"Pernikahan itu menyatukan dua makhluk Allah yang berbeda. Laki-laki sangat didominasi oleh logika. Sementara wanita, lebih mengemuka perasaannya. Belum lagi latar belakang keluarga, pendidikan, lingkungan, dan lain sebagainya. Jadi jarang atau mustahil, dalam pernikahan itu langsung cocok, persis. Selalu saja ada kurangnya."
"Tugas suami itu mengayomi istri. Buat istri nyaman dengan kehadiran suami. Dan suami itu imam di rumah. Makanya dia yang paling tahu kemana arah rumah tangganya dibawa. Suami bersama istri harus bisa merumuskan visi keluarganya dibawa kemana. Tentu, semua merujuk kepada al-Qur'an dan as-Sunnah."
Syahid dan Aisyah berfoto dengan keluarga besar mereka masing masing. Hari itu hari yg bahagia untuk kedua keluarga besar tersebut, Aisyah dan Syahid berkeliling area masjid.
Syahid berjalan di depan Aisyah, mereka masih kaku, setelah itu Syahid dan Aisyah masuk ke dalam mobil dan bergegas pergi menuju rumah.Semua keluarga besar Aisyah dan Syahid berkempul di rumah aisyah, saat semuanya makan bersama Syahid di luar rumah sedang menerima telfon dari kerabat yg jauh, mereka mengucap selamat dan mendoakan Syahid.
Aisyah mulai mendekati Syahid.
"Mas syahid sudah makan"
Syahid menggelengkan kepalanya.
"Makan dulu ayo."
Mereka berjalan menuju meja makan, Syahid melihat ke arah meja makan dan duduk di kursi meja makan.
"Mau makan apa ?"
"Nasi putih sama ayam goreng saja."
Aisyah mengambil makan yg diinginkan Syahid dan memberikan pada Syahid, Syahid membalasnya dengan senyuman pada Aisyah.
Aisyah menuangkan air pada gelas dan menaruhnya di dekat Syahid, Syahid menyantap makan itu
Dan Aisyah duduk di samping syahid.Zahra kemudian datang
"cie cie yg sudah halal"
Syahid dan Aisyah hanya tersenyum.
Abah Aisyah datang."Syahid setalah ini, kamu bersih bersih ya, terus kita shalat jamaah di masjid bersama keluarga yg belum pulang."
"Baik abah"
Mendengar syahid memanggilnya dengan sebutan itu abah Aisyah tersenyum.
"Untuk para muslimah shalat di rumah saja."
Aisyah dan zahra mengangguk.
"Kamar mandinya di mana?"
"Mas syahid mandi di kamar kita saja."
"Cie kamar kita" ledekan Zahra.
Syahid mengangguk, mereka berjalan bersama melewati tangga dan aisyah membuka pintu sebuah kamar dan mereka bersama mamasukinya.
Syahid melihat ke sudut ruangan kamar tersebut
"Koper mas ada di sebelah lemari."
"Oh iya"
"Mau Aisyah siapain bajunya."
"Ehh tidak usa biar saya ambil sendiri saja, baju saya."
"Enggak apa apa kok mas."
"Jangan."
Aisyah melihat syahid yg masih malu-malu.
"Baik la, sya tinggal ya!"
Syahid bersiap.
Aisyah keluar dari kamar itu masih dengan baju pengantingnya dan turun dari tangga, saat turun ia bertemu dengan zahra.
Mereka saling bertatapan, Aisyah memengang tangan Zahra.
"Selalulah belajar tuk menjadi shalihah. Dan sebaik-baik guru bagimu adalah suami yang shaleh. Seorang lelaki yang senantiasa menyebut nama Allah di hadapanmu. Seorang lelaki yangsenantiasayang senantiasa menyebut namamu di hadapan Allah..Banyak perempuan yang kehilangan sabar-nya, hingga ia kehilangan lelaki shaleh-nya..Maka, nikmati sabarmu, ya. Semoga kesabaranmu menjadi wasilah dipertemukan-nya dirimu dengan lelaki shaleh itu." kata aisyah
"Amin,bagaimana dengan Faqih? Apa kamu sudah melupakan kenangan tentangnya?"
