Share

78. Pilih Harta Atau Nyawa

Penulis: TrianaR
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-06 13:03:47

Part 44

Sementara itu, pria yang memakai masker itu turun dari mobilnya dan menghampiri mobil Nova. Mengetuk-ngetuk kaca mobil, membuat Nova bergidik ngeri.

"Sial, sepertinya rampok! Duh, harusnya aku kabur saja! Gimana ini?!"

Setelah beberapa detik tegang, Nova mengatur nafasnya dan mencoba meredakan detak jantungnya yang memburu. Dia memandang melalui kaca depan mobilnya, mencoba mengenali pria yang tengah berdiri di luar mobilnya dengan wajah tertutup masker.

"Sial, sepertinya memang penjahat!" desis Nova pelan, kepanikan merambat di dalam benaknya. Dia memandang sekeliling, mencari-cari jalan melarikan diri jika situasi memburuk. Namun, pikirannya kacau balau. "Duh, harusnya aku kabur saja! Ckk!!"

Kaca mobil kembali digetok beberapa kali oleh pria tersebut,

Dengan perlahan, Nova membuka jendela sedikit untuk berkomunikasi dengan pria tersebut. "Ada apa, Bang?"

"Maafkan saya, saya tidak bermaksud membuat Anda terkej
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   79. Sakit

    Part 44bSaga mengangguk. Tak berapa lama, mereka kembali melanjutkan perjalanan, menembus rintik-rintik hujan yang berjatuhan ke bumi."Tahu tidak, Sayang," ucap Saga setelah beberapa saat. "Aku merasa bersyukur bisa bertemu denganmu lagi."Damay tersenyum hangat. "Aku juga bersyukur punya kamu, Mas. Kamu datang di waktu yang tepat sebagai penyelamatku.""Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ekspresi ketakutanmu saat bersama penculik itu, kamu pasti sangat tersiksa. Hhhh, maafkan aku ...""Tidak, jangan meminta maaf. Ini bukan salahmu."Tetesan hujan semakin reda saat mendekati rumah mereka. Damay menggosok-gosok matanya, mencoba mengusir kantuk yang masih tersisa."Ayo, sebentar lagi kita sampai di rumah," ujar Saga dengan suara lembut.Damay mengangguk pelan.Mobil akhirnya memasuki gerbang rumah mereka. Pak Tom memarkir mobil di halaman. Sementara itu Saga turun dari mobil lalu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   80. Perhatian

    Part 45Malam itu, Saga tetap di samping Damay. Dia membawa kain basah untuk ditaruh di dahinya, membantunya berganti baju yang lebih nyaman, dan terus memeriksa suhu tubuhnya. Kesunyian di antara mereka memberi kenyamanan, penuh dengan perhatian dan kasih sayang yang tidak terucap.Waktu terus berjalan, demamnya mulai mereda, dan dia mulai merasa sedikit lebih baik. Dia memperhatikan Saga yang tak tinggal diam di sekitar ruangan, merapikan dan sesekali memandangnya dengan senyum penuh keyakinan. Perhatian dan kelembutannya membuat hatinya berdebar, meskipun tubuh Damay lemah."Mas Saga," Damay akhirnya berbicara dengan lembut, memecah keheningan.Saga menoleh padanya, ekspresinya lembut. "Iya, Damay?""Terima kasih sudah merawatku malam ini," ucap Damay pelan, pipinya memerah karena campuran demam dan rasa malu. "Aku tidak tahu harus berkata apa..."Saga duduk di sampingnya dengan lembut dan menggenggam tangannya. "Kam

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   81. Bumbu Spesial

    Part 45bDamay tersenyum saat melihat suaminya menghidangkan bubur ke dalam mangkuk lalu menuangkan sayur soup ke atasnya."Ternyata Mas bisa masak juga ya," ucap Damay dengan mata berbinar."Sedikit-sedikit, tapi masih kalah jauh sama kamu. Ini juga rasanya gak tau gimana, tapi semoga cocok di lidahmu," jawab Saga."Makasih, Mas.""Mau disuapin?" tanya Saga dengan lembut."Tidak usah, Mas. Biar aku saja, badan aku sekarang udah jauh lebih baik kok."Saga mengangguk, ia masih menatap istrinya yang perlahan menyuapkan bubur itu ke mulut. "Gimana rasanya?""Enak, Mas.""Suka gak?""Suka.""Hahah, iyalah aku menambahkan bumbu spesial pada masakan ini.""Bumbu spesial? Apa itu, Mas?""Bumbu spesial penuh cinta," jawabnya lalu terkekeh. Damay tersenyum malu-malu. "Kamu ini bisa aja menghiburku.""Iya dong, pokoknya kamu harus makan yang banyak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   82. Anak-anak Dekil

