Beranda / Pernikahan / Saat Istri Mantan Menghubungiku / Bab. 65 Posisi Aira di keluarga Adtmaja.

Share

Bab. 65 Posisi Aira di keluarga Adtmaja.

Penulis: iva dinata
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aira menghela nafas sesaat setelah ia membuka pintu kamar rawat inap yang ditempati oleh Kaisar. Dilihatnya suaminya itu sedang mengarahkan pandangannya ke luar jendela.

Mungkin Kaisar sedang melamun sehingga dia tidak bereaksi apa-apa saat Aira membuka pintu, pikir Aira.

"Mas sedang memikirkan Serena?" tanya Aira sambil berjalan mendekati ranjang pasien di mana kaisar berbaring.

Kaisar hanya melirik sebentar tanpa berniat menjawab pertanyaan Aira dan kembali melihat keluar jendela.

"Dia sedang ada masalah dengan suaminya, aku dengar dari Dewa suaminya sempat memukul Serena." Aira sengaja memancing emosi Kaisar. "Mas harus segera sembuh, agar bisa merebut kembali Serena." tambahnya memperhatikan ekspresi Kaisar yang masih terlihat tenang dan datar.

Aira tidak heran melihat ekspresi tenang seorang Kaisar. Sejak mereka menikah, Aira hampir tidak pernah melihat ekspresi lain di wajah Kaisar selain ekspresi tenang dan datar. Bahkan kepada Raka pun, Kaisar juga tidak pernah tersenyum.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 66. Ayo akhiri semua.

    Sekitar jam 12 lebih sepuluh menit Serena telah sampai di kafe milik kakaknya untuk menepati janjinya bertemu dengan Dirga. Serena datang seorang diri karena Gibran sedang ada acara pembukaan cabang kafe barunya di luar kota. Awalnya Gibran meminta Dewa untuk menemani Serena bertemu Dirga, namun Serena menolak dengan alasan masalahnya dengan Dirga adalah masalah keluarga yang harus di selesaikan antara mereka berdua tanpa adanya orang lain. Seorang pelayan kafe langsung menghampirinya sesaat setelah ia memasuki kafe, "Mbak Serena, ada laki-laki yang menunggu Mbak Serena," beritahu pelayan wanita yang sudah sangat ia kenal. "Iya." jawab Serena sambil tersenyum tipis, "Sekarang dimana dia?" tanyanya sambil mengendarkan pandangannya ke seluruh kafe. "Di pojok Mbak, dekat kaca." jawab sang pelayan sambil menunjukkan arah dimana Dirga duduk sambil menundukkan kepalanya sibuk dengan ponselnya. "Terima kasih," ucap Serena pada pelayaan sebelum berjalan menemui Dirga. "Khem" Serena be

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 67 Berpisah secara baik-baik atau bertarung berperang di pengadilan?

    "Foto-foto itu ditemukan di dalam mobil Kak Kaisar ketika dia mengalami kecelakaan beberapa bulan yang lalu." jawab Serena sambil menahan air mata yang sudah berkumpul di kedua matanya. "Kaisar?" Dirga memastikan jika dia tidak salah dengar. "Iya." Jawab Serena mengangguk. Dirga memicingkan mata lalu bertanya, "kenapa dia bisa memiliki foto-fotoku? Apa dia memata-matai aku?" "Iya. Kak Kaisar memerintahkan orang kepercayaannya untuk mengawasimu. Setelah dia tidak sengaja melihat aku dan Zena merayakan ulang tahun Zena bersama Dewa. Dia merasa curiga mengapa kami bersama Dewa, tidak bersama kamu." Serena menjelaskan. "Sejak saat itu dia menyuruh orang untuk mencari informasi tentang keluarga kita. Kak Kaisar memerintahkan beberapa orang untuk mengawasi semua yang aku dan kamu lakukan. Sampai akhirnya dia menerima laporan jika aku dan Zena kembali dari rumah orang tuamu hanya berdua saja dengan menggunakan taksi online. Saat itu Karena merasa khawatir dia bergegas menyusul kami, nam

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 68. Laki-laki egois.