Aisyah menarik nafas dan berdiri membelakangi Zahra.
"Kenangan itu tidak akan pergi. Masa lalu tak akan beranjak pergi sesentil pun dari pikiran."
"Lantas, apa yang harus kamu lakukan?"
Mendengar hal tersebut Aisyah membalikan badannya pada Zahra dan Aisyah melihat syahid yg turun dari tangga.
"Sederhana, hampiri dia dengan senyum termanis. Sapa dia dengan ucapan tersantun. Namun jangan lupa, kita menghampiri dan menyapanya tidak sendirian, tapi dengan menggandeng seseorang yang jauh lebih baik dari dirinya." Sambil menggenggam tangan syahid yg baru turun dari tangga
Syahid terkejut
"Ada apa ini?"
Kemudian aisyah mencium tangan syahid yg di ngenggam dan melepaskannya
"Mau keluarkan?"
Syahid tersenyum Dan memegang kepala aisyah, Syahid dan bergegas pergi.
Usai shalat dzuhur berjamaah, Kini tinggal orang tua syahid dan orang tua Aisyah yg duduk di sofa. Mereka sedang berbincang bincang, Abah Aisyah duduk di satu sofa dengan umminya. Mama dan papa syahid juga, Sedangkan Aisyah dan syahid duduk berpisa namun masih berhadapan.
"Untuk Aisyah dan Syahid papa ada hadiah untuk kalian" kata papa Syahid.
"Hadian?"kata syahid.
Papa syahid mengeluarkan sebuah kunci dari dalam sakunya.
"Ini buat kalian!"
"Apa ini pa?" kata syahid.
"Kunci rumah" kata papa Syahid.
"Kunci rumah?" kata Aisyah.
"Iya papa sudah siapkan sebuah rumah beserta isinya untuk kalian berdua tempati, ya Agar kalian bisa mandiri dan kalian juga bisa leluasa juga bisa saling mengenal satu sama lain" kata papa Syahid.
Aisyah yg duduk berhadapan dengan syahid hanya saling menatap
"Ya memang benar kata papamu nak, kamu sama istrimu memang harus tinggal berdua saja, agar bisa mengenal satu sama lain" kata abah Aisyah
"Fatimah putri rasul pun setelah menikah, ia tingggal hanya bersama suaminya" kata ummi Aisyah.
Ketika kedua orang tua syahid pulang, Aisyah masuk ke kamarnya kemudian Syahid juga masuk, di dapatinya istrinya tersebut di depan meja hias sedang membersikan make up nya. Syahid masuk dan langsung duduk di kasur sambil memainkan poselnya.
Matanya melihat ke arah sang istri, Aisyah yg awalnya tidak memgetahui sedang di perhatikan sang suami.
Beberapa menit kemudian aisyah sadar bahwa syahid sedang memperhatikannya
"Ada apa?"
Syahid hanya tersenyum dan tertunduk.
"Ada yg salah?"
"Oh tidak"
"Sungguh?"
Syahid tersenyum kembali. Syahid melihat ke arah jam dinding di kamar Aisyah.
"Saya mau salat asar + magrib ya."
"Maksudnya?"
"Iya setelah asar nanti sya di masjid sambil nunggu magrib."
"Oh iya, mau makan apa nanti malam?"
"Apa saja de"
Syahid pergi ke kamar mandi dan bergegas pergi. Di masjid syahid habiskan untuk tilawah dan murojaah hafalan Qur'annya, sesekali ia berbincang bincang dengan sang mertua yg juga menemaninya di masjid.
"Pengantin baru, kok betah di masjid,bukan betah di rumah sama istri." ledakan sang mertua
Syahid hanya tersenyum malu, sedangkan Aisyah membantu umminya memasak. Usai shalat magrib syahid dan mertuanya pulang ke rumah dan mereka sudah di siapkan makan malam setelah itu meraka berbicang bincang
kemudian pergi lagi ke masjid untuk shalat isyah, selepas dari masjid mereka semua duduk di ruang keluarga, Syahid duduk di sebelah Aisyah meski sudah sah aisyah masih saja merasa kaku Ia gerogi duduk di dekat syahid"Kalian gk mau istirahat?" tanya abah.
Syahid dan Aisyah terdiam.
