Share

Tinggalkan Rumah Ini II

Author: ikan kodok
last update Last Updated: 2022-06-16 08:36:16

Part 17 (Tinggalkan Rumah Ini II)

***

Wajah Zeen sudah berubah padam. Ia hendak bangkit, namun aku mencekal pergelangan tangannya.

"Aku ingin dengar," tuturku.

Lagi-lagi tak ada jawaban, Zeen memilih menuruti apa yang aku katakan.

"Abang kenapa diam?"

"Apa yang kamu bilang tadi itu tidak benar!"

"Gak benar apanya, pasti Nana kan yang godain Abang. Perempuan itu memang murahan, haus belaian sampai selingkuh di belakang suaminya."

Tiba-tiba dadaku bergemuruh hebat. Bisa-bisanya Mas Reza menuduhku yang bukan-bukan. Aku tidak pernah menggoda siapa pun, sekalipun Kakaknya, Zeen.

"Tutup mulutmu, kalau kau ada di sini. Sudah Abang robek mulutmu!"

"Benar kan dugaanku, Abang dan Nana ada main serong!"

"Kau ini tahu apa? Memangnya kamu punya bukti apa?" gertak Zeen, nada bicaranya melengking tinggi.

"Kalau tidak punya bukti jangan menuduh orang. Hatimu busuk Reza, dan mungkin otakmu juga ikutan busuk!"

"Siapa yang hatinya busuk! Nana saja yang jadi istri tidak becus!"

"Cobalah koreksi diri
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Nelangsa Kan Kalian

    Part 18 (Nelangsa Kan Kalian?) POV Reza. **** "Kata siapa? Ini rumahku, bahkan sertifikat rumah ini atas namaku!"Aku tersentak kaget mendengar suara pekikan Nana. Aku dan Salma baru tiba di rumah. Kami langsung dikejutkan dengan Nana yang tiba-tiba saja melempar koper ke arahku.Bukan hanya itu, keberadaan Bang Zeen pun membuatku bertanya-tanya?Apa yang sudah mereka berdua lakukan di rumahku? Apa jangan-jangan mereka tinggal seatap? Aku yakin Nana menjual tubuhnya pada bang Zeen. Nana pasti yang menggoda Abangku. Dasar wanita murahan! Bermuka dua!"Kenapa masih diam di situ? Buruan kalian pergi dari sini? Tinggalkan rumahku sekarang juga!" seru Nana disusul dengan tas yang ia lempar kepadaku. Kubiarkan tas itu tergeletak di tanah. Yang kuyakini tas itu berisikan barang-barangku yang tidak muat di koper. "Nana, kamu udah gila! Aku ini suamimu! Aku berhak atas rumah ini!" Mataku menyala tajam. Hanya karena aku selingkuh dengan sahabatnya, Nana melakukan ini semua. Tidak sadar di

    Last Updated : 2022-06-16
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Nelangsa Kan Kalian II

    Part 18 (Nelangsa Kan Kalian II)***"Aku bilang pergi!"Dengan membabi buta Nana menyerang kami. Ia juga menyalakan air keran, lalu mengarahkan selang itu pada kami yang berdiri kaku. "Nana!""Sudah kukatakan, cepat pergi!""Ini rumah Mas Reza!""Baiklah, kita akan pergi dari sini! Stop!" Aku meminta Nana berhenti melakukan aksi gila yang membuatku stres. "Berhenti Nana.""Kembalikan dompet dan ponselku!" "Kembalikan saja dompetnya."Bang Zeen mengusap lembut rambut Nana, lalu mematikan keran. Dari cara Bang Zeen menatap Nana. Kulihat ada cinta di sana. "Ini aku kembalikan dompetmu!dan ini ponselmu! Cepat pergi dari sini, jangan pernah kembali lagi!" Nana melempar dompetku. Buru-buru aku mengambilnya, memeriksa isi di dalamnya. Masih aman. Sedangkan Bang Zeen memberikan ponselku. Lekas Salma menyambar ponsel itu dari tangannya. "Awas saja kamu Nana, kami akan balas perbuatan kamu!""Silakan kalau bisa!" ucap Nana menantang. "Ayo kita pergi."Aku menggandeng tangan Salma. Mesk

