Share

bab 71 Keikhlasan.

Author: iva dinata
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Ja ngan ter lalu lama sedihnya. Lanjut kan hidupmu melodi cintaku, Serena Ayu Anjani aku mencintai mu sampai a ku mati. Akkk...." Tiba-tiba suara Kaisar tercekat.

"Kak ,," jerit Serena sambil memegang lengan kaisar yang sudah tidak bisa bicara dan hanya membuka mulut dan matanya saja.

Aira yang panik langsung berlari keluar untuk meminta pertolongan. Aditama segera berlari masuk ke dalam setelah melihat wajah panik menantunya, diikuti oleh Anton dan seorang ustadz yang sengaja diminta datang oleh Aditama.

"Tolong panggil Dokter!" pinta Sekar pada Nurida sebelum ikut menyusul masuk ke dalam.

Aditama dan seorang Ustadz segera menuntun Kaisar yang sedang mengalami sakarotul maut untuk membaca kalimat shahadat. Sedangkan Sekar segera menarik mundur Serena yang menangis sembari mengucapkan kata maaf berulang kali.

Serena hanya bisa pasrah ketika Sekar menariknya menjauh dari Kaisar. Kakinya seperti melemah sehingga membuat tubuhnya meluruh dan terduduk di lantai.

"Ikhlaskan Kaisar sa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Lena Korompis
bab 71 sedih bacanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 72. Penyesalan tak berujung.

    Sudah satu minggu sejak kepergian Kaisar untuk selamanya. Serena masih sama seperti hari di mana Kaisar pergi untuk selamanya, murung dan hanya melamun saja kerjanya. Setiap hari dia hanya duduk melamun di halaman belakang rumah. mematung dengan tatapan kosong seperti orang yang kehilangan semangat hidup. Tidak sekali dua kali Rahma dan Indira berusaha untuk mengajak bicara dan menghibur Serena, namun hasilnya nihil. Serena tetap diam dan tak jarang malah menangis. Serena merasa bersalah dan menganggap kematian Kaisar karena kesalahannya. Meski sudah berulang kali Rahma mengatakan jika semua yang terjadi bukan kesalahannya melainkan takdir dari Tuhan. Akan tetapi Serena masih saja murung dan menyalahkan dirinya sendiri atas kematian Kaisar. Hanya jika bersama Zena, maka Serena akan memperlihatkan senyumnya dan bersikap biasa. Selain itu Serena hanya akan melamun dan tak jarang ia akan tiba-tiba menangis dan mengucapkan kata maaf berulang-ulang. Gibran sudah tidak tahu lagi harus be

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 73 keikhlasan Serena.

    Hari ini Serena kembali mendatangi makam Kaisar sama seperti sebelumnya Ia selalu datang setiap kali jam menunjukkan pukul empat sore. Sudah satu minggu ini Serena tidak pernah absen datang ke tempat peristirahatan mantan kekasihnya itu. "Tolong maafkan aku!" bisiknya yang mungkin sudah ke seratus kali terhitung sejak saat pertama kali datang ke makam Kaisar. Setiap hari Serena datang hanya untuk mengucapkan dua kata 'Maafkan aku' . Tak ada kata lain yang diucapkannya selain dua kata tersebut. Hari ini Ia datang untuk berpamitan pada Kaisar. Serena sudah memutuskan untuk memulai hidup baru di tempat baru juga. Ia menatap sendu pada batu nisan yang bertuliskan Kaisar Danu Atmajda. Perlahan tangannya terulur hendak menyentuh batu nisan tersebut. Namun diurungkannya, sama seperti hari-hari sebelumnya. Sekalipun Serena tidak pernah menyentuh batu nisan atau makam Kaisar. Setiap kali Serena datang ke makam Kaisar, ia akan duduk di tanah samping makam sambil menangis dan mengucapakan maaf

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 74 Dirgantara Putra.

    Pov Dirga. Beberapa hari ini aku sangat sibuk dengan bisnis baru yang sedang aku rintis bersama tiga temanku. Aku sudah mengundurkan diri dari perusahaan tempatku bekerja. Perusahaan yang telah membuatku menjadi seorang manager dengan gaji yang cukup besar yang membuatku dapat memiliki rumah, mobil dan tabungan yang lebih dari cukup untuk bisa aku nikmati di hari tua. Pekerjaan itu juga yang membuatku kehilangan banyak waktu bersama anak dan istriku. Terkadang aku merasa menjadi orang yang sangat bodoh. Aku mencari uang untuk keluargaku namun karena terlalu sibuk mencari uang sekarang aku hampir kehilangan keluargaku. Aku sibuk mengejar karir sampai-sampai aku melupakan tugasku sebagai seorang suami dan ayah. Dengan alasan pekerjaan aku membuat jarak antara aku dan putri semata wayang kami. Aku tidak pernah mengajaknya bercanda apalagi memanjakannya, sehingga membuat Zena putri kami lebih dekat dengan Dewa, sahabat istriku di banding denganku. Aku juga tidak punya waktu untuk seked

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 75 Menemui Meysa.