"Kalau tidak abah yg istirahat duluan, sudah capek."
"Silahakan abah." kata syahid
Abah masuk ke kamar begitupun syahid
Setelah sampai kamar ia duduk di kasur kakinya selonjor dan sambil bersender Aiyah kemudian masuk membawa segelas air. Aisyah menaruh air tersebut di sebelah tempat tidurnya dan aisyah duduk di sebelah syahid"Besok dokter kerja?"
"Iya besok kerja."
"Mau sya anterin dok?"
"Mas jangan panggil dokter lagi."
Yang awalnya syahid duduk bersebelahan kemudian ia mengarahkan badanya ke aisyah yg duduk di sebelahnya.
Ia duduk di sambil bersilah
Aisyah juga demikian, mereka berhadapan."Mau di panggil apa?"
"Terserah" kata Aisyah sambil tertunduk.
"Zaujati"
Aisyah tersenyum dan tertunduk
"Panggilan yg bikin baper kaum hawa itu cuman 1 yaitu panggilan 'istriku' (zaujati)"
Syahid mendekatkan wajahnya pada Aisyah
"Sosok yg dulu hanya di lihat dari jauh sekarang atas karuniaNya mampu di lihat dari dekat."
Aisyah tersipu malu.
"Sosok yg dulu hanya di idamkan sekarang atas kuasaNya kini bisa di miliki" kata Aisyah.
"Kamu bukan cuma orang yang saya impikan tapi juga orang yg saya nantikan, bukan cuma orang yg saya kagumi Tapi juga orang yg saya inginkan" kata Syahid.
Aisyah tersenyum.
"Jadilah imamku untuk dunia dan akhiratku."
Syahid tersenyum dan membuka kedua tangannya.
"Izinkan mas untuk memelukmu untuk kali pertama."
Mendenger kata itu aisyah mendekat pada syahid dan sedikit demi sedikit, Aisyah menaruh kepalanya di dada Syahid dan syahid memeluk erat tubuh aisyah
"Yang dulu hanya melihat dari jauh, sekarang dapat di peluk erat."
Aisyah tersenyum dalam dekapan syahid kemudian syahid melepaskannya.
Mereka duduk berhadapan, Lutut Syahid menempel dengan lutut Aisyah, tatapan keduanya pun bertemu.
"Masih punya wudhu?"
Aisyah terdiam
"Kenapa diam?"
"Aisyah sedang datang bulan mas."
Syahid tersenyum padanya.
"Ya sudah istirahat saja"
Aisyah membuka kerudungnya depan syahid, Syahdi melihat rambut aisyah terurai.
"Subhanallah, ternyata Allah memberiku sosok yg selain shaleha dan cerdas ia juga cantik, mampu membuat diri ini terpesona dengannya"
Aisyah tersipu malu
Malam itu syahid tertidur di samping Aisyah, Ia terbangun."Astagfirlallah""Kok malah mimpi sofia," sambil mengusap wajahnya.Dan iya terkejut dengan sosok yg ada di sampingnya."Lo kok dokter aisyah di sini, oh iya dia kan sudah jadi istriku," sambil tersenyum.Syahid memandangi wajah Aisyah yang sedang terlelap tidur"Meskipun tidur, dia tetap cantik." sambil tersenyum.Syahid kemudian bergegas pergi ke kamar mandi dan shalat tahajjud, ketika sedang shalat mata Aisyah terbuka sedikit demi sedikit.Aisyah memperhatikan Syahid yang sedang shalat. Usai shalat syahid berdoa dengan khusus, setelah itu ia melihat ke arah Aisyah."Khusuk banget doanya, ada harapan atau keingin yg ingin mas pinta sama Allah."Syahid tersenyum dan bangit dari tempat shalatnya, Ia duduk di kasur.Aisyah yang awalnya berbaring melihat Syahid duduk di sampingnya ia juga terbangun dan duduk di atas kasur,
