Siang itu asisten yg di janjikan syahid datang. Namanya sitti dan Syahid memperkenalknya pada Aisyah.
"Ini namanya mbk sitti."
"Oh iya." kata aisyah sambil tersenyum pada mbk sitti
"Ini istri saya namanya Aisyah." syahid memperkenalkan aisyah pada mbk sitti.
"Cantik banget istri tuan."
Aisyah tersenyum.
"Iya dong cantik." kata syahid.
Mereka bertiga tertawa bersama.
"Semoga mbk sitti betah ya kerja di sini." kata Aisyah.
"Insya allah betah kok." kata mbk Sitti.
"Aisyah mbk sitti ini jago ngaji dan hafal Quran loh."
"Ohh yaa? subhanallah."
"Kangan memuji saya berlebihan gitu tuan." kata mbk Sitti.
Kini di mereka tidak tinggal berdua lagi, meski baru kenal Aisyah sangat akrab dengan mbak Sitti san mereka masak bersama untuk makan malam.
Setelah selesai makan malam bersama Aisyah dan Syahid langsung menuju kursi di balkon rumahnya sambil membawa buku.
Ia duduk sambil menikmati udarah malam dan membaca surah al baqarah.
اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَـيُّ الْقَيُّوْمُ ۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ ۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗۤ اِلَّا بِاِذْنِهٖ ۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖۤ اِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ ۚ وَلَا يَــئُوْدُهٗ حِفْظُهُمَا ۚ وَ هُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
allohu laaa ilaaha illaa huw, al-hayyul-qoyyuum, laa ta'khuzuhuu sinatuw wa laa na'uum, lahuu maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, man zallazii yasyfa'u 'indahuuu illaa bi'iznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa kholfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai'im min 'ilmihiii illaa bimaa syaaa', wasi'a kursiyyuhus-samaawaati wal-ardh, wa laa ya'uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal-'aliyyul-'azhiim"Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 255)Dari dalam Aisyah melihat Syahid, ia mendengarkan suara suaminya yang begitu merdu dari dalam rumah.
"Subhanallah, kamu adalah keindahan yang nyata, dan aku bersyukur krna kini keindahan itu allah sandingkan dengan diri ini, diri yang mungkin tidak punya keindahan apa apa."
Setelah selesai Aisyah menghampiri Syahid sambil membawah teh hangat dan ia menaruh di meja depan syahid.
Ketika Aisyah ingin masuk kembali kedalam rumah Syahid menahannya dengan cara memegang tangannya Aisyah.
"Duduklah di sini, Temani aku."
"Tidak perlu di minta, karena aku kan menemani sepenjang hidupmu." sambil tersenyum.
Aisyah duduk di dekat Syahid.
"Akan ku jelaskan sedikit tentang Bidadari Surga dalam penggambaran Al Quran, mau kan?"
Asiyah mengangguk.
"Surat al-Waqi'ah ayat 35-37
"Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) secara langsung,lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan, yang penuh cinta (dan) sebaya umurnya,"
(al-Waqi'ah: 35-37)Wanita penduduk surga diciptakan Allah dengan penciptaan yang tidak sama dengan keadaannya ketika di dunia. Mereka diciptakan dengan bentuk dan sifat yang paling sempurna yang tidak dapat binasa. Mereka semuanya, baik bidadari surga maupun wanita penduduk dunia yang menghuni surga, allah jadikan mereka sebagai gadis-gadis yang perawan selamanya dalam seluruh keadaan. Mereka senantiasa mengundang kecintaan suami mereka dengan tutur kata yang baik, bentuk dan penampilan yang indah, kecantikan paras, serta rasa cintanya kepada suami.
Apabila wanita surga ini berbicara, orang yang mendengarnya ingin ucapannya tidak pernah berhenti, khususnya ketika wanita surga berdendang dengan suara mereka yang lembut dan merdu menawan hati. Apabila suaminya melihat adab, sifat, dan kemanjaannya, penuhlah hati si suami dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Apabila si wanita surga berpindah dari satu tempat ke tempat lain, penuhlah tempat tersebut dengan wangi yang semerbak dan cahaya. Saat "berhubungan" dengan suaminya, ia melakukan yang terbaik. Usia mereka, para wanita surga ini, sebaya, 33 tahun, sebagai usia puncak/matang dan akhir usia anak muda. Allah menciptakan mereka sebagai perempuan yang selalu gadis lagi sebaya, selalu sepakat satu dengan yang lain, tidak pernah berselisih, saling dekat, ridha dan diridhai, tidak pernah bersedih, tidak pula membuat sedih yang lain. Bahkan, mereka adalah jiwa-jiwa yang bahagia, menyejukkan mata, dan mencemerlangkan pandangan. (Lihat keterangan al-Allamah as-Sa'di t dalam Taisir al-Karimir Rahman, hlm. 834)Surat ar-Rahman ayat 55-58
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"Seakan-akan mereka itu permata yakut dan marjan." (ar-Rahman: 55-58)Mereka menundukkan pandangan dari melihat selain suami-suami mereka sehingga mereka tidak pernah melihat sesuatu yang lebih bagus daripada suami-suami mereka. Demikian yang dinyatakan oleh Ibnu Abbas dan lainnya.