    Pov Dirga. "Tapi Anita mengatakan jika kalian dalam proses perceraian sejak setahun yang lalu," kata Meysa yang membuat emosi tersulut. Ternyata benar apa yang di katakan Serena adikku itu tidak seperti yang aku kira. Anita benar-benar membuatku kecewa kali ini. "Itu bohong." sahutku dengan nada tinggi. "Aku sangat mencintai istriku. Jadi, tidak mungkin aku akan menceraikan dia," Aku berbicara dengan serius."Mana aku tahu jika Anita berbohong, aku pikir kamu memang ingin bercerai. Serena sendiri membenarkan jika kalian sedang proses perceraian." jawabnya membela diri. "Itu karena ucapanmu yang mengatakan kita ada hubungan dan berencana menikah," Aku menatapnya tajam, "Seharusnya kamu tidak mengatakan kata-kata yang sudah membuat istriku terluka. Aku kecewa padamu, bisa-bisanya kamu memberinya saran agar bercerai denganku." Aku benar-benar kesal padanya. Aku mengnggapnya sebagai teman baik, seharusnya di tahu cara menghargai persahabatan kami dengan tidak saling mencampuri urus

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 76. Sidang kedua perceraian.

    Sudah satu jam Dirga berdiam diri di dalam mobilnya sambil mengawasi rumah mertuanya. Setelah mendengar informasi yang diberikan oleh sahabatnya beberapa jam yang lalu Dirga bergegas menuju rumah sang mertua. Namun dua satpam yang berjaga di rumah ibu mertuanya itu menolak untuk mengizinkannya masuk. Dirga tak menyerah, dia berusaha masuk dengan memanjat pagar namun usahanya gagal karena Gibran mengganti gerbang pagar rumahnya dengan pintu besi yang dilapisi kayu sehingga area rumah tidak terlihat dari luar dan sulit di panjat. Dulu rumah keluarga Serena hanya rumah kecil yang sederhana dengan halaman luas dan berpagar kayu sepinggang orang dewasa. Namun seiring dengan kesuksesan Gibran, rumah mereka berangsur-angsur berubah menjadi besar dan mewah. Bisa dikatakan Dirga jarang berkunjung ke rumah mertuanya sehingga dia cukup terkejut ketika kedatangannya beberapa bulan yang lalu di hadang oleh 2 satpam yang entah sejak kapan di sewa oleh Gibran. Hari ini Dirga kembali dibuat kaget

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 77. Penyesalan yang tidak berguna.

    "Bagaimana jika adik Pak Dirga yang di tampar dan lengannya dilukai dengan pecahan kaca sampai mengalami infeksi? Apa Pak Dirga bisa memakluminya?" tanya salah satu Pengacara Serena. Sontak membuat Dirga tersulut emosinya. Dengan penuh amarah dia menatap tajam pada salah satu pengacara Serena yang mengajukan pertanyaan tersebut. "Anda sangat marah?" Pengacara Serena tersenyum puas. "Pak hakim bisa lihat sendiri. Apapun alasannya, mengangkat tangan pada wanita tidak bisa di benarkan apa lagi di maklumi." tambahnya mengutarakan pendapatnya. Setelah melihat bukti dan mendengar pernyataan dari kedua belah pihak, akhirnya hakim ketua memutuskan untuk menunda sidang sampai jadwal persidangan berikutnya. Hakim juga memberi kesempatan pada kedua belah pihak untuk mencari bukti dan membawa saksi untuk memperkuat peryataan mereka pada sidang selanjutnya. Setelah ketukan terdengar ketukan palu, ketiga hakim meninggalkan ruang sidang. Diikuti Gibran dan dua pengacaranya. Dengan wajah Sumringa

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 78, Jika saja semudah itu menebus kesalahan

