Share

SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI
SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI
Author: DEAR GREEN

PESAN SAYANG

Author: DEAR GREEN
last update Last Updated: 2023-11-25 20:29:02

“Sayang?” Aku tak sengaja membaca pesan masuk ke aplikasi chat berwarna hijau milik suamiku. Keningku berkerut bingung. Pasalnya, kontak pengirimnya dengan nama laki-laki.

Sebuah nomor yang diberi nama ‘Suparman’ mengirim pesan aneh. Tak ada pesan apapun sebelumnya. Sejenak aku berpikir, apakah ini teman Bang Arlan yang iseng?

“Ada apa, Bund?” Suara Bang Arlan mengejutkanku. Raut wajahnya menunjukkan ketidaksukaan ketika melihat ponselnya berada di tanganku. “Bunda ngapain pegang HP Ayah?” tanyanya lagi, setelah beberapa detik aku tak menanggapi.

"Ini..." Aku menyerahkan benda pipih itu padanya dengan ruang obrolan masih terbuka. Sengaja, supaya dia bisa melihat apa yang baru saja aku baca.

Dia tampak terkejut, namun akhirnya tertawa. "Ya ampun si Suparman itu temen Ayah waktu SD dulu, dia emang sering iseng begitu orangnya," ucapnya menjelaskan. “Pasti mau pinjam uang dia nih,” tebaknya sembari meraih ponselnya dari tanganku.

"Coba telepon dia! Siapa tau penting," pintaku, untuk membuktikan bahwa ucapannya benar.

"Ok, bentar ya..." Suamiku yang bernama Arlan Suranta itu menekan tombol panggilan dengan tenang, tidak tampak dari sikapnya bahwa dia sedang menyembunyikan sesuatu dariku.

Selama delapan tahun menikah, Bang Arlan selalu memperlakukanku dengan baik. Semua kebutuhanku dan Chika—anakku yang baru berusia 7 tahun, selalu terpenuhi. Bang Arlan juga suami yang giat bekerja, sikapnya ceria dan humoris.

Bisa jadi dia mempunyai teman yang kelakuannya sama dengannya, suka iseng dan bercanda. Tetapi, dua bulan terakhir ini memang ada yang berbeda dari suamiku yang jarang mau menyentuhku dan sering lupa memberiku uang belanja.

"Halo.. Suparmannya ada? Ooh.. mbak istrinya, ya? Maaf sudah mengganggu.." Terdengar suamiku sedang berbicara dengan seseorang dari teleponnya, aku mengerutkan kening sambil mendekat.

"Aktifkan loudspeaker-nya!" bisikku, Bang Arlan mengangguk, lalu menuruti perintahku.

"Maaf ya, tadi si Suparman itu ngirim WA 'sayang' sama saya, terus terbaca sama istri saya dan dia curiga, ya sudah nanti kalau Suparman sudah selesai mandi, suruh menghubungi saya, ya!" Bang Arlan nyerocos tanpa memberikan seseorang di seberang sana kesempatan untuk menjawab.

"Oke!" Suara seorang perempuan akhirnya terdengar olehku. Dari nada bicaranya, seperti dia sedang kesal. Lalu telepon dimatikan begitu saja.

"Tuh kan.. bininya marah," ujar Bang Arlan, lalu pergi meninggalkanku keluar kamar. Saat dia mandi tadi, aku memang sibuk berberes rumah, mengurus Chika berangkat sekolah, lalu kembali ke kamar dan melihat ponsel suamiku menyala karena ada notifikasi masuk.

Aku sampai lupa tujuanku ke kamar untuk mengambil ponsel milikku yang sedang diisi daya. Aku ingin mengabari ibu, bahwa hari ini aku ingin berkunjung setelah menjemput Chika pulang sekolah.

“Bundaaaa…” Panggilan Bang Arlan menyadarkan lamunanku. Aku tergesa menghampirinya ke meja makan. “Bunda cuma masak ini doang?” tanya suamiku ketika membuka tudung saji.

Hari ini aku hanya membuat telur dadar, karena semua stok bahan makanan di kulkas habis. Semua ini karena suamiku lupa memberi uang belanja. Biasanya dia selalu memberikan uang belanja seminggu sekali.

