Share

TAWARAN MENARIK

Penulis: Alya Snitzky
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-12 12:06:40

"Kemari kau dasar wanita gila!" teriak Qiana marah besar. Ia berusaha menyambar-nyambar Celine yang duduk di seberang meja tapi Celine lebih cepat. Ia menghindar.

"Cukup, hentikan kalian berdua!" Mr. Reynolds membentak keduanya dengan marah. Keduanya langsung berhenti.

'PLAAAKKK!!!'

Tiba-tiba Mr. Reynolds menampar Celine dengan keras. Suara tamparannya sampai menggema ke seluruh ruangan.

"Kau berada di rumahku, jadi kau harus menjaga sikapmu dan jangan berani-berani kau berbuat kasar terhadap putriku!" Mr. Reynolds yang Celine kira sudah tua dan tidak begitu kuat lagi ternyata memiliki kekuatan melebihi pria seusianya.

Celine merasakan pipinya yang terasa perih dan sakit. Seisi ruangan menjadi sunyi. Air mata mulai menggenang di sudut mata Celine karena mendapat perlakuan buruk seperti itu dari orang-orang yang disebutnya sebagai keluarga.

"Ian! Jangan membeda-bedakan Celine. Lagipula dalam hal ini yang mulai duluan adalah Qiana. Seharusnya Qiana meminta maaf pada Celine."

Nana yang sejak tadi diam tiba-tiba buka suara. Suaranya memang sudah tidak sekuat dulu, tapi Celine bersyukur bahwa masih ada Nana yang membelanya.

"Qiana, minta maaf pada Celine cepat!" Nana memberi perintah.

"Tapi, Nana …."

"Tidak ada tapi-tapian! Tindakanmu itu salah, Qiana. Kau harus meminta maaf padanya." Nana menekankan perkataannya. 

"Maaf!" Qiana akhirnya berkata dengan cemberut kepada Celine.

****

Dua hari sudah berhasil dilalui oleh Celine berada kembali di rumah keluarga Reynolds. Jika bukan karena kehadiran Nana disana, Celine tentu sudah menyerah dan mungkin lebih memilih untuk tidur menggelandang di taman daripada harus menerima perlakuan tak mengenakkan dari mereka semua.

Yang lebih buruk adalah ketika Tanner dan Qiana mengetahui bahwa Celine akan tinggal sementara di sana, mereka juga ikut-ikutan menginap di sana. Rasanya Celine seperti kembali kedua belas tahun yang lalu. Tapi untungnya tidak ada insiden yang begitu berarti selama dua hari belakangan ini.

##

"Aku bisa belajar dengan cepat. Maksudku! Aku tahu bahwa lowongan ini berbeda dengan latar belakang pengalaman kerjaku. Tapi aku lebih dari bersedia untuk belajar lebih keras, Mr. Hunter. Dan aku yakin bahwa aku pasti akan bisa cepat menguasai pekerjaan yang ada!"

Celine berusaha meyakinkan salah seorang kepala bagian personalia di sebuah perusahaan es krim. Melalui salah seorang teman kuliahnya, ia mendapat informasi lowongan pekerjaan di sana sebagai seorang personal assistant. 

"Ah, baiklah! Saya mengerti. Terima kasih atas waktunya, Mr. Hunter!" Celine mengakhiri percakapan dengan lesu. 

Padahal dikiranya jika ia menggunakan rekomendasi orang dalam, ia bisa lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Tapi ternyata tidak.

"Ayolah, Celine! Kau harus lebih bersemangat lagi mencari pekerjaan, supaya kau bisa keluar dari sini secepatnya!" Celine menyemangati dirinya sendiri.

Ia sudah mulai panik memikirkan berapa lama lagi ia akan bisa bertahan hidup dengan uang tabungannya yang hanya tersisa sedikit. Sebagian gajinya selain ia transfer ke rekening Mr. Reynolds, juga habis ia gunakan untuk membantu membayarkan berbagai tagihan di rumah Jason. Seperti biaya air dan listrik. Dan sesekali Jason meminta pertolongannya untuk membantu menalangi cicilan rumahnya. Jason tak pernah mengembalikan uangnya setelah itu. Tapi Celine pikir tak apa. Toh mereka akan menikah juga suatu hari nanti. Uangnya juga uang Jason. Tapi rupanya ia salah.

"Ah! Pantas saja aku merasa heran kenapa kau bisa tiba-tiba pindah kembali kemari." 

