Share

108. Rindu Al

"Apa ini?" tanya Arman tidak paham.

"Aku hamil lagi, Man."

"Persetan!" Arman langsung melempar begitu saja alat tersebut.

"Man--"

"Kamu mau minta aku nikahi?"

Lusi hanya melengos.

"Kita berdua aja hidupnya gak tenang, takut sewaktu-waktu ketangkep," omel Arman lagi, "lagian udah berapa kali aku bilang jangan lupa minum pil KB, bego banget sih jadi orang," kecamnya kesal.

"Kamu pikir nyari pil KB itu mudah? Di sini jauh dari apotek, Man."

"Ya itu urusan kamu," sergah Arman tidak mau mengalah, "pokoknya selesai aku mandi sudah harus ada makanan. Awas kalo gak ada," ancamnya dengan tatapan sengit.

Lusi terdiam. Matanya menatap kepergian Arman meninggalkan kamarnya. Perempuan itu lantas mendengkus.

Tiba-tiba dia merasa sedih. Air mata luruh membasahi pipinya. Namun, cepat ia hapus. Lusi tidak mau kena omel Arman jika tidak segera mencari makanan.

Perempuan itu bergegas meraih gamis dan kerudung panjang yang tergantung di tembok. Agar penyamarannya tidak mudah diketahui Arman menyuruhnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status