    Last Updated : 2022-06-16
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Surat Perceraian

    Part 19 (Surat Perceraian) ***pov RezaDari pagi sampai siang aku hanya berdiam diri di dalam kamar. Tubuhku masih lemas mengingat kejadian yang beberapa jam yang lalu kualami. Sesekali memikirkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalahku ini. Andai waktu itu ponselku tidak tertukar dengan ponsel Nana. Mungkin semua tidak akan terjadi. Aku dan Salma masih di Bali merayakan pesta pernikahan kami. Dan Nana, dia tidak akan tahu jika aku menikah lagi. Mungkin. Mungkin aku juga tidak akan ketipan sial. Aku menarik rambutku kasar, menggerutuki kebodohan yang kulakukan. Aku terus berandai-andai. Andai saat itu aku lebih berhati-hati lagi dalam menjalani hubungan gelap itu. Pasti sekarang aku masih tinggal di rumah yang kubeli 2 tahun yang lalu. Memberi Nana pengertian dan berjanji akan berlaku adil. Tapi sayang, Nana terlanjut sakit hati. Kalau dipikir-pikir, di sini aku juga sakit hati karena pengkhianatannya. Brak!Aku terpelonjak kaget tatkala pintu kamar dibuka dengan kasar. S

    Last Updated : 2022-06-16
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Surat Perceraian II

    Part 19 (Surat Perceraian II)****Aku baru tiba di kantor Bang Zeen setelah tiga puluh menit lamanya berada di jalan. Tak ingin membuang waktu, aku lekas masuk ke dalam gedung bertingkat itu."Eh, permisi, saya ingin bertemu dengan Pak Zeen, apa beliau masih ada di kantor?" tanyaku pada resepsionis, menjaga image dan martabat itu penting. "Oh, Pak Reza, tunggu sebentar ya Pak. Saya tanyakan pada sekretarisnya," jawabnya. Aku menganggukkan kepala, sembari menunggu jawaban resepsionis pandanganku meneliti sekitar. Makin lama kantor Bang Zeen makin berkembang pesat. Dia juga punya bisnis restoran dan hotel. "Pak Zeen ada di ruangnya, bapak bisa menemui beliau sekarang," jawaban dari resepsionis menyudahi lamunanku. Aku mengucapkan terima kasih, lalu berderap menuju lift. Memaksa tubuhku masuk, aku menekan tombol yang membawaku ke lantai paling atas. Di mana ruangan saudaraku itu berada. Ting!Tak butuh waktu lama, suara dentingan lift menggema. Aku melangkah keluar saat pintu lift

    Last Updated : 2022-06-16
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Bahagia VS Menderita

    Part 20 (Bahagia VS Menderita) POV Nana **** Selepas kepergian Mas Reza aku mengeluarkan kue dari box kue. Menaruhnya di atas meja. Wajah Mas Reza masih menari-nari dalam benakku. Bagaimana ia marah, kesal, dan cemburu. Sayang, kita akan berakhir, Mas. Perhatian yang kucurahkan selama ini tidak membuatmu menetap. Tidak masalah, aku lah yang akan menepi."Ini apa Nana?" tanya Zeen bingung.Aku meliriknya sekilas. Apa dia tidak mengerti jika aku sedang merayakan ulang tahunnya yang ke 31 tahun."Ini kue Zeen." Aku sibuk menata lilin, mengeluarkan kado yang kubungkus semalam. Kue ini juga kubuat tanpa sepengetahuan Zeen."Ya aku tahu ini kue, tapi untuk apa?" Sederet pertanyaan keluar dari mulut Zeen. Aku mendengkus, memintanya berhenti bertanya."Jangan banyak tanya, lihat saja apa yang sedang kulakukan," tuturku. Detik kemudian Zeen benar-benar diam. Ia terus mengamati setiap gerak-gerikku."Aku tidak sempat beli lilin angka, jadi pakai lilin kecil tidak pa-pa kan?" Aku menatap Ze