Diriwayatkan bahwa salah seorang dari mereka berkata kepada suaminya, "Demi Allah! Aku tidak pernah melihat di dalam surga ini sesuatu yang lebih bagus daripada dirimu. Tidak ada di dalam surga ini sesuatu yang lebih kucintai daripada dirimu. Segala puji bagi Allah yang Dia menjadikanmu untukku dan menjadikanku untukmu." (Tafsir Ibni Katsir, 7/385) Bidadari yang menjadi pasangan hamba yang beriman tersebut adalah gadis perawan yang tidak pernah digauli oleh seorang pun sebelum suami-suami mereka dari kalangan manusia dan jin. Mereka diibaratkan permata yakut yang bersih bening dan marjan yang putih karena bidadari surga memang berkulit putih yang bagus lagi bersih. (Taisir al-Karimir Rahman, hlm. 385)Surat ar-Rahman ayat 70
"Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik dan jelita."
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 70)Terkumpullah kecantikan lahir dan batin pada bidadari atau wanita surga itu. (Taisir al-Karimir Rahman hlm. 832)
Surat ar-Rahman ayat 72
"(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dan dipingit di dalam rumah." (ar-Rahman: 72)
Rumah mereka dari mutiara. Mereka menyiapkan diri untuk suami mereka. Namun, bisa jadi mereka pun keluar berjalan-jalan di kebun-kebun dan taman-taman surga, sebagaimana hal ini biasa dilakukan oleh para putri raja dan yang semisalnya. (Taisir al-Karimir Rahman, hlm. 832)
Surat ad-Dukhan ayat 51-54
"Sesungguhnya orang-orang bertakwa berada dalam tempat yang aman, (yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air. Mereka memakai sutra yang halus dan sutra yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan, demikianlah. Dan Kami nikahkan mereka dengan bidadari-bidadari." (ad-Dukhan: 51-54)
Wanita yang berparas jelita dengan kecantikan yang luar biasa sempurna, dengan mata-mata mereka yang jeli, lebar, dan berbinar. (Taisir al-Karimir Rahman, hlm. 775)"
Aisyah mendengarkan penjelasan Syahid.
"Masih ada beberapa ayat lagi di al Quran, yg belum mas bisa jelaskan padamu."
Sambil menaruh kepalanya pada bahu Aisyah.
"Kamu adalah Bidadari dunia akhirat mas."
Mendengar kata kata syahid Aisyah tersenyum malu.
"Kamu adalah wanita yg bersejerah Dalam hidupku."
Aisyah terdiam dan tersenyum
"Mas Aisyah mau tanya boleh?"
"Tanya saja?"
"Menurut mas istri ideal seperti apa?"
Mendengar pertanyaan sang istri
Syahid yg awal meletakkan kepalanya pada bahu Aisyah ia terbangun dan mentap Aisyah."Istri ideal itu seperti Khadijah binti Khuwailid."
"Kenapa beliau?"
"Sebagai wanita, beliau lah yang utama sebagai panutan. Sebagai istri, beliau pula yang paling dikenang sang suami. Jika ada gelar wanita ideal, maka pastilah Khadijah yang pantas menyematnya.