Aku mengangguk dan tersenyum tipis. “Abang kan udah seminggu lebih  belum kasih Bunda uang belanja. Semua stok bahan abis,” jawabku.

Bang Arlan menepuk jidatnya sambil melotot. “Ya ampun, Ayah lupa. Maaf ya, Bund.” Pria itu sibuk mengeluarkan dompetnya. “Aduh, Bund. Gimana ya,” ucapnya dengan ekspresi bingung.

“Kenapa?” tanyaku.

“Ayah lupa ke ATM, jadi ini gak ada uang cash. Tinggal selembar ini doang, buat pegangan Ayah di jalan, ntar.” Dia menunjukkan selembar uang merah. “Mana ATM-nya ketinggalan di kantor lagi,” gumamnya.

“Makanya buat M-Banking dong, Yah. Jadi kalau gak punya uang cash kayak gini kan bisa transfer ke akun e-wallet Bunda,” keluhku.

Aku menarik napas kasar.  Ini bukan pertama kalinya dia lupa memberiku uang belanja dan beralasan ATM-nya tertinggal atau dompetnya tertinggal di kantor.

Sudah dua bulan belakang ini, suamiku selalu pulang lembur dan sering lupa dengan jatahku, terutama jatah untuk batinku. Alasannya karena banyak kerjaan, kecapean, dan akhirnya lupa. Aku memaklumi, karena sudah hampir setahun ini, suamiku naik jabatan menjadi Manager di perusahaannya. Tentu pekerjaannya juga bertambah. Aku yang hanya tamatan SMA, tak tahu apa-apa soal pekerjaan kantoran.

“Ya udah, ntar Bunda ke kantor Ayah aja sekalian jemput Chika pulang sekolah,” ujarku.

Bang Arlan tampak panik. “Eh, ngpain Bunda ke kantor. Gak usah lah, ntar Ayah transfer aja uangnya, ya!” bujuknya. “Oh ya, Chika mana?”

Bang Arlan baru sadar kalau sejak tadi Chika tidak bersama kami.

“Chika sudah pergi duluan, Yah. Nungguin kamu bisa telat dia. Nebeng tadi sama Mamanya Cecil.” Aku menjawab sambil memperhatikannya yang sedang sarapan nasi putih dan telur dadar dengan rasa malas.

Setelah selesai sarapan, Bang Arlan pamit berangkat kerja. Dia tersenyum hangat menatapku, aroma parfumnya membuatku bergairah, aku mengerlingkan mata sambil bergelayut manja di lengannya untuk menggoda. Sudah lama Bang Arlan belum memberiku nafkah batin. Selalu pulang larut malam, sudah kelelahan dan aku pun terkadang sudah tertidur. Sementara waktu diakhir pekan, selalu kami habiskan bersama Chika.

"Bang... ayo bikin adek buat Chika..." bisikku dengan suara sedikit mendayu.

Bang Arlan malah tertawa keras. "Maaf, Bund. Ntar Ayah telat loh ini.. besok ya.. malam ini Ayah lembur lagi."

Aku mencebik, kesal.

"Sabar ya, setelah proyek ini tuntas, Ayah bakal lebih cepat pulangnya.." Dia membelai rambutku seraya meminta pengertian.

Setelah mengecup keningku, Bang Arlan berlari kecil menuju garasi sambil berkali-kali melihat jam yang melingkar di tangan kirinya. Tak lama, mobil yang baru beberapa bulan ini Bang Arlan beli secara kredit, keluar meninggalkan rumah. Aku sempat melambaikan tangan, tetapi dia mengabaikanku.

Aku teringat kembali dengan Si Suparman itu, karena baru pertama kali ini aku mendengar namanya. “Apa karena dia sering meminjam uang, makanya suamiku itu jadi lupa memberiku uang belanja?” gumamku.

Satu jam kemudian, masuk pemberitahuan ke ponselku bahwa uang belanja sudah masuk sebesar dua ratus ribu.

[Bund, udah masuk uangnya, kan? Itu sekalian untuk ongkos ke rumah Ibu, ya. Maaf aku gak bisa antar.] tulis Bang Arlan pada pesan WA.

Aku masih sibuk memperhatikan nama akun pemilik bank yang baru saja men-transfer uang ke rekeningku, dan juga jumlah uang yang masuk. Biasanya Bang Arlan memberi uang belanja lima ratus ribu, namun belakangan ini selalu kurang. Tetapi aku tidak protes dan kuterima saja.