Malam itu syahid tertidur di samping Aisyah, Ia terbangun."Astagfirlallah""Kok malah mimpi sofia," sambil mengusap wajahnya.Dan iya terkejut dengan sosok yg ada di sampingnya."Lo kok dokter aisyah di sini, oh iya dia kan sudah jadi istriku," sambil tersenyum.Syahid memandangi wajah Aisyah yang sedang terlelap tidur"Meskipun tidur, dia tetap cantik." sambil tersenyum.Syahid kemudian bergegas pergi ke kamar mandi dan shalat tahajjud, ketika sedang shalat mata Aisyah terbuka sedikit demi sedikit.Aisyah memperhatikan Syahid yang sedang shalat. Usai shalat syahid berdoa dengan khusus, setelah itu ia melihat ke arah Aisyah."Khusuk banget doanya, ada harapan atau keingin yg ingin mas pinta sama Allah."Syahid tersenyum dan bangit dari tempat shalatnya, Ia duduk di kasur.Aisyah yang awalnya berbaring melihat Syahid duduk di sampingnya ia juga terbangun dan duduk di atas kasur,
Terlihat seorang laki laki yang baru turun dari sebuah pesawat. Ia menyeret kopernya sambil melihat ke arah jam tangannya, ia terus berjalan menuju luar bandara sesekali kali lelaki tersebut di Lirik oleh beberapa kaum wanita di sekitarnya.Badannya yg tegap, kulitnya yg putih dan menggunaka pakaian warnah putih serta celan hitam juga menggunkan kaca mata hitam mampu membuat dirinya semakin mempesona. Ia mampu membuat beberapa orang di bandara terhipnotis padanya."Ganteng banget ya." kata seorang wanita."Jangan - jangan artis korea!" kata wanita lain.Setelah sampai di luar ternyata seorang parubaya berdiri di samping mobil BMW sambil membukan pintu untuk leki laki itu dan mobil tersebut keluar dari bandara."Kita mau langsung pulang tuan?" tanya supir."Tidak, cari Pom bensin dan suruh orang rumah mengantarkan mobil saya karena saya ingin langung menemui sahabat saya.""Apa saya saja yang mengatar tuan untuk menemui sahabat tuan?"
Setelah shalat subuh berjamaah syahid langsung bergegas pulang dengan membawah sayuran yg dia beli di pedagang keliling yang menjajahkan dagangannya dekat Syahid shalat subuh. Ia menaruhnya di dapur tiba tiba saja Aisyah datang."Mas bawak apa?""Sayuran sayang!""Lo kok mas yang pergi belanja kamu? Kan harusnya kan aku.""Gak apa apa.""Ya sudah mau masak dulu ya.""Mas bantu ya? ""Gak usa, mas baca buku saja sana di ruang atas kalau sudah siap nanti aisyah panggil."Syahid tersenyum pada aisyah"Aisyah binti Abu Bakar Radhiallahu anhumma pernah ditanya oleh salah seorang sahabat. "Apakah yang Nabi lakukan ketika berada di rumah bersama istrinya?" Ia menjawab, "Dahulu Nabi biasa membantu pekerjaan rumah keluarganya." (HR. Bukhari). Jadi mas ingin mencontoh kebiasaan rasul saat ada di rumah""Baiklah kalau begitu, mas bersikan sayurannya saja ya ""Sepertinya kita perlu
Siang itu asisten yg di janjikan syahid datang. Namanya sitti dan Syahid memperkenalknya pada Aisyah."Ini namanya mbk sitti.""Oh iya." kata aisyah sambil tersenyum pada mbk sitti"Ini istri saya namanya Aisyah." syahid memperkenalkan aisyah pada mbk sitti."Cantik banget istri tuan."Aisyah tersenyum."Iya dong cantik." kata syahid.Mereka bertiga tertawa bersama."Semoga mbk sitti betah ya kerja di sini." kata Aisyah."Insya allah betah kok." kata mbk Sitti."Aisyah mbk sitti ini jago ngaji dan hafal Quran loh.""Ohh yaa? subhanallah.""Kangan memuji saya berlebihan gitu tuan." kata mbk Sitti.Kini di mereka tidak tinggal berdua lagi, meski baru kenal Aisyah sangat akrab dengan mbak Sitti san mereka masak bersama untuk makan malam.Setelah selesai makan malam bersama Aisyah dan Syahid langsung menuju kursi di balkon rumahnya sambil membawa buku.