Cukuplah keutamaan Khadijah terlihat dari sebuah ucapan salam Jibril kepadanya melalui Rasulullah, "Sampaikanlah salam untuknya (Khadijah) dari Rabbnya dan dariku, dan berilah kabar gembira kepadanya dengan rumah (istana) di surga dari mutiara besar yang berongga, yang tidak ada kegaduhan di dalamnya dan tidak ada perasaan capek." (HR. Al Bukhari dan Muslim). Khadijah merupakan wanita pertama yang memeluk Islam. Hatinya selalu terbuka pada kebenaran. Ia tak akan menolak ajaran seseorang yang selalu dikenalnya tak pernah berdusta. Ia segera menerima kebenaran begitu mendapatinya, tanpa banyak bertanya, tanpa keraguan sedikit pun. Ia merupakan wanita terpandang, namun ia tak segan merendahkan diri di hadapan Allah. Khadijah sangatlah kaya raya. Ia merupakan salah satu pengusaha wanita paling sukses di Kota Makkah. Namun begitu memeluk Islam, ia rela meninggalkan segala kenyamanan hidup. Demi menyokong dakwah, ia rela merelakan semua hartanya. Ia kemudian hidup dalam keterbatasan harta bersama Rasulullah, namun tak pernah sekalipun lisannya mengeluh. Khadijah selalu menyokong Rasulullah di setiap jalan terjal menyebarkan agama Allah. Ia lah yang menguatkan saat Rasulullah lelah. Ia lah yang selalu memberi semangat agar Rasulullah bersabar mengajak pada tauhid. Ia lah yang membuat Rasulullah tegar atas segala ujian berat mendakwahkan Islam. Ketika orang-orang meninggalkan Rasulullah, Khadijah selalu berada di sisi beliau. Ketika orang-orang menolak ajakan Rasulullah, Khadijah lah yang pertama kali mengimani. Ketika orang-orang menyimpan hartanya, Khadijah lah yang memberikan semua hartanya. Sungguh, kesuksesan Rasulullah dalam berdakwah tak luput dari peran penting Khadijah sebagai istri sekaligus teman dan penyejuk hati. Lisannya tak pernah berkata keji. Ia selalu mengucapkan hal baik lagi menyenangkan. Ia tak pernah meninggikan suara, lebih-lebih di hadapan suaminya. Tak ada cela dalam akhlaknya. Orang-orang sekitar selalu memujinya. Teringat sebuah kalimat indah Khadijah yang menyejukkan hati Rasulullah saat beliau pertama kali menerima wahyu. Kalimat yang mampu menaklukkan rasa takut dalam hati Rasulullah. Sebuah kalimat yang mampu mengusir kekhawatiran Rasulullah atas apa yang menimpa beliau Shallallahu'alaihi wa sallam. Khadijah berkata, "Bergembiralah. Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakanmu selama-lamanya. Demi Allah, sungguh engkau adalah penyambung silaturrahim, jujur dalam berkata, menanggung beban penderitaan orang lain, menyantuni pihak yang kekurangan, memuliakan tamu dan suka menolong," (HR. Al Bukhari dan Muslim). Kehidupan rumah tangga Rasulullah bersama Khadijah sangatlah bahagia lagi romantis. Inilah keluarga ideal, sakinah, mawaddah lagi rahmah. Rasulullah tentulah pria yang paling baik kepada keluarganya. Namun Khadijah pula selalu menjadi bunga di dalam rumahnya. Ia memberikan ketenangan bagi suami dan anak-anak. Tak pernah sekalipun Khadijah membuat marah Rasulullah. Ia selalu berusaha menyenangkan hati suami dan melindungi anak-anaknya. Segala sifat mulia Khadijah membuatnya menjadi pemilik istana indah di Surga. Allah bahkan mensifati istana itu sebagai sebuah kedamaian tanpa kegaduhan dan rasa lelah. Dua sifat, yakni gaduh dan lelah dinafikan dari Khadijah. Pasalnya, dua sifat ini selalu dihindari Khadijah saat di dunia. Ia tak pernah membuat gaduh di rumah tangganya maupun komunitasnya. Ia pula tak pernah menyebabkan suami dan orang-orang sekitarnya merasa lelah terhadap dirinya. Khadijah, ialah sang pemilik akhllakul karimah, wanita mulia lagi dimuliakan, istri shalihah dan menenangkan, ibunda mukminin yang menjadai panutan. Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu 'anha, pantaslah menjadi sosok wanita ideal untuk diikuti dan diteladani. "Sebaik-baik wanita surga adalah Khadijah." (HR. Al Bukhari dari Ali bin Abi Thalib)."Aisyah mengangguk seolah mengerti apa yg di jelaskan Syahid.
"Kamu masih halangan sayang?"
Aisyah hanya diam dan tersenyum
"Iya iya tak perlu di jawab mas sudah paham, mas masuk dulu mau ke ruang perpustakaan kita."
Aisyah mengguk
Syahid masuk
Sedangkan Aisyah mengambil sebuah kertas di depannya dan menulis sesuatuDengan lantang kau membacanya
Membaca kalam kalamNya Keindahan kalam kalamNya Berpadu dalam alunan merdu suaramu Tak sadar jika diri ini terpesona Pada setiap kalam yg keluar dari bibirmu Serasa meresap pada kalbu Dan kali pertama Hati ini luluh padamu Ya kamu Aku terpesona padamu KalamNya yg membuat hati ini mencair Setelah sempat membeku Aku mencintaimu kerna kau mencintai kalamNya Itu cara aku mencintaimu Sederhana tetapi indah(Oleh author)Usai menulis ia bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan tulisan itu.Syahid kembali ke posisi semula dengan membawah leptop dan beberapa buku Dan ia terkejut dengan adan tulisan tersebut."Tulisan siapa ini?"