Tiba-tiba Celine mendengar suara di belakangnya. Secepat kilat ia menoleh dan mendapati bahwa Qiana telah berada di kamarnya. Sejak kapan Qiana berdiri di sana dan mendengarkan semuanya?

"Ternyata kau kemari bukan karena ingin mengunjungi Nana. Tapi karena selain kau dibuang oleh Jason, kau juga kehilangan pekerjaanmu." Qiana tertawa puas sekali.

Seperti biasa, Qiana selalu tampil sempurna. Kali ini ia mengenakan tank top putih yang dipadukan dengan bomber jacket dan celana jeans super pendek yang menonjolkan lekuk indah tubuhnya. Berbeda sekali dengan Celine yang hanya menggunakan kaos yang sudah pudar warnanya dan celana santai yang diperolehnya dari oleh-oleh rekan sekantornya yang bertugas ke Thailand beberapa waktu lalu.

"Celine … Celine …."

"Sejak dulu kau selalu giat sekali belajar. Aku kira kau akan menjadi sukses suatu hari nanti dan mengalahkan aku."

"Tapi ternyata … kau hanyalah seorang pecundang."

"Dicampakkan kekasih, tak punya pekerjaan, tak punya tempat tinggal, dan bahkan tak punya uang."

Qiana tertawa puas sekali. Celine yang mendengarnya merasa geram menatap Qiana. Ia mengepalkan tangannya erat-erat di samping tubuh berharap pertahanan dirinya cukup kuat untuk tidak menampar mulut besar wanita itu.

"Sudah selesai dengan hinaanmu? Kalau sudah selesai sebaiknya kau cepat pergi dari sini. Aku tidak ada waktu untuk meladenimu.'

"Lebih baik aku mencari pekerjaan!" tambah Celine.

Namun bukannya pergi, Qiana malah melangkah dengan santai ke tempat tidur Celine dan kemudian duduk di sana.

"Hmmpphhh!!! Kamar ini lembab sekali. Heran bagaimana kau bisa bertahan tidur di sini!" Qiana memandang berkeliling.

"Apa aku punya pilihan lain?" sembur Celine kesal.

"Mengapa kau tidak bisa meninggalkan aku sendiri, Qiana? Berhentilah mencari gara-gara denganku!" tukas Celine kesal.

"Hei, tak bisakah kau berbicara dengan nada yang sopan kepadaku? Aku bermaksud untuk melakukan sedikit kebaikan padamu, kau tahu?"

"Kebaikan? Kebaikan macam apa yang akan kau tunjukkan padaku? Sudahlah Qiana. Satu-satunya kebaikan yang bisa kau lakukan untukku adalah jika kau tidak menggangguku selama aku berada di sini." Celine merasa lelah dengan sikap Qiana yang selalu mencari gara-gara dengannya.

Qiana melipat tangannya di depan dadanya yang membusung berkat push up bra yang ia kenakan.

"Ku dengar tadi kau membutuhkan pekerjaan. Kebetulan, di kantor tempatku bekerja dan sekaligus menjadi duta fashion di sana sedang membuka lowongan pekerjaan."

"Tidak, terima kasih!" tolak Celine langsung.

Ia tidak ingin menerima pertolongan Qiana sama sekali karena ia tahu bahwa wanita itu pasti akan membahas hal tersebut sampai akhir hayatnya.

"Oh ya, sayang sekali. Kupikir tadinya kau tertarik. Padahal bayarannya cukup menggiurkan. Dan tidak mudah untuk bisa masuk ke Diamond Corporation."

"Tapi karena kau tidak tertarik, ya sudahlah! Aku akan menawarkan lowongan itu kepada orang lain saja!" 

Qiana segera berdiri sambil mengibaskan pakaiannya dengan tangan seolah ada banyak debu yang menempel di sana, kemudian ia berjalan keluar dengan santai.

'Tunggu! Apa katanya tadi? Diamond Corporation? Qiana bekerja di Diamond Corporation?' pikir Celine. Otaknya langsung bekerja dengan cepat.

Siapapun yang berada di Canada pasti tahu atau minimal pernah mendengar mengenai raksasa perusahaan yang bergerak di bidang retail pakaian itu. Departement store milik Diamond Corporation tersebar di lebih dari 80 negara dengan nilai penjualan yang sangat fantastis. Perusahaan itu bahkan terkenal sampai di luar negeri.