    Part 46 "Ya, itu karena langit, matahari dan aku ingin sama-sama menyapamu. Selamat pagiii, cantiiiikk. Semoga hari ini kita bisa membuat kenangan indah bersama, seperti warna-warni langit pagi ini yang mencerminkan kebahagiaan kita." Pipi Damay bersemu kemerahan saat mendengar kata romantis dari suaminya. "Mas Saga, kamu selalu punya cara unik untuk membuatku tersenyum," ucap Damay sambil tersenyum malu-malu. "Hmm karena saat kamu tersenyum, dunia terasa begitu sempurna bagiku," sahut Saga. Mereka berjalan kembali menuju bangku di taman, melihat beberapa tanaman bunga yang bermekaran warna-warni. Mereka duduk di bangku itu, menikmati kedamaian dan kebersamaan Di bawah sinar matahari yang hangat dan angin yang meniup lembut, rasanya tak ada tempat yang lebih baik selain berada di samping satu sama lain. "Menurutmu, apakah ada yang spesial pagi ini?" tanya Saga sambil menatap mata Damay dengan p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   83. Kau?

    Part 46b"Saga, Damay, kalian kenal sama anak-anak ini?" tanya Bu Siti seraya mengerutkan keningnya."Iya, mereka anak-anak asuhku, Bu," jawab Saga yang membuat Bu Siti dan Mega terkejut."Adik-adik, ayo masuk dulu!" ajak Saga.Bu Siti mengalah, memberi mereka jalan untuk masuk ke halaman rumah. Saat mereka melangkah melewati Bu Siti, dia hanya menggelengkan kepala melihat penampilan anak-anak yang dekil itu. Kemudian berjalan di belakang anak-anak itu.Anak-anak itu berjalan dengan hati-hati, memandang heran keindahan di sekitar mereka. Taman yang rapi, kolam ikan dan airnya yang gemericik. "Kalian ke sini naik apa?""Jalan kaki, Kak, makanya kami pagi-pagi perginya.""Ya ampun, kan jauh banget, Dek.""Hehe, gak apa-apa, sambil olah raga pagi, Kak.""Hmm ..."Pintu rumah dibuka dengan lebar oleh Saga. "Adik-adik, ayo kita masuk!"Rizky dan anak-anak lainnya menggeleng pelan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   84. Shock

    Part 47Seketika mata Nova membulat dengan mulut ternganga tak menyangka ternyata Saga, berdiri di hadapannya dengan tatapan yang tak bersalah dan juga penuh ketegasan. Nova merasa bingung, seolah dunianya tiba-tiba terbalik dalam sekejap."Sa-saga, ka-kau?!" suaranya tercekat, mencoba mengatasi kejutan yang melanda.Nova masih terdiam, mencoba mencerna semua yang baru saja terjadi. Hatinya berdebar keras, mencoba mencari pemahaman dalam kekacauan emosi yang melanda. "Kau yang melakukan ini semua, Saga?"Saga menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Ya."Raut wajah Nova berubah menjadi masam. "Mama benar-benar tidak percaya, ternyata anak mama sendiri yang melakukan hal ini pada Mama. Tega kamu, Saga! Kalau ayahmu tahu semua ini ulahmu, dia pasti akan marah besar!"Saga mengangguk pelan, tak menyangkal ucapan ibu tirinya. Ia tahu bahwa apa yang dilakukannya akan merusak hubungannya dengan sang ayah. "Aku tahu,"

