Beranda / Romansa / SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA .... / BUKAN RUMAH, HANYA PERSINGGAHAN

Share

BUKAN RUMAH, HANYA PERSINGGAHAN

Penulis: Alya Snitzky
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-12 12:05:53

Wajah Celine menegang. Tubuhnya mendadak menjadi kaku dan otomatis menjadi defensif ketika mendengar suara Tanner. Ia tidak berbalik dan tetap berusaha fokus pada masakannya.

"Putraku! Akhirnya kau pulang juga. Betapa sepinya rumah ini terasa tanpa kehadiran kalian!" sambut Mrs. Reynolds sambil memeluk dan menciumi wajah putranya dengan hangat dan bahagia. 

Sebagai bagian dari keluarga Reynolds, Tanner terbilang tampan. Jika saja kelakuannya tidak menyebalkan maka mungkin saja Celine bisa menaruh hati pada Tanner.

"Wah, kau hanya memeluknya, Bu? Tidak memelukku juga?" tiba-tiba terdengar suara lain yang terdengar centil dan membuat telinga Celine terasa sakit.

Qiana, anak bungsu dari keluarga Reynolds juga memiliki penampilan yang menawan. Karena ia memang memiliki pekerjaan sampingan sebagai seorang model semenjak ia di perguruan tinggi. Kakinya yang jenjang, pinggang ramping, dengan mata biru, dan rambut pirang membuatnya terlihat seperti boneka barbie.

"Qiana! Tentu tidak, Sayangku! Aku juga sangat merindukanmu! Sini, biarkan aku memelukmu juga!" Mrs. Reynolds kembali menyambut putrinya dan memeluknya dengan senang.

Bagi orang lain yang tidak tahu, mereka semua pasti mengira bahwa keluarga Reynolds adalah keluarga yang penuh kasih. Memang sih, mereka saling menyayangi satu sama lain, kecuali terhadap Celine.

"Ouch! Hati-hati, Bu! Aku baru saja melakukan hair extension dan perawatan kuku di salon. Nanti rambut dan kukuku bisa rusak," Qiana menyuruh ibunya untuk berhati-hati.

"Oh, maafkan Ibu, Sayang!" Mrs. Reynolds langsung mundur seketika.

"Penampilan putriku yang sempurna tidak boleh sampai rusak," Mrs. Reynolds berkata lagi.

"Tentu saja. Apalagi aku baru menandatangani kontrak dengan perusahaan ritel terkenal. Kau tahukan, Bu? Diamond Corporation!" Qiana menyombongkan diri.

"Astaga, Qiana! Putriku memang sangat hebat dan berbakat sekali. Tidak seperti Celine yang bahkan tidak memiliki tempat tinggal sendiri, sehingga ia harus kembali menumpang di sini ketika usianya sudah 25 tahun," Mrs. Reynolds terang-terangan mengejek Celine.

"Aku lapar, Bu! Tadi aku sibuk sekali di kantor. Apa makanan sudah siap?" sela Tanner sambil memegangi perutnya yang berbentuk six pack sempurna.

"Ayo, semuanya duduk kalau begitu! Celine! Lambat sekali sih kau ini! Sudah selesai belum masaknya? Kami semua sudah lapar!" teriak Mrs. Reynolds memarahi Celine, sementara yang lain semuanya duduk mengambil posisi di meja makan.

Celine tidak menjawab. Sebagai gantinya ia hanya menghidangkan telur gulung masakannya di atas meja makan. Ketika sampai pada giliran Tanner, pria itu dengan sengaja menepuk bokong Celine dengan kurang ajar.

"Kau sudah pantas untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik, Celine!" Ejek Tanner sambil tersenyum.

Celine menahan nafas kemudian menghembuskannya untuk menahan kemarahannya yang hampir meledak. Untuk marah … itu tak mungkin. Jadi sebagai gantinya Celine menyikut keras kepala Tanner dengan sengaja.