Siapapun yang bisa bekerja di sana pasti sangat beruntung. Dan jika dicantumkan dalam resume kerja bahwa mereka pernah bergabung di Diamond Corporation, maka bisa dipastikan bahwa mereka akan diterima bekerja dimanapun dan menduduki jabatan yang penting.

"Qiana, tunggu dulu!" Celine memanggil Qiana kembali dengan segera.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   PERTEMUAN KEMBALI

    Ada apa? Aku sibuk. Bukankah kau bilang kau tidak tertarik?" tanya Qiana dengan sengaja."Aku tarik kembali kata-kataku. Aku akan mencoba untuk melamar di sana! Apa kau bisa membantuku, Qiana?" tanya Celine penuh harap."Oh, entahlah! Kau sudah menolak kesempatan yang kuberikan padamu tadi!" jawab Qiana acuh sambil memeriksa kuku-kukunya yang cantik."Ayolah, Qiana. Aku minta maaf, oke?" Celine benar-benar mengharapkan pekerjaan itu sehingga ia bahkan sampai bersedia untuk mengalah pada Qiana."Ehm! Tergantung!" balas Qiana singkat."Tergantung apa?" tanya Celine penasaran."Tergantung apakah kau akan menurut padaku atau tidak selama bekerja di sana," balas Qiana lagi."Baiklah! Aku akan menuruti semua perkataanmu selama bekerja di sana asalkan kau bisa merekomendasikan aku untuk diterima bekerja di sana!" Celine langsung setuju tanpa berpikir panjang.Selama ini toh ia berhasil bertahan menghadapi Qiana. Apa yang bisa lebih buruk daripada itu sih? Pikir Celine."Baiklah. Kalau begitu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   BUKAN SAUDARA YANG BAIK

    Celine berusaha berteriak tapi suaranya teredam dalam bekapan telapak tangan pria itu. Dalam keadaan panik, Celine mulai mencoba untuk mengingat cara membela diri dari orang berniat jahat dari kursus yang pernah diikutinya ketika masih bersekolah dulu."Jangan berteriak!" Steven memperingatkan Celine.Tapi Celine justru malah makin panik. Ia mengangkat lututnya ke atas dan mengarahkannya ke bagian selangkangan Steven kemudian dengan menggunakan lututnya, ia sekuat tenaga menendang bagian pribadi Steven.Pria itu langsung melepaskan bekapannya terhadap Celine dan membungkuk kesakitan."Rasakan itu dasar pria aneh mesum!" seru Celine memberanikan diri. Terjebak di dalam lift hanya berdua dengan pria mesum seperti ini adalah hal yang tak pernah terbayangkan oleh Celine seumur hidupnya."Ah, sial! Tak bisakah kau berlaku normal seperti layaknya wanita lain?" Omel Steven masih sambil menahan rasa sakit dan ngilu yang dialaminya.Celine melihat penampilan pria itu kini tampak berbeda. Ia m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   JEBAKAN

    "Qi … Qiana?" Celine kebingungan. Mengapa tiba-tiba ia berubah seperti ini?"Jangan menyentuhku! Ingat, jangan sampai ada yang tahu kalau kau diadopsi oleh keluargaku! Aku bisa malu kalau mereka tahu kau adalah saudara tiriku!" Qiana memberikan peringatan.Tiba-tiba Celine mengerti mengapa sikap Qiana tiba-tiba berubah di kantor. Hubungan mereka sebagai saudara tiri memang tidak akan pernah bisa akur. Tapi setidaknya Qiana telah berbaik hati mau membantunya. Jadi tidak masalah jika Qiana tidak mau mengakuinya sebagai saudara tiri. Malahan itu akan lebih baik bagi Celine. Semua orang akan mengira bahwa Celine bisa masuk ke Diamond Corporation dengan kemampuannya sendiri."Oke, baiklah aku mengerti. Maafkan aku!" Alie segera meminta maaf dan menjaga jarak dengan Qiana."Ikuti aku!" perintah Qiana pada Celine.Celine segera menurut dan mengikuti Qiana yang mengantarkannya sampai ke sebuah pintu tertutup bertuliskan Mr. Martin."Ruangannya ada di sini!" ucap Qiana kemudian ia langsung men

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   ASISTEN ATAU BABU?