    Pov Serena. "Serena tunggu!" terdengar derap kaki dari arah belakangku ketika aku sampai di parkiran."Serena," panggilnya sambil mencekal tanganku. "Lepas," Aku menepis tangannya dari lengan kiriku. "Kita belum selesai bicara," ujarnya berdiri di depanku untuk menghalangiku pergi. "Aku tidak peduli kamu mau memenjarakan aku atau apapun itu, yang pasti aku hanya akan mendatangani surat cerai jika Zena ikut denganku," katanya lagi bersikap egois seperti biasanya. "Kenapa? Selama ini kamu tidak pernah peduli pada Zena, kenapa sekarang bersikap seolah begitu mencintainya?" Aku menajamkan tatapan ku padanya. Rasanya ingin sekali aku mencekiknya sampai mat* agar dia tidak berpikir untuk merebut Zena dariku. Hari ini aku baru menyadari seperti apa sifat Dirgantara Putra yang sebenarnya, laki-laki yang sudah aku nikahi 8 tahun ini. Dia benar-benar laki-laki egois dan tidak punya hati. "Karena kamu tidak bisa merawatnya." jawabnya dengan memandangku datar. Aku menyipitkan mataku, "Apa

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 69 Menyiapkan segalanya.

    "Jangan melakukan kesalahan yang sama! Tolong beri aku kesempatan, setidaknya untuk Zena," Ucap Dirga yang membuat Serena berbalik dan kembali menatapnya. Serena tersenyum tipis kearah Dirga, "Ya, kamu benar. Kali ini aku tidak akan melakukan kesalahan lagi," ujarnya lalu berlbalik dan meneruskan langkahnya meninggalkan Dirga yang masih berteriak memanggilnya. "Sedang memikirkan apa?" Suara Gibran menyadarkan Serena dari lamunannya tentang kejadian beberapa jam yang lalu. "Masih memikirkan pria brengsek itu?" sambung Gibran mengambil duduk di samping Serena. Mereka sedang duduk di kursi panjang di halaman belakang rumah sambil mengawasi tiga anak kecil yang sedang bermain ayunan tidak jauh dari posisi mereka duduk. Serena menghela nafas panjang, "Dia Papanya Zena ,Mas." sahut Serena mengingatkan. "Jangan memanggilnya seperti itu kalau Zena dengar bagaimana?" sambungnya lalu mengalihkan pandangannya pada tanaman sayur yang sengaja ditanam oleh bundanya di halaman belakang rumah mere

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 70 pesan terakhir 1

    Siang ini Serena datang ke rumah sakit bersama Nurida. Seperti apa yang sudah ia bicarakan dengan Gibran, jika ia akan menemui Kaisar terlebih dahulu sebelum meninggalkan kota yang sudah memberinya banyak kenangan indah juga pahit ini. Sekar yang berada di depan ruang perawatan Kaisar langsung menyambut Serena dengan pelukan begitu melihat wanita yang sangat dicintai oleh putranya itu datang. "Apa kabar?" tanya Serena pada Aira yang menyambutnya dengan senyuman ramah seperti biasanya ketika dirinya datang menjenguk Kaisar. "Baik, aku harap kamu juga baik." Jawab Aira menyambut uluran tangan Serena. Serena selalu merasa kagum pada wanita di depannya itu. Hatinya begitu sabar dan ikhlas menerima kedatangannya yang sudah pasti membuat luka di hati wanita itu. "Bagaimana keadaan Kak Kaisar tante?" Serena mengalihkan pandanganya pada wanita paruh baya yang menatapnya sendu sejak kedatangannya beberapa menit yang lalu. "Kondisinya tidak stabil Rena." jawabnya sambil menghela nafas, "Be

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   bab 71 Keikhlasan.

    "Ja ngan ter lalu lama sedihnya. Lanjut kan hidupmu melodi cintaku, Serena Ayu Anjani aku mencintai mu sampai a ku mati. Akkk...." Tiba-tiba suara Kaisar tercekat. "Kak ,," jerit Serena sambil memegang lengan kaisar yang sudah tidak bisa bicara dan hanya membuka mulut dan matanya saja. Aira yang panik langsung berlari keluar untuk meminta pertolongan. Aditama segera berlari masuk ke dalam setelah melihat wajah panik menantunya, diikuti oleh Anton dan seorang ustadz yang sengaja diminta datang oleh Aditama. "Tolong panggil Dokter!" pinta Sekar pada Nurida sebelum ikut menyusul masuk ke dalam. Aditama dan seorang Ustadz segera menuntun Kaisar yang sedang mengalami sakarotul maut untuk membaca kalimat shahadat. Sedangkan Sekar segera menarik mundur Serena yang menangis sembari mengucapkan kata maaf berulang kali. Serena hanya bisa pasrah ketika Sekar menariknya menjauh dari Kaisar. Kakinya seperti melemah sehingga membuat tubuhnya meluruh dan terduduk di lantai. "Ikhlaskan Kaisar sa

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 72. Penyesalan tak berujung.