"Ups, maaf! Aku tidak sengaja! Coba lain kali parkir kepalamu ditempat yang benar. Oh ya, aku lupa. Kepalamu terlalu besar! Percuma saja kau parkir dimanapun pasti kepalamu tidak akan muat," balas Celine dengan masam.

"Celine, apa yang kau katakan barusan? Minta maaf cepat pada Tanner cepat!" sentak Mr. Reynolds.

"Aku baru saja melakukannya," sahut Celine masa bodoh.

Celine langsung pergi ke kamar Nana untuk mendorong kursi roda Nana dan membawanya ke meja makan. 

"Terima kasih, Sayang!" ucap Nana setelah Celine meletakkan makan malam di depannya. Celine tersenyum tulus. Dalam hati ia merasa kasihan juga pada Nana. Tubuhnya sudah bungkuk dan kurus. Apa mereka tidak pernah memberinya makan dan tidak pernah merawatnya? Kemana perginya semua uang yang sudah ditransfernya?

"Jadi, Celine. Kata ibuku kau akan pindah kembali kemari?" tanya Qiana membuka percakapan.

Ini bukan merupakan percakapan biasa yang hangat antar keluarga. Celine tahu bahwa sebentar lagi ia akan kembali menjadi bulan-bulanan Qiana.

"Hanya untuk sementara. Aku ingin bertemu dengan Nana," Celine beralasan.

"Hanya ingin bertemu dengan Nana? Kata ayahku, Jason telah mengusirmu dari rumahnya. Hah! Akhirnya dia sadar juga kalau dia telah menampung sampah selama ini!" Qiana dengan jelas menghina.

"Jason memang pria bodoh! Tidak tahu mana wanita berkelas dan mana yang sampah! Untung saja aku sudah mencampakannya terlebih dahulu. Ia sangat putus asa ketika aku memutuskannya, sehingga ia langsung mengencanimu," Qiana melanjutkan.

Celine mencengkram garpunya dengan erat berusaha keras menahan emosinya. Satu malam pun belum berhasil dilaluinya bermalam di rumah ini. Tapi ia sudah langsung menghadapi cobaan berat ini.

Sejauh ini, Celine yakin bahwa dirinya masih waras dan Qianalah yang telah memutarbalikkan fakta. Ketika memasuki masa kuliah, Celine sudah bahagia karena berpikir bahwa pada akhirnya ia akan terbebas dari mereka semua. Tapi ternyata Qiana pergi ke universitas yang sama dengannya. Saat itu Jason adalah seorang bintang football di universitas mereka. Qiana tergila-gila padanya, tapi justru Jason tak pernah menggubrisnya. Ia malah mengejar-ngejar Celine tanpa putus asa. 

Awalnya Celine tidak menggubris Jason sama sekali. Baginya yang terpenting adalah belajar dengan tekun dan cepat lukus sehingga ia bisa cepat-cepat bekerja dan menduduki posisi yang lumayan bagus. Tapi Jason tidak mau menyerah. Dan akhirnya Celine memutuskan untuk menerima Jason sebagai kekasihnya. Hal itu membuat Qiana semakin membenci dirinya. Setiap ada kesempatan, Qiana pasti akan berusaha menjatuhkan Celine di depan Jason. Untungnya dulu hal itu tidak pernah berhasil Jason menganggap omongan Qiana hanya sebagai angin lalu saja. Sampai saat sekarang, akhirnya Jason mengkhianati dirinya juga.

"Apa kau sudah selesai berkhayal, Qiana? Setahuku yang terjadi adalah kau malah memohon-mohon pada Jason agar mau berkencan denganmu. Sayangnya, Jason sama sekali tidak tertarik padamu.  Makanya kau jadi kecewa karena Jason lebih memilihku. Kau tidak bisa berbuat apa-apa pada Jason. Jadi kau melampiaskan kekesalanmu padaku." Celine berkata dengan dingin sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Celine yang malang. Sepertinya, ingatanmulah yang tertukar. Apa kau lupa bahwa sejak kita duduk di sekolah menengah semua orang tahu bahwa ada tanda tak tertulis di keningmu?" Qiana tertawa jahat.