    "Aku tidak bisa hidup tanpa Serena dan Zena. Aku mohon jangan pisahkan kami!" ucap Dirga memelas. "Kalau begitu kamu mati saja," ujar Gibran datar tanpa berbelas kasihan. "Aku rela mati, jika memang itu bisa menyembuhkan luka di hati Serena. Dengan sebagai hati aku akan membunuh diriku sendiri jika itu membuat Serena bahagia." kata Dirga serius. Seandainya saja semudah itu cara menebus kesalahan pada Serena. Sayangnya itu bukan yang diinginkan oleh wanita yang sudah memberikan seorang putri cantik untuknya. Sekalipun Serena terlihat dingin dan keras namun hatinya sangat lembut dan hangat. Serena adalah orang yang tidak tegaan dan mudah merasa iba kepada orang lain. "Cih. Kamu mengatakan itu karena kamu tahu Serena seperti apa?" cibir Gibran. "Asal kamu tahu kalau bukan karena Serena, sudah aku pastikan kamu terbaring di ranjang rumah sakit." sambungnya sembari menekan suaranya agar tidak berteriak. "Aku tahu. Aku sadar sepenuhnya istriku itu sangat baik. Dan aku sangat menyesal s

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   bab 79 Masalah yang tidak ada habisnya.

    [Ada yang melaporkan Ayahmu karena membeli barang curian. Ayah kamu di tuduh sebagai penadah barang curian.] Mirna menjelaskan dengan terisak. [Karena itu sekarang Ayah kamu berada di kantor polisi untuk dimintai keterangan.] "Astaghfirullah,," ucap Dirga lirih sambil memijit pelipisnya.Kepalanya mendadak pusing mendengar cerita ibunya. Masalahnya dengan Serena belum selesai kini ditambah lagi dengan masalah minimarket keluarganya.[Kenapa bisa seperti itu Bu? Bukannya selama ini Ayah ambil barang langsung dari sales pabrik yang datang ke mini market kita?] tanya Dirga keheranan. Setahu Dirga barang-barang yang di jual di minimarket ayahnya itu di kirim langsung oleh sales pabrik. Bagaimana bisa tiba-tiba ayahnya di tuduh sebagai penanda barang curian. [Iya, dulu memang langsung di kirim oleh sales tapi sejak dua tahun lalu ayahmu mengambil sebagian barang toko dari teman lamanya, namanya Pak Aji.] jawab Mirna [Kata Ayahmu kalau ambil barang di Pak Aji, harganya lebih murah jadi

Latest chapter

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 125 Tamat.

    "Sah" pekik sang penghulu yang langsung di sambut riuh para saksi. "Sah," Suara para saksi terdengar kompak disusul. lantunan do'a dari sang penghulu dan segera diaminkan oleh seluruh yang hadir di ruangan itu. "Alhamdulillah,," Suara lirih Rahma penuh syukur. "Iya Alhamdulillah ya Bun. Akhirnya Mas, Gibran menikah juga," sahut Serena sambil mengelus punggung wanita paruh baya itu. Rahma hanya menghela nafas dengan pandangan yang sendu kearah sepasang pengantin yang nampak bahagia dengan senyum sumringah di wajah keduanya. "Bunda, senyum dong. Pengantinnya mau minta do'a restu," ujar Serena saat Gibran dan Nurida mendekati sang Bunda untuk sungkem. Hari ini adalah pernikahan Gibran dan Nurida. Setelah satu tahun meminta berjuang akhirnya hari ini mereka bisa melangsungkan akad nikah dengan restu dari Rahma. Ya, awalnya Rahma menolak memberi restu Gibran menikahi sahabat Serena itu. Rahma menginginkan menantu yang statusnya sama dengan Gibran. Bukan seorang janda dengan satu ana

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 124 Sebenarnya Siapa Serena itu.

    "Ru rujuk? maksudnya?" tanya Serena menoleh pada Dirga. "Beberapa bulan yang lalu Anita mengajukan gugatan cerai pada Andika." Dirga menjawab pertanyaan Serena lalu mengalihkan pandangannya pada Hendrawan. "Bukannya perceraian mereka sudah di putuskan pengadilan?" "Iya tapi belum mengikrarkan talak. Selama perpisahan mereka Andika belum pernah mengucap talak." penjelasan Hendrawan mendapat anggukan mengerti dari Dirga. Serena hanya diam tanpa berniat berkomentar. Ia masih tidak percaya mendengar berita perceraian adik iparnya itu. Apalagi selama ini Hendra dan Mirna selalu membanggakan rumah tangga putri bungsunya itu sangat harmonis. "Rena, kenapa tamunya tidak di ajak masuk?" Rahma ikut keluar menyambut besannya itu. Dengan senyum ramah ibu Serena mengulurkan tangannya menyalami kedua orang tua menantunya itu. "Ayo silahkan masuk!" ajak Rahma menggiring besannya itu untuk masuk ke sisi lain ruang tamu yang memang di peruntukkan untuk menjamu tamu yang datang. "Maaf duduknya di

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 123 Acara tasyakuran rumah baru.

