Share

116. Telepon Dari Arman

Arman terbangun dari tidurnya begitu alarm di ponselnya berdering. Masih dengan mata yang terpejam Arman meraba-raba meja kecil di dekat kasurnya. Dia akan melihat waktu pada telepon pintarnya.

Dengan mata yang masih terasa berat Arman menatap layar ponsel. Sudah pukul setengah sepuluh pagi. Pria itu menaruh kembali gadgetnya secara asal di kasur.

Nyawa Arman belum sepenuhnya kumpul. Pria itu masih bergeming dulu untuk beberapa saat. Maklum semalam habis bergadang dengan bersenang-senang di club.

Enam bulan dalam persembunyian membuat Arman merindukan dunia gemerlapnya. Usai berhasil menjual empat koleksi jam tangannya Haris, dirinya memilih untuk sedikit mencari hiburan.

Kesadaran Arman sudah penuh. Sekali sentak pria itu bangun dari tidurnya. Saat ini dirinya sedang berada di sebuah kamar hotel kelas Melati.

Arman sengaja memilih tempat tersebut selain menghemat uang juga tidak ribet saat reservasi. Apalagi saat ini dirinya memang sedang dalam masa penyamaran.

Arman membuka korden k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status