Faqih menyantap menusarapan di rumahnya. Seorang asisten rumah tangga yang menemaninya mentanpa sarapan paginya sambil berdiri di dekat Faqih"Kalau tuan sudah beristri, pasti makannya gak sendiri seperti ini." kata asisten rumah tangganya.Faqih tersenyum."Ehm doakan saja, biar makan bersama dengan istri bik." Jawab Faqih."Amin, oh iya tuan nyanyo telfon tadi katanya bulan depan akan pulang ke sini."Faqih mengguk sambil memakan roti. Setelah beberapa menit ia keluar rumahnya dan menuju bagasi mobilnyaBerbeda dengan Syahid, Faqih mempunya beberapa mobil yg tertata rapi di parkiran bagasinya.1. Honda jazz silver2. Mercedes Benz GLA-Class Putih3. Pajero Sport hitam4. Ferrari F430 merah5. alphard 3.5 Q A/TSeorang lelaki menghampiri Faqih."Mau pakai yg mana tuan? Untuk hari ini." kata lelaki tersebut.Syahid menunjuk ke arah mobil Pajero Sport hitam"Mau di antar.?" kat
Faqih menunggu Aisyah di tempat yg mereka janjikan sebelumnya“Aisyah mana si?” dengan nada gelisa.Beberapa menit kemudian sosok yang ditunggu Faqih datang dengan gamis biru dan berkerudung hitam.“Assalamuaikum.”“Walaikum salam, silahkan duduk."Faqih mempersilahkan aisyah duduk.“Ada apa?” sambil duduk.Mendengar pertanyaan itu Faqih kemudian menundukkan kepalanya dan terdiam.“Sebenarnya ada apa? Aku harap ini penting soalnya pekerjaanku banyak.”Mendengar hal tersebut Faqih mengkat kepalanya dengan mata berkaca kacaAisyah sangat terkejut dengan hal tersebut.“Kamu kenapa qih?” tanya Aisyah.“Yang tanya itu seharusnya aku ‘kamu kenapa Aisyah? Bukan kamu!”“Hah? Maksudnya?”“Kamu kenapa tidak bisa nunggu aku? Menunggu aku sampai aku kembali?”Aisyah terkejut dengan pertanyaan faqih“Kamu sudah tahu itu rupanya.”“Sesak ra
Faqih sedang mengendarai mobilnyaSetelah pulang berkerja."Aisyah, kenapa si kamu milih dia, kenapa tidak aku? Dan kenapa kamu tidak mau nunggu aku sampai kembali, oh Tuhan rasanya ini gak adil buatku."Faqih menghentikan mobilnya dan keluar dari mobil, ia duduk di aspal depan mobilnya.“Kalau gini jadinya sungguh aku bisa gila, benar - benar gila."Di mobil lain Syahid sedang sibuk membaca berita di tabnyaIa baru pulaang dari Riau. Syahid tidak mengendarai mobilnya sendiri ia menggunakan supir pribadinya. Saat sedang asik membaca beritaTiba tiba iya terkejut dengan berita yg ia baca di ponselnya.“Sepertinya kenal, siapa ya?”“Oh ini mas Faqih, wih hebat dia ternyata anak konglomerat ini, soalnya setahuku yang punya perusaan ini juga punya bisnis di berbagai belahan dunia.”Tiba - tiba Syahid melihat sosok yg ia kenal di tepi jalan y
Udarah subuh kala itu masuk ke kamar Aisyah dan Syahid memalui sela – sela jendela rumah mereka.Sebelum membangunkan Syahid, Aisyah terlebih dahulu mengambil wudu ke kamar mandi kemudian menggunakan mukena putihnya. Syahid masih berada di atas kasur dengan tubuh masih di tutupi oleh selimut..Aisyah perlahan berjalan menuju tempat tidur dimana suaminya masih terlelap.“Massssss,”bisik Aisyah pada telinga kanan Syahid.Syahid tak kunjung membuka matanya.“Sayanggggggggg,” tetap berbisik di telinga Syahid.Masih belum ada respon dari Syahid.“Dia tidur apa gladi mati? Susah sekali banguninnya.”“Sayang subuh, sayang bangun.”Tetap tidak ada respon dari Syahid.“Bangun yang, ih, ayo buka matanya.”“Aku mau buka mata asal di cium,” jawab syaid yang masih menutup matanya.“Oh modus rupanya dia, eh kamu yah.”
