Share

Aku Merindukanmu

Mae membanting kemudi ke arah samping, menghindari mobil yang muncul dari belokan. Tidak kencang, Mae saja yang tidak melihat karena memang pandangannya tertutup air mata.

Mae tidak peduli keadaan tapi, ia kembali menginjak gas dan mobilnya melaju lagi. Ia tidak tahu sedang ada dimana, karena memang tidak memilih ke arah mana. Mae hanya sembarangan berbelok setiap kali menemukan pertigaan atau perempatan.

Ia hanya ingin menjauh, tanpa tahu juga sudah berapa lama melaju, Mae bahkan tidak menyadari kapan hari terang telah berubah gelap.

“Pantas—pantas saja.”

Mae bergumam sambil menghapus air matanya. Tangannya tampak gemetar, campuran dingin dan terguncang. Mae tidak sempat mengambil mantel maupun sarung tangannya saat berlari keluar tadi. Mae hanya sempat membawa ponsel karena memang ada di kantong celananya. Tasnya saja masih tertinggal, bersama dengan aneka alat dan perlengkapan membuat kue yang dibawanya tadi.

Pemanas di dalam mobil cukup membantu, tapi dingin yang dirasakan Mae l
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status