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   85. Terpojok

    Saga berjongkok di hadapan pria itu. Mencengkeram pundaknya. "Apa benar, kau tidak mengenal wanita ini, Pak?" tanya Saga mengintimidasi.Ya, penuh perjuangan untuk menangkap preman-preman itu. Hingga akhirnya para preman ditangkap setelah adu action dengan polisi dan juga anak buah suruhan Saga. Pria berbadan kekar tapi dengan wajah penuh luka lebam itu menatap Nova, akan tetapi Nova berusaha mengalihkan pandangannya. Pria itu menghela napas berat, ia merasa takut dibawah ancaman. "Dia ... dia yang menyuruhku untuk menculik Damay!"Sontak, Nova terkejut dengan pengakuan pria itu. "Hei, jangan menuduhku sembarangan!""Apa Nyonya lupa, Nyonya sudah membayarku, bahkan memintaku untuk menghabisi Damay!"Glek! Nova makin tercekat. Ia merasa sangat terpojok."Itu tidak mungkin! Jangan percaya dia! Dia hanya preman kampung yang butuh uang, pasti segala cara dia lakukan untuk memfitnahku!" seru Nova lagi membela diri.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   86. Aku Ingin Anak

    Part 48Saga menghentikan langkahnya di atas treadmill, napasnya masih terengah-engah setelah sesi lari intensif yang baru saja dilakoninya. Dering telepon dari ayahnya, yang membuyarkan ketenangan sesaat dalam rutinitas olahraganya. "Hallo, Yah," sapanya dengan suara terengah-engah."Hallo Saga, apa mamamu sudah ketemu? Dia tidak menghubungi ayah lagi," suara ayahnya terdengar cemas."Sudah ada di rumah, Yah," jawab Saga sambil mencoba menenangkan ayahnya."Terima kasih atas bantuanmu, Nak. Hari ini ayah pulang," kata ayahnya, memberitahukan kabar bahwa dia akan segera kembali ke kota.Saga merasa lega mendengar kabar itu. Ayahnya sering bepergian untuk urusan bisnis, kadang sampai berhari-hari bahkan berminggu-minggu lamanya. Mereka memang jarang bertemu secara langsung. Pertemuan langsung itu menjadi kesempatan langka yang harus dimanfaatkan."Hmm Yah, bisakah kita bertemu sebentar sebelum ayah pulang ke ru

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09

Bab terbaru

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   204. Makan Malam

    Sementara itu ...Di kantor, ponsel Saga kembali bergetar. Ia mengambilnya dan membaca pesan itu. Alisnya sedikit berkerut.Dia mengetik balasan dengan hati-hati.[Aidan, aku masih banyak pekerjaan. Nanti aku kabari lagi, ya.]Pesan terkirim. Tapi tak sampai lima menit, balasan dari Aidan masuk lagi.[Bro, nggak ada alasan untuk nggak luangin waktu buat sahabat lama. Lagian, aku sudah pesan meja di restoran favoritku. Aku janji, cuma makan santai kok. Kamu bisa bawa istri dan anak kamu. Aku penasaran lihat keluarga bahagiamu.]Saga menghela napas panjang. Ada sesuatu tentang Aidan yang selalu sulit ia tolak. Ia menutup matanya sejenak, lalu mengetik balasan.[Baiklah, aku akan datang. Tapi jangan buat kejutan aneh-aneh.]Balasan dari Aidan langsung muncul hanya beberapa detik kemudian.[Hahaha, tenang aja, Bro. Aku cuma mau ngobrol dan nostalgia. Nggak sabar ketemu kalian semua!][Kirim lokasi

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   203. Kedatangan Tak Terduga

    "Maaf cari siapa ya?"Pria itu tersenyum lebar, senyuman yang tampaknya ingin mencairkan suasana. “Damay, kan?""Anda mengenal saya?"Pria itu tertawa. "Tentu saja. Bukankah kita pernah bertemu di Rumah Sakit Korea beberapa hari yang lalu? Nona yang mengembalikan dompet saya."Deg! Damay mulai mengingat insiden di RS kala itu. 'Jadi dia pria yang dompetnya jatuh? Kenapa penampilannya berbeda sekali?'Bukan hanya penampilan fisik tapi juga perangainya. Pria yang ada di hadapannya kini terlihat lebih ramah dan bersahabat, tak seperti waktu itu yang terlihat dingin dan kaku.'Lalu untuk apa dia datang ke sini dan kenapa bisa mengenalku?'"Hahaha, sepertinya nona kebingungan. Tentu saja saya tahu tentang Nona, karena Nona adalah istri sahabat saya. Kenalkan, saya Aidan," ucap lelaki itu seraya menyodorkan tangannya.Damay mengangguk, tapi tak membalas uluran tangannya. Ia hanya menangkupkan tangannya di depan dada. "Oh, maaf Mas Aidan. Tapi Mas Saga sudah berangkat ke kantor. Mungkin nan

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   202. Terorganisir

    Saga mengangguk. "Hmmm .... Jadi yang semalam telepon itu nomornya dia.""Oalah, terus?"Saga melirik arloji yang melingkar di tangannya. "Katanya dia mau datang ke sini. Mungkin sore nanti. Dia ingin bertemu, tapi aku tidak tahu apakah itu ide yang bagus?"Damay terdiam sejenak melihat suaminya yang tengah bingung. "Ya udah yuk, kita sarapan dulu! Makanannya udah siap lho, Mas pasti suka!" ajak Damay mengalihkan perhatiannya.Sagara mengangguk. Mereka menikmati makan bersama sebelum akhirnya Pak Tom memberi tahu agar Saga segera datang ke kantor karena ada meeting darurat."Ya, aku segera datang!" ujar Sagara di ujung telepon. Ia meletakkan ponselnya ke dalam saku lalu berpamitan dengan sang istri."Sayang, aku berangkat dulu ya!""Hmmm, iya mas, semoga pekerjaanmu lancar," ucap Damay sambil tersenyum manis.Saga langsung mengecup kening istrinya dengan lembut."Terima kasih, Sayang. Jaga dir

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   201. Sahabat Lama

    “Aku tidak tahu, panggilan dari nomor asing.”"Abaikan saja.""Iya, Mas."Damay mendekat ke arah sang suami lalu menatap Rain yang sudah tertidur kembali di pelukan ayahnya."Dia sudah tidur lagi," ucap Saga sambil tersenyum.Damay tersenyum lalu mengecup pipi mungil Rain. "Hmmm .... cuma Rain aja nih yang dicium? Ayahnya enggak?"Damay menoleh menatap wajah sang suami, ia tertawa pelan. "Untuk ayahnya tidak perlu, kan udah sering!"Saga tersenyum lebar, senang melihat Damay kembali ceria. "Ah, jadi aku harus bersaing dengan baby Rain sekarang, ya?" gurau Saga sambil menggoda.Damay tertawa kecil, lalu mendekatkan wajahnya pada Saga, memberikan kecupan hangat di pipinya. "Mas," Damay memulai lagi, suaranya sedikit lebih serius"Hmmm, kenapa Sayang?" Saga menatapnya dengan penuh perhatian.Saga menaruh kembali baby Rain dalam boks bayi, setelah Rain tertidur dengan tenang. "

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   200. Hal Tersulit

    Kenangan itu membekas di hati Saga. Sejak saat itu, Pak Jerry menjadi lebih dari sekadar pendamping; dia adalah teman, pengganti figur keluarga yang hilang. Tapi kini, saat nama Pak Jerry disebut dalam masalah besar perusahaan, kenangan itu terasa seperti pisau yang menusuk hati Saga lebih dalam.***Sementara di tempat lain ...Pak Tom pulang ke markas sendirian, disambut oleh anak-anak pilihan. "Akhirnya yang ditunggu-tunggu pulang juga. Pak, saya bawa oleh-oleh liburan buat Pak Tom, Pak Jerry, dan anak-anak," seru Lanang menghampirinya dengan senyum yang lebar. Anak-anak pilihan mengangguk dengan ceria, senyuman tulus terpancar dari binar matanya.Tapi tidak dengan Pak Tom yang ekspresi wajahnya terlihat muram. "Mana Pak Jerry? Kok belum muncul juga? Apa masih di mobil?" tanya Lanang kembali seraya tolah toleh ke belakang."Pak Jerry gak pulang.""Oh, masih ada tugas dari Mas Bos?"Pak Tom menggele

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   199. Flashback

    Damay mematung di tempatnya, memandang Saga dengan tatapan sedih, mencoba memahami ucapan suaminya. Tapi Saga tetap terdiam, hanya menunduk sambil memutar cangkir kopinya yang sudah dingin.Baby Rain bergerak sedikit, gumaman lembut suara bayi terdengar samar. Damay menoleh, tatapannya beralih ke sosok mungil itu sejenak, lalu kembali ke Saga. Ia meraih pundaknya perlahan, mencoba memecahkan kebekuan di antara mereka.“Mas,” bisiknya, suaranya nyaris pecah. “Kenapa bilang Pak Jerry terlibat? Apa ada bukti?”Saga mengangkat wajahnya, mata merahnya bertemu dengan tatapan istrinya. Ia membuka mulut, namun tak ada kata-kata yang keluar. Hanya napas berat yang terdengar, mengisi ruang yang terasa semakin sempit.“Semua datanya mengarah ke dia,” gumamnya akhirnya, pelan, nyaris tak terdengar. Jari-jarinya mengusap wajahnya yang penuh kelelahan. “Aku nggak bisa mengerti… bagaimana bisa? Aku selalu percaya sama dia, Damay. Aku selalu melihat dia seba

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   198. Hilang Kepercayaan

    Pak Jerry membuka mulutnya, tapi tidak ada kata-kata yang keluar. Tubuhnya sedikit gemetar, ia menatap Saga, Pak Tom serta Pak Riko bergantian, tatapan matanya tampak berkaca-kaca. “Saya… saya tidak tahu apa-apa, Pak. Seseorang pasti menyabotase saya.” Saga tidak berkata apa-apa, hanya menatapnya tajam. Hening di ruangan itu begitu tegang, hingga detik jam dinding terdengar seperti pukulan palu. “Pak Riko,” ujar Saga akhirnya, tanpa melepaskan tatapannya dari Pak Jerry, “amankan semua akses Pak Jerry. Jangan biarkan dia menyentuh sistem apa pun sampai kita tahu kebenarannya. Dan Pak Jerry…” Dia mendekat, suaranya rendah tapi dingin. “Kalau Bapak benar-benar tidak bersalah, buktikan. Tapi kalau Bapak berbohong…” Saga berhenti sejenak, matanya menyipit. “Bapak tahu akibatnya.” Pak Jerry tertunduk. "Pak Bos, Anda tahu sendiri, saya sudah mengabdi pada Pak Bos dan perusahaan ini bukan satu tahun dua tahun, tapi lebih dari itu.

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   197. Kabar baik dan buruk

    “Pak Saga, kami punya kabar baik dan buruk,” suara Pak Riko terdengar tergesa-gesa di ujung telepon.“Apa itu?” “Kabar baiknya, kami berhasil melacak sebagian besar transaksi ilegal itu. Kami menemukan aliran dana mengarah ke sebuah akun di luar negeri. Tapi buruknya, ada indikasi bahwa pelaku masih memiliki akses ke beberapa sistem kami. Kami menduga mereka sedang menunggu momen berikutnya untuk menyerang.”Saga mengerutkan kening. “Sudahkah kalian memutus semua akses yang mencurigakan?”“Sudah, Pak, tapi pelaku ini sangat terampil. Mereka bisa menggunakan backdoor lain kapan saja. Kami juga mencurigai adanya aktivitas mencurigakan dari beberapa karyawan yang memiliki akses tinggi.”Saga terdiam sesaat. Curiga ini semakin menguatkan dugaan adanya orang dalam yang terlibat.“Baik,” katanya akhirnya. “Saya akan segera ke kantor. Pastikan semua data cadangan aman dan awasi aktivitas siapa pun yang mencurigakan. Jangan ambil risiko

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   196. Terlalu Berat

    Damay tersenyum tipis, matanya tak lepas dari wajah Saga. Dia tahu, meski suaminya mengatakan akan terus berjuang, ada sesuatu yang belum sepenuhnya lepas dari pikirannya. “Mas,” bisiknya sambil menyandarkan kepala di bahu Saga, “kalau terlalu berat, Mas bisa ceritakan semuanya ke aku. Aku mungkin nggak bisa bantu banyak, tapi aku selalu ada untuk Mas.” Saga terdiam, tatapannya masih pada Baby Rain. Detik-detik berlalu tanpa jawaban, sampai akhirnya dia berbicara, pelan tapi tegas. “Di kantor tadi, kami diserang. Sistem keuangan kita diretas. Uang perusahaan hilang dalam hitungan menit, dan datanya sekarang dienkripsi. Mereka meminta tebusan.” Damay membeku. Tubuhnya kaku sesaat, tapi dia berusaha tetap tenang. “Berapa yang hilang, Mas?” Saga menghela napas panjang, pandangannya jatuh ke lantai. “Dua puluh lima miliar,” jawabnya lirih. “Dan aku curiga ada orang dalam yang terlibat.” Damay menut

DMCA.com Protection Status