    "Apaaa???" Celine tersentak kaget."Jadi kau tidak tahu? Memangnya kau tidak membaca dulu kontraknya?" tanya Qiana pura-pura terkejut, padahal ia sudah mengetahuinya dari Mr. Martin.Celine sadar bahwa Qiana memang benar. Ia tidak membaca kontraknya sama sekali. Jadi ia tidak tahu bahwa ia akan bekerja sebagai asisten pribadi Qiana. Ia kira ia akan menjadi asisten pribadi Mr. Martin."Eh, tidak! Gara-gara terlambat, posisi itu sudah diambil oleh orang lain." jawab Celine menunduk malu."Kau memang bodoh, Celine! Sudah, cepat buatkan kopi untukku. Aku tidak bisa bekerja tanpa minum kopi!" Qiana sudah kembali ke sifatnya semula.Oke! Sudah terlanjur untuk menyesali kebodohannya. Bekerja untuk Qiana mungkin tidak seburuk yang disangkanya. Karena Qiana sudah berbaik hati untuk memberitahunya mengenai lowongan pekerjaan di Diamond Corporation.Celine segera berdiri dan mencari pantry. Ia sudah tahu takaran racikan kopi yang disukai oleh Qiana karena dulu ia memang menyiapkannya untuk wanit

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   BINGUNG

    "Steven apa yang kau lakukan?" tanya Celine berusaha mengejar langkah kaki Steven yang panjang. Ia merasa heran karena sesaat wajah Steven terlihat agak seram dan galak. Selama ini ia melihat wajah Steven selalu penuh senyum dan ramah."Berikan nampannya padaku. Aku harus mengantarkannya sendiri!" Celine mencoba merebut nampan berisi cangkir kopi tersebut. Namun Steven mengangkatnya lebih tinggi sehingga Celine tidak bisa meraihnya."Nampan ini berat. Tidak mungkin menyuruhmu yang membawanya," balas Steven singkat sambil terus berjalan sementara Celine tetap mengejar dibelakangnya."Steven, tunggu!" Celine berusaha menghentikan Steven, namun Steven terus melangkah sampai di depan ruangan Qiana."Ini ruangannya?" tanya Steven sambil menatap Celine. Sorot matanya yang unik saat itu terlihat seperti pedang baja yang tajam. Terus terang Celine jadi sedikit takut pada Steven. Jadi ia hanya mengangguk saja.Steven tidak mengetuk pintu lagi. Ia langsung masuk. Di dalam ia mendengar suara t

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   KOMPENSASI

    "Apakah Anda ingin saya memecat mereka semua, Mr. Gagnon?" tanya Noah dengan sopan.Steven tampak berpikir sebentar, kemudian ia menjawab,"Tidak. Aku ingin melihat terlebih dahulu sejauh apa mereka bertindak. Jangan lupakan misi kita di sini, Noah!" ucap Steven memperingati Noah."Baik, Mr. Gagnon!" jawab Noah menurut."Sekarang sebaiknya kau selidiki siapa yang membuka lowongan kerja sebagai asisten pribadi Qiana!" Steven memberi perintah."Cari tahu apa hubungan Celine dengan Royce!""Apakah ada aliran dana mencurigakan atau tidak.""Baik, Mr. Gagnon!" Noah mengangguk."Dan, Noah … jangan sampai ada yang tahu kalau kau bukan bosku!""Baiklah, Mr. Gagnon. Anda bisa mengandalkan saya," ucap Noah dengan hormat.****Selama beberapa minggu berikutnya, Celine benar-benar dibuat senewen oleh Qiana di kantor. Sebagai asisten pribadi, waktu dan tenaga Celine benar-benar diperas oleh Qiana.Ia nyaris tidak memiliki waktu makan siang maupun istirahat, karena Qiana menyuruhnya untuk melakukan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   KONTRAK YANG MENJEBAK

    "Kompensasi? Kompensasi seperti apa maksudnya, Mr. Martin?" tanya Celine bingung."Ah, dari ekspresi wajahmu. Aku menebak bahwa kau pasti masih tidak sadar. Maka dari itu Celine. Aku sudah menyuruhmu untuk membaca surat perjanjian kerja kita terlebih dahulu bukan? Tapi kau menolaknya dan mengatakan bahwa kau sanggup. Tapi sekarang baru beberapa hari bekerja kau sudah mengatakan tidak sanggup."Celine sudah harus membayar biaya kerusakan gaun tadi meski itu bukan kesalahannya. Lalu sekarang jika ia ingin berhenti atau pindah maka ia juga harus membayar biaya kompensasi. Uang darimana? Gajinya pun tidak akan cukup untuk membayar semua itu."Apakah Anda tidak bisa jika hanya memindahkan saya saja ke departemen yang lain, Mr. Martin?" tanya Celine penuh harap."Maaf, Celine. Tapi tidak bisa. Saat ini tidak ada lowongan lain yang tersedia. Pilihannya adalah kau harus bertahan atau kau harus membayar kompensasi kepada perusahaan!" jawab Mr. Martin terlihat menyesal.Celine akhirnya pamit da