[Yunita siapa, Bang?] tanyaku, membalas pesan Bang Arlan dan tidak bertanya menengenai jumlah uang yang dia berikan.

[Dia karyawan disini, Abang minta tolong sama dia] jawab Bang Arlan.

Tak berpikir panjang, aku langsung ke pasar untuk berbelanja kebutuhan dapur. Saat melihat cumi-cumi dan pete, aku teringat suamiku. Dia sangat suka balado cumi-cumi dan pete. Dengan hati riang, aku pulang untuk segera memasak makanan kesukaan suamiku dan berniat ke kantornya untuk mengantarkan makan siang, tentunya tanpa memberitahu lebih dulu karena aku ingin sesekali memberinya kejutan.

 “Sekalian ke rumah Ibu, singgah bentar ke kantornya Bang Arlan, dah.” Aku bicara sendiri sembari berkutat di dapur. Karena ini hari jumat, jam pulang sekola Chika akan lebih awal.

Setelah masak dan menyiapkan semua barang Chika yang akan dibawa ke rumah neneknya, aku bergegas menjemputnya ke sekolah. Sekali jalan ke kantor Bang Arlan lalu ke rumah Ibu karena searah.

Namun, saat sampai di kantornya, seorang Resepsionis dengan enggan mengizinkanku ke ruangan Bang Arlan. Tetapi, ada seorang pria berpenampilan rapi dan sangat tampan menegur Resepsionis itu, dia memperbolehkanku untuk mengantar makan siang ke lantai tiga, dimana suamiku bekerja. Kami berada dalam satu lift dan menuju lantai yang sama, lelaki itu hanya diam dengan wajah datarnya. Matanya fokus menatap ke depan.

“Om… kok om ganteng banget?” ucap Chika tiba-tiba nyeletuk.

Aku langsung membungkam mulut anakku dan menunduk sambil nyengir ke arah lelaki itu. “Maaf, anak saya suka iseng kayak Ayahnya.”

Lelaki itu hanya tersenyum tipis ke arah Chika, lalu dia berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Chika. “Banyak yang bilang begitu,” ucapnya dengan suara sedikit berbisik.

Pintu lift terbuka, pria berjas hitam itu melangkah lebar dengan kakinya yang jenjang, lalu masuk ke sebuah ruangan. Sementara aku langsung menuju ruangan suamiku yang sudah diberi petunjuk oleh Resepsionis tadi.

Baru akan membuka hendel pintu, aku mendengar suara manja dan tawa seorang wanita di dalam ruangan tersebut. Aku berdiam cukup lama disana, bingung. Jika aku masuk dan mendapati suamiku macam-macam dengan wanita lain, pasti Chika akan terluka.

“Nak… kayaknya lain kali aja kita temui Ayah di kantor, ya.” Aku berjongkok dan meletakkan kotak makan siang ke lantai. Chika mengerutkan kening. “Kayaknya Ayah lagi sibuk banget banyak kerjaan,” sambungku.

“Tapi kan…” Chika cemberut dan tampak keberatan.

Related chapters

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   ADA YANG TAK BERES

    “Tapi kan…” Chika cemberut dan tampak keberatan.Aku mengelus rambutnya sambil tersenyum, lalu membawanya kembali turun. Sampai di lobi, aku menitipkan makan siang yang kubawa kepada Resepsionis.“Loh, gak jadi ketemu Pak Arlan, Bu?” tanya gadis beralis tebal itu dengan raut wajah heran.Aku menggeleng. “Lain kali aja. Kamu benar, ternyata dia sedang sibuk di ruangannya,” ucapku sambil mendelikkan mata.Gadis itu menunduk salah tingkah. Aku tahu dia sedang menyembunyikan sesuatu. Mungkin saja pria berjas tadi mempunyai jabatan tinggi di perusahaan ini, makanya dia pun terpaksa memperbolehkanku naik.“Jangan lupa! Kasih tau Pak Arlan, kalau tadi saya datang mengantar makan siang untuknya!” tegasku dengan mata sedikit melotot.Resepsionis itu mengangguk cepat. Aku segera menggenggam tangan Chika untuk keluar. Kalau saja tadi tidak ada anakku ini, sudah pasti aku akan memergokinya. Apa iya, sesama rekan kerja semanja itu? Mana aku sedikit mendengar wanita itu mendesah kecil.“Aww… kamu n