"Tulisan itu bunyinya 'W - H - O - R - E'!" Qiana membisikkan kata terakhir sambil dieja supaya Nana tidak mendengarnya.

"Mungkin kau berhasil menutupi tanda itu dari yang lain. Tapi kau tidak bisa mengelabui aku, Celine. Aku bisa melihat dengan jelas apa yang kau lakukan bersama Jason dan betapa jalangnya dirimu," Qiana berbisik agar hanya Celine yang mendengarnya. Tapi rupanya selain Celine, ketiga anggota keluarga Reynolds yang lain juga mendengarnya dengan jelas, kecuali Nana yang pendengarannya memang sudah mulai berkurang.

Ini sudah lebih dari cukup bagi Celine. Kesabarannya sudah habis. Ia langsung berdiri dan mengambil gelas air minumnya kemudian menyiramkan air minumnya ke arah Qiana. 

"Mulutmu yang kotor itu perlu dicuci rupanya!" hardik Celine marah.

Qiana yang tak menyangka sama sekali Celine akan seberani itu langsung berteriak terkejut. Ia merasakan wajahnya basah. Qiana juga menunduk dan menemukan bahwa pakaiannya juga basah. Ia menatap Celine dan kembali ke pakaiannnya kemudian kembali lagi ke wajah Celine. 

Wajahnya yang cantik berubah menjadi buruk seketika. Ia bangkit dari kursinya begitu cepat hingga kursinya terguling di lantai. Kemudian ia menyambar rambut Celine.

Bab terkait

  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   TAWARAN MENARIK

    "Kemari kau dasar wanita gila!" teriak Qiana marah besar. Ia berusaha menyambar-nyambar Celine yang duduk di seberang meja tapi Celine lebih cepat. Ia menghindar."Cukup, hentikan kalian berdua!" Mr. Reynolds membentak keduanya dengan marah. Keduanya langsung berhenti.'PLAAAKKK!!!'Tiba-tiba Mr. Reynolds menampar Celine dengan keras. Suara tamparannya sampai menggema ke seluruh ruangan."Kau berada di rumahku, jadi kau harus menjaga sikapmu dan jangan berani-berani kau berbuat kasar terhadap putriku!" Mr. Reynolds yang Celine kira sudah tua dan tidak begitu kuat lagi ternyata memiliki kekuatan melebihi pria seusianya.Celine merasakan pipinya yang terasa perih dan sakit. Seisi ruangan menjadi sunyi. Air mata mulai menggenang di sudut mata Celine karena mendapat perlakuan buruk seperti itu dari orang-orang yang disebutnya sebagai keluarga."Ian! Jangan membeda-bedakan Celine. Lagipula dalam hal ini yang mulai duluan adalah Qiana. Seharusnya Qiana meminta maaf pada Celine."Nana yang s

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   PERTEMUAN KEMBALI

    Ada apa? Aku sibuk. Bukankah kau bilang kau tidak tertarik?" tanya Qiana dengan sengaja."Aku tarik kembali kata-kataku. Aku akan mencoba untuk melamar di sana! Apa kau bisa membantuku, Qiana?" tanya Celine penuh harap."Oh, entahlah! Kau sudah menolak kesempatan yang kuberikan padamu tadi!" jawab Qiana acuh sambil memeriksa kuku-kukunya yang cantik."Ayolah, Qiana. Aku minta maaf, oke?" Celine benar-benar mengharapkan pekerjaan itu sehingga ia bahkan sampai bersedia untuk mengalah pada Qiana."Ehm! Tergantung!" balas Qiana singkat."Tergantung apa?" tanya Celine penasaran."Tergantung apakah kau akan menurut padaku atau tidak selama bekerja di sana," balas Qiana lagi."Baiklah! Aku akan menuruti semua perkataanmu selama bekerja di sana asalkan kau bisa merekomendasikan aku untuk diterima bekerja di sana!" Celine langsung setuju tanpa berpikir panjang.Selama ini toh ia berhasil bertahan menghadapi Qiana. Apa yang bisa lebih buruk daripada itu sih? Pikir Celine."Baiklah. Kalau begitu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   BUKAN SAUDARA YANG BAIK

