Share

113. Tertembak

"Kamu masih pake cincin nikah dari si Haris kan?"

"Ah iya." Lusi mengangguk semangat.

"Jual itu dulu," suruh Arman serius. Dia lantas mengarahkan Lusi bagaimana cara kabur di rumah sakit.

Lusi mengangguk. Dia telah paham dengan intruksi dari Arman. Perempuan itu melihat jam di layar ponsel. Sudah pukul tiga sore.

Dirinya menatap selang infus di pergelangan tangannya. Lusi sudah bertekad. Dia tidak mau di penjara tanpa Arman.

Lusi menahan napasnya sesaat. Setelah merasa yakin dia mencabut selang infus tersebut. Bibirnya meringis menahan rasa sakit yang mendera.

Selang beberapa menit kemudian, Lusi bangkit dari ranjang. Perempuan itu berjalan pelan menuju pintu kamar. Lewat celah kaca dia mengintip keadaan di luar.

"Sialan aku sampai harus dijaga polisi segala," umpat Lusi begitu melihat ada seorang petugas yang berjaga di luar bersama anak buahnya Geri.

Perempuan itu menghempaskan nafasnya dengan kesal. Dia kembali menuju ranjangnya. Lusi pun mulai melakukan instruksi dari Arman.

Dirin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
dianrahmat
oon bgt ya tuh polkis yg ngejar. masak iya gak bisa menghindari timpukan batu. kan bisa diprediksi dong arahnya. klw tembakan, barulah diluar kemampuan.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status