    Last Updated : 2023-11-25
  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   MATA-MATA

    “Ada apa, Nak?” Aku menghampiri putri kecilku itu. Tangannya mengeluarkan sedikit darah akibat tergores pecahan gelas.“Kita obati dulu lukanya, ya!” Aku hendak menggendongnya, tetapi gadis itu malah menangis kencang.“Apa sakit sekali? Ayo bunda obati lukanya,” ajakku lagi.Gadis kecilku itu tidak menghiraukan dan tetap menangis kencang. Aku bergegas mengambil kotak P3K. Sebenarnya luka goresan itu sangat kecil, mirip luka bekas tusukan jarum saja, tetapi kenapa Chika menangis histeris?“Ayah!” teriakku, memanggil. Entah kemana lelaki itu pagi-pagi buta begini. Biasanya dia baru bangun pukul 07.00, kenapa jam segini sudah menghilang?Setelah selesai menempelkan plester ke jari Chika, gadis kecilku itu mulai tenang dan duduk di kursi meja makan. Aku membuatkannya susu hangat dan roti selai kesukannya. Setelah itu aku mengambil ponsel di kamar untuk menghubungi suamiku, dan aku baru sadar kalau tas kerjanya sudah tidak ada.“Chika tadi kenapa? Kok gak panggil bunda kalau mau minum?” ta

    Last Updated : 2023-11-25
  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   SEBUAH NASIHAT

    “Halo, Ras. Ada apa?”Sedang dalam suasana hati yang tak karuan, Laras—Mamanya Cecil, yang juga tetanggaku, menelepon.“Lo dimana, Git?” Suara Laras terdengar agak panik.Aku mengerutkan kening. “Emang kenapa?” Tanpa menjawab pertanyaannya, aku balik bertanya.“Aduh, gimana ya ngomongnya..” Terdengar helaan napas kasar di seberang sana.Aku sudah bisa menebak apa yang akan dia katakan. Karena dari kejauhan, aku melihat Laras mondar mandir di terasnya sambil sesekali menatap rumahku.“Ngomong aja ih!” desakku.“Ta-tapi lo jangan kaget ya, anu.. bisa jadi bukan apa-apa, sih.” Masih bertele-tele, Laras seakan tidak bisa menyampaikan apa yang dia lihat.“Gue tau, lo mau bilang kalo Bang Arlan ke rumah bawa cewek, kan?” tebakku seketika.Aku masih berdiri di dekat pohon besar di persimpangan. Masih belum melangkah, sebab hati dan otakku beradu sengit. Seakan tak ingin menyaksikan apa yang nantinya terjadi di depan mataku. Sedangkan di sisi lain, aku tidak ingin memergokinya sekarang. Aku

    Last Updated : 2023-11-25
  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   TERINGAT PESAN AYAH

    “Chika?” Aku menghampirinya dengan sedikit panik, takut dia mendengar ucapanku tadi. “Kamu kenapa bangun? Mau pipis, ya? Atau mau minum?” tanyaku.Chika menggelengkan kepalanya lemah. “Ayah gak ikut kesini, Bund?” tanyanya dengan bibir mencebik kecewa.Aku mengusap rambutnya, lalu membawanya kembali masuk ke kamar.“Ayah lagi sibuk banget, tadi pas Bunda pulang Ayah masih kerja.” Aku berdusta, berharap Chika mengerti dan tidak mendengar apa saja yang tadi kuceritakan pada Ibu.“Tapi kenapa Bunda nangis?” Gadis kecil itu menatapku sambil memeluk bonekanya.Segera aku mengusap-usap wajah sambil tertawa kecil. “Ah, mana ada. Ini kayaknya karena Bunda udah ngantuk banget, deh.” Aku pura-pura menguap. “Tidur, yuk!” Kurebahkan kepala Chika ke bantal, lalu kutarik selimut menutupi tubuhnya sampai ke dada. kutepuk-tepuk lengannya dengan lembut. Namun yang terjadi, tanpa sadar aku pun ikut tertidur. Mataku terasa berat sekali setelah menangis seharian. Tetapi, setelah kupikir-pikir, betapa ru