    Celine berusaha berteriak tapi suaranya teredam dalam bekapan telapak tangan pria itu. Dalam keadaan panik, Celine mulai mencoba untuk mengingat cara membela diri dari orang berniat jahat dari kursus yang pernah diikutinya ketika masih bersekolah dulu."Jangan berteriak!" Steven memperingatkan Celine.Tapi Celine justru malah makin panik. Ia mengangkat lututnya ke atas dan mengarahkannya ke bagian selangkangan Steven kemudian dengan menggunakan lututnya, ia sekuat tenaga menendang bagian pribadi Steven.Pria itu langsung melepaskan bekapannya terhadap Celine dan membungkuk kesakitan."Rasakan itu dasar pria aneh mesum!" seru Celine memberanikan diri. Terjebak di dalam lift hanya berdua dengan pria mesum seperti ini adalah hal yang tak pernah terbayangkan oleh Celine seumur hidupnya."Ah, sial! Tak bisakah kau berlaku normal seperti layaknya wanita lain?" Omel Steven masih sambil menahan rasa sakit dan ngilu yang dialaminya.Celine melihat penampilan pria itu kini tampak berbeda. Ia m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   JEBAKAN

    "Qi … Qiana?" Celine kebingungan. Mengapa tiba-tiba ia berubah seperti ini?"Jangan menyentuhku! Ingat, jangan sampai ada yang tahu kalau kau diadopsi oleh keluargaku! Aku bisa malu kalau mereka tahu kau adalah saudara tiriku!" Qiana memberikan peringatan.Tiba-tiba Celine mengerti mengapa sikap Qiana tiba-tiba berubah di kantor. Hubungan mereka sebagai saudara tiri memang tidak akan pernah bisa akur. Tapi setidaknya Qiana telah berbaik hati mau membantunya. Jadi tidak masalah jika Qiana tidak mau mengakuinya sebagai saudara tiri. Malahan itu akan lebih baik bagi Celine. Semua orang akan mengira bahwa Celine bisa masuk ke Diamond Corporation dengan kemampuannya sendiri."Oke, baiklah aku mengerti. Maafkan aku!" Alie segera meminta maaf dan menjaga jarak dengan Qiana."Ikuti aku!" perintah Qiana pada Celine.Celine segera menurut dan mengikuti Qiana yang mengantarkannya sampai ke sebuah pintu tertutup bertuliskan Mr. Martin."Ruangannya ada di sini!" ucap Qiana kemudian ia langsung men

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   ASISTEN ATAU BABU?

    "Apaaa???" Celine tersentak kaget."Jadi kau tidak tahu? Memangnya kau tidak membaca dulu kontraknya?" tanya Qiana pura-pura terkejut, padahal ia sudah mengetahuinya dari Mr. Martin.Celine sadar bahwa Qiana memang benar. Ia tidak membaca kontraknya sama sekali. Jadi ia tidak tahu bahwa ia akan bekerja sebagai asisten pribadi Qiana. Ia kira ia akan menjadi asisten pribadi Mr. Martin."Eh, tidak! Gara-gara terlambat, posisi itu sudah diambil oleh orang lain." jawab Celine menunduk malu."Kau memang bodoh, Celine! Sudah, cepat buatkan kopi untukku. Aku tidak bisa bekerja tanpa minum kopi!" Qiana sudah kembali ke sifatnya semula.Oke! Sudah terlanjur untuk menyesali kebodohannya. Bekerja untuk Qiana mungkin tidak seburuk yang disangkanya. Karena Qiana sudah berbaik hati untuk memberitahunya mengenai lowongan pekerjaan di Diamond Corporation.Celine segera berdiri dan mencari pantry. Ia sudah tahu takaran racikan kopi yang disukai oleh Qiana karena dulu ia memang menyiapkannya untuk wanit