Syahid mulai membacanya dan tersenyum
"Sesederhanah itukah caramu mencintaiku?"
**********
Pagi itu syahid mulai bersiap untuk pergi ke bandara.
"Mau di anter kan?" tanya aisyah
"Tidak perlu."
"Mau naik taxsi?"
"Tidak juga." sambil merapikan rambutnya.
"lalu? Jalan kaki?"
Syahid tersenyum melihat ke arah Aisyah.
"Sini ikut mas." sambil mengandeng Aisyah ke jendela.
"Itu yg akan mengantar nanti."
Di luar sana ada sosok laki laki yg sedang memebersikan mobil.
"Mas pakai supir?"
"Mas harap kamu gak keberatan ya, mas butuh dia."
Aisyah menatap syahid dan memegang pipi syahid dengan kedua tangannya
"Terserah mas, mau pakai atau tidak, itu hak mas dan apapun yg sekiranya mas butuh itu tanpa minta persetujuan Aisyah mas bisa malukan itu."
Syahid kemudian mengecup kening Aisyah.
"Terimah kasih." sambil memeluknya
"Jangan lama lama ya." kata aisyah saat di pelukan syahid
"Iya langsung pulang kok klau sudah selesai."
"Yuk berangkat." sambil melepaskan pelukannya.
Di dalam mobil Aisyah dan Syahid tidak saling bicara. Hanya melihat jalan yg mereka lalui. Mereka berdua duduk di kursi penumpang, menaiki mobil Honda Civic, untuk aktifitas sehari hari mereka nya punya satu mobil. Tiba tiba syahid meletakkan kepalanya di bahu aisyah
"Masih ngantuk ya?" tanya aisyah.
"Lumayan." sambil memejamkan matanya.
Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.
"Gak perlu di antar sampai masuk, kamu langsung berangkat kerja ya takut kamu telat." kata syahid sebelum turun.
Aisyah mengguk.
Aisyah bersalaman dan mencium tangan syahid sedangkan syahid mengecup dahi Aisyah dan kemudian turun.Aisyah menurunkan kaca mobilnya dan melambaikan tangan pada Syahid, Syahid membalas dengan senyuman juga melambaikan tangan. Mobil Aisyah melaju meninggalkan Syahid sedangkan Syahid langsung masuk ke dalam bandara.
Karena terburu buru tak sadar jika dirinya menyenggol koper seorang wanita dan wanita tersebut marah marah padanya.
"Woy hati hati dong mas, rusak entar koper saya."
"Maaf mbak maaf gak sengaja."
Si perempuana merasa tak asing dengan wajah Syahid dan ia membuka kaca mata hitamnya untuk melihat wajah Syahid lebih jelas
"Mas syahid."
"Siapa ya?" tanya syahid.
"Itu yg kemarin mas tolongin buat ganti ban, masak lupa."
"Oh mbk kirana."
"Iya, wa masih ingat ya."
Syahid hanya tersenyum.
"Mau ke mana?"
"Saya mau ke Riau."
"Oh sama dong saya juga mau ke sana."
Tiba tiba terdengar sebuah pengumuman bahwa pesawat yg menuju riau di tunda penerbangannya Selama satu jam.
"Adu kok lama ya mas."
"Iya lumayan lama."
"Duduk saja di sana yuk mas." menunjuk ke kursi panjang.
"Boleh."
Mereka duduk saling berjauhan.
"Mas syahid tidak mau dekat dekat rupanya." kata Kirana dalam hati.
Syahid dan kirana hanya terdiam, Syahid hanya memainkan ponselnya sedangkan Kirana hanya melirik Syahid seolah oleh ia ingin di ajak biacara oleh Syahid.
"Mas syahid boleh saya tanya sesuatu?"
"Silahkan, kalau bisa di jawab pasti saya jawab."
"Waktu pertama kita bertemu, saya menjulurkan tangan sya pada mas tetapi mas syahid tapi hanya seperi ini." menyatuhkan keduan telapak tanggan kirana
"Oh. "Syahid tersenyum.
Kemudian Syahid melanjutkan ucapannya.
"Mbak tahu kan sma Ratu Elizabeth (ratu inggris)?"
"Iya tahu. "
"Bisakah Semua orang berjabat tangan dengan Ratu Elizabeth?"