    Last Updated : 2023-11-25
  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   PERASAAN JIJIK

    “Nak… apa kamu mau pindah sekolah ke tempat Nini?” tanyaku saat perjalanan pulang kembali ke Jakarta.Chika tampak berpikir. Matanya menatap ke atas sejenak, lalu menoleh padaku. “Sebenarnya … Chika suka tinggal di rumah Nini, disana sejuk, banyak bunga-bunga dan kupu-kupu. Tapi … Chika nanti kangen sama Ayah sama Bunda,” cicitnya.Aku merangkul tubuh mungilnya. Membawa ke pelukanku. Gadis kecil ini tidak akan tahu bagaimana nasib rumah tangga orang tuanya setelah aku membalas Bang Arlan. Tetapi, aku tetap harus mengambil keputusan. Bertahan untuk terus sakit hati demi anak? Awalnya pikiran itu terlintas di benakku. Namun, aku pikir hal itu salah dan bodoh. Jika kelak Chika telah tumbuh dan mengerti, dia pasti akan sakit hati dan kecewa. Aku yakin, dia juga tidak ingin melihat Ibunya disakiti.“Kalau kamu emang mau tinggal bersama Nini, gak apa-apa, Sayang. Nanti bunda sering jenguk kamu,” ucapku membujuk.“Terus nanti Bunda ngapain disana? Kan Ayah kerja, kalau gak ada Chika, apa bun

    Last Updated : 2024-05-17
  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   MEMULAI AKSI

    “Bu-bunda …” Bang Arlan terlihat pucat melihat apa yang sedang aku pegang. Dia mungkin menyadari kalau itu milik kekasihnya.Aku tertawa dan buru-buru menyembunyikan benda itu di belakang pungguung.“Ini kayaknya punya Aku yang ilang, Bang.” Aku lanjut berjongkok dan merogoh bawah kolong tempat tidur. Dan ternyata aku menemukan dalaman lainnya. Kali ini sebuah bra berukuran lumayan besar yang sama sekali bukan ukuranku.Aku berdiri dan kembali memegang benda itu dengan jijik sambil memperlihatkannya pada Bang Arlan.“Ini juga kayaknya punya aku, Bang. Kok bisa ada di bawah kolong, ya?” Aku berpura-pura bodoh.Bang Arlan tertawa. Wajahnya tampak lega, melihat aku tak curiga dengan benda yang sebenarnya tidak pernah aku pakai. CD berenda? Bra ukuran besar? Sungguh bukan aku.Tapi Bang Arlan gak peduli dan menganggap keadaan aman karena aku menganggap benda ini milikku yang hilang. Dia berganti baju dan naik ke atas ranjang. Matanya sibuk mencari benda yang mungkin tadi aku jatuhkan.Aku

    Last Updated : 2024-05-18
  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   TERNYATA DIA...

    “Iya, Mas. Eh, Pak.” Aku jadi salah tingkah dan gugup. Bingung mau memanggilnya dengan sebutan apa. Sementara aku tidak tahu dia menjabat apa di kantor ini.Dilihat dari setelannya yang terlihat mahal dan mewah, membuatnya semakin berwibawa dan juga …“Tampan,” batinku.Pria itu menyeringai, terlihat sangat sombong. Tak lama pintu lift terbuka. Dia keluar dengan langkah lebarnya. Aku pun menyusul, karena tujuan kami ada di lantai yang sama.Dia berbelok ke kanan, dan aku ke kiri.“Tunggu!” panggilnya. Seketika aku pun menoleh ke belakang. Karena tidak ada orang lain disana selain kami berdua.Aku menunjuk diriku sendiri, sembari menaikkan alis. Bertanya lewat gestur bingung.“Kamu mau ngelamar kerja disini?” tanya pria itu sambil memperhatikan amplop coklat yang dipegang.“Oh, ini. Enggak. Aku cuman mau …” Aku bingung mau menjawab apa. Kalau aku bilang tidak ingin melamar pekerjaan disini, nanti aku diusir, tapi kalau aku bilang mau melamar, gimana kalau dia membuka isi amplop ini.Aku

    Last Updated : 2024-05-19
  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   HUKUMAN APA?

