Share

Bab 59. Berbesar hati.

Penulis: iva dinata
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Jm 6 pagi Serena sudah bersiap untuk berangkat ke pengadilan. Serena berniat menitipkan Zena di rumah Bundanya sebelum berangkat ke pengadilan karena itu mereka berangkat lebih awal dari jadwal yang di sidang perceraiannya.

''Serena kamu sudah siap?" Gibran mengetuk kamar Serena.

"Iya." jawab Serena setelah keluar dari kamarnya.

"Kita sarapan di rumah Bunda saja. Zena sudah kangen kari ayam bikinan Bunda katanya." ujarnya sambil melirik putrinya yang sudah berdiri di dekat sofa sambil tersenyum.

"Hore,,,,ke rumah Oma." pekiknya girang.

"Sudah siap ketemu Bunda?" tanya Gibran menatap dalam adik bungsunya itu.

Serena sontak mengangguk sambil tersenyum seperti biasanya. Tidak pernah menunjukkan kesedihannya.

"Semuanya pasti akan segera berlalu. Setelah semuanya selesai, mulailah hidup baru bersama Zena!" ucap Gibran menepuk pundak sang adik lalu berbalik dan menggendong Zena membawanya keluar kamar apartemen.

Ya, beberapa hari ini Serena tinggal di appartemen milik Gibran untuk se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 60 Rahasia yang di simpan Rahma.

    "Sebenarnya dulu Bunda dan Papanya Kaisar saling mengenal. Kami sangat dekat. Saat itu Bunda mengira jika Aditama memiliki perasaan yang sama dengan yang Bunda rasakan tapi ternyata Aditama mendekati Bunda karena menyukai kakak sepupuku, Marisa." Rahma mengungkapkan apa yang selama ini ia rahasiakan. Sontak membuat ketiga anaknya tercengang setelah mendengar pengakuan Rahma. "Bunda serius?" Kali ini Indira yang bertanya. Sedangkan Serena dan Gibran hanya menatap lekat wanita yang mereka panggil Bunda itu. Rahma menghela nafas panjang sebelum menceritakan apa yang disimpan rapat selama ini, "Aditama adalah senior Bunda di kampus. Bunda dan Aditama sering pergi bersama bahkan dia sering membelikan hadiah dan sangat perhatian sama Bunda. Akan tetapi ternyata itu semua dilakukannya agar bisa mencari tahu tentang Marisa. Aditama tidak lagi menemuiku setelah mengenal Marisa. Pada akhirnya Bunda melihat sendiri Aditama dan Marisa menjalin kasih bahkan mereka menikah tanpa memberitahuku. K

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 61. Bertemu kembali dengan masa lalu.

    "Aku mohon padamu! Mas Kaisar ingin sekali bertemu denganmu," mohon Aira dengan suara memelas. "Serena!!! Aku mohon,," Suara Aira kembali terdengar memohon dengan diiringi isak tangis yang membuat hati Serena terenyuh hingga tanpa sadar meneteskan air matanya. "Dia ingin sekali bertemu denganmu. Tolonglah bantu aku membalas kebaikannya kepadaku dan Raka. Aku akan menemui suamimu jika itu yang membuatmu tidak mau datang kesini. Aku akan meminta izin padanya. Aku akan menemuinya sekarang," bujuk Aira tanpa menyerah. "Tidak perlu," jawab Serena akhirnya. Lalu menutup matanya sebentar, 'Bismillahirrokhmanirrokhim,' lanjutnya dalam hati. "Aku akan datang." Terdengar helaan nafas lega dari Aira, "Terima kasih! Terima kasih banyak Serena. Kamu memang orang baik, aku akan menunggumu," Suara Aira terdengar serak. Serena menghela nafas sepenuh dadanya setelah sambungan telfonnya dengan Aira terputus. Entah benar atau salah keputusannya kali ini. Namun kali ini dia tidak bisa lagi menghind

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 62 Minta maaflah padaku!

    "Kalau begitu mintalah maaf padaku! Mintalah maaf karena kamu tidak bisa menepati janji kita dulu." Kaisar menatap dengan senyum yang terus tersungging di wajahnya. Senyum yang selama sepuluh tahun ini tidak pernah lagi terlihat nampak di wajah tampan itu. Melihat senyum Kaisar membuat Sekarang tanpa sadar menghela nafas lega. "Akhirnya kamu bisa tersenyum lagi," gumam Sekar lirih. Serena menatap penuh penyesalan pada Kaisar. Pria yang dulu pernah mengisi hari-harinya selama empat tahun kebersamaan mereka. Sejak mereka masih berseragam putih abu-abu hingga menginjakkan kakinya di perguruan tinggi diman hubungan mereka akhirnya berakhir. Serena masih berusaha mencerna maksud dari kata-kata Kaisar ketika Aira menyahut. "Mas Kaisar menunggu janjimu saat kalian masih bersama." Aira ikut berbicara. "Dia bertahan karena janjimu," tambahnya memberitahu. "Jika memang, kamu sudah benar benar yakin dengan di a. Min ta maaflah pa daku,,, untuk tidak me nepa ti janji kita dulu." Tutur Kais

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 63 bicaralah di pengadilan!