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   AWAL MULA

    "Lebih kuat lagi, Sayang." Suara seorang perempuan terdengar dari dalam membuat Celine yang ingin mengetuk pintu menghentikan niatannya.Rasa penasaran membuat gadis cantik itu menempelkan tubuhnya di pintu tetapi sayang suara itu tidak terdengar lagi.Keingintahuan Celine semakin membesar tatkala dia mendengar suara desahan disusul dengan erangan-erangan yang semakin lama semakin terdengar liar memalukan."Suara itu, suara siapa?"Berbagai pikiran berkelebat dalam otak Celine. Dia berusaha mendengarkan lebih jelas lagi khawatir dia hanya salah dengar. Akan tetapi, suara memalukan itu kembali terdengar meski tidak terlalu kentara."Oh, tidak! Kau tidak mungkin berselingkuh dari aku kan Jas?" Dengan wajah yang mulai terlihat sedikit panik, Celine berusaha membuka pintu depan, tetapi... .Pintu itu sama sekali tidak bergerak meski Celine sudah mengerahkan seluruh tenaganya untuk membukanya.Celine membuka tasnya dan memasukkan tangannya seperti sedang mencari sesuatu. Wajahnya terlihat

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   SANG PENOLONG

    "Eh, tidak usah! Terima kasih!" tolak Celine dengan gugup.Pria itu rambutnya sudah setengah botak dan berperut buncit. Bahkan kemejanya terlihat sesak di perutnya. Terbukti dari kancing kemejanya yang sudah nyaris terlepas tak kuat menahan perut pria buncit itu. Dari wajahnya sudah menunjukkan kira-kira pria itu sudah berusia hampir mendekati akhir empat puluhan. Celine merasa jijik dan takut sekaligus, namun pria itu tidak menerima penolakan Celine sama sekali."Ayolah, Manis. Aku akan mentraktir minum. Kita bisa mengobrol dan kemudian bisa melanjutkan ke hal-hal yang lebih menggoda," pria buncit itu memaksa bahkan ia dengan berani mulai memegang paha Celine membuat Celine sontak langsung mendorong tubuhnya ke belakang berusaha menjauhi pria menjijikkan itu."Jauhkan tangan kotormu itu dari kakinya!" Celine menoleh ke asal pemilik suara yang menawarkannya untuk membelikan minuman.Tiba-tiba terdengar sebuah suara dari arah belakang mereka. Baik Celine maupun pria buncit itu menoleh

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   KACAU

    Pandangan Celine masih tak fokus dan buram. Dengan bingung ia mengamati benda pusaka milik Steven. Pusaka itu langsung tegak berdiri. Ia mengerjapkan matanya."Benda apa itu?" tanya Celine dengan polos.Steven buru-buru menunduk untuk mencari handuknya di lantai tapi Celine kembali membuat ulah lagi."Jason! Kau Jasonkan? Kenapa kau berbohong padaku? Apakah karena wanita itu maka kau berpura-pura tak mengenalku?" tuntut Celine mulai marah. Celine bermaksud untuk bangun dari tempat tidur. Ia mengayunkan kakinya ke bawah namun naasnya malah mengenai sisi kepala Steven."Aduh!" keluh Steven."Jason? Maafkan aku," ucap Celine meminta maaf pada lampu tidur yang berada di atas meja buffet di samping tempat tidur. Steven kembali menggeleng melihat kelakuan Celine yang di luar nalar."Sudahlah! Aku ini bukan kekasihmu! Kembalilah tidur. Besok pagi jika sudah sadar kau bisa pergi dari sini!" ucap Steven lelah. Ia sudah berhasil menemukan handuknya dan hendak kembali melilitkan dipinggangnya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11

Bab terbaru

  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   ASISTEN ATAU BABU?