    “Git, gue minta maaf,” cicit Yunita akhirnya.“Kenapa harus suami gue?!” bentakku.“Bund, Abang bisa jelasin,” ucap Bang Arlan masih berusaha menyentuhku.Aku mengangkat tangan dan meminta Bang Arlan untuk tidak mendekatiku. Aku mundur perlahan dan menjauh sembari berusaha menenangkan diri.“Sudah berapa lama?” Aku bertanya dengan suara serak dan lemah.Tak ada yang menjawab. Mereka berdua bergeming.“SUDAH BERAPA LAMA KALIAN SELINGKUH????!!!!” Aku kembali berteriak dengan sisa suara yang kupunya.Tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Mungkin mendengar keributan yang kubuat di dalam sini.“Ada apa ini?” tanya pria yang masih berdiri di ambang pintu. Matanya menatap tajam pada kami satu persatu.Aku masih terisak. Tapi segera kuseka air mataku yang tak mau berhenti mengalir. Sungguh air mata ini teramat mahal untuk menangisi pria berengsek seperti Bang Arlan. Tapi hatiku benar-benar perih. Mungkin, aku tidak akan merasa sesakit ini jika Bang Arlan berselingkuh dengan wanita yang tidak kuken

    Last Updated : 2024-05-20

Latest chapter

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   AKHIR YANG DITEMPUH

    “Memang saya pelakunya,” ucap Tante Rusni dengan kepala menunduk.Setelah ketahuan bahwa dirinya menemui Aditya yang merupakan mantan calon menantunya untuk membantunya mencari Yunita yang beberapa hari ini menghilang, aku tidak berhenti bertanya hingga akhirnya tante Rusni lelah dan mengakui bahwa dirinyalah yang telah menjebakku di acara reuni sekaligus pengumuman oleh Yunita bahwa dirinya akan menikah. Saat itu, aku bahkan tidak mengingat wajah calon suami Yunita.“Kenapa tante tega ngelakuin itu sama Gita? Apa salah Gita sama tante?” Aku mulai terisak. Perih sekali hati ini ketika wanita yang sama kuhormati seperti ibuku sendiri ternyata diam-diam menyakiti lahir dan batinku.Percakapan kami saat ini sedang direkam video oleh Angga sebagai bukti untuk berjaga-jaga. Sebab, orang jahat dan licik bisa mengulangi perbuatannya jika ada kesempatan.“Tante minta maaf, Gita. Tante sudah memberikanmu minuman untuk menghilangkan kesadaranmu, lalu menyuruh Aditya untuk berhati-hati dan janga

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   MIE INSTAN BERISI BERLIAN

    “Kamu yakin gak mau ambil lagi rumah itu? Atau kamu mau aku renovasi semua bentuknya agar kamu bisa melupakan Arlan?” Angga berujar tanpa menoleh padaku, sedang tangannya sibuk menyusun berbagai stok makanan di dalam kulkas.Aku tidak mengindahkan ucapannya, yang kuperhatikan sejak tadi adalah, perhatiannya soal makanan. Lelaki ini sangat hobi membelikan makanan untuk orang lain. Aku duduk di mini bar dengan tangan menyanggah dagu. Semakin kuperhatikan, Angga semakin tampan meski wajahnya terlihat kaku dan jarang tersenyum, apalagi ekspresinya yang datar itu.“Kamu denger aku ngomong, gak?” Angga menyalakan kompor dan mendidihkan air, lalu menatapku dari dekat.Aku terkesiap ketika tiba-tiba mendapati dua bola matanya berada tepat di depanku. Bersamaan dengan degup jantung yang berdebar tak menentu.“Malah senyam-senyum sendiri. Apa aku terlihat seperti suami idaman?”Aku mendecih. “PD amat,” gumamku sambil melipat tangan ke dada.Dia tertawa keras dan menyiapkan mie instan ke dalam m

