Share

164. Hancur

Author: TrianaR
last update