    "Apaaa???" Celine tersentak kaget."Jadi kau tidak tahu? Memangnya kau tidak membaca dulu kontraknya?" tanya Qiana pura-pura terkejut, padahal ia sudah mengetahuinya dari Mr. Martin.Celine sadar bahwa Qiana memang benar. Ia tidak membaca kontraknya sama sekali. Jadi ia tidak tahu bahwa ia akan bekerja sebagai asisten pribadi Qiana. Ia kira ia akan menjadi asisten pribadi Mr. Martin."Eh, tidak! Gara-gara terlambat, posisi itu sudah diambil oleh orang lain." jawab Celine menunduk malu."Kau memang bodoh, Celine! Sudah, cepat buatkan kopi untukku. Aku tidak bisa bekerja tanpa minum kopi!" Qiana sudah kembali ke sifatnya semula.Oke! Sudah terlanjur untuk menyesali kebodohannya. Bekerja untuk Qiana mungkin tidak seburuk yang disangkanya. Karena Qiana sudah berbaik hati untuk memberitahunya mengenai lowongan pekerjaan di Diamond Corporation.Celine segera berdiri dan mencari pantry. Ia sudah tahu takaran racikan kopi yang disukai oleh Qiana karena dulu ia memang menyiapkannya untuk wanit

  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   JEBAKAN

    "Qi … Qiana?" Celine kebingungan. Mengapa tiba-tiba ia berubah seperti ini?"Jangan menyentuhku! Ingat, jangan sampai ada yang tahu kalau kau diadopsi oleh keluargaku! Aku bisa malu kalau mereka tahu kau adalah saudara tiriku!" Qiana memberikan peringatan.Tiba-tiba Celine mengerti mengapa sikap Qiana tiba-tiba berubah di kantor. Hubungan mereka sebagai saudara tiri memang tidak akan pernah bisa akur. Tapi setidaknya Qiana telah berbaik hati mau membantunya. Jadi tidak masalah jika Qiana tidak mau mengakuinya sebagai saudara tiri. Malahan itu akan lebih baik bagi Celine. Semua orang akan mengira bahwa Celine bisa masuk ke Diamond Corporation dengan kemampuannya sendiri."Oke, baiklah aku mengerti. Maafkan aku!" Alie segera meminta maaf dan menjaga jarak dengan Qiana."Ikuti aku!" perintah Qiana pada Celine.Celine segera menurut dan mengikuti Qiana yang mengantarkannya sampai ke sebuah pintu tertutup bertuliskan Mr. Martin."Ruangannya ada di sini!" ucap Qiana kemudian ia langsung men

  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   BUKAN SAUDARA YANG BAIK

    Celine berusaha berteriak tapi suaranya teredam dalam bekapan telapak tangan pria itu. Dalam keadaan panik, Celine mulai mencoba untuk mengingat cara membela diri dari orang berniat jahat dari kursus yang pernah diikutinya ketika masih bersekolah dulu."Jangan berteriak!" Steven memperingatkan Celine.Tapi Celine justru malah makin panik. Ia mengangkat lututnya ke atas dan mengarahkannya ke bagian selangkangan Steven kemudian dengan menggunakan lututnya, ia sekuat tenaga menendang bagian pribadi Steven.Pria itu langsung melepaskan bekapannya terhadap Celine dan membungkuk kesakitan."Rasakan itu dasar pria aneh mesum!" seru Celine memberanikan diri. Terjebak di dalam lift hanya berdua dengan pria mesum seperti ini adalah hal yang tak pernah terbayangkan oleh Celine seumur hidupnya."Ah, sial! Tak bisakah kau berlaku normal seperti layaknya wanita lain?" Omel Steven masih sambil menahan rasa sakit dan ngilu yang dialaminya.Celine melihat penampilan pria itu kini tampak berbeda. Ia m