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   KUSERAHKAN

    “Baru kali ini aku mengenal orang segila Angga.” Aku menghela napas panjang dengan mata menatap langit-langit kamar.Hari yang melelahkan. Akhirnya aku kembali ke butik dan menginap di kamar lantai tiga, sebab rumah itu sudah kuserahkan pada Angga.Aku memang ingin menjualnya dan menebus kembali tanah peninggalan ayah. Tetapi, uang itu sudah diserahkan seluruhnya pada Bang Arlan.Kemarin, saat pertemuan terakhir kami, Bang Arlan masih dengan rasa gengsinya dan merasa harga dirinya dijatuhkan oleh Angga.“Saya tidak bisa menerima uang ini!” tegas Bang Arlan. Dari raut wajahnya, sepertinya dia memang serius. Aku jadi heran, kenapa dia menolak, padahal selama ini yang dia kejar hanya uang.“Apa permintaan saya susah, Pak Arlan?” tanya Angga dengan wajah yang ketat.Aku pun mengira setelah menerima uang miliaran, mereka akan pergi dan berhenti mengangguku, tapi ternyata Bang Arlan belum selesai.“Apa lagi yang kamu inginkan, Bang?” tanyaku dengan perasaan putus asa. “Kita selesaikan sampa

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   HANYA UANG

    “Pak Angga?” Yunita bersuara, memecahkan keheningan suasana yang menegang.Bang Arlan yang tadinya terpelongo karena terkejut, kini berubah pandangan menjadi sinis.“Kamu?” Aku juga tak sabar, kenapa bisa Angga yang menjadi pembelinya.“Apa anda tidak mau melayani saya sebagai pembeli rumah ini?” Angga bertanya dengan angkuh pada Bang Arlan yang seketika memasukkan ponselnya ke dalam tas setelah menekan tombol merah, mengakhiri panggilan.“Si*l!” Bang Arlan menggerutu dengan tangan mengepal dan rahang mengeras. “Sampai kapan kau akan terus ikut campur urusanku, hah?” Mata Bang Arlan melotot pada Angga dengan gigi yang dirapatkan, geram.Angga tertawa kecil dan melangkah maju, mendekati Bang Arlan.“Sampai kamu berhenti menganggu Gita.” Angga menyondongkan wajahnya dan sedikit berbisik pada Bang Arlan.“Wah, Cah Bagus! Apa kamu akan memberikan uang pada ibu kalau ibu berhasil membujuk Arlan untuk berhenti mengganggu Gita?” tanya Mamanya Bang Arlan dengan mata berbinar. Di kepalanya han

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   AKAN KUTUNGGU SAMPAI RAMBUT INI MEMUTIH

    “Chika ingat!” Putri kecilku itu berujar dengan tegas. “Nomornya B xx23 NJ.”Aku terperangah mendengar ucapan Chika. “Kamu cerdas sekali, Nak.” Aku berlutut, meraih tangannya. Dia hanya diam dengan ekspresi datar. Biasanya dia akan tersenyum manis jika kupuji, tapi hari ini, dia berubah sensi.“Chika mau ke kamar Nini dulu. Bunda boleh pergi selesaikan urusan dengan Ayah. Chika disini aja sama Nini.” Gadis kecilku itu melepas genggaman tanganku. “Nini, Chika ke kamar dulu ya, tinggal digoreng aja kan, donatnya?” Dia mengalihkan pandangan pada ibuku sambil berdiri, bersiap untuk meninggalkan dapur.Ibuku hanya mengangguk dengan senyum cerah. Gadis kecilku itu langsung pergi ke kamar Nini-nya dan mengunci pintu.Ibu mengusap bahuku dengan lembut. “Kamu yang sabar, ya, Nak. Chika, anak sekecil itu terlihat aneh jika bersikap seperti orang dewasa, tapi itu semua terjadi sebab tekanan batin yang dia rasakan. Bagaimana bisa dia menerima kenyataan secara tidak sengaja bahwa seorang pria yang

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   SERAKAH

    “Sayang … sini, biar bunda jelasin.” Aku merentangkan tangan, memintanya untuk datang ke pelukanku.Chika menggelengkan kepalanya sambil menangis sesenggukan. “Bunda sama ayah jahat! Bunda sama ayah gak sayang Chika!” Dia menjerit, meluapkan emosinya.“Chika … cucu Nini … sini sama Nini, Nak!” Ibuku yang sudah tenang berusaha membujuk gadis kecil itu, sedang aku terduduk di lantai menundukkan kepala.Meski dia benci dengan ayah bundanya, beruntung masih ada Nini yang menjadi labuhan hatinya.“Jangan terus menyalahkan bunda, Nak. Nanti kalau kamu udah besar, pasti mengerti kenapa semua ini terjadi,” ujar Ibuku memberikan Chika nasihat.Chika menenggelamkan kepalanya dalam pelukan ibu. “Tapi Chika gak mau ayah sama bunda pisah dan berantem, Nini. Chika maunya tante itu pergi jangan ganggu ayah lagi. Chika mau buang aja semua bonek itu!” Gadis kecil dengan dress rumahan berwarna merah muda itu membalik badan seketika dan menunjuk mainan baru yang diberikan Yunita.“Kalau Chika benci sama

