Share

SEBUAH NASIHAT

Penulis: DEAR GREEN
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Halo, Ras. Ada apa?”

Sedang dalam suasana hati yang tak karuan, Laras—Mamanya Cecil, yang juga tetanggaku, menelepon.

“Lo dimana, Git?” Suara Laras terdengar agak panik.

Aku mengerutkan kening. “Emang kenapa?” Tanpa menjawab pertanyaannya, aku balik bertanya.

“Aduh, gimana ya ngomongnya..” Terdengar helaan napas kasar di seberang sana.

Aku sudah bisa menebak apa yang akan dia katakan. Karena dari kejauhan, aku melihat Laras mondar mandir di terasnya sambil sesekali menatap rumahku.

“Ngomong aja ih!”  desakku.

“Ta-tapi lo jangan kaget ya, anu.. bisa jadi bukan apa-apa, sih.” Masih bertele-tele, Laras seakan tidak bisa menyampaikan apa yang dia lihat.

“Gue tau, lo mau bilang kalo Bang Arlan ke rumah bawa cewek, kan?” tebakku seketika.

Aku masih berdiri di dekat pohon besar di persimpangan. Masih belum melangkah, sebab hati dan otakku beradu sengit. Seakan tak ingin menyaksikan apa yang nantinya terjadi di depan mataku. Sedangkan di sisi lain, aku tidak ingin memergokinya sekarang. Aku tidak ingin bersikap gegabah dan grasak grusuk. Aku harus memikirkan cara yang lebih elegan untuk menangkap basah kelakuan mereka nanti.

Dari kejauahan, bisa kulihat Laras tampak kaget mendengar ucapanku.

“L-lo dimana emang? Jadi kenapa lo diem aja? Buruan pergoki laki lo!” Laras terdengar geregetan.

“Tenang, Ras. Gue masih nyusun rencana.”

Panggilan kuakhiri. Kakiku mulai melangkah menuju rumah yang pagarnya bahkan lupa ditutup oleh Bang Arlan. Masih terbayang di benakku, bagaimana tangan kekar itu merangkul wanita lain dengan mesra masuk ke dalam rumah yang diberikan orang tuaku sebagai hadiah pernikahan kami.

Aku mengendap-endap masuk ke rumahku sendiri seperti maling. Terdengar suara canda tawa di dalam sana. Bukan di ruang tamu atau ruang tengah, tepatnya di kamar. Jendela kamar kami berada di samping rumah. Aku memastikan kembali dan mendekat ke dinding kamarku. Tak salah lagi, saat ini mereka sedang berada disana. Sungguh menjijikkan! Gigiku gemerutuk merasakan gemuruh amarah yang luar biasa di dadaku.

Aku menarik napas dalam-dalam agar tidak menuruti emosi yang nantinya akan membuat rencanaku sia-sia. Kuraih benda canggihku dari dalam tas. Dari celah kecil jendela yang sedikit terbuka, namun masih tertutupi tirai dan gorden yang tebal, aku menyelusupkan kamera ponsel kearah dalam. Bisa kulihat suasana temaram di dalam sana. Tak ada cahaya, hanya percikan sinar matahari yang menyelusup masuk ke celah-celah pentilasi kamar. Meski tampak samar karena suasana kamar yang tanpa cahaya, tetap jelas dalam video yang kuambil, pasangan haram itu bergumul layaknya suami istri yang sedang dimabuk cinta seolah sedang berbulan madu.

Sekuat apapun aku menahan, air mataku akhirnya tumpah. Aku terduduk di bawah jendela dan bersandar disana. Tubuhku terguncang hebat. Aku menutup mulut, berusaha agar tak mengeluarkan suara tangisan. Kini, video bukti sudah kudapatkan, bahwa suamiku bermain gila di belakangku. Bahkan tidak tanggung-tanggung, dia membawa wanitanya ke rumahku, dan melakukan hal menjijikan itu di kamar kami.

Aku memutuskan untuk pergi dari sana. Namun tak sengaja, kakiku tersandung tangga yang berada di samping rumah. Refleks aku menjerit kesakitan.