  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   PERTEMUAN KEMBALI

    Ada apa? Aku sibuk. Bukankah kau bilang kau tidak tertarik?" tanya Qiana dengan sengaja."Aku tarik kembali kata-kataku. Aku akan mencoba untuk melamar di sana! Apa kau bisa membantuku, Qiana?" tanya Celine penuh harap."Oh, entahlah! Kau sudah menolak kesempatan yang kuberikan padamu tadi!" jawab Qiana acuh sambil memeriksa kuku-kukunya yang cantik."Ayolah, Qiana. Aku minta maaf, oke?" Celine benar-benar mengharapkan pekerjaan itu sehingga ia bahkan sampai bersedia untuk mengalah pada Qiana."Ehm! Tergantung!" balas Qiana singkat."Tergantung apa?" tanya Celine penasaran."Tergantung apakah kau akan menurut padaku atau tidak selama bekerja di sana," balas Qiana lagi."Baiklah! Aku akan menuruti semua perkataanmu selama bekerja di sana asalkan kau bisa merekomendasikan aku untuk diterima bekerja di sana!" Celine langsung setuju tanpa berpikir panjang.Selama ini toh ia berhasil bertahan menghadapi Qiana. Apa yang bisa lebih buruk daripada itu sih? Pikir Celine."Baiklah. Kalau begitu

  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   TAWARAN MENARIK

    "Kemari kau dasar wanita gila!" teriak Qiana marah besar. Ia berusaha menyambar-nyambar Celine yang duduk di seberang meja tapi Celine lebih cepat. Ia menghindar."Cukup, hentikan kalian berdua!" Mr. Reynolds membentak keduanya dengan marah. Keduanya langsung berhenti.'PLAAAKKK!!!'Tiba-tiba Mr. Reynolds menampar Celine dengan keras. Suara tamparannya sampai menggema ke seluruh ruangan."Kau berada di rumahku, jadi kau harus menjaga sikapmu dan jangan berani-berani kau berbuat kasar terhadap putriku!" Mr. Reynolds yang Celine kira sudah tua dan tidak begitu kuat lagi ternyata memiliki kekuatan melebihi pria seusianya.Celine merasakan pipinya yang terasa perih dan sakit. Seisi ruangan menjadi sunyi. Air mata mulai menggenang di sudut mata Celine karena mendapat perlakuan buruk seperti itu dari orang-orang yang disebutnya sebagai keluarga."Ian! Jangan membeda-bedakan Celine. Lagipula dalam hal ini yang mulai duluan adalah Qiana. Seharusnya Qiana meminta maaf pada Celine."Nana yang s

  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   BUKAN RUMAH, HANYA PERSINGGAHAN

    Wajah Celine menegang. Tubuhnya mendadak menjadi kaku dan otomatis menjadi defensif ketika mendengar suara Tanner. Ia tidak berbalik dan tetap berusaha fokus pada masakannya."Putraku! Akhirnya kau pulang juga. Betapa sepinya rumah ini terasa tanpa kehadiran kalian!" sambut Mrs. Reynolds sambil memeluk dan menciumi wajah putranya dengan hangat dan bahagia. Sebagai bagian dari keluarga Reynolds, Tanner terbilang tampan. Jika saja kelakuannya tidak menyebalkan maka mungkin saja Celine bisa menaruh hati pada Tanner."Wah, kau hanya memeluknya, Bu? Tidak memelukku juga?" tiba-tiba terdengar suara lain yang terdengar centil dan membuat telinga Celine terasa sakit.Qiana, anak bungsu dari keluarga Reynolds juga memiliki penampilan yang menawan. Karena ia memang memiliki pekerjaan sampingan sebagai seorang model semenjak ia di perguruan tinggi. Kakinya yang jenjang, pinggang ramping, dengan mata biru, dan rambut pirang membuatnya terlihat seperti boneka barbie."Qiana! Tentu tidak, Sayangku

