Share

107. Di Tempat Persembunyian

Lusi terjaga dari lelapnya. Suara-suara burung dan ayam tetangga menjadi pertanda jika hari sudah siang. Perempuan itu membuka mata.

Saat menoleh ke samping sosok Arman masih damai dalam tidurnya. Bahkan kedua tangan pria itu setia mendekap dadanya yang tak berbusana.

Lusi mendengkus pelan. Sungguh dia merasa jenuh dengan kehidupannya saat ini. Benar-benar tidak ada kebebasan. Ke mana-mana selalu was-was takut terbuka penyamarannya.

Sebetulnya bukan itu saja yang membuat Lusi tidak semangat menjalani kehidupan. Perlakuan Arman yang songong bahkan cenderung kasar lah yang membuatnya nelangsa.

Selain menjadikan budak s ex, Arman juga menjadikannya babu. Dirinya yang kemarin-kemarin terbiasa menjadi nyonya tiba-tiba harus mengerjakan semua tugas rumah tangga. Karena tidak mungkin juga Lusi menyewa tenaga seorang asisten rumah tangga.

Apalagi dia dan Arman tidak punya pekerjaan. Sehingga keduanya harus benar-benar bisa mengatur keuangan dengan baik. Meski cadangan emas batangan Lusi masih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status