“Awww!” Seketika aku menutup mulut, berharap tidak didengar oleh Bang Arlan. Aku segera berlari dan bersembunyi di balik pilar teras saat terdengar pintu jendela dibuka lebar. Bang Arlan mendongakkan kepalanya keluar sambil memperhatikan sekitar.

Takut dia curiga, aku pura-pura membuat suara kucing. “Meoonngg…”

“Oohh… cuman kucing, Sayang.” Terdengar jelas suara Bang Arlan mengucapkan kata ‘Sayang’. Dia memberitahu pada wanita itu bahwa keadaan aman, tak perlu khawatir.

Aku berhasil keluar dan menutup pagar. Laras menghampiriku dengan langkah terjinjit, seperti rekan dari seorang maling yang akan menanyakan hasilnya.

“Ayo ke rumah gue. Si Cecil lagi pergi sama Papanya ke rumah mertua gue.” Perempuan itu menarik tanganku dan berlari kecil. Jarak rumah kami hanya dibatasi oleh pohon jambu dan mangga, sekitar 7 meter dari rumahku.

Tak bisa lagi kutahan gejolak di hati ini. Aku meraung keras di dalam rumah Laras, melampiaskan kesakitan hatiku dengan apa yang baru saja aku lihat. Suami yang aku andalkan, aku percayai dan aku banggakan ternyata sanggup mengkhianatiku.

“Jangan kenceng-kenceng, ntar laki lo denger bisa berabe urusannya!” ujar Laras memperingati.

“Ras… gue harus gimana?” Aku menatap Laras dengan isakan yang masih belum bisa kuredakan. “Gimana dengan Chika?”

Laras memelukku dan mengusap punggungku dengan lembut, berusaha menenangkan. “Gue tau perasaan lo, gue harap lo punya keputusan bijak untuk menghadapi ini, Git. Bagaimanapun gue tau sendiri, Bang Arlan itu Ayah yang baik buat Chika, tapi gue gak mau cegah lo buat bertahan demi Chika. Karena menurut gue, lebih baik anak lo tahu sekarang bahwa hubungan orang tuanya sedang gak baik-baik aja, supaya perlahan dia bisa terima, dari pada dia telat tau dan semakin membuat mentalnya hancur.” Laras memberikan nasehat yang benar-benar bisa membuatku berpikir bijak.

Dia mengurai pelukannya, lalu menatapku iba. “Apa rencana lo selanjutnya? Gue bisa bantu apa?”

Aku menggeleng dengan perasaan putus asa. “Gue gak tau, Ras. Gue gak bisa pastiin rencana gue berhasil apa enggak.”

Laras menepuk bahuku. “Pasti lo bisa! Gue tau lo kuat!”

****

Malam itu aku kembali ke Bandung. Ibu terkejut melihatku datang.

“Loh, katanya besok jemput Chika. Ada apa, Neng?”

Sebelum menjawab pertanyaan Ibu, aku lebih dulu memastikan Chika benar-benar sudah tertidur lelap. Saat ini sudah pukul 22.00 malam. Ibu masih terus memperhatikanku.

“Apa ada masalah antara kamu sama Arlan?” tanya Ibu lagi. Keningnya yang keriput mengerut cemas.

Aku masih bergeming. Apakah aku harus jujur, atau aku harus menyembunyikan ini? Aku bingung.

“Apa Arlan menyakiti kamu?” Ibu masih dengan rasa penasarannya. Wajahnya yang terlihat sudah banyak garis-garis keriput itu tampak begitu khawatir.

“Bang Arlan selingkuh, Bu.” Aku memutuskan untuk jujur. Karena bagiku tak ada gunanya menutupi hal ini. Sebab suatu saat semua pasti akan terbongkar. Bukannya aku tak mau memikirkan perasaan Ibu yang pastinya terluka melihat anak perempuannya disakiti, tetapi aku lebih tidak ingin berbohong.