Nafisa sedang duduk di ruang tamu rumahnya sambil merajut dan ditemani oleh abahnya yang sedang meperhatikan dirinya. “Ada apa abah?” Abah hanya tersenyum melihat sang putri yang sedang duduk di sampingnya sambil menggenakan mukena putih. “Sayang!” “Iya? Kenapa?” “Rumah kita sepi nak!” “Jika baba ingin ramai ke masjid saja, para santri bisanya sedang ngaji kalau jam segini.” “Bukan itu maksud baba nak! Ah kamu ini tidak pekaan.” Nafisa tersenyum dan menaruh hasil rajutnya di meja di depannya. “Terus apa?” “Baba ingin mendengar suara tangisan bayi.” “Hah? Apa sih ba mulai deh.” “Memangnya kamu tidak ingin menikah?” “Keingin itu selalu ada dan pasti ada, cuman untuk punya bayi harus nikah dulu!” “Seandainya babah carikan santri babah mau?” Nafasi terdiam dan mulai menatap abahnya. Nafisa meraih tangan abahnya. “Bukannya sudah ada? Kenapa tidak babah car
Syahid duduk di balkon rumahnya sambil memegang kitab Al Hikam.Aisyah membawakan secangkir teh hangat untuk Syahid yang sedang menyantai di rumahnya."Masku sayang, Aisyah bawakan teh hangat untuk kamu.""Adu Istri mas yang cantik ini sangat perhatian.""Aisyah cantik?""Masak ganteng?""Iya enggak lah, sayang.""Kita mau belajar bareng yuk!""Belajar apa sayang?""Belajar Al hikam, mau?""Mau dong sayang.""Baik kita bahas tentang "Dia telah memberikan padamu nikmat, yang pertama adalah nikmat penciptaan dan kemudian dipenuhi (disempurnakan) pemberian-Nya itu secara terus-menerus.""Maksudnya gimana?"“Tidakkah kamu perhatikan, sesungguhnya Allah telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang Allah tanpa ilmu p
Usai menghabiskan waktu dengan Aisyah Syahid tak lantas pulang, dia mengajak Aisyah jalan-jalan ke pusat perbelanjaan.Syahid berniat membalikan baju baru untuk sang istri. Saat sampai di are parkir Syahid tak menemukan tempat untuk memarkir mobilnya dan dia berinisiatif memarkir di luar parkirkan pusat perbelanjaan tersebut.Usai memarkir mobilnya, Syahid keluar dan berlari menuju pintu mobil Aisyah untuk membukakannya."Maaf ya sayang kita harus agak jalan sedikit.""Tidak apa-apa mas, biar sedikit olah raga."Mereka berjalan beriringan. Aisyah berjalan sambil memegangi lengan Syahid. Saat sedang asyik berjalan tiba-tiba mereka berpapasan dengan seorang wanita yang dikenal. Melihat wanita itu Syahid langsung memegang tangan Aisyah yang posisinya merangkul tangannya."Neng Nafisa?""Mas Syahid!" sambil melihat ke arah tangan Syahid yang memegang tangan Aisyah yang posisinya merangkul lengannya.&nbs
Nafisa sedang berkaca di meja hiasnya dan tanpa disadari abahnya memperhatikan dari luar kamar. pintu kamar Nafisa sedikit terbuka dan dari cela itu abah Nafisa melihat putrinya yang sedang berias."Cantik anak babah.""Eh ada babah ternyata.""Mau ke mana?""Mau ke toko buku. oh iya belum izin ke babah, boleh ya!""Iya boleh! asal ajak santri juga jangan sendiri.""Siap!""Kok tambah besar kamu tambah mirip ummimu.""Allah ingin ketika babah rindu ummi cukup lihat wajah Nafisa saja.""Babah takut nanti kalau kamu sudah menikah kamu akan meninggalkan babah dan pesantren ini.""Jika nikahnya masa mas Syahid tentu saja Nafisa akan tetap tinggal di sini bah, dan pastinya mas Syahid mau diajak tinggal di sini."Abah Nafisa terkejut dengan pernyataan putrinya tersebut."Bercanda bah, ih si babah tidak bisa diajak bercanda," jawab Nafisa yan