"Oh tentu tidak bisa! cuma orang-orang tertentu saja yang bisa berjabat tangan dengan ratu."
Syahid tersenyum
"Saya menggap Wanita-wanita Muslimah adalah para ratu, dan ratu tidak boleh berjabat tangan dengan pria sembarangan (yg bukan mahramnya)."
"Oh."
"Tidak hanya tampan tapi tahu bagaimana cara memperlakukan wanita dengan baik, idaman banget yg kyak gini." ucapana dalam hatinya.
Faqih menyantap menusarapan di rumahnya. Seorang asisten rumah tangga yang menemaninya mentanpa sarapan paginya sambil berdiri di dekat Faqih"Kalau tuan sudah beristri, pasti makannya gak sendiri seperti ini." kata asisten rumah tangganya.Faqih tersenyum."Ehm doakan saja, biar makan bersama dengan istri bik." Jawab Faqih."Amin, oh iya tuan nyanyo telfon tadi katanya bulan depan akan pulang ke sini."Faqih mengguk sambil memakan roti. Setelah beberapa menit ia keluar rumahnya dan menuju bagasi mobilnyaBerbeda dengan Syahid, Faqih mempunya beberapa mobil yg tertata rapi di parkiran bagasinya.1. Honda jazz silver2. Mercedes Benz GLA-Class Putih3. Pajero Sport hitam4. Ferrari F430 merah5. alphard 3.5 Q A/TSeorang lelaki menghampiri Faqih."Mau pakai yg mana tuan? Untuk hari ini." kata lelaki tersebut.Syahid menunjuk ke arah mobil Pajero Sport hitam"Mau di antar.?" kat
Faqih menunggu Aisyah di tempat yg mereka janjikan sebelumnya“Aisyah mana si?” dengan nada gelisa.Beberapa menit kemudian sosok yang ditunggu Faqih datang dengan gamis biru dan berkerudung hitam.“Assalamuaikum.”“Walaikum salam, silahkan duduk."Faqih mempersilahkan aisyah duduk.“Ada apa?” sambil duduk.Mendengar pertanyaan itu Faqih kemudian menundukkan kepalanya dan terdiam.“Sebenarnya ada apa? Aku harap ini penting soalnya pekerjaanku banyak.”Mendengar hal tersebut Faqih mengkat kepalanya dengan mata berkaca kacaAisyah sangat terkejut dengan hal tersebut.“Kamu kenapa qih?” tanya Aisyah.“Yang tanya itu seharusnya aku ‘kamu kenapa Aisyah? Bukan kamu!”“Hah? Maksudnya?”“Kamu kenapa tidak bisa nunggu aku? Menunggu aku sampai aku kembali?”Aisyah terkejut dengan pertanyaan faqih“Kamu sudah tahu itu rupanya.”“Sesak ra
Faqih sedang mengendarai mobilnyaSetelah pulang berkerja."Aisyah, kenapa si kamu milih dia, kenapa tidak aku? Dan kenapa kamu tidak mau nunggu aku sampai kembali, oh Tuhan rasanya ini gak adil buatku."Faqih menghentikan mobilnya dan keluar dari mobil, ia duduk di aspal depan mobilnya.“Kalau gini jadinya sungguh aku bisa gila, benar - benar gila."Di mobil lain Syahid sedang sibuk membaca berita di tabnyaIa baru pulaang dari Riau. Syahid tidak mengendarai mobilnya sendiri ia menggunakan supir pribadinya. Saat sedang asik membaca beritaTiba tiba iya terkejut dengan berita yg ia baca di ponselnya.“Sepertinya kenal, siapa ya?”“Oh ini mas Faqih, wih hebat dia ternyata anak konglomerat ini, soalnya setahuku yang punya perusaan ini juga punya bisnis di berbagai belahan dunia.”Tiba - tiba Syahid melihat sosok yg ia kenal di tepi jalan y
Faqih memencoba menyabotase semuanya, ia mencoba agar Aisyah dan sang suami tidak punya waktu bersama.Faqih mencoba mengubah jadwal harian Aisyah dengan cara menghubungi pimpinan rumah sakit.Rumah sakit tempat Aisyah adalah rumah sakit swasta yang dengan mudah melakukan banyak hal yang dia mau termasuk membeli rumah sakit tersebut.“Hallo, dengan bapak rendy”Melalui sambungan telfon“Iya benar, dengan siapa ini?”“saya yusuf ali faqih”“Sepertinya nama bapak tidak asing, oh iya saya baru ingat, ada apa bapak menghungungi saya?"“Rumah sakit anda sepertinya butuh Sekali banyak pembangunan dan saya berniat untuk berinvestasi agar rumah sakit swasta anda bisa bersaing dengan rumah sakit yg lain, bagimana?”“Suatu kehormatan bagi saya jika bapak berkenang berinvestasi di rumah sakit kami."“saya akan ber investasi dengan dana yang cukup besar tetapi ada syarat yang perlu dipenuhi."