“Astaghfirullah…” Ibu mengurut dadanya dengan ekspresi terkejut. “Kamu udah buktikan? Jangan hanya dengar omongan orang atau kabar angin saja, Neng.” Ibu berujar memastikan.

“Gita udah lihat dengan mata kepala sendiri, Bu,” jelasku meyakinkannya. “Sekarang apa yang harus Gita lakukan, Bu? Chika sangat menyayangi Ayahnya, sedangkan Gita gak mampu bertahan dengan rasa sakit hati,” sambungku dengan deraian air mata.

Ibu pun seakan ingin menangis. Dia mengusap puncak kepalaku. “Sebagai seorang Ibu, Ibu tentu gak mau anak yang Ibu sayangi tersakiti. Kalau hidup ini tidak disertai keimanan, rasanya Ibu ingin sekali membunuh Arlan untuk kamu, Neng. Tapi, Ibu juga tak tega dengan cucu Ibu yang belum mengerti apa-apa. Dia pasti sangat terpukul. Jadi, apapun keputusan yang kamu ambil, Ibu yakin itu adalah yang terbaik bagi dirimu dan Chika, karena kamu yang menjalaninya. Ibu gak berhak ikut campur ke dalam masalah rumah tangga kamu, Neng. Ibu hanya perlu mendukung dan mendoakan untuk kebaikan kamu.”

Aku menangis sejadinya. Ucapan Ibu membuat hatiku bergemuruh hebat. Sakit sekali. Sekelebat bayangan pasangan haram itu terlintas di benakku, lalu sosok Chika muncul dengan tawa cerianya ketika sedang bercanda bersama Ayahnya. Hatiku hancur berkeping-keping.

Tanpa kusadari, ternyata sejak tadi Chika berdiri di pintu kamar. Gadis kecilku itu mengintip dari balik tirai merah yang menutupi pintu.

“Bunda…” panggilnya dengan suara terisak.

Bab terkait

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   TERINGAT PESAN AYAH

    “Chika?” Aku menghampirinya dengan sedikit panik, takut dia mendengar ucapanku tadi. “Kamu kenapa bangun? Mau pipis, ya? Atau mau minum?” tanyaku.Chika menggelengkan kepalanya lemah. “Ayah gak ikut kesini, Bund?” tanyanya dengan bibir mencebik kecewa.Aku mengusap rambutnya, lalu membawanya kembali masuk ke kamar.“Ayah lagi sibuk banget, tadi pas Bunda pulang Ayah masih kerja.” Aku berdusta, berharap Chika mengerti dan tidak mendengar apa saja yang tadi kuceritakan pada Ibu.“Tapi kenapa Bunda nangis?” Gadis kecil itu menatapku sambil memeluk bonekanya.Segera aku mengusap-usap wajah sambil tertawa kecil. “Ah, mana ada. Ini kayaknya karena Bunda udah ngantuk banget, deh.” Aku pura-pura menguap. “Tidur, yuk!” Kurebahkan kepala Chika ke bantal, lalu kutarik selimut menutupi tubuhnya sampai ke dada. kutepuk-tepuk lengannya dengan lembut. Namun yang terjadi, tanpa sadar aku pun ikut tertidur. Mataku terasa berat sekali setelah menangis seharian. Tetapi, setelah kupikir-pikir, betapa ru

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   PERASAAN JIJIK

    “Nak… apa kamu mau pindah sekolah ke tempat Nini?” tanyaku saat perjalanan pulang kembali ke Jakarta.Chika tampak berpikir. Matanya menatap ke atas sejenak, lalu menoleh padaku. “Sebenarnya … Chika suka tinggal di rumah Nini, disana sejuk, banyak bunga-bunga dan kupu-kupu. Tapi … Chika nanti kangen sama Ayah sama Bunda,” cicitnya.Aku merangkul tubuh mungilnya. Membawa ke pelukanku. Gadis kecil ini tidak akan tahu bagaimana nasib rumah tangga orang tuanya setelah aku membalas Bang Arlan. Tetapi, aku tetap harus mengambil keputusan. Bertahan untuk terus sakit hati demi anak? Awalnya pikiran itu terlintas di benakku. Namun, aku pikir hal itu salah dan bodoh. Jika kelak Chika telah tumbuh dan mengerti, dia pasti akan sakit hati dan kecewa. Aku yakin, dia juga tidak ingin melihat Ibunya disakiti.“Kalau kamu emang mau tinggal bersama Nini, gak apa-apa, Sayang. Nanti bunda sering jenguk kamu,” ucapku membujuk.“Terus nanti Bunda ngapain disana? Kan Ayah kerja, kalau gak ada Chika, apa bun