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   RAYUAN GOMBAL

    ["Maaf, Mr. Gagnon?"]Tapi sambungan telepon sudah terputus. Noah dipaksa untuk memahami situasi dengan otaknya sendiri.Noah yang sejak tadi mendengarkan percakapan antara Steven dan Celine melalui telepon segera menyadari maksud dari permintaan Steven.Ia mendengar bahwa Celine sepertinya mencurigai Steven dan pria itu tidak ingin Celine membongkar misinya.Secepat kilat Noah berbalik kembali menuju ke apartemennya hingga pinggangnya hampir terkilir. Tadinya ia ingin pergi ke suatu tempat. Tapi sekarang rencana itu harus dibatalkannya."Lama-lama aku bisa mati muda jika terus berada didekatnya!" omel Noah sambil membersihkan apartemennya secepat kilat.Noah terengah-engah kelelahan tapi sudah tidak ada waktu lagi. Steven akan segera tiba. Ia menyambar ponselnya dan mengirim pesan teks kepada Steven.["Passwordnya adalah : 136258."]Setelah selesai, ia langsung keluar dari apartemennya sambil membawa sebuah teropong miliknya. Ia pergi ke sebuah cafe yang terletak di seberang jalan da

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13

Bab terbaru

  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   INGIN MENDENGAR LANGSUNG

    Di ruangan yang terbilang cukup besar itu, Sinta duduk seorang diri. Ia masih teringat dengan jelas kejadian dulu, saat di mana Devan mengungkapkan perasaan padanya.Entahlah, bagaimanapun ia mencoba, ia tetap tidak bisa menjadi seperti apa yang diinginkan oleh Devan, meskipun hanya sedikit saja, rasa itu benar-benar tidak ada.Sinta menatap ke sekeliling ruangan yang hampir sudah 7 bulan ia tempati. tempat di mana ia berteduh dari panasnya matahari dan dinginnya hawa hujan yang turun, dan Devan adalah laki-laki yang telah membawa dirinya ke tempat ini.Ia menyandarkan dirinya pada sandaran sofa yang ada di dalam kamarnya sambil mengelus lembut perutnya itu. Tiba-tiba ia kembali teringat dengan percakapannya dengan Nadia tadi. Bisa ia lihat, Bagaimana frustasinya Nadia saat Ia menceritakan semuanya tadi.Ingatannya melayang di mana malam tragedi itu terjadi, obat perangsang yang menjalari tubuhnya itu, benar-benar sulit untuk ia kendalikan. Andai saja malam itu tidak pernah ada, mungk

  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   TERJADI BEGITU SAJA

    Kini mereka sudah berada di apartemen. Tak ada satu peralatan bayi pun yang mereka bawa.Bi Diah datang tergopoh-gopoh dari arah dapur untuk menyambut kedatangan majikannya.Alisnya naik ke atas ketika tidak melihat satu barang pun yang dibawa oleh Devan maupun Sinta."Di mana belanjaannya Mas dan Mbak? "Tanya bi dia.Mendengar itu Devan dan juga Sinta langsung saling adu tetap satu sama lainnya. Bertemu dengan Nadia dan mengobrol dengan wanita itu membuat ia lupa dengan tujuan awal pergi ke mall."Tadi kita hanya lihat-lihat saja kok, pas ada yang suka tapi warnanya terlalu norak, pas warnanya bagus eh motifnya yang tidak sesuai keinginan Sinta, jadi untuk hari ini kami memutuskan tidak membeli apapun. Mungkin aku akan mencari lagi waktu yang pas agar kami berdua bisa berbelanja peralatan bayi." Jawab Devan.Sebenarnya Devan tidak perlu berbohong pun, Bi Diah tidak akan memaksa majikannya untuk menjawab, toh Ia hanya sekedar berbasa-basi saja tadi.Bi Diah menganggukkan kepalanya dan