    Sudah dari kemarin Dirga dan Serena menempati rumah baru mereka. Tak ketinggalan Rahma dan Gibran juga keluarga kecil Indira ikut menginap sejak semalam. sudan dari selesai sholat shubuh Rahma sibuk mengatur persiapan acara ulang tahun sekaligus tasyakuran rumah baru putri bungsunya. Di bantu dua orang asisten rumah tangga ia sibuk di dapur. Rencananya pada jam 9 pagi akan diadakan pengajian bersama dengan mengundang para tetangga juga saudara dan teman-teman Dirga. Untuk ulang tahun Zena akan diadakan setelah dhuhur. Bukan hanya Rahma, Indira pun begitu. Kakak kedua Serena itu juga sibuk mengatur tempat dan bingkisan untuk para undangan. "Inah, kamu taruh semua bingkisan itu di depan. Di bawah tenda ya!" perintahnya pada seorang asisten rumah tangga yang baru di pekerjakan oleh Dirga sejak dua hari yang lalu. "Periksa juga bingkisan untuk undangan ulang tahun Zena! Jumlahnya kurang atau tidak?" sambungnya lalu berjalan menuju dapur. "Rena, cateringnya datang jam berapa? Acaranya

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 122 Rahma yang sudah tidak menahan diri lagi.

    "Siapa yang akan mengacaukan? Dirga bisa sesukses ini juga karena kita. Enak sekali keluarga Serena, tidak merasakan susahnya sekarang ikut menikmati hasil kesuksesan Dirga," gerutu Hendrawan. "Minta alamatnya. Minggu depan kita berangkat ke sana," "Apa Ayah Tidak malu bicara seperti itu?" Mirna menatap tajam suaminya. "Sudah lupa apa yang Ayah lakukan pada Dirga?" Pertanyaan Mirna sontak menyulut emosi di dada Hendrawan. Dengan rahang yang mengeras pria paruh baya itu membalas tatapan Mirna tak kalah tajam. Namun kali ini Mirna tidak takut apalagi segan. Ia sudah sangat jengah dengan dengan sikap dan perangai suaminya itu. "Aku pikir beberapa bulan ini kamu sudah berubah, tapi nyatanya aku salah. Kamu tetap egois dan tidak mau mengakui salah." "Apa maksudmu?" sentak Hendrawan emosi. "Apa perlu aku mengulangi perkataan Dirga dua tahun lalu? Apa perlu aku mengulik kesalahan suamiku yang tidak pernah mau kamu akui?" Mirna menarik nafas panjang untuk sedikit mengurangi rasa kesalnya

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 121 Kejutan untuk Zena.

    Sekitar pukul setengah tujuh malam, mobil dirga memasuki pelataran rumah besar mertuanya. Serena membuka pintu rumah bersamaan dengan Dirga yang keluar dari mobilnya dengan membawa banyak bawaan di kedua tangannya. "Biar kubantu Mas," ujar Serena segera mendekat dan mengambil satu kotak besar dari tangan kanan Dirga. "Hati-hati itu kue ulang tahun untuk Zena," sahut Dirga sedikit khawatir. "Iya," jawab Serena tersenyum lalu berjalan masuk lebih dulu. "Dimana Zena?" tanya Dirga berjalan dibelakang Serena. "Zena lagi di kamar Bunda bersama Rendy dan Raka." Serena segera meletakkan kuenya di sisi meja makan. "Malam Ga," sapa Indira yang berjalan keluar dari dapur dengan segelas air putih di tangannya. "Malam juga Mbak. Mana Mas Abimana?" sahut Dirga bertanya bersikap ramah."Tu," indira menunjuk ke arah ruang tengah. Dua orang pria duduk sambil berbincang. "Halo Ga," Abimana mengangkat tangannya menyapa yang di jawab anggukan oleh Dirga. Merasa sungkan Dirga hendak berjalan untuk

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 120 Bahagia setelah badai.