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   MEMULAI AKSI

    “Bu-bunda …” Bang Arlan terlihat pucat melihat apa yang sedang aku pegang. Dia mungkin menyadari kalau itu milik kekasihnya.Aku tertawa dan buru-buru menyembunyikan benda itu di belakang pungguung.“Ini kayaknya punya Aku yang ilang, Bang.” Aku lanjut berjongkok dan merogoh bawah kolong tempat tidur. Dan ternyata aku menemukan dalaman lainnya. Kali ini sebuah bra berukuran lumayan besar yang sama sekali bukan ukuranku.Aku berdiri dan kembali memegang benda itu dengan jijik sambil memperlihatkannya pada Bang Arlan.“Ini juga kayaknya punya aku, Bang. Kok bisa ada di bawah kolong, ya?” Aku berpura-pura bodoh.Bang Arlan tertawa. Wajahnya tampak lega, melihat aku tak curiga dengan benda yang sebenarnya tidak pernah aku pakai. CD berenda? Bra ukuran besar? Sungguh bukan aku.Tapi Bang Arlan gak peduli dan menganggap keadaan aman karena aku menganggap benda ini milikku yang hilang. Dia berganti baju dan naik ke atas ranjang. Matanya sibuk mencari benda yang mungkin tadi aku jatuhkan.Aku

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   TERNYATA DIA...

    “Iya, Mas. Eh, Pak.” Aku jadi salah tingkah dan gugup. Bingung mau memanggilnya dengan sebutan apa. Sementara aku tidak tahu dia menjabat apa di kantor ini.Dilihat dari setelannya yang terlihat mahal dan mewah, membuatnya semakin berwibawa dan juga …“Tampan,” batinku.Pria itu menyeringai, terlihat sangat sombong. Tak lama pintu lift terbuka. Dia keluar dengan langkah lebarnya. Aku pun menyusul, karena tujuan kami ada di lantai yang sama.Dia berbelok ke kanan, dan aku ke kiri.“Tunggu!” panggilnya. Seketika aku pun menoleh ke belakang. Karena tidak ada orang lain disana selain kami berdua.Aku menunjuk diriku sendiri, sembari menaikkan alis. Bertanya lewat gestur bingung.“Kamu mau ngelamar kerja disini?” tanya pria itu sambil memperhatikan amplop coklat yang dipegang.“Oh, ini. Enggak. Aku cuman mau …” Aku bingung mau menjawab apa. Kalau aku bilang tidak ingin melamar pekerjaan disini, nanti aku diusir, tapi kalau aku bilang mau melamar, gimana kalau dia membuka isi amplop ini.Aku

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   HUKUMAN APA?

    “Git, gue minta maaf,” cicit Yunita akhirnya.“Kenapa harus suami gue?!” bentakku.“Bund, Abang bisa jelasin,” ucap Bang Arlan masih berusaha menyentuhku.Aku mengangkat tangan dan meminta Bang Arlan untuk tidak mendekatiku. Aku mundur perlahan dan menjauh sembari berusaha menenangkan diri.“Sudah berapa lama?” Aku bertanya dengan suara serak dan lemah.Tak ada yang menjawab. Mereka berdua bergeming.“SUDAH BERAPA LAMA KALIAN SELINGKUH????!!!!” Aku kembali berteriak dengan sisa suara yang kupunya.Tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Mungkin mendengar keributan yang kubuat di dalam sini.“Ada apa ini?” tanya pria yang masih berdiri di ambang pintu. Matanya menatap tajam pada kami satu persatu.Aku masih terisak. Tapi segera kuseka air mataku yang tak mau berhenti mengalir. Sungguh air mata ini teramat mahal untuk menangisi pria berengsek seperti Bang Arlan. Tapi hatiku benar-benar perih. Mungkin, aku tidak akan merasa sesakit ini jika Bang Arlan berselingkuh dengan wanita yang tidak kuken