    Last Updated : 2022-06-16
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Bahagia VS Menderita II

    Part 20 (Bahagia VS Menderita II)***"Mengapa wangimu seperti Atarik."Aku memberanikan diri membingkai wajah Zeen. Menatap begitu dalam matanya. "Kenapa kau membahas Atarik?""Aku tidak tahu, yang jelas aku seperti melihatnya dalam dirimu." Aku mengamati wajah Zeen. Hanya mata dan hidung yang mirip. Selebihnya tidak, kalau dia memang Atarik kenapa aku tidak bisa mengenali wajahnya. "Kau sudah gila Nana, ini aku Zeen."Aku mundur, bukan jawaban yang kutemukan. Ke mana aku harus mencarimu Atarik. Kenapa kau tidak pernah muncul lagi di depanku. Tidak tahu kah aku sedang terpuruk dan membutuhkan bahumu untuk bersandar. ****Aku menggulir layar ponselku sambil menunggu Zeen selesai rapat. Setelah kejadian tadi, aku meminta maaf pada Zeen. Dia bersikeras mengatakan kalau dia tidak mengenal Atarik. Padahal di beberapa kesempatan ia seperti mengenal Atarik. Mulai dari mengatakan, dia selalu menghiburmu, sampai jangan pergi lagi. Dan kini memanggilku Ana. Bagaimana caraku menemukan Ata

    Last Updated : 2022-06-16
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Tabur Tuai

    Part 21 (Tabur Tuai)****Gemerlapnya lampu menghiasi sepanjang jalan, kulempar tatapan keluar jendela. Pikiranku melayang ke mana-mana. Kulihat dari kejauhan bulan sabit tampak malu-malu menampakkan diri. Meski begitu langit gelap masih bertabur dengan bintang. Apa Zeen itu Atarik? Hal itu terus terlintas dibenakku. Berbagai macam prasangka pun turut mengisi pikiranku. Kulirik Zeen yang fokus mengemudi. Sesekali ia memijat pelipisnya. Aku tidak yakin kalau dugaanku ini benar. Namun, kala netra itu beradu pandang dengan manik kecokelatan milikku. Rasanya aku seperti menemukan teman masa laluku yang lama hilang. Bagaimana caraku membuktikannya. "Zeen ..."Pria itu menoleh, sebelah alisnya terangkat. "Ya," jawabnya singkat. Kusatukan kedua tangan, mencoba menghilangkan rasa gugup. Detik kemudian aku kembali menunduk. Aku bingung harus menggali informasi dari mana. Takut, jika pertanyaanku ini menyinggung, atau membuatnya marah. Namun, jika kupendam lama-lama akan menumpuk. "Ada ap

    Last Updated : 2022-06-16
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Tabur Tuai II

    Part 21 (Tabur Tuai II)****Hampir setengah jam di jalan mobil Zeen akhirnya memasuki pekarangan rumah. "Kamu tinggal di sini ya Na?" pinta Mama. "Iya Ma, aku mau tinggal di mana lagi kalau bukan di rumah Mama.""Lah rumahmu sama Reza itu—" Papa tidak melanjutkan ucapannya. Mama memotongnya dengan cepat. "Rumah Nana sama Reza itu udah Nana jual, Pa.""Kamu jual Na?""Iya Pa,""Ngercep banget kamu, Na. Tapi Papa bangga, ya sudah kamu tinggal saja di sini. Biar Zeen betah di rumah. Biar itu anak tidak gila pekerjaan."Aku melongo mendengar pengakuan Papa. Ada hubungan apa aku tinggal di sini dengan kenyamanan Zeen. Aneh. Keluarga ini seperti menyimpan teka-teki. Belum sempat aku bertanya, papa sudah keluar dari mobil. Di susul Mama yang menggekori suaminya. "Jangan masukan hati ucapan Papa. Dia hanya sedang bercanda.""Kuharap kau cepat mengaku Zeen.""Maksudmu?" Zeen langsung menoleh, ia berpindah duduk di jok belakang. "He, sedang apa kau ini?""Kau menyuruhku mengaku, memang ap