    Sudah satu minggu sejak kepergian Kaisar untuk selamanya. Serena masih sama seperti hari di mana Kaisar pergi untuk selamanya, murung dan hanya melamun saja kerjanya. Setiap hari dia hanya duduk melamun di halaman belakang rumah. mematung dengan tatapan kosong seperti orang yang kehilangan semangat hidup. Tidak sekali dua kali Rahma dan Indira berusaha untuk mengajak bicara dan menghibur Serena, namun hasilnya nihil. Serena tetap diam dan tak jarang malah menangis. Serena merasa bersalah dan menganggap kematian Kaisar karena kesalahannya. Meski sudah berulang kali Rahma mengatakan jika semua yang terjadi bukan kesalahannya melainkan takdir dari Tuhan. Akan tetapi Serena masih saja murung dan menyalahkan dirinya sendiri atas kematian Kaisar. Hanya jika bersama Zena, maka Serena akan memperlihatkan senyumnya dan bersikap biasa. Selain itu Serena hanya akan melamun dan tak jarang ia akan tiba-tiba menangis dan mengucapkan kata maaf berulang-ulang. Gibran sudah tidak tahu lagi harus be

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 73 keikhlasan Serena.

    Hari ini Serena kembali mendatangi makam Kaisar sama seperti sebelumnya Ia selalu datang setiap kali jam menunjukkan pukul empat sore. Sudah satu minggu ini Serena tidak pernah absen datang ke tempat peristirahatan mantan kekasihnya itu. "Tolong maafkan aku!" bisiknya yang mungkin sudah ke seratus kali terhitung sejak saat pertama kali datang ke makam Kaisar. Setiap hari Serena datang hanya untuk mengucapkan dua kata 'Maafkan aku' . Tak ada kata lain yang diucapkannya selain dua kata tersebut. Hari ini Ia datang untuk berpamitan pada Kaisar. Serena sudah memutuskan untuk memulai hidup baru di tempat baru juga. Ia menatap sendu pada batu nisan yang bertuliskan Kaisar Danu Atmajda. Perlahan tangannya terulur hendak menyentuh batu nisan tersebut. Namun diurungkannya, sama seperti hari-hari sebelumnya. Sekalipun Serena tidak pernah menyentuh batu nisan atau makam Kaisar. Setiap kali Serena datang ke makam Kaisar, ia akan duduk di tanah samping makam sambil menangis dan mengucapakan maaf

Bab terbaru

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 125 Tamat.

    "Sah" pekik sang penghulu yang langsung di sambut riuh para saksi. "Sah," Suara para saksi terdengar kompak disusul. lantunan do'a dari sang penghulu dan segera diaminkan oleh seluruh yang hadir di ruangan itu. "Alhamdulillah,," Suara lirih Rahma penuh syukur. "Iya Alhamdulillah ya Bun. Akhirnya Mas, Gibran menikah juga," sahut Serena sambil mengelus punggung wanita paruh baya itu. Rahma hanya menghela nafas dengan pandangan yang sendu kearah sepasang pengantin yang nampak bahagia dengan senyum sumringah di wajah keduanya. "Bunda, senyum dong. Pengantinnya mau minta do'a restu," ujar Serena saat Gibran dan Nurida mendekati sang Bunda untuk sungkem. Hari ini adalah pernikahan Gibran dan Nurida. Setelah satu tahun meminta berjuang akhirnya hari ini mereka bisa melangsungkan akad nikah dengan restu dari Rahma. Ya, awalnya Rahma menolak memberi restu Gibran menikahi sahabat Serena itu. Rahma menginginkan menantu yang statusnya sama dengan Gibran. Bukan seorang janda dengan satu ana

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 124 Sebenarnya Siapa Serena itu.

    "Ru rujuk? maksudnya?" tanya Serena menoleh pada Dirga. "Beberapa bulan yang lalu Anita mengajukan gugatan cerai pada Andika." Dirga menjawab pertanyaan Serena lalu mengalihkan pandangannya pada Hendrawan. "Bukannya perceraian mereka sudah di putuskan pengadilan?" "Iya tapi belum mengikrarkan talak. Selama perpisahan mereka Andika belum pernah mengucap talak." penjelasan Hendrawan mendapat anggukan mengerti dari Dirga. Serena hanya diam tanpa berniat berkomentar. Ia masih tidak percaya mendengar berita perceraian adik iparnya itu. Apalagi selama ini Hendra dan Mirna selalu membanggakan rumah tangga putri bungsunya itu sangat harmonis. "Rena, kenapa tamunya tidak di ajak masuk?" Rahma ikut keluar menyambut besannya itu. Dengan senyum ramah ibu Serena mengulurkan tangannya menyalami kedua orang tua menantunya itu. "Ayo silahkan masuk!" ajak Rahma menggiring besannya itu untuk masuk ke sisi lain ruang tamu yang memang di peruntukkan untuk menjamu tamu yang datang. "Maaf duduknya di

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 123 Acara tasyakuran rumah baru.