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   KONSEKUENSI

    Pak Angga tersenyum menanggapi Ucapan Bang Arlan, aku semakin kecewa. Sia-sia saja rasanya kami bermusyawarah disini kalau aku tetap tidak akan mendapat keadilan."Kalau begitu, maaf Pak Angga." Aku langsung nyerobot bicara sebelum Pak Angga kembali angkat suara. "Saya akan dengan terpaksa mengungkap perbuatan mereka berdua ke sosial media milik saya, dan pastinya... nama perusahaan Bapak akan ikut terseret," ancamku penuh kekecewaan.Pak Angga yang tadinya senyum, kembali pada ekspresi datar setelah mendengar ucapanku. Masih tak kusangka, jika ternyata tidak ada yang mempedulikanku sebagai korban disini. seorang Angga hanya mempedulikan citra dan nama baik perusahaannya saja. Dia pasti akan mencegahku untuk mengungkap cerita yang akan aku buat di sosial media nantinya."Tenang dulu, Mbak. Saya belum selesai menjelaskan.." ujarnya, membuat Bang Arlan seketika menegang kembali."Memang peraturannya seperti itu, saya tidak bisa melakukan pemecatan karena terikat kontrak, tapi ... saya b

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   PENGANCAM YANG TERANCAM

    "Ibu Yunita! Tolong hentikan, atau saya akan panggil petugas keamanan untuk menyeret paksa anda keluar!" Suara Pak Angga sedikit meninggi, membuat Yunita segera melepaskan tangannya dari rambutku.Gila saja, bahkan saat aku tengah diserang si Kunti ngamuk, Bang Arlan justru menyeringai puas. Dia sama sekali tidak menolongku, padahal akulah wanita yang delapan tahun menemaninya dalam suka dan duka. Wanita yang sudah melahirkan anak untuknya dan mengabdikan diri padanya. Semua itu rusak hanya karna cintanya yang berpaling kepada Yunita. Dadaku tiba-tiba sesak memikirkan hal itu. Kenapa hatiku terasa sakit. Ah, tapi kini aku sudah mati rasa. Cintaku pada Bang Arlan benar-benar sirna seketika. Kini hanya kebencian yang membelenggu hatiku."Sekarang silahkan keluar! Dan untuk Pak Arlan, saya tunggu keputusan anda," ucap Pak Angga. Dia berdiri sejenak, lalu berjalan menuju kursi kerjanya.Bang Arlan mengacak rambut dengan kasar. "Kita harus bicara serius di rumah," desisnya padaku dengan ma

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   OMONG KOSONG ATAU BUKAN?

    "GUE TUNGGU DENGAN SENANG HATI!!!"Tinggallah aku berdua dengan Pak Angga. Aku merapikan rambut yang sejak tadi acak-acakan akibat ulah Yunita. Sesekali memegangi kedua pipiku yang terasa perih."Pak Angga, terima kasih atas bantuannya. Saya permisi pulang dulu," ucapku berpamitan."Tunggu, Mbak Gita!" Pak Angga mendekat. "Jangan sungkan untuk menghubungi saya jika Mbak memerlukan bantuan saya," ujarnya dengan wajah tanpa ekspresi.Aku mengangguk dan mengucapkan terima kasih, lalu pergi dari sana.****Sampai di rumah, aku melihat Bang Arlan duduk dengan tangan terlipat ke dada. wajahnya bagaikan singa yang siap menerkam mangsanya.“Ngapain dia masih kesini? Dasar gak tau malu!” rutukku dengan suara berbisik, lalu menghampirinya yang sedang menatap TV yang tidak menyala. “Apa aku harus memperjelas kalau ini rumah pemberian orang tuaku?”Aku berdiri di sisi sofa yang dia duduki.“Ngapain kamu masih disini? Pergi sana bersama kekasihmu itu! Aku akan menggugat cerai dalam waktu dekat.”B