    Setelah sholat shubuh Dirga mendatangi ibu mertuanya untuk memberia tahu jika nanti malam dia akan membuat kejutan ulang tahun untuk putrinya. Dirga meminta Rahma untuk memberi tahu Indira dan Gibran untuk ikut datang. Sebenarnya Dirga ingin mengadakan pesta ulang tahun putrinya itu di rumah baru mereka namun dikarenakan rumah baru mereka belum siap untuk ditempati akhirnya Serena menyarankan untuk memberikan kejutan kecil dan nanti setelah rumah mereka sudah siap akan membuat pesta ulang tahun Zena bersamaan dengan tasyakuran rumah baru mereka. Setelah semua anaknya dan menantunya berangkat Rahma segera menelpon putri ke duanya untuk memintanya datang malam ini seperti permintaan menantu sulungnya. "Tentu saja kami akan datang Bun. Tanpa Bunda telfon aku dan anak-anak sudah berniat ke rumah Bunda sepulang sekolah nanti dan Mas Aby akan menyusul sepulang kerja. Kami tidak akan lupa dengan ulang tahun princess Zena," jawab Indira saat Rahma memintanya datang. Mendengar jawaban putr

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 119 Papa hanya punya Zena.

    "Kamu percaya sama aku kan? Aku bersumpah aku hanya menganggapnya teman. Kami bertemu hanya untuk berbincang dan bertukar pikiran saja." Kembali ia berusaha menyakinkan istrinya itu. Ia tahu jika kediaman Serena karena masih ada kerguan di hati istrinya itu. "Kenapa dulu kamu tidak ingin berbincang dan bertukar pikiran denganku?" tanya Serena yang membuat Dirga terdiam lalu perlahan menegakkan kembali punggungnya. "Apa karena aku tidak enak diajak bicara?" "Karena aku bodoh. Aku tidak tahu caranya berbicara denganmu sehingga kita selalu berakhir dengan bertengkar," jawab Dirga dengan ekspresi khawatir.Dirga sangat menyesal mengapa harus membahas Meysa. Mungkin seharusnya ia tidak membahas sahabat lamanya itu. Ia benar-benar tidak ingin hubungannya dengan Serena kembali merenggang hanya karena seseorang yang sama sekali tidak penting bagi Dirga. "Hemm," Serena menganggukkan kepalanya lalu tersenyum. "Pergilah mandi! Lalu keluar untuk makan malam." Kembali Dirga menghela nafas, mes

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 118 Mengulik mada lalu.

    Beberapa hari ini Dirga harus pulang terlambat karena harus menyelesaikan persiapan launching produk baru perusahaanya. Jika seminggu kemarin ia sampai rumah pada pukul 10 malam, namun hari ini ia bisa pulang lebih awal. Sekitar pukul delapan malam Dirga sudah sampai di rumah. Serena segera menyambut Dirga begitu mendengar suara mobil suaminya itu memasuki pelataran rumah. Saat Dirga hendak masuk kamar nampak putrinya sedang belajar di ruang tengah. Zena terlihat sangat serius dengan buku-buku di depannya. Gadis kecil itu duduk di atas karpet dengan meja kecil yang menjadi tumpuannya. Zena sama sekali tidak menyadari kepulangan ayahnya. "Mandi dan ganti baju dulu, setelah itu baru menyapanya," ujar Serena setelah menepuk pundak Dirga yang berdiri di depan pintu kamar sembari memandang putri mereka yang sedang serius belajar. "Besok dia ada lomba matematika. Dia agak minder karena ini di Jakarta makanya ia sangat serius belajar," tambahnya bercerita. Dirga menoleh sambil mengerutkan

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 117 Dari hati ke hati.

    Serena menggeliat ketika tidurnya merasa terganggu sesuatu yang keras menempel erat di perutnya yang ramping. Satu tangannya meraba pada benda yang terasa keras dan berotot. Seketika matanya terbuka lebar saat ia sadar benda yang melingkar di perutnya adalah sebuah tangan kekar entah milik siapa? Serena mengangkat kepalanya dan menoleh ke belakang. "Astaga.," pekiknya tertahan. Dirga memeluknya dari belakang. "Bikin kaget saja, kamu kenapa tidur di sini?" Serena memukul lengan kekar yang memeluknya itu. Masih dalam keadaan setengah sadar Dirga membuka matanya, "Apa Rena? aku ngantuk besok aja bicaranya," keluh Dirga dengan suara serak dan mata menyipit. "Kamu itu ngapain tidur disini?" tanya Serena. Meski sudah beberapa hari ini Dirga tinggal serumah dengannya tapi Serena belum mengizinkan Dirga untuk tidur satu ranjang dengan dirinya. Jika Dirga tidur dengan Zena maka Serena akan memilih tidur di kamar Bundanya. Serena beranjak bangun dari tidurnya. Dengan posisi duduk ia menatap

DMCA.com Protection Status