    Sudah dari kemarin Dirga dan Serena menempati rumah baru mereka. Tak ketinggalan Rahma dan Gibran juga keluarga kecil Indira ikut menginap sejak semalam. sudan dari selesai sholat shubuh Rahma sibuk mengatur persiapan acara ulang tahun sekaligus tasyakuran rumah baru putri bungsunya. Di bantu dua orang asisten rumah tangga ia sibuk di dapur. Rencananya pada jam 9 pagi akan diadakan pengajian bersama dengan mengundang para tetangga juga saudara dan teman-teman Dirga. Untuk ulang tahun Zena akan diadakan setelah dhuhur. Bukan hanya Rahma, Indira pun begitu. Kakak kedua Serena itu juga sibuk mengatur tempat dan bingkisan untuk para undangan. "Inah, kamu taruh semua bingkisan itu di depan. Di bawah tenda ya!" perintahnya pada seorang asisten rumah tangga yang baru di pekerjakan oleh Dirga sejak dua hari yang lalu. "Periksa juga bingkisan untuk undangan ulang tahun Zena! Jumlahnya kurang atau tidak?" sambungnya lalu berjalan menuju dapur. "Rena, cateringnya datang jam berapa? Acaranya

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 122 Rahma yang sudah tidak menahan diri lagi.

    "Siapa yang akan mengacaukan? Dirga bisa sesukses ini juga karena kita. Enak sekali keluarga Serena, tidak merasakan susahnya sekarang ikut menikmati hasil kesuksesan Dirga," gerutu Hendrawan. "Minta alamatnya. Minggu depan kita berangkat ke sana," "Apa Ayah Tidak malu bicara seperti itu?" Mirna menatap tajam suaminya. "Sudah lupa apa yang Ayah lakukan pada Dirga?" Pertanyaan Mirna sontak menyulut emosi di dada Hendrawan. Dengan rahang yang mengeras pria paruh baya itu membalas tatapan Mirna tak kalah tajam. Namun kali ini Mirna tidak takut apalagi segan. Ia sudah sangat jengah dengan dengan sikap dan perangai suaminya itu. "Aku pikir beberapa bulan ini kamu sudah berubah, tapi nyatanya aku salah. Kamu tetap egois dan tidak mau mengakui salah." "Apa maksudmu?" sentak Hendrawan emosi. "Apa perlu aku mengulangi perkataan Dirga dua tahun lalu? Apa perlu aku mengulik kesalahan suamiku yang tidak pernah mau kamu akui?" Mirna menarik nafas panjang untuk sedikit mengurangi rasa kesalnya

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 121 Kejutan untuk Zena.

    Sekitar pukul setengah tujuh malam, mobil dirga memasuki pelataran rumah besar mertuanya. Serena membuka pintu rumah bersamaan dengan Dirga yang keluar dari mobilnya dengan membawa banyak bawaan di kedua tangannya. "Biar kubantu Mas," ujar Serena segera mendekat dan mengambil satu kotak besar dari tangan kanan Dirga. "Hati-hati itu kue ulang tahun untuk Zena," sahut Dirga sedikit khawatir. "Iya," jawab Serena tersenyum lalu berjalan masuk lebih dulu. "Dimana Zena?" tanya Dirga berjalan dibelakang Serena. "Zena lagi di kamar Bunda bersama Rendy dan Raka." Serena segera meletakkan kuenya di sisi meja makan. "Malam Ga," sapa Indira yang berjalan keluar dari dapur dengan segelas air putih di tangannya. "Malam juga Mbak. Mana Mas Abimana?" sahut Dirga bertanya bersikap ramah."Tu," indira menunjuk ke arah ruang tengah. Dua orang pria duduk sambil berbincang. "Halo Ga," Abimana mengangkat tangannya menyapa yang di jawab anggukan oleh Dirga. Merasa sungkan Dirga hendak berjalan untuk

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 120 Bahagia setelah badai.