    Last Updated : 2022-06-16

Latest chapter

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    ENDING (Sempurnanya Bahagiamu)

    Part 64 (Sempurnanya Bahagiamu) ****Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, kini usia kandungan Nana sudah memasuki sembilan bulan. Kata Dokter, seminggu lagi perempuan itu diperkirakan akan melahirkan. Segala keperluan sudah Zeen persiapkan, Zeen juga meminta pada Mamanya untuk menemani Nana saat ia tak ada di rumah. Wanita paruh baya itu sudah sejak semalam tinggal di sana. Sementara sang suami, sesekali datang berkunjung di sela kesibukannya bekerja, dan menemani sang putra yang masih berada di rumah sakit. Reza masih berjuang melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya. "Ya ampun, Na. Mau ke mana?" Mama Reni tampak terkejut saat mendapati sang menantu berjalan tertatih keluar dari kamar. Buru-buru ia menghampiri Nana, dan memapah menantunya agar tak jatuh. "Mama lagi apa?" tanya Nana. Mereka berdua berjalan menuju sofa yang ada di ruang tengah. Mama Reni membawa Nana ke sana."Mama lagi bersih-bersih terus lihat kamu, kamu kenapa keluar dari kamar sayang?" Dengan penuh kelembu

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Gendutan Yak?

    Part 63 (Gendutan Yak?)****"Iya, yang itu—ah tidak, jangan yang itu. Yang sampingnya Mang. Sudahlah Mang, lebih baik Mang Kasep turun, biarkan saya sendiri yang manjat." Zeen berujar pada Mang Kasep yang kini berada di atas pohon. Nana yang melihat hal itu hanya bisa geleng-geleng kepala. Dirinya yang hamil, justru sang suami yang mengidam, morning sickness dan segala macamnya. Sejak kedatangan Ibunya ke rumahnya beberapa hari yang lalu, Nana mulai kembali pada aktivitasnya. Beban yang bersarang pada pundaknya perlahan berangsur hilang. Ia mulai menikmati hidupnya. Toh sekarang hidupnya sudah lengkap dengan keberadaan Zeen dan tentunya dengan kehadiran sang buah hati yang masih mereka nantikan."Tapi Tuan," keluh Mang Kasep. Lelaki itu menunduk, menatap Tuannya."Saya bilang turun, Mang. Biarkan saya sendiri yang ambil." Sambil mendengkus Zeen menjawab perkataan Mang Kasep. Tanpa menunggu perintah dua kali, Mang Kasep segera turun. "Biarkan Mang, Ibu hamil satu ini memang aktif," c

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Damai

    Part 62 (Damai)****Matahari semakin turun ke perut bumi. Gelap mengiringi, dan angin malam mulai berhembus pelan memasuki ruangan bernuansa putih itu. Reza merasakan hawa di sekitarnya mulai dingin. Ia merapatkan selimut, mengigit ujung bibir menahan nyeri dalam hati. Entah perasaan apa ini? Hanya rasa sesak yang menguasai hatinya. Ia telah terbelenggu oleh rasa bersalah yang ternyata semakin hari, semakin menjadi-jadi. Rasa yang tak mungkin bisa lagi ia ulang. Untuk ikhlas pun rasanya berat. Huft. Tarikan napas berat Reza ambil."Reza ..."Mendengar namanya dipanggil, lelaki berambut hitam itu segera menyudahi lamunan, ditatap kembali wajah sendu Mamanya dari balik layar ponselnya. Dirinya merasa menjadi orang paling bodoh di dunia ini. Ia telah membuang berlian, dan menukarnya dengan bongkahan batu. Dan parahnya, berlian yang ia buang itu telah dipungut oleh orang yang tepat. "Kamu kenapa? Are you okey?""Nana hamil Ma?" tanya Reza. Ia mati-matian menahan gelombang yang menghimpi

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Baby Twins?