Bab terbaru

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   AKHIR YANG DITEMPUH

    “Memang saya pelakunya,” ucap Tante Rusni dengan kepala menunduk.Setelah ketahuan bahwa dirinya menemui Aditya yang merupakan mantan calon menantunya untuk membantunya mencari Yunita yang beberapa hari ini menghilang, aku tidak berhenti bertanya hingga akhirnya tante Rusni lelah dan mengakui bahwa dirinyalah yang telah menjebakku di acara reuni sekaligus pengumuman oleh Yunita bahwa dirinya akan menikah. Saat itu, aku bahkan tidak mengingat wajah calon suami Yunita.“Kenapa tante tega ngelakuin itu sama Gita? Apa salah Gita sama tante?” Aku mulai terisak. Perih sekali hati ini ketika wanita yang sama kuhormati seperti ibuku sendiri ternyata diam-diam menyakiti lahir dan batinku.Percakapan kami saat ini sedang direkam video oleh Angga sebagai bukti untuk berjaga-jaga. Sebab, orang jahat dan licik bisa mengulangi perbuatannya jika ada kesempatan.“Tante minta maaf, Gita. Tante sudah memberikanmu minuman untuk menghilangkan kesadaranmu, lalu menyuruh Aditya untuk berhati-hati dan janga

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   MIE INSTAN BERISI BERLIAN

    “Kamu yakin gak mau ambil lagi rumah itu? Atau kamu mau aku renovasi semua bentuknya agar kamu bisa melupakan Arlan?” Angga berujar tanpa menoleh padaku, sedang tangannya sibuk menyusun berbagai stok makanan di dalam kulkas.Aku tidak mengindahkan ucapannya, yang kuperhatikan sejak tadi adalah, perhatiannya soal makanan. Lelaki ini sangat hobi membelikan makanan untuk orang lain. Aku duduk di mini bar dengan tangan menyanggah dagu. Semakin kuperhatikan, Angga semakin tampan meski wajahnya terlihat kaku dan jarang tersenyum, apalagi ekspresinya yang datar itu.“Kamu denger aku ngomong, gak?” Angga menyalakan kompor dan mendidihkan air, lalu menatapku dari dekat.Aku terkesiap ketika tiba-tiba mendapati dua bola matanya berada tepat di depanku. Bersamaan dengan degup jantung yang berdebar tak menentu.“Malah senyam-senyum sendiri. Apa aku terlihat seperti suami idaman?”Aku mendecih. “PD amat,” gumamku sambil melipat tangan ke dada.Dia tertawa keras dan menyiapkan mie instan ke dalam m

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   KUSERAHKAN

    “Baru kali ini aku mengenal orang segila Angga.” Aku menghela napas panjang dengan mata menatap langit-langit kamar.Hari yang melelahkan. Akhirnya aku kembali ke butik dan menginap di kamar lantai tiga, sebab rumah itu sudah kuserahkan pada Angga.Aku memang ingin menjualnya dan menebus kembali tanah peninggalan ayah. Tetapi, uang itu sudah diserahkan seluruhnya pada Bang Arlan.Kemarin, saat pertemuan terakhir kami, Bang Arlan masih dengan rasa gengsinya dan merasa harga dirinya dijatuhkan oleh Angga.“Saya tidak bisa menerima uang ini!” tegas Bang Arlan. Dari raut wajahnya, sepertinya dia memang serius. Aku jadi heran, kenapa dia menolak, padahal selama ini yang dia kejar hanya uang.“Apa permintaan saya susah, Pak Arlan?” tanya Angga dengan wajah yang ketat.Aku pun mengira setelah menerima uang miliaran, mereka akan pergi dan berhenti mengangguku, tapi ternyata Bang Arlan belum selesai.“Apa lagi yang kamu inginkan, Bang?” tanyaku dengan perasaan putus asa. “Kita selesaikan sampa