    Setelah sholat shubuh Dirga mendatangi ibu mertuanya untuk memberia tahu jika nanti malam dia akan membuat kejutan ulang tahun untuk putrinya. Dirga meminta Rahma untuk memberi tahu Indira dan Gibran untuk ikut datang. Sebenarnya Dirga ingin mengadakan pesta ulang tahun putrinya itu di rumah baru mereka namun dikarenakan rumah baru mereka belum siap untuk ditempati akhirnya Serena menyarankan untuk memberikan kejutan kecil dan nanti setelah rumah mereka sudah siap akan membuat pesta ulang tahun Zena bersamaan dengan tasyakuran rumah baru mereka. Setelah semua anaknya dan menantunya berangkat Rahma segera menelpon putri ke duanya untuk memintanya datang malam ini seperti permintaan menantu sulungnya. "Tentu saja kami akan datang Bun. Tanpa Bunda telfon aku dan anak-anak sudah berniat ke rumah Bunda sepulang sekolah nanti dan Mas Aby akan menyusul sepulang kerja. Kami tidak akan lupa dengan ulang tahun princess Zena," jawab Indira saat Rahma memintanya datang. Mendengar jawaban putr

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 119 Papa hanya punya Zena.

    "Kamu percaya sama aku kan? Aku bersumpah aku hanya menganggapnya teman. Kami bertemu hanya untuk berbincang dan bertukar pikiran saja." Kembali ia berusaha menyakinkan istrinya itu. Ia tahu jika kediaman Serena karena masih ada kerguan di hati istrinya itu. "Kenapa dulu kamu tidak ingin berbincang dan bertukar pikiran denganku?" tanya Serena yang membuat Dirga terdiam lalu perlahan menegakkan kembali punggungnya. "Apa karena aku tidak enak diajak bicara?" "Karena aku bodoh. Aku tidak tahu caranya berbicara denganmu sehingga kita selalu berakhir dengan bertengkar," jawab Dirga dengan ekspresi khawatir.Dirga sangat menyesal mengapa harus membahas Meysa. Mungkin seharusnya ia tidak membahas sahabat lamanya itu. Ia benar-benar tidak ingin hubungannya dengan Serena kembali merenggang hanya karena seseorang yang sama sekali tidak penting bagi Dirga. "Hemm," Serena menganggukkan kepalanya lalu tersenyum. "Pergilah mandi! Lalu keluar untuk makan malam." Kembali Dirga menghela nafas, mes

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 118 Mengulik mada lalu.

    Beberapa hari ini Dirga harus pulang terlambat karena harus menyelesaikan persiapan launching produk baru perusahaanya. Jika seminggu kemarin ia sampai rumah pada pukul 10 malam, namun hari ini ia bisa pulang lebih awal. Sekitar pukul delapan malam Dirga sudah sampai di rumah. Serena segera menyambut Dirga begitu mendengar suara mobil suaminya itu memasuki pelataran rumah. Saat Dirga hendak masuk kamar nampak putrinya sedang belajar di ruang tengah. Zena terlihat sangat serius dengan buku-buku di depannya. Gadis kecil itu duduk di atas karpet dengan meja kecil yang menjadi tumpuannya. Zena sama sekali tidak menyadari kepulangan ayahnya. "Mandi dan ganti baju dulu, setelah itu baru menyapanya," ujar Serena setelah menepuk pundak Dirga yang berdiri di depan pintu kamar sembari memandang putri mereka yang sedang serius belajar. "Besok dia ada lomba matematika. Dia agak minder karena ini di Jakarta makanya ia sangat serius belajar," tambahnya bercerita. Dirga menoleh sambil mengerutkan

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 117 Dari hati ke hati.

    Serena menggeliat ketika tidurnya merasa terganggu sesuatu yang keras menempel erat di perutnya yang ramping. Satu tangannya meraba pada benda yang terasa keras dan berotot. Seketika matanya terbuka lebar saat ia sadar benda yang melingkar di perutnya adalah sebuah tangan kekar entah milik siapa? Serena mengangkat kepalanya dan menoleh ke belakang. "Astaga.," pekiknya tertahan. Dirga memeluknya dari belakang. "Bikin kaget saja, kamu kenapa tidur di sini?" Serena memukul lengan kekar yang memeluknya itu. Masih dalam keadaan setengah sadar Dirga membuka matanya, "Apa Rena? aku ngantuk besok aja bicaranya," keluh Dirga dengan suara serak dan mata menyipit. "Kamu itu ngapain tidur disini?" tanya Serena. Meski sudah beberapa hari ini Dirga tinggal serumah dengannya tapi Serena belum mengizinkan Dirga untuk tidur satu ranjang dengan dirinya. Jika Dirga tidur dengan Zena maka Serena akan memilih tidur di kamar Bundanya. Serena beranjak bangun dari tidurnya. Dengan posisi duduk ia menatap

DMCA.com Protection Status