    "Mas Kaisar..." pekik Aira panik "Mas harus bertahan! Aku sudah membawa Serena kembali untukmu, jadi kamu juga harus menepati janjimu," Indira memegang tangan Kaisar. "Tenanglah Bu, pasien hanya pingsan." Dokter menjelaskan setelah memeriksa keadaan Kaisar. "Sepertinya pasien butuh istirahat. Kondisinya kembali menurun jadi kami akan memindahkan ke ruang icu." sambungnya. Setelah mendengar penjelasan Dokter, Serena menghela nafas lega, kemudian berbalik hendak melangkah menuju pintu. Tanpa sengaja pandangan matanya bertabrakan dengan tatapan tajam milik Dirga. Serena terkejut dan menghentikan langkahnya beberapa detik sebelum akhirnya memutuskan tatapannya lalu melanjutkan langkahnya keluar dari ruang perawatan. Sebenarnya dalam hati Serena, ia tidak tega meninggalkan kaisar dalam keadaan seperti ini. Namun ia sadar jika dirinya tidak berhak berada di samping Kaisar karena ada orang lain yang lebih berhak bersama Kaisar yaitu Aira, istri sah Kaisar. Setelah melihat sikap dan

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   bab 64 Papa jahat!

    Baru setengah jam Serena mengistirahatkan tubuhnya di atas ranjang kamarnya ketika terdengar suara keributan dari depan rumahnya. Dengan malas Serena bangun dari tidurannya lalu begegas keluar kamar untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi. Di ruang tengah nampak Zena dan kedua keponakannya sedang asyik menonton karton bocah kembar berkepala botak kesukaan mereka di televisi. Serena menghela nafas panjang setelah ia sampai keluar rumah. Terlihat pria yang masih berstatus sebagai suaminya itu menjadi sumber keributan sehingga membuat semua penghuni rumahnya keluar. 'Apa lagi yang kamu inginkan?' batin Serena kesal. Di halaman rumah nampak Dirga sedang meronta dan berteriak-teriak karena di pegang dua satpam rumah. Sedangkan Gibran berdiri di teras rumah sambil bertolak pinggang beserta Indira dan Rahma yang berdiri tidak jauh dari Gibran. "Serena." panggil Dirga begitu melihat Serena yang baru keluar dari dalam rumah. "Kita harus bicara berdua. Aku mohon, kita selesaikan masalah

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab. 65 Posisi Aira di keluarga Adtmaja.

    Aira menghela nafas sesaat setelah ia membuka pintu kamar rawat inap yang ditempati oleh Kaisar. Dilihatnya suaminya itu sedang mengarahkan pandangannya ke luar jendela. Mungkin Kaisar sedang melamun sehingga dia tidak bereaksi apa-apa saat Aira membuka pintu, pikir Aira. "Mas sedang memikirkan Serena?" tanya Aira sambil berjalan mendekati ranjang pasien di mana kaisar berbaring. Kaisar hanya melirik sebentar tanpa berniat menjawab pertanyaan Aira dan kembali melihat keluar jendela. "Dia sedang ada masalah dengan suaminya, aku dengar dari Dewa suaminya sempat memukul Serena." Aira sengaja memancing emosi Kaisar. "Mas harus segera sembuh, agar bisa merebut kembali Serena." tambahnya memperhatikan ekspresi Kaisar yang masih terlihat tenang dan datar. Aira tidak heran melihat ekspresi tenang seorang Kaisar. Sejak mereka menikah, Aira hampir tidak pernah melihat ekspresi lain di wajah Kaisar selain ekspresi tenang dan datar. Bahkan kepada Raka pun, Kaisar juga tidak pernah tersenyum.

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 66. Ayo akhiri semua.