    Part 61 (Baby Twins?)****"Nana, bagaimana kabarmu? Kamu nyaman kan tinggal bersama Zeen? Apa Zeen memperlakukanmu dengan baik?" tanya Mama Reni melalui sambungan telepon. Wanita itu sungguh merindukan menantunya. Setelah Zeen memboyong Nana pergi rumahnya tampak sepi. "Kabarku baik Ma, hanya saja ada sedikit masalah. Zeen memperlakukanku dengan baik. Bagaimana kabar Mama?" jawab Nana pelan. Ia berlari berbirit-birit ke kamar mandi saat mendengar suara rintihan. Dengan kasar Nana membuka pintu, dan langsung menemukan Zeen yang membungkuk di wastafel."C'k, menyusahkan. Sudah berapa kali kukatakan, kau ini butuh ke Dokter. Jangan nakal bisa tidak, seharian ini kau terus saja memuntahkan isi perutku, membuatku repot mengurusmu," cerocos Nana. Ia menaruh benda pipih itu di dekat telinga dan menghimpitnya dengan pundak. Lalu dengan sedikit kasar ia mulai memijat tengkuk Zeen. Nana benar-benar dibuat geram. Pasalnya seharian ini Zeen terus saja muntah-muntah. Bahkan pria itu berkali-kal

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Ck, Rujak?

    Part 60 (Ck, Rujak?) **** Sinar mentari pagi menerobos masuk melalui celah jendela. Cahaya keemasan itu tak terasa menerpa wajah Nana, seketika ia menggeliat. Ia meraba sisi kanan yang ternyata sudah kosong. Di mana Zeen? tanya Nana dalam hati. Nana melenguh pelan, ia mulai membuka mata, dan mengedarkan pandangannya pada kamar bernuansa hitam ini. Ia mencari keberadaan suaminya. Membuat benaknya bertanya-tanya. Tidak biasanya Zeen pergi kerja tanpa pamitan padanya. Terlebih ia meninggal Nana yang masih ingin bermanja-manja dengannya. "Zeen," panggil Nana setengah berteriak. Ia masih bergulat dalam selimut. Melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 7 pagi. Dengan malas Nana bangun, ia bersandar pada kepala ranjang sambil mengucek matanya. Semalam setelah pulang dari rumah sakit, mereka berdua menghabiskan malam panjang dan panas. "Zeen ..." Lagi-lagi Nana memanggil nama suaminya. Nihil, tak terdengar sahutan. Hanya keheningan yang perempuan itu rasakan. Kamarnya sunyi, sepertiny

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Talak & Pencerahan

    Part 59 (Talak & Pencerahan)****"Pergi kamu dari sini!" pekik Abraham marah. Setelah semuanya beres, ia segera menurunkan koper Ira, dan membawanya keluar. Membuat wanita itu seketika panik.12 tahun bersama, ini kali pertamanya lelaki itu bersikap seperti ini padanya. Abraham tidak pernah marah sampai sebesar ini, dan mengusirnya begitu saja. Seperti yang terjadi sore ini. Hal itu tentu membuatnya kelimpungan. Dan tak tahu harus berbuat apa demi meredam emosi suaminya. "Kamu dengarkan aku dulu, Mas!" Ira berucap seraya menyusul suaminya, berulang kali ia mencoba menyentuh lengan Abraham. Namun, dengan cepat lelaki berambut hitam itu menepisnya. Amarah telah menguasai dirinya. Tak ada kata penjelasan, bagi lelaki itu semuanya sudah jelas. "Tidak ada yang perlu dijelaskan, semuanya sudah jelas! Kamu sudah mengkhianati pernikahan kita!""Itu sudah lama!" sanggah Ira. Abraham mengayun langkah cepat menuruni tangga. Ia melempar koper itu setibanya di teras rumah. "Pergi!""Mas, aku

