

    Part 18 (Nelangsa Kan Kalian II)***"Aku bilang pergi!"Dengan membabi buta Nana menyerang kami. Ia juga menyalakan air keran, lalu mengarahkan selang itu pada kami yang berdiri kaku. "Nana!""Sudah kukatakan, cepat pergi!""Ini rumah Mas Reza!""Baiklah, kita akan pergi dari sini! Stop!" Aku meminta Nana berhenti melakukan aksi gila yang membuatku stres. "Berhenti Nana.""Kembalikan dompet dan ponselku!" "Kembalikan saja dompetnya."Bang Zeen mengusap lembut rambut Nana, lalu mematikan keran. Dari cara Bang Zeen menatap Nana. Kulihat ada cinta di sana. "Ini aku kembalikan dompetmu!dan ini ponselmu! Cepat pergi dari sini, jangan pernah kembali lagi!" Nana melempar dompetku. Buru-buru aku mengambilnya, memeriksa isi di dalamnya. Masih aman. Sedangkan Bang Zeen memberikan ponselku. Lekas Salma menyambar ponsel itu dari tangannya. "Awas saja kamu Nana, kami akan balas perbuatan kamu!""Silakan kalau bisa!" ucap Nana menantang. "Ayo kita pergi."Aku menggandeng tangan Salma. Mesk

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16

Bab terbaru

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    ENDING (Sempurnanya Bahagiamu)

    Part 64 (Sempurnanya Bahagiamu) ****Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, kini usia kandungan Nana sudah memasuki sembilan bulan. Kata Dokter, seminggu lagi perempuan itu diperkirakan akan melahirkan. Segala keperluan sudah Zeen persiapkan, Zeen juga meminta pada Mamanya untuk menemani Nana saat ia tak ada di rumah. Wanita paruh baya itu sudah sejak semalam tinggal di sana. Sementara sang suami, sesekali datang berkunjung di sela kesibukannya bekerja, dan menemani sang putra yang masih berada di rumah sakit. Reza masih berjuang melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya. "Ya ampun, Na. Mau ke mana?" Mama Reni tampak terkejut saat mendapati sang menantu berjalan tertatih keluar dari kamar. Buru-buru ia menghampiri Nana, dan memapah menantunya agar tak jatuh. "Mama lagi apa?" tanya Nana. Mereka berdua berjalan menuju sofa yang ada di ruang tengah. Mama Reni membawa Nana ke sana."Mama lagi bersih-bersih terus lihat kamu, kamu kenapa keluar dari kamar sayang?" Dengan penuh kelembu

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Gendutan Yak?

    Part 63 (Gendutan Yak?)****"Iya, yang itu—ah tidak, jangan yang itu. Yang sampingnya Mang. Sudahlah Mang, lebih baik Mang Kasep turun, biarkan saya sendiri yang manjat." Zeen berujar pada Mang Kasep yang kini berada di atas pohon. Nana yang melihat hal itu hanya bisa geleng-geleng kepala. Dirinya yang hamil, justru sang suami yang mengidam, morning sickness dan segala macamnya. Sejak kedatangan Ibunya ke rumahnya beberapa hari yang lalu, Nana mulai kembali pada aktivitasnya. Beban yang bersarang pada pundaknya perlahan berangsur hilang. Ia mulai menikmati hidupnya. Toh sekarang hidupnya sudah lengkap dengan keberadaan Zeen dan tentunya dengan kehadiran sang buah hati yang masih mereka nantikan."Tapi Tuan," keluh Mang Kasep. Lelaki itu menunduk, menatap Tuannya."Saya bilang turun, Mang. Biarkan saya sendiri yang ambil." Sambil mendengkus Zeen menjawab perkataan Mang Kasep. Tanpa menunggu perintah dua kali, Mang Kasep segera turun. "Biarkan Mang, Ibu hamil satu ini memang aktif," c