  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   BINGUNG

    Rasa haru benar-benar tak bisa untuk di tepis. Tak pernah mereka sangka bahwa mereka akan di pertemukan lagi seperti ini."Aku rindu sekali dengan Nona muda.""Sama Nad, sama banget. Aku juga merindukan kamu. Selama ini aku coba mencari kamu, tahu."Setelah merasa cukup puas saling melepaskan rindu satu sama lainnya, kembali mereka saling tatap."Apa yang terjadi Nad?" tanya Sinta setelah cukup lama memperhatikan sosok Nadia itu.Alih-alih menjawab, Nadia malah balik bertanya, "Bagaimana dengan anda Nona? Kapan akan melahirkan? Bolehkah saya memegang perut Anda?"Sinta menganggukkan kepala, ia mengambil tangan Nadia dan membawa tangan itu untuk mengusap lembut perutnya yang buncit.Dari sana, Nadia bisa untuk merasakan tendangan bayi di dalam perut. Sepertinya anak Sinta sangat aktif Sekali."Aktif sekali ya, nona?""Iya, tapi aku cukup senang merasakan pergerakannya selama ini." jawab Sinta, meskipun belum tahu siapa ayah dari anak yang ia kandung, tapi ia benar-benar menyukai anak i

  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   PERTEMUAN

    “Pagi ...”Devan sedikit terkejut saat Sinta tiba-tiba menyapanya pagi ini, di saat dia berpikir, jika gadis ini akan kembali menghindarinya karena pembicaraan mereka tadi malam.“O-oh, pagi,” balas Devan kemudian, terlihat kikuk dan salah tingkah.Devan pun memperhatikan Sinta dengan seksama, memastikan tidak ada yang aneh dari gadis itu.“Kenapa kamu lihatin aku kayak gitu? Aku tambah gendutan?” seloroh Sinta, memprotes dan bersikap seperti biasanya.“H-huh? O-oh, nggak kok ... namanya juga Ibu hamil ‘kan?” Devan lantas menyahut dan tersenyum dengan canggung.Dia benar-benar tidak mengerti, kenapa Sinta tetap bersikap biasa kepadanya? Apa gadis itu tidak marah kepadanya?Setelah semua hal yang terjadi tadi malam?“Omong-omong ...” Sinta lantas kembali bersuara sambil memoleskan selai kacang pada roti gandumnya. “Mulai hari dan seterusnya, aku nggak akan keluar dari apartement lagi. Aku juga ... nggak akan berhubungan dengan bosmu lagi,” terang Sinta yang jelas saja tak membuat Devan

  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   SAKIT HATI

    Setelah Sinta puas menangis di tepi pantai, Ethan dan Sinta pun memutuskan untuk segera makan malam di salah satu restoran seafood yang ada di dekat pantai.Sinta pun bersikap seperti biasanya lagi, tidak terlihat seperti orang yang baru menangis histeris beberapa waktu lalu.Selera makan Sinta yang begitu besar pun, cukup membuat Ethan terkejut bercampur terpesona. Dia merasa, Sinta yang sedang makan banyak itu terlihat menggemaskan!“Aduh, suami idaman yah! Isterinya asyik makan, suaminya sibuk ngupasin kulit lobster dan kepiting!” goda sang pemilik restoran yang mengantarkan pesanan lainnya ke meja Ethan dan Sinta.Mendengar kata ‘isteri’ pun dari mulut sang pemilik restoran pun Ethan terkejut dan sudah bersiap membuka mulutnya untuk menyangkal hal tersebut.Bukan karena dia tidak ingin dianggap sebagai suami Sinta, tapi Ethan justru merasa tak enak pada Sinta, takut gadis itu tersinggung dan jadi tak nyaman duduk bersamanya.Namun, di luar dugaan Ethan, tiba-tiba saja Sinta bersua