    Sekitar jam 12 lebih sepuluh menit Serena telah sampai di kafe milik kakaknya untuk menepati janjinya bertemu dengan Dirga. Serena datang seorang diri karena Gibran sedang ada acara pembukaan cabang kafe barunya di luar kota. Awalnya Gibran meminta Dewa untuk menemani Serena bertemu Dirga, namun Serena menolak dengan alasan masalahnya dengan Dirga adalah masalah keluarga yang harus di selesaikan antara mereka berdua tanpa adanya orang lain. Seorang pelayan kafe langsung menghampirinya sesaat setelah ia memasuki kafe, "Mbak Serena, ada laki-laki yang menunggu Mbak Serena," beritahu pelayan wanita yang sudah sangat ia kenal. "Iya." jawab Serena sambil tersenyum tipis, "Sekarang dimana dia?" tanyanya sambil mengendarkan pandangannya ke seluruh kafe. "Di pojok Mbak, dekat kaca." jawab sang pelayan sambil menunjukkan arah dimana Dirga duduk sambil menundukkan kepalanya sibuk dengan ponselnya. "Terima kasih," ucap Serena pada pelayaan sebelum berjalan menemui Dirga. "Khem" Serena be

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 67 Berpisah secara baik-baik atau bertarung berperang di pengadilan?

    "Foto-foto itu ditemukan di dalam mobil Kak Kaisar ketika dia mengalami kecelakaan beberapa bulan yang lalu." jawab Serena sambil menahan air mata yang sudah berkumpul di kedua matanya. "Kaisar?" Dirga memastikan jika dia tidak salah dengar. "Iya." Jawab Serena mengangguk. Dirga memicingkan mata lalu bertanya, "kenapa dia bisa memiliki foto-fotoku? Apa dia memata-matai aku?" "Iya. Kak Kaisar memerintahkan orang kepercayaannya untuk mengawasimu. Setelah dia tidak sengaja melihat aku dan Zena merayakan ulang tahun Zena bersama Dewa. Dia merasa curiga mengapa kami bersama Dewa, tidak bersama kamu." Serena menjelaskan. "Sejak saat itu dia menyuruh orang untuk mencari informasi tentang keluarga kita. Kak Kaisar memerintahkan beberapa orang untuk mengawasi semua yang aku dan kamu lakukan. Sampai akhirnya dia menerima laporan jika aku dan Zena kembali dari rumah orang tuamu hanya berdua saja dengan menggunakan taksi online. Saat itu Karena merasa khawatir dia bergegas menyusul kami, nam

Bab terbaru

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 125 Tamat.

    "Sah" pekik sang penghulu yang langsung di sambut riuh para saksi. "Sah," Suara para saksi terdengar kompak disusul. lantunan do'a dari sang penghulu dan segera diaminkan oleh seluruh yang hadir di ruangan itu. "Alhamdulillah,," Suara lirih Rahma penuh syukur. "Iya Alhamdulillah ya Bun. Akhirnya Mas, Gibran menikah juga," sahut Serena sambil mengelus punggung wanita paruh baya itu. Rahma hanya menghela nafas dengan pandangan yang sendu kearah sepasang pengantin yang nampak bahagia dengan senyum sumringah di wajah keduanya. "Bunda, senyum dong. Pengantinnya mau minta do'a restu," ujar Serena saat Gibran dan Nurida mendekati sang Bunda untuk sungkem. Hari ini adalah pernikahan Gibran dan Nurida. Setelah satu tahun meminta berjuang akhirnya hari ini mereka bisa melangsungkan akad nikah dengan restu dari Rahma. Ya, awalnya Rahma menolak memberi restu Gibran menikahi sahabat Serena itu. Rahma menginginkan menantu yang statusnya sama dengan Gibran. Bukan seorang janda dengan satu ana

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 124 Sebenarnya Siapa Serena itu.

    "Ru rujuk? maksudnya?" tanya Serena menoleh pada Dirga. "Beberapa bulan yang lalu Anita mengajukan gugatan cerai pada Andika." Dirga menjawab pertanyaan Serena lalu mengalihkan pandangannya pada Hendrawan. "Bukannya perceraian mereka sudah di putuskan pengadilan?" "Iya tapi belum mengikrarkan talak. Selama perpisahan mereka Andika belum pernah mengucap talak." penjelasan Hendrawan mendapat anggukan mengerti dari Dirga. Serena hanya diam tanpa berniat berkomentar. Ia masih tidak percaya mendengar berita perceraian adik iparnya itu. Apalagi selama ini Hendra dan Mirna selalu membanggakan rumah tangga putri bungsunya itu sangat harmonis. "Rena, kenapa tamunya tidak di ajak masuk?" Rahma ikut keluar menyambut besannya itu. Dengan senyum ramah ibu Serena mengulurkan tangannya menyalami kedua orang tua menantunya itu. "Ayo silahkan masuk!" ajak Rahma menggiring besannya itu untuk masuk ke sisi lain ruang tamu yang memang di peruntukkan untuk menjamu tamu yang datang. "Maaf duduknya di

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 123 Acara tasyakuran rumah baru.