Aisyah merapikan bajunya di depan meja hiasnya sedangkan syahid memperhatikan Aisyah.“Uda cantik, tak perlu di apa-apain lagi,” kata Syahid.Aisyah hanya tersenyum malu.Syahid mulai mendekati tubuh Aisyah dan memeluknya dari belakang sambil mencium bahu Aisyah.“Kalau begini sepertinya tak akan jadi jalan,” kata Aisyah.Syahid menaruh kepalanya pada pundak Aisyah.“Maaf jika selama ini mas belum bisa membahagiakanmu.”Mendengar kalimat tersebut Aisyah hanya tersenyum dan memegang kepala Syahid yang sedang tidur di bahunya.“Apa kamu kira istrimu ini belum bahagia?”Syahid hanya terdiam.“Ada di sisimu saja sudah cukup membuatku bahagia, dan tak perlu apa-apa lagi.”Aisyah membalikkan badannya dan mereka kini sedang berhadap-hadapan.Aisyah memegang kedua pipi Syahid dengan kedua
Angin malam mulai masuk ke kamar Aisyah dan Syahid melewati jendela kamar mereka, sementara Aisyah menaruh kepalanya di paha syahid yang sedang selonjoran sambil memandang wajah cantik Aisyah.“Jika anak kita berjenis kelamin wanita pastinya akan cantik seperti ibunya,” kata manis Syahid pada Aisyah.“Jika pria dia akan tampan seperti ayahnya,” jawab Aisyah.“Mau pria atau wanita yang terpenting dia akan menjadi orang bermanfaat nanti untuk orang di sekitarnya, negara dan agamanya,” kata Syahid sambil mengelus rambut Aisyah.“Amin.”“Jika dia seorang pria, aku berharap dia akan menjadi sosok seperti ayahnya, lelaki yang tampan, mapan dan juga Shalih dan sungguh dunia ini masih kekurangan pria Shalih sepertimu,” kata Aisyah sambil menatap dalam-dalam mata Syahid.“Andai dia wanita, aku harap dia akan jadi sosok pribadi yang lembut, cerdas dan Shali
Saat Aisyah sedang asyik bercengkrama dengan Syahid terdengar ketukan pintu dari luar kamar mereka.‘TUK,TUK,TUK’“Tuan ada tamu,” kata mbak siti asisten rumah tangga Syahid dan Aisyah.“Oh ya mbak,” kata Syahid menjawab mbak Siti.“Siapa mas? Teman mas?”“Enggak,” jawab syahid.“Ya sudah mas lihat dulu ya,” sambil berjalan menuju luar kamar.“Iya."“Kamu mandi saja dulu,” sebelum keluar dari pintu.“Siap, siap laksanakan perintah tuan raja,” dengan senyum manis Aisyah.Syahid bergegas keluar kamar dan menuju ruang tamu dan ia sangat terkejut dengan kedatangan seseorang yang sangat spesial di hatinya sebelum Aisyah.“Mama,” sambil mencium tangan sang ibu dan setelah itu sang ibu mencium kening Syahid.“Iya sayang, mana Aisy
Aisyah dan dokter Hana keluar dari ruang pemeriksaan.“Entah, saya harus senang atau sedih dengan semua ini, dan selamat untuk pernikahannya juga selamat untuk kehamilannya.”“Terimakasih dok.”“Dokter Aisyah gitu, tahu-tahu sudah nikah dan sekarang sedang mengandung.”Aisyah hanya tersenyum manis.“Siapa sosok beruntung itu dok? Sosok yang sekarang menjadi suami dokter.”“Bukan dia yang beruntung mendapatkan saya tetapi saya tetapi sayalah yang beruntung mendapatkannya."“Sesekali kenalkan gitu dok.”“Siap, hanya saja saya dan dia punya aktivitas masing-masing, untuk pergi berdua saja jarang-jangan, selama menikah baru sekali doang pergi jalan-jalan bareng dia.”“Ke depannya harus sering-sering dok.”Aisyah hanya tersenyum pada dokter Hana.Dokter Hana adalah spesialis k