  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   PANTAI

    Setelah pertemuan tidak terduga di antara Sinta, Ethan dan Devan. Akhirnya ketiganya pun memilih untuk tidak bertanya satu sama lain dengan alasan karena hari yang sudah semakin larut malamSelagi Sinta dan Devan menaiki lift untuk kembali ke apartement mereka, Ethan yang memperhatikan mereka dalam diam pun, sesungguhnya merasa ada sesuatu yang terasa panas membakar di dadanya.Dia jelas tidak menyukai pemandangan Sinta bersama pria lain, meskipun pria itu adalah Devan, sekretaris kepercayaannya sendiri.Tapi, siapa pula dirinya ini? Sampai merasa berhak, siapa yang pantas untuk berdiri tepat di samping Sinta?Bukankah dirinya juga hanya sebatas teman untuk Sinta?Kenyataan itu seakan menghantam kesadaran Ethan—menyuruhnya agar tak berharap banyak dari Sinta yang sudah memilki tunangan.“Wait, tunangan?!” Ethan terkesiap dengan pemikirannya sendiri.Ya, bagaimana dia bisa lupa kalau Sinta sudah bertunangan?!Bukankah pertama kali Ethan melihat Sinta muncul di kantornya pun, kalau tidak

  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   ILALANG

    Setelah kejadian tempo hari di bioskop, Sinta jadi lebih banyak mengurung dirinya dalam kamar. Dia menghindari Devan yang jelas-jelas tinggal seatap dengannya, dan dia pun menghindari Ethan juga dengan tidak membuka satu pun chat yang dikirimkan pria itu.Namun, baik Ethan maupun Devan memilih untuk tidak ‘menekan’ Sinta. Kedua pria itu membiarkan Sinta tenang dengan sendirinya dulu, memberikan waktu padanya agar gadis itu bisa berpikir jernih.Devan bahkan sengaja sesekali tidak pulang ke apartement, dan sekalinya pulang pun, dia pasti akan kembali saat hari sudah sangat larut malam.Semua itu dilakukan agar Sinta bebas melakukan apapun di apartementnya tanpa adanya sosok Devan yang harus dihindarinya.Sinta sadar jika tak seharusnya dia terus begini. Terlebih lagi ini adalah apartement milik Devan, tidak seharusnya pria itu yang malah jadi tinggal di luar.Namun, Sinta juga tidak dapat menahan dirinya untuk tidak menghindari Devan. Setiap kali dia melihatnya, dia pasti akan langsung

  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   SEGITIGA

    Semenjak hari itu, saat Sinta 'mendeklarasikan' bahwa dirinya ingin mencoba berteman dengan Ethan, kedua orang itu pun menjadi lebih sering bertukar chat singkat hanya untuk sekedar hal-hal kecil seperti apa makanan favorit mereka, genre film kesukaan, tipe buku yang digemari untuk dibaca dan hal-hal lainnya.Sinta yang awalnya sempat memiliki kesan kurang menyenangkan pada sosok pria bernama Ethan Wistara itu pun, kini justru merasa jika mereka memiliki banyak kesamaan. Entah itu soal cita rasa makanan, pilihan destinasi untuk berlibur atau hal-hal kecil lainnya seperti tim jus atau tim langsung memakan buahnya.Memang terdengar konyol, tapi itulah obrolan yang selalu dibahas oleh dua manusia yang 'katanya' ingin memulai hubungan mereka dengan pertemanan, tidak lebih.***"Hm? Kamu pergi lagi ke toko bunga hari ini?" Devan yang baru saja pulang dari kantor, seketika memusatkan perhatiannya pada sebuah bunga anggrek yang kini terpajang di dekat jendela veranda apartementnya.Sinta yan

  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   MENCOBA BERTEMAN

    Keesokan harinya, Sinta sudah siap berangkat, bahkan sebelum pukul 6.30 dan sudah menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Devan. Ketika Devan keluar dia sudah siap dan sedang memotong sandwich."Wah kamu cepat juga," tegur Devan."Memang sejak kapan aku jadi selambat itu?" Sinta memicingkan matanya."Iya deh iya."Akhirnya mereka berdua sarapan dengan sepotong sandwich dan segelas susu.Siang harinya Sinta bertemu dengan wanita yang ditolongnya beberapa waktu lalu di kafe yang ada di dekat kantor tempat Devan atau lebih tepatnya kantor Ethan.Wanita itu pun mengucapkan banyak terima kasih pada Sinta dan bertanya, "Mbak apa yang bisa aku lakukan agar bisa menebus jasa kebaikanmu kepadaku beberapa hari lalu?""Tidak perlu, sungguh!" jawab Sinta dengan sangat serius."Tidak, Mbak. Aku bersikeras ingin membalas jasamu. Kalau kamu nggak ada, aku nggak tau jadi apa aku waktu itu." Wanita itu terus saja berterima kasih. Baginya Sinta seperti dewi penolong yang kebetulan Tuhan kirimkan untuknya.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status