Share

RENCANA JAHAT

"Malam ini acara ulang tahun Tuan Jamal, Nona harus bersiap-siap." Pelayan kembali menemui Aiza.

Kini tangan dan kaki Aiza sudah dilepaskan, tapi pintu kamarnya masih dikunci apabila dia sendirian, dia masih belum diperbolehkan keluar sendirian.

"Nggak mau!" tolaknya kukuh. Makanan yang disajikan pun tak dia sentuh. "Biar aja saya mati, saya nggak punya alasan untuk hidup lagi," lanjutnya.

"Jangan sampai Tuan Jamal yang datang sendiri ke sini, Non.

"Ya udah biar aja! Biar sekalian saya liat mukanya yang menjijikkan itu! Biar bisa saya sumpahi!" rutuk Aiza.

Pelayan itu mengembuskan napas pasrah, lantas keluar dari kamar. Tak berapa lama, saat Aiza sedang memandang keluar jendela dan berpikir apakah dia harus melompat keluar untuk bunuh diri, seseorang masuk.

Pria tinggi itu menguarkan aroma kuat yang wangi dari sekujur tubuhnya, aroma minyak cendana. "Kamu tidak makan?" tanyanya dengan dialek yang cukup asing di telinga Aiza.

"Apa mau

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status