    Sudah dari kemarin Dirga dan Serena menempati rumah baru mereka. Tak ketinggalan Rahma dan Gibran juga keluarga kecil Indira ikut menginap sejak semalam. sudan dari selesai sholat shubuh Rahma sibuk mengatur persiapan acara ulang tahun sekaligus tasyakuran rumah baru putri bungsunya. Di bantu dua orang asisten rumah tangga ia sibuk di dapur. Rencananya pada jam 9 pagi akan diadakan pengajian bersama dengan mengundang para tetangga juga saudara dan teman-teman Dirga. Untuk ulang tahun Zena akan diadakan setelah dhuhur. Bukan hanya Rahma, Indira pun begitu. Kakak kedua Serena itu juga sibuk mengatur tempat dan bingkisan untuk para undangan. "Inah, kamu taruh semua bingkisan itu di depan. Di bawah tenda ya!" perintahnya pada seorang asisten rumah tangga yang baru di pekerjakan oleh Dirga sejak dua hari yang lalu. "Periksa juga bingkisan untuk undangan ulang tahun Zena! Jumlahnya kurang atau tidak?" sambungnya lalu berjalan menuju dapur. "Rena, cateringnya datang jam berapa? Acaranya

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 122 Rahma yang sudah tidak menahan diri lagi.

    "Siapa yang akan mengacaukan? Dirga bisa sesukses ini juga karena kita. Enak sekali keluarga Serena, tidak merasakan susahnya sekarang ikut menikmati hasil kesuksesan Dirga," gerutu Hendrawan. "Minta alamatnya. Minggu depan kita berangkat ke sana," "Apa Ayah Tidak malu bicara seperti itu?" Mirna menatap tajam suaminya. "Sudah lupa apa yang Ayah lakukan pada Dirga?" Pertanyaan Mirna sontak menyulut emosi di dada Hendrawan. Dengan rahang yang mengeras pria paruh baya itu membalas tatapan Mirna tak kalah tajam. Namun kali ini Mirna tidak takut apalagi segan. Ia sudah sangat jengah dengan dengan sikap dan perangai suaminya itu. "Aku pikir beberapa bulan ini kamu sudah berubah, tapi nyatanya aku salah. Kamu tetap egois dan tidak mau mengakui salah." "Apa maksudmu?" sentak Hendrawan emosi. "Apa perlu aku mengulangi perkataan Dirga dua tahun lalu? Apa perlu aku mengulik kesalahan suamiku yang tidak pernah mau kamu akui?" Mirna menarik nafas panjang untuk sedikit mengurangi rasa kesalnya

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 121 Kejutan untuk Zena.

    Sekitar pukul setengah tujuh malam, mobil dirga memasuki pelataran rumah besar mertuanya. Serena membuka pintu rumah bersamaan dengan Dirga yang keluar dari mobilnya dengan membawa banyak bawaan di kedua tangannya. "Biar kubantu Mas," ujar Serena segera mendekat dan mengambil satu kotak besar dari tangan kanan Dirga. "Hati-hati itu kue ulang tahun untuk Zena," sahut Dirga sedikit khawatir. "Iya," jawab Serena tersenyum lalu berjalan masuk lebih dulu. "Dimana Zena?" tanya Dirga berjalan dibelakang Serena. "Zena lagi di kamar Bunda bersama Rendy dan Raka." Serena segera meletakkan kuenya di sisi meja makan. "Malam Ga," sapa Indira yang berjalan keluar dari dapur dengan segelas air putih di tangannya. "Malam juga Mbak. Mana Mas Abimana?" sahut Dirga bertanya bersikap ramah."Tu," indira menunjuk ke arah ruang tengah. Dua orang pria duduk sambil berbincang. "Halo Ga," Abimana mengangkat tangannya menyapa yang di jawab anggukan oleh Dirga. Merasa sungkan Dirga hendak berjalan untuk

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 120 Bahagia setelah badai.