  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   WELCOME TO HELL

    "Welcome to hell, Celine!"Celine menghela nafas lelah dan perlahan ia melangkah menaiki undakan yang terbuat dari batu sambil membawa barang-barang miliknya. Celine menekan bel dengan gugup, menunggu pintu dibukakan. Pintu terbuka dan seorang wanita berusia sekitar 50 tahunan dengan rambut keriting pendek dan hidung seperti jangkar."Celine! Untuk apa kau datang kemari?" tanya wanita tua itu jelas-jelas terkejut dengan tampang tidak suka."Nana memintaku untuk datang. Dan selain itu, aku butuh tempat tinggal sementara, Mrs. Reynolds," Celine berkata berusaha meramahkan suaranya dan memaksakan dirinya untuk tersenyum meski dalam hati ia malas setengah mati."Tempat tinggal? Apa kau pikir rumahku ini adalah penginapan gratis bagi para gelandangan?" tanya Mrs. Reynolds dengan wajah angkuh. Ia melipat kedua tangannya di depan dada."Oh ya, aku lupa. Kau memang datang kemari sebagai gelandangan dan yatim piatu!" ujar Mrs. Reynolds dengan nada menghina."Aku memang datang kesini sebagai ya

  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   DIPECAT

    Celine menjauhkan ponsel itu dari telinganya. Teriakan si penelpon membuat telinganya berdenging. Terutama karena disebabkan ia masih dalam keadaan pengar setelah mabuk berat.Untungnya si penelpon langsung mematikan sambungan dan tidak bicara panjang lebar. Celine melirik jam yang terpampang di layar ponselnya dan langsung terbelalak. "Astaga! Pukul 9 pagi. Aku terlambat ke kantor!" seru Celine dengan panik. Dengan tergesa ia mencari koper miliknya dan menemukannya. Dengan sembarang ia mencari pakaian kerjanya yang masih bersih, mengenakannya dengan susah payah dan langsung membereskan koper dan berlari keluar bagaikan sedang dikejar oleh seekor anjing.Selama berlari Celine baru sadar bahwa ia ternyata berada di sebuah hotel dan akhirnya ia mencari lift untuk turun.Dengan tak sabar ia mengetukkan kakinya yang mengenakan sepatu bertumit rendah sambil menunggu lift membawanya turun ke lobby. Begitu pintu lift terbuka, Celine segera melesat keluar."Selamat pagi, Mrs. Plummer!" sapa

  • SUAMIKU YANG SEMPURNA, TERNYATA ....   KACAU

    Pandangan Celine masih tak fokus dan buram. Dengan bingung ia mengamati benda pusaka milik Steven. Pusaka itu langsung tegak berdiri. Ia mengerjapkan matanya."Benda apa itu?" tanya Celine dengan polos.Steven buru-buru menunduk untuk mencari handuknya di lantai tapi Celine kembali membuat ulah lagi."Jason! Kau Jasonkan? Kenapa kau berbohong padaku? Apakah karena wanita itu maka kau berpura-pura tak mengenalku?" tuntut Celine mulai marah. Celine bermaksud untuk bangun dari tempat tidur. Ia mengayunkan kakinya ke bawah namun naasnya malah mengenai sisi kepala Steven."Aduh!" keluh Steven."Jason? Maafkan aku," ucap Celine meminta maaf pada lampu tidur yang berada di atas meja buffet di samping tempat tidur. Steven kembali menggeleng melihat kelakuan Celine yang di luar nalar."Sudahlah! Aku ini bukan kekasihmu! Kembalilah tidur. Besok pagi jika sudah sadar kau bisa pergi dari sini!" ucap Steven lelah. Ia sudah berhasil menemukan handuknya dan hendak kembali melilitkan dipinggangnya.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status