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   MENDENGAR SEMUANYA

    “Astaghfirullah …” Ibu meneteskan air mata.Beliau sangat terkejut setelah mendengar semua ceritaku tentang Bang Arlan dan Yunita. Setelah tadi ibu memegangi dadanya dan mengatakan dia baik-baik saja, hanya reaksi terkejut saat merespon berita yang kusampaikan. Ibu memintaku menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi.“Bu … tapi Gita sekarang baik-baik aja. Ibu gak usah khawatir.” Aku berusaha menghiburnya yang tampak sangat terpukul menatapku dengan mata yang bergetar.“Bagaimana bisa kamu bilang baik-baik aja kalau ternyata Chika itu bukan anaknya Arlan. Lalu dia anaknya siapa, Nak?” Ibu sedikit berbisik dan mendekatkan wajahnya padaku. Air mata ibu akhirnya lolos setelah sejak tadi dia tahan.Aku terdiam sesaat.“Tentang itu, Gita juga sedang mencari tau, Bu. Dan sekarang sudah mendapat titik terang. Ada Angga yang membantu Gita.” Aku menjelaskan semuanya agar membuat Ibu tidak berpikir keras.Wanita yang melahirkanku itu menangis. Kepalanya menunduk dalam, dengan bahu terguncan

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   FIRASAT

    “Kamu…” Tante Rusni menunjukku dengan tangan gemetar. Dia seperti hendak protes. Dan mempertahankan sandiwaranya.Namun, aku mengalihkan keadaan ketika mendengar ponsel yang terus bergetar dari dalam tas.Aku menyibak rambut baru yang lurus sebahu berwarna kecoklatan ini lalu merogoh tas. Seketika panggilan yang sejak tadi berdering mati. Aku tak sempat menjawab panggilan dari ibu. Bola mataku melebar ketika pesan dari ibu sudah sejak tadi memberitahukan bahwa mantan suamiku datang bersama Yunita dan Mamanya Arlan.“Gita permisi dulu, Tante. Urusan kita belum selesai. Ada hal yang lebih penting saat ini.” Aku segra menyandang menyandang tasnya dan berlari terburu-buru menuju mobil.Tante Rusni ikut berjalan menuju pintu keluar dan melihatku dengan perasaan heran. Belum sempat dia mengutarakan apa pun yang sebenarnya sangat ingin kudengar, tetapi aku langsung pergi tanpa mendengarkan penjelasannya.“Ibu… ayo dong angkat telepon Gita!” Berkali-kali aku menekan tombol panggilan pada nomo

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   KENAPA TEGA?

    “Tante, gimana kabarnya? Tante lagi dimana?” Aku menelepon Tante Rusni, alias Mamanya Yunita dengan niat mengajaknya bertemu.“Kabar tante baik, Tante lagi di Bandung, ada apa, Git? Apa Yunita bikin masalah lagi sama kamu?” Suaranya terdengar mendayu terdengar sedang tak enak hati. “Tante minta maaf banget sama kamu ya, Gita. Kamu…”“Tante, maaf saya potong. Gimana kalau kita ketemuan aja buat bicarain semuanya?” ajakku.Dari seberang telepon aku mendengar desahan napas beratnya. Aku menerka, dia sedang keberatan dengan ajakanku.“Emm… gimana ya, tante agak sibuk belakangan ini, Git.” Dia akhirnya menolak.“Biar Gita aja yang ke Bandung, Tante. Gita sekalian mau ke rumah ibu. biar Gita mampir ke tempat tante,” ujarku menepis tolakannya.Dia terdiam sesaat, namun akhirnya menyetujui.“Oke deh. Kapan kamu mau datang?” tanya wanita itu.“Hari ini, Tante.”“Oke,” sahutnya dan telepon berakhir.Setelah kemarin mendengar penjelasan dari karyawanku yang bernama Chika, ciri-ciri yang dia sebu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status