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Enyah Kau Dari Hadapanku

    Part 58 (Enyah Kau Dari Hadapanku!)****Pov Author"Keterlaluan kamu Ira! Aku tak habis pikir denganmu. Apa yang kamu lakukan ini membuatku kecewa!" tutur Abraham, ia marah pada istrinya. Pria berambut hitam itu membanting pintu mobilnya kasar. Lalu berderap memasuki rumah. Tampak gurat kekecewaan menghiasi wajahnya. "Aku bisa jelaskan!""Mas, dengarkan aku dulu! Aku punya alasan. Kamu tidak bisa dong bersikap seperti ini. Dan menyimpulkannya langsung!""Mas Ham!" panggil Ira, wanita itu terus berucap sampai suaminya mau berhenti, dan mendengarkannya."Apa yang ingin kamu jelaskan! 12 tahun, 12 tahun Ira kamu membohongiku. Ibu macam apa kamu ini! Aku benar-benar tak habis pikir, kamu tega membuang anakmu sendiri! Apa yang kamu pikirkan saat itu, hah!" lanjut Abraham. Dadanya bergemuruh hebat, sesampainya di rumah mereka justru bertengkar hebat. Ira Pratiwi, wanita yang sudah 12 tahun ini mendampinginya. Begitu tega Ira membodohinya. Teringat tatapan perempuan itu, membuat Abraham m

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Keterlaluan Kamu Ira!

    Part 57 (Keterlaluan Kamu Ira!)****"Mas Ham ...." Dengan cepat Bu Ira menghampiri suaminya, setiap gerak-geriknya tak luput dari perhatianku. Ia belum menyadari keberadaanku. Tak ada penyesalan di matanya. Setelah bertahun-tahun ia menelantarkan Nana, tidak ada sedikitpun rasa bersalah itu tampak. Ya Tuhan, manusia seperti apa Bu Ira ini? Darah dagingnya sendiri seperti tak berarti.Kulihat Pak Abraham mematung, lelaki berperawakan tinggi serta berperut buncit itu tampak sedang bergelut dengan pikirannya sendiri. Kalian pernah mendengar peribahasa seperti ini, sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Ini kesempatan bagus bagiku untuk membongkar kebusukan Bu Ira. Pasti Pak Abraham akan kecewa dan menyayangkan sikap Bu Ira yang semena-mena pada putrinya. Terlebih dengan kejamnya, Bu Ira mengatakan Nana yang masih hidup itu mati. "Mas, kok kamu berdiri di situ bukannya nyamperin aku?" tanya Bu Ira. Pak Abraham melirikku. Bertanya, atau menelan berita mentah-mentah itu pili

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Istrimu Itu?

    Part 56 (Istrimu Itu?)****Pov ZeenBaru semalam Nana dipeluk Ayahnya, dan kini tubuh itu telah menyatu dengan tanah. Kenapa secepat ini? Bahkan di saat istriku baru saja merasakan kasih sayang Ayahnya. Bulir-bulir bening terus mengalir dari pelupuk mata Nana. Tak bisa kujelaskan bagaimana hancurnya ia sekarang. Nana selalu berharap dapat mengabiskan waktu bersama dengan Ayahnya. Mengabadikannya menjadi momen indah. Memang Tuhan mengabulkannya, tapi sayang hanya beberapa menit. Setelah itu Nana benar-benar kehilangan. Sosok yang harusnya jadi panutan, yang bisa menjaganya, melindunginya, menyayanginya tanpa jeda, ternyata menjadi orang yang paling kejam dalam memberinya derita. Ketika Idro menyadari perbuatannya, Tuhan langsung mengambilnya. Padahal Idro belum merasakan seujung kuku penderitaan Nana. Tapi mau bagaimana lagi, takdir tidak ada yang tahu. Kematian itu pasti, masa depan kita ya berpulang pada Tuhan. "Ayah, Ma, Ayahku pergi, Ma. Aku baru memeluknya sebentar tadi malam,

DMCA.com Protection Status