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Damai

    Part 62 (Damai)****Matahari semakin turun ke perut bumi. Gelap mengiringi, dan angin malam mulai berhembus pelan memasuki ruangan bernuansa putih itu. Reza merasakan hawa di sekitarnya mulai dingin. Ia merapatkan selimut, mengigit ujung bibir menahan nyeri dalam hati. Entah perasaan apa ini? Hanya rasa sesak yang menguasai hatinya. Ia telah terbelenggu oleh rasa bersalah yang ternyata semakin hari, semakin menjadi-jadi. Rasa yang tak mungkin bisa lagi ia ulang. Untuk ikhlas pun rasanya berat. Huft. Tarikan napas berat Reza ambil."Reza ..."Mendengar namanya dipanggil, lelaki berambut hitam itu segera menyudahi lamunan, ditatap kembali wajah sendu Mamanya dari balik layar ponselnya. Dirinya merasa menjadi orang paling bodoh di dunia ini. Ia telah membuang berlian, dan menukarnya dengan bongkahan batu. Dan parahnya, berlian yang ia buang itu telah dipungut oleh orang yang tepat. "Kamu kenapa? Are you okey?""Nana hamil Ma?" tanya Reza. Ia mati-matian menahan gelombang yang menghimpi

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Baby Twins?

    Part 61 (Baby Twins?)****"Nana, bagaimana kabarmu? Kamu nyaman kan tinggal bersama Zeen? Apa Zeen memperlakukanmu dengan baik?" tanya Mama Reni melalui sambungan telepon. Wanita itu sungguh merindukan menantunya. Setelah Zeen memboyong Nana pergi rumahnya tampak sepi. "Kabarku baik Ma, hanya saja ada sedikit masalah. Zeen memperlakukanku dengan baik. Bagaimana kabar Mama?" jawab Nana pelan. Ia berlari berbirit-birit ke kamar mandi saat mendengar suara rintihan. Dengan kasar Nana membuka pintu, dan langsung menemukan Zeen yang membungkuk di wastafel."C'k, menyusahkan. Sudah berapa kali kukatakan, kau ini butuh ke Dokter. Jangan nakal bisa tidak, seharian ini kau terus saja memuntahkan isi perutku, membuatku repot mengurusmu," cerocos Nana. Ia menaruh benda pipih itu di dekat telinga dan menghimpitnya dengan pundak. Lalu dengan sedikit kasar ia mulai memijat tengkuk Zeen. Nana benar-benar dibuat geram. Pasalnya seharian ini Zeen terus saja muntah-muntah. Bahkan pria itu berkali-kal

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Ck, Rujak?

    Part 60 (Ck, Rujak?) **** Sinar mentari pagi menerobos masuk melalui celah jendela. Cahaya keemasan itu tak terasa menerpa wajah Nana, seketika ia menggeliat. Ia meraba sisi kanan yang ternyata sudah kosong. Di mana Zeen? tanya Nana dalam hati. Nana melenguh pelan, ia mulai membuka mata, dan mengedarkan pandangannya pada kamar bernuansa hitam ini. Ia mencari keberadaan suaminya. Membuat benaknya bertanya-tanya. Tidak biasanya Zeen pergi kerja tanpa pamitan padanya. Terlebih ia meninggal Nana yang masih ingin bermanja-manja dengannya. "Zeen," panggil Nana setengah berteriak. Ia masih bergulat dalam selimut. Melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 7 pagi. Dengan malas Nana bangun, ia bersandar pada kepala ranjang sambil mengucek matanya. Semalam setelah pulang dari rumah sakit, mereka berdua menghabiskan malam panjang dan panas. "Zeen ..." Lagi-lagi Nana memanggil nama suaminya. Nihil, tak terdengar sahutan. Hanya keheningan yang perempuan itu rasakan. Kamarnya sunyi, sepertiny

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Talak & Pencerahan

    Part 59 (Talak & Pencerahan)****"Pergi kamu dari sini!" pekik Abraham marah. Setelah semuanya beres, ia segera menurunkan koper Ira, dan membawanya keluar. Membuat wanita itu seketika panik.12 tahun bersama, ini kali pertamanya lelaki itu bersikap seperti ini padanya. Abraham tidak pernah marah sampai sebesar ini, dan mengusirnya begitu saja. Seperti yang terjadi sore ini. Hal itu tentu membuatnya kelimpungan. Dan tak tahu harus berbuat apa demi meredam emosi suaminya. "Kamu dengarkan aku dulu, Mas!" Ira berucap seraya menyusul suaminya, berulang kali ia mencoba menyentuh lengan Abraham. Namun, dengan cepat lelaki berambut hitam itu menepisnya. Amarah telah menguasai dirinya. Tak ada kata penjelasan, bagi lelaki itu semuanya sudah jelas. "Tidak ada yang perlu dijelaskan, semuanya sudah jelas! Kamu sudah mengkhianati pernikahan kita!""Itu sudah lama!" sanggah Ira. Abraham mengayun langkah cepat menuruni tangga. Ia melempar koper itu setibanya di teras rumah. "Pergi!""Mas, aku