Aisyah bersiap siap di meja riasnya, kemudian Syahid keluar dari kamar mandi sambil memegangi perutnya. Aisyah melihat ke arah syahid“Kenapa mas?”“Perut mas sakit”“Salah makan atau gimana?”“Gak tahu."Aisyah langsung membawah Syahid ke tempat tidurnya.“Ya sudah untuk malam ini Aisyah tidak usah ke rumah sakit.”“Jangan sayang, mas gak ngajarin kamu buat ninggalin tanggung jawabmu”“Tapi mas kan sakit?”“Gak apa apa, mas hanya butuh istirahat.”“Tapi mas.”“Sudah kamu langsung berangkat, tapi maaf mas gak bisa mengantarmu."“Iya de.”Syahid berbaring di tempat tidur dan Aisyah langsung menyelimuti tubuh Syahid.“Hati hati di jalan ya, sayang,”“Iya mas, mas juga cepet sembuh yah!”Aisyah mencium tangan Syahid kemudian berjalan menuju pintu,Setelah sampai di pintu Aisyah menoleh pada sya
Baru beberapa hari Syahdi dan Aisyah meninggalkan orangtua masing-masing. Hidup berdua di atap yang sama, dari kecupan di sebelum tidur, hingga pelukan di seba'da lelap. Belajar mengarungi bahtera rumah tangga dengan cinta.Setelah mengucapkan salam setelah shalat, tiba tiba saja Aisyah menghampiri syahid dengan balutan mukena putih Aisyah memeluk erat Syahid. Erat sekali. Seakan Aisyah tak ingin melepasnya.Lalu, seketika saja ada isak yang mulai lirih terdengar. Saat Syahid mengangkat kepala Aisyah dari dekapnya, matanya sudah basah, juga merah.Aisyah Menangis dalam peluk Syahid"Kenapa?" tanya syahid sambil menggenggam jemari aisyah kuat-kuat.Sambil terisak-isak, Aisyah menjawab"Aku kangen Abah, sama ummi."Syahid tersenyum kecil. Lalu meraih bahu Aisyah, untuk kemudian mewakafkan dada Syahid agar terpuas meneteskan derai mata di Sana. Di dinding hatinya“Istriku, kamu rela meninggalkan keluarga terc
Zahra ingin segera pergi ke kantor, ia terlihat sangat buru buru.“Adu telat ini.” sambil melihat ke arah jam tangannya.Zahra menerobos genangan air hingga membuat pejalan kaki terkena percikan air.“Adu kena Orang kan.” Zahra mulai panik.Kemudian ia menghentikan mobilnya dan turun untuk menghampiri pejalan kaki tersebut“Maaf, maaf, maaf gak sengaja, saya."“Tidak apa apa mbak, basah sedikit aja kok.”Ternyata yg terkena percikan air tersebut adalah seorang laki laki.“Sekali lagi maaf ya mas, maaf banget."“Iya mbk, gak apa apa."“Maaf, saya buru buru harus ke kantor."“Oh iya silahkan.”Zahra segera masuk ke dalam mobilnya.“Oh iya, kok gak tanya nama dia si."Sedangkan laki laki itu mencoba membersikan bajunya.“Basah si, tapi gak bisa marah sama dia
Pagi itu kirana turun dari mobilnya di dapati Faqih sedang berdiri di depan pintu kantornya.Kirana berjalan Menghampiri Faqih.“Kirana aku mau minta maaf sama kamu.”Kirana berjalan begitu saja tanpa menghiraukan Faqih.“Kirana tunggu,” sambil berjalan di belakang Kirana.Semua karyawan Kirana melihat ke arah mereka.“Itu tuan Faqih kan ya, anak konglong tbk kan,nona kirana punya hubungan apa dengannya?” kata kariawan kirana“mungkin mereka pacaran kalik” kata kariawan kirana yg lain“cocok si meraka berdua, sama sama tajir” kata kariawan kiranaKirana membuka pintu ruangannya dan duduk di sofa sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya“Maaf kirana, sunggu aku menyesal.” sambil berlutut dan menyatuhkan kedua telapak tangan faqihKemudian terdengar suara dari luar ruangan kirana
Udarah subuh kala itu masuk ke kamar Aisyah dan Syahid memalui sela – sela jendela rumah mereka.Sebelum membangunkan Syahid, Aisyah terlebih dahulu mengambil wudu ke kamar mandi kemudian menggunakan mukena putihnya. Syahid masih berada di atas kasur dengan tubuh masih di tutupi oleh selimut..Aisyah perlahan berjalan menuju tempat tidur dimana suaminya masih terlelap.“Massssss,”bisik Aisyah pada telinga kanan Syahid.Syahid tak kunjung membuka matanya.“Sayanggggggggg,” tetap berbisik di telinga Syahid.Masih belum ada respon dari Syahid.“Dia tidur apa gladi mati? Susah sekali banguninnya.”“Sayang subuh, sayang bangun.”Tetap tidak ada respon dari Syahid.“Bangun yang, ih, ayo buka matanya.”“Aku mau buka mata asal di cium,” jawab syaid yang masih menutup matanya.“Oh modus rupanya dia, eh kamu yah.”