    Setelah sholat shubuh Dirga mendatangi ibu mertuanya untuk memberia tahu jika nanti malam dia akan membuat kejutan ulang tahun untuk putrinya. Dirga meminta Rahma untuk memberi tahu Indira dan Gibran untuk ikut datang. Sebenarnya Dirga ingin mengadakan pesta ulang tahun putrinya itu di rumah baru mereka namun dikarenakan rumah baru mereka belum siap untuk ditempati akhirnya Serena menyarankan untuk memberikan kejutan kecil dan nanti setelah rumah mereka sudah siap akan membuat pesta ulang tahun Zena bersamaan dengan tasyakuran rumah baru mereka. Setelah semua anaknya dan menantunya berangkat Rahma segera menelpon putri ke duanya untuk memintanya datang malam ini seperti permintaan menantu sulungnya. "Tentu saja kami akan datang Bun. Tanpa Bunda telfon aku dan anak-anak sudah berniat ke rumah Bunda sepulang sekolah nanti dan Mas Aby akan menyusul sepulang kerja. Kami tidak akan lupa dengan ulang tahun princess Zena," jawab Indira saat Rahma memintanya datang. Mendengar jawaban putr

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 119 Papa hanya punya Zena.

    "Kamu percaya sama aku kan? Aku bersumpah aku hanya menganggapnya teman. Kami bertemu hanya untuk berbincang dan bertukar pikiran saja." Kembali ia berusaha menyakinkan istrinya itu. Ia tahu jika kediaman Serena karena masih ada kerguan di hati istrinya itu. "Kenapa dulu kamu tidak ingin berbincang dan bertukar pikiran denganku?" tanya Serena yang membuat Dirga terdiam lalu perlahan menegakkan kembali punggungnya. "Apa karena aku tidak enak diajak bicara?" "Karena aku bodoh. Aku tidak tahu caranya berbicara denganmu sehingga kita selalu berakhir dengan bertengkar," jawab Dirga dengan ekspresi khawatir.Dirga sangat menyesal mengapa harus membahas Meysa. Mungkin seharusnya ia tidak membahas sahabat lamanya itu. Ia benar-benar tidak ingin hubungannya dengan Serena kembali merenggang hanya karena seseorang yang sama sekali tidak penting bagi Dirga. "Hemm," Serena menganggukkan kepalanya lalu tersenyum. "Pergilah mandi! Lalu keluar untuk makan malam." Kembali Dirga menghela nafas, mes

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 118 Mengulik mada lalu.

    Beberapa hari ini Dirga harus pulang terlambat karena harus menyelesaikan persiapan launching produk baru perusahaanya. Jika seminggu kemarin ia sampai rumah pada pukul 10 malam, namun hari ini ia bisa pulang lebih awal. Sekitar pukul delapan malam Dirga sudah sampai di rumah. Serena segera menyambut Dirga begitu mendengar suara mobil suaminya itu memasuki pelataran rumah. Saat Dirga hendak masuk kamar nampak putrinya sedang belajar di ruang tengah. Zena terlihat sangat serius dengan buku-buku di depannya. Gadis kecil itu duduk di atas karpet dengan meja kecil yang menjadi tumpuannya. Zena sama sekali tidak menyadari kepulangan ayahnya. "Mandi dan ganti baju dulu, setelah itu baru menyapanya," ujar Serena setelah menepuk pundak Dirga yang berdiri di depan pintu kamar sembari memandang putri mereka yang sedang serius belajar. "Besok dia ada lomba matematika. Dia agak minder karena ini di Jakarta makanya ia sangat serius belajar," tambahnya bercerita. Dirga menoleh sambil mengerutkan

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 117 Dari hati ke hati.

    Serena menggeliat ketika tidurnya merasa terganggu sesuatu yang keras menempel erat di perutnya yang ramping. Satu tangannya meraba pada benda yang terasa keras dan berotot. Seketika matanya terbuka lebar saat ia sadar benda yang melingkar di perutnya adalah sebuah tangan kekar entah milik siapa? Serena mengangkat kepalanya dan menoleh ke belakang. "Astaga.," pekiknya tertahan. Dirga memeluknya dari belakang. "Bikin kaget saja, kamu kenapa tidur di sini?" Serena memukul lengan kekar yang memeluknya itu. Masih dalam keadaan setengah sadar Dirga membuka matanya, "Apa Rena? aku ngantuk besok aja bicaranya," keluh Dirga dengan suara serak dan mata menyipit. "Kamu itu ngapain tidur disini?" tanya Serena. Meski sudah beberapa hari ini Dirga tinggal serumah dengannya tapi Serena belum mengizinkan Dirga untuk tidur satu ranjang dengan dirinya. Jika Dirga tidur dengan Zena maka Serena akan memilih tidur di kamar Bundanya. Serena beranjak bangun dari tidurnya. Dengan posisi duduk ia menatap

DMCA.com Protection Status