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Enyah Kau Dari Hadapanku

    Part 58 (Enyah Kau Dari Hadapanku!)****Pov Author"Keterlaluan kamu Ira! Aku tak habis pikir denganmu. Apa yang kamu lakukan ini membuatku kecewa!" tutur Abraham, ia marah pada istrinya. Pria berambut hitam itu membanting pintu mobilnya kasar. Lalu berderap memasuki rumah. Tampak gurat kekecewaan menghiasi wajahnya. "Aku bisa jelaskan!""Mas, dengarkan aku dulu! Aku punya alasan. Kamu tidak bisa dong bersikap seperti ini. Dan menyimpulkannya langsung!""Mas Ham!" panggil Ira, wanita itu terus berucap sampai suaminya mau berhenti, dan mendengarkannya."Apa yang ingin kamu jelaskan! 12 tahun, 12 tahun Ira kamu membohongiku. Ibu macam apa kamu ini! Aku benar-benar tak habis pikir, kamu tega membuang anakmu sendiri! Apa yang kamu pikirkan saat itu, hah!" lanjut Abraham. Dadanya bergemuruh hebat, sesampainya di rumah mereka justru bertengkar hebat. Ira Pratiwi, wanita yang sudah 12 tahun ini mendampinginya. Begitu tega Ira membodohinya. Teringat tatapan perempuan itu, membuat Abraham m

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Keterlaluan Kamu Ira!

    Part 57 (Keterlaluan Kamu Ira!)****"Mas Ham ...." Dengan cepat Bu Ira menghampiri suaminya, setiap gerak-geriknya tak luput dari perhatianku. Ia belum menyadari keberadaanku. Tak ada penyesalan di matanya. Setelah bertahun-tahun ia menelantarkan Nana, tidak ada sedikitpun rasa bersalah itu tampak. Ya Tuhan, manusia seperti apa Bu Ira ini? Darah dagingnya sendiri seperti tak berarti.Kulihat Pak Abraham mematung, lelaki berperawakan tinggi serta berperut buncit itu tampak sedang bergelut dengan pikirannya sendiri. Kalian pernah mendengar peribahasa seperti ini, sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Ini kesempatan bagus bagiku untuk membongkar kebusukan Bu Ira. Pasti Pak Abraham akan kecewa dan menyayangkan sikap Bu Ira yang semena-mena pada putrinya. Terlebih dengan kejamnya, Bu Ira mengatakan Nana yang masih hidup itu mati. "Mas, kok kamu berdiri di situ bukannya nyamperin aku?" tanya Bu Ira. Pak Abraham melirikku. Bertanya, atau menelan berita mentah-mentah itu pili

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Istrimu Itu?

    Part 56 (Istrimu Itu?)****Pov ZeenBaru semalam Nana dipeluk Ayahnya, dan kini tubuh itu telah menyatu dengan tanah. Kenapa secepat ini? Bahkan di saat istriku baru saja merasakan kasih sayang Ayahnya. Bulir-bulir bening terus mengalir dari pelupuk mata Nana. Tak bisa kujelaskan bagaimana hancurnya ia sekarang. Nana selalu berharap dapat mengabiskan waktu bersama dengan Ayahnya. Mengabadikannya menjadi momen indah. Memang Tuhan mengabulkannya, tapi sayang hanya beberapa menit. Setelah itu Nana benar-benar kehilangan. Sosok yang harusnya jadi panutan, yang bisa menjaganya, melindunginya, menyayanginya tanpa jeda, ternyata menjadi orang yang paling kejam dalam memberinya derita. Ketika Idro menyadari perbuatannya, Tuhan langsung mengambilnya. Padahal Idro belum merasakan seujung kuku penderitaan Nana. Tapi mau bagaimana lagi, takdir tidak ada yang tahu. Kematian itu pasti, masa depan kita ya berpulang pada Tuhan. "Ayah, Ma, Ayahku pergi, Ma. Aku baru memeluknya sebentar tadi malam,

DMCA.com Protection Status