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   HANYA UANG

    “Pak Angga?” Yunita bersuara, memecahkan keheningan suasana yang menegang.Bang Arlan yang tadinya terpelongo karena terkejut, kini berubah pandangan menjadi sinis.“Kamu?” Aku juga tak sabar, kenapa bisa Angga yang menjadi pembelinya.“Apa anda tidak mau melayani saya sebagai pembeli rumah ini?” Angga bertanya dengan angkuh pada Bang Arlan yang seketika memasukkan ponselnya ke dalam tas setelah menekan tombol merah, mengakhiri panggilan.“Si*l!” Bang Arlan menggerutu dengan tangan mengepal dan rahang mengeras. “Sampai kapan kau akan terus ikut campur urusanku, hah?” Mata Bang Arlan melotot pada Angga dengan gigi yang dirapatkan, geram.Angga tertawa kecil dan melangkah maju, mendekati Bang Arlan.“Sampai kamu berhenti menganggu Gita.” Angga menyondongkan wajahnya dan sedikit berbisik pada Bang Arlan.“Wah, Cah Bagus! Apa kamu akan memberikan uang pada ibu kalau ibu berhasil membujuk Arlan untuk berhenti mengganggu Gita?” tanya Mamanya Bang Arlan dengan mata berbinar. Di kepalanya han

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   AKAN KUTUNGGU SAMPAI RAMBUT INI MEMUTIH

    “Chika ingat!” Putri kecilku itu berujar dengan tegas. “Nomornya B xx23 NJ.”Aku terperangah mendengar ucapan Chika. “Kamu cerdas sekali, Nak.” Aku berlutut, meraih tangannya. Dia hanya diam dengan ekspresi datar. Biasanya dia akan tersenyum manis jika kupuji, tapi hari ini, dia berubah sensi.“Chika mau ke kamar Nini dulu. Bunda boleh pergi selesaikan urusan dengan Ayah. Chika disini aja sama Nini.” Gadis kecilku itu melepas genggaman tanganku. “Nini, Chika ke kamar dulu ya, tinggal digoreng aja kan, donatnya?” Dia mengalihkan pandangan pada ibuku sambil berdiri, bersiap untuk meninggalkan dapur.Ibuku hanya mengangguk dengan senyum cerah. Gadis kecilku itu langsung pergi ke kamar Nini-nya dan mengunci pintu.Ibu mengusap bahuku dengan lembut. “Kamu yang sabar, ya, Nak. Chika, anak sekecil itu terlihat aneh jika bersikap seperti orang dewasa, tapi itu semua terjadi sebab tekanan batin yang dia rasakan. Bagaimana bisa dia menerima kenyataan secara tidak sengaja bahwa seorang pria yang

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   SERAKAH

    “Sayang … sini, biar bunda jelasin.” Aku merentangkan tangan, memintanya untuk datang ke pelukanku.Chika menggelengkan kepalanya sambil menangis sesenggukan. “Bunda sama ayah jahat! Bunda sama ayah gak sayang Chika!” Dia menjerit, meluapkan emosinya.“Chika … cucu Nini … sini sama Nini, Nak!” Ibuku yang sudah tenang berusaha membujuk gadis kecil itu, sedang aku terduduk di lantai menundukkan kepala.Meski dia benci dengan ayah bundanya, beruntung masih ada Nini yang menjadi labuhan hatinya.“Jangan terus menyalahkan bunda, Nak. Nanti kalau kamu udah besar, pasti mengerti kenapa semua ini terjadi,” ujar Ibuku memberikan Chika nasihat.Chika menenggelamkan kepalanya dalam pelukan ibu. “Tapi Chika gak mau ayah sama bunda pisah dan berantem, Nini. Chika maunya tante itu pergi jangan ganggu ayah lagi. Chika mau buang aja semua bonek itu!” Gadis kecil dengan dress rumahan berwarna merah muda itu membalik badan seketika dan menunjuk mainan baru yang diberikan Yunita.“Kalau Chika benci sama