Nafisa sedang duduk di ruang tamu rumahnya sambil merajut dan ditemani oleh abahnya yang sedang meperhatikan dirinya. “Ada apa abah?” Abah hanya tersenyum melihat sang putri yang sedang duduk di sampingnya sambil menggenakan mukena putih. “Sayang!” “Iya? Kenapa?” “Rumah kita sepi nak!” “Jika baba ingin ramai ke masjid saja, para santri bisanya sedang ngaji kalau jam segini.” “Bukan itu maksud baba nak! Ah kamu ini tidak pekaan.” Nafisa tersenyum dan menaruh hasil rajutnya di meja di depannya. “Terus apa?” “Baba ingin mendengar suara tangisan bayi.” “Hah? Apa sih ba mulai deh.” “Memangnya kamu tidak ingin menikah?” “Keingin itu selalu ada dan pasti ada, cuman untuk punya bayi harus nikah dulu!” “Seandainya babah carikan santri babah mau?” Nafasi terdiam dan mulai menatap abahnya. Nafisa meraih tangan abahnya. “Bukannya sudah ada? Kenapa tidak babah car
Syahid duduk di balkon rumahnya sambil memegang kitab Al Hikam.Aisyah membawakan secangkir teh hangat untuk Syahid yang sedang menyantai di rumahnya."Masku sayang, Aisyah bawakan teh hangat untuk kamu.""Adu Istri mas yang cantik ini sangat perhatian.""Aisyah cantik?""Masak ganteng?""Iya enggak lah, sayang.""Kita mau belajar bareng yuk!""Belajar apa sayang?""Belajar Al hikam, mau?""Mau dong sayang.""Baik kita bahas tentang "Dia telah memberikan padamu nikmat, yang pertama adalah nikmat penciptaan dan kemudian dipenuhi (disempurnakan) pemberian-Nya itu secara terus-menerus.""Maksudnya gimana?"“Tidakkah kamu perhatikan, sesungguhnya Allah telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang Allah tanpa ilmu p
Usai menghabiskan waktu dengan Aisyah Syahid tak lantas pulang, dia mengajak Aisyah jalan-jalan ke pusat perbelanjaan.Syahid berniat membalikan baju baru untuk sang istri. Saat sampai di are parkir Syahid tak menemukan tempat untuk memarkir mobilnya dan dia berinisiatif memarkir di luar parkirkan pusat perbelanjaan tersebut.Usai memarkir mobilnya, Syahid keluar dan berlari menuju pintu mobil Aisyah untuk membukakannya."Maaf ya sayang kita harus agak jalan sedikit.""Tidak apa-apa mas, biar sedikit olah raga."Mereka berjalan beriringan. Aisyah berjalan sambil memegangi lengan Syahid. Saat sedang asyik berjalan tiba-tiba mereka berpapasan dengan seorang wanita yang dikenal. Melihat wanita itu Syahid langsung memegang tangan Aisyah yang posisinya merangkul tangannya."Neng Nafisa?""Mas Syahid!" sambil melihat ke arah tangan Syahid yang memegang tangan Aisyah yang posisinya merangkul lengannya.&nbs
Nafisa sedang berkaca di meja hiasnya dan tanpa disadari abahnya memperhatikan dari luar kamar. pintu kamar Nafisa sedikit terbuka dan dari cela itu abah Nafisa melihat putrinya yang sedang berias."Cantik anak babah.""Eh ada babah ternyata.""Mau ke mana?""Mau ke toko buku. oh iya belum izin ke babah, boleh ya!""Iya boleh! asal ajak santri juga jangan sendiri.""Siap!""Kok tambah besar kamu tambah mirip ummimu.""Allah ingin ketika babah rindu ummi cukup lihat wajah Nafisa saja.""Babah takut nanti kalau kamu sudah menikah kamu akan meninggalkan babah dan pesantren ini.""Jika nikahnya masa mas Syahid tentu saja Nafisa akan tetap tinggal di sini bah, dan pastinya mas Syahid mau diajak tinggal di sini."Abah Nafisa terkejut dengan pernyataan putrinya tersebut."Bercanda bah, ih si babah tidak bisa diajak bercanda," jawab Nafisa yan
Aisyah merapikan bajunya di depan meja hiasnya sedangkan syahid memperhatikan Aisyah.“Uda cantik, tak perlu di apa-apain lagi,” kata Syahid.Aisyah hanya tersenyum malu.Syahid mulai mendekati tubuh Aisyah dan memeluknya dari belakang sambil mencium bahu Aisyah.“Kalau begini sepertinya tak akan jadi jalan,” kata Aisyah.Syahid menaruh kepalanya pada pundak Aisyah.“Maaf jika selama ini mas belum bisa membahagiakanmu.”Mendengar kalimat tersebut Aisyah hanya tersenyum dan memegang kepala Syahid yang sedang tidur di bahunya.“Apa kamu kira istrimu ini belum bahagia?”Syahid hanya terdiam.“Ada di sisimu saja sudah cukup membuatku bahagia, dan tak perlu apa-apa lagi.”Aisyah membalikkan badannya dan mereka kini sedang berhadap-hadapan.Aisyah memegang kedua pipi Syahid dengan kedua
Angin malam mulai masuk ke kamar Aisyah dan Syahid melewati jendela kamar mereka, sementara Aisyah menaruh kepalanya di paha syahid yang sedang selonjoran sambil memandang wajah cantik Aisyah.“Jika anak kita berjenis kelamin wanita pastinya akan cantik seperti ibunya,” kata manis Syahid pada Aisyah.“Jika pria dia akan tampan seperti ayahnya,” jawab Aisyah.“Mau pria atau wanita yang terpenting dia akan menjadi orang bermanfaat nanti untuk orang di sekitarnya, negara dan agamanya,” kata Syahid sambil mengelus rambut Aisyah.“Amin.”“Jika dia seorang pria, aku berharap dia akan menjadi sosok seperti ayahnya, lelaki yang tampan, mapan dan juga Shalih dan sungguh dunia ini masih kekurangan pria Shalih sepertimu,” kata Aisyah sambil menatap dalam-dalam mata Syahid.“Andai dia wanita, aku harap dia akan jadi sosok pribadi yang lembut, cerdas dan Shali
Saat Aisyah sedang asyik bercengkrama dengan Syahid terdengar ketukan pintu dari luar kamar mereka.‘TUK,TUK,TUK’“Tuan ada tamu,” kata mbak siti asisten rumah tangga Syahid dan Aisyah.“Oh ya mbak,” kata Syahid menjawab mbak Siti.“Siapa mas? Teman mas?”“Enggak,” jawab syahid.“Ya sudah mas lihat dulu ya,” sambil berjalan menuju luar kamar.“Iya."“Kamu mandi saja dulu,” sebelum keluar dari pintu.“Siap, siap laksanakan perintah tuan raja,” dengan senyum manis Aisyah.Syahid bergegas keluar kamar dan menuju ruang tamu dan ia sangat terkejut dengan kedatangan seseorang yang sangat spesial di hatinya sebelum Aisyah.“Mama,” sambil mencium tangan sang ibu dan setelah itu sang ibu mencium kening Syahid.“Iya sayang, mana Aisy
Aisyah dan dokter Hana keluar dari ruang pemeriksaan.“Entah, saya harus senang atau sedih dengan semua ini, dan selamat untuk pernikahannya juga selamat untuk kehamilannya.”“Terimakasih dok.”“Dokter Aisyah gitu, tahu-tahu sudah nikah dan sekarang sedang mengandung.”Aisyah hanya tersenyum manis.“Siapa sosok beruntung itu dok? Sosok yang sekarang menjadi suami dokter.”“Bukan dia yang beruntung mendapatkan saya tetapi saya tetapi sayalah yang beruntung mendapatkannya."“Sesekali kenalkan gitu dok.”“Siap, hanya saja saya dan dia punya aktivitas masing-masing, untuk pergi berdua saja jarang-jangan, selama menikah baru sekali doang pergi jalan-jalan bareng dia.”“Ke depannya harus sering-sering dok.”Aisyah hanya tersenyum pada dokter Hana.Dokter Hana adalah spesialis k