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   MENDENGAR SEMUANYA

    “Astaghfirullah …” Ibu meneteskan air mata.Beliau sangat terkejut setelah mendengar semua ceritaku tentang Bang Arlan dan Yunita. Setelah tadi ibu memegangi dadanya dan mengatakan dia baik-baik saja, hanya reaksi terkejut saat merespon berita yang kusampaikan. Ibu memintaku menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi.“Bu … tapi Gita sekarang baik-baik aja. Ibu gak usah khawatir.” Aku berusaha menghiburnya yang tampak sangat terpukul menatapku dengan mata yang bergetar.“Bagaimana bisa kamu bilang baik-baik aja kalau ternyata Chika itu bukan anaknya Arlan. Lalu dia anaknya siapa, Nak?” Ibu sedikit berbisik dan mendekatkan wajahnya padaku. Air mata ibu akhirnya lolos setelah sejak tadi dia tahan.Aku terdiam sesaat.“Tentang itu, Gita juga sedang mencari tau, Bu. Dan sekarang sudah mendapat titik terang. Ada Angga yang membantu Gita.” Aku menjelaskan semuanya agar membuat Ibu tidak berpikir keras.Wanita yang melahirkanku itu menangis. Kepalanya menunduk dalam, dengan bahu terguncan

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   FIRASAT

    “Kamu…” Tante Rusni menunjukku dengan tangan gemetar. Dia seperti hendak protes. Dan mempertahankan sandiwaranya.Namun, aku mengalihkan keadaan ketika mendengar ponsel yang terus bergetar dari dalam tas.Aku menyibak rambut baru yang lurus sebahu berwarna kecoklatan ini lalu merogoh tas. Seketika panggilan yang sejak tadi berdering mati. Aku tak sempat menjawab panggilan dari ibu. Bola mataku melebar ketika pesan dari ibu sudah sejak tadi memberitahukan bahwa mantan suamiku datang bersama Yunita dan Mamanya Arlan.“Gita permisi dulu, Tante. Urusan kita belum selesai. Ada hal yang lebih penting saat ini.” Aku segra menyandang menyandang tasnya dan berlari terburu-buru menuju mobil.Tante Rusni ikut berjalan menuju pintu keluar dan melihatku dengan perasaan heran. Belum sempat dia mengutarakan apa pun yang sebenarnya sangat ingin kudengar, tetapi aku langsung pergi tanpa mendengarkan penjelasannya.“Ibu… ayo dong angkat telepon Gita!” Berkali-kali aku menekan tombol panggilan pada nomo

  • SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI   KENAPA TEGA?

    “Tante, gimana kabarnya? Tante lagi dimana?” Aku menelepon Tante Rusni, alias Mamanya Yunita dengan niat mengajaknya bertemu.“Kabar tante baik, Tante lagi di Bandung, ada apa, Git? Apa Yunita bikin masalah lagi sama kamu?” Suaranya terdengar mendayu terdengar sedang tak enak hati. “Tante minta maaf banget sama kamu ya, Gita. Kamu…”“Tante, maaf saya potong. Gimana kalau kita ketemuan aja buat bicarain semuanya?” ajakku.Dari seberang telepon aku mendengar desahan napas beratnya. Aku menerka, dia sedang keberatan dengan ajakanku.“Emm… gimana ya, tante agak sibuk belakangan ini, Git.” Dia akhirnya menolak.“Biar Gita aja yang ke Bandung, Tante. Gita sekalian mau ke rumah ibu. biar Gita mampir ke tempat tante,” ujarku menepis tolakannya.Dia terdiam sesaat, namun akhirnya menyetujui.“Oke deh. Kapan kamu mau datang?” tanya wanita itu.“Hari ini, Tante.”“Oke,” sahutnya dan telepon berakhir.Setelah kemarin mendengar penjelasan dari karyawanku yang bernama Chika, ciri-ciri yang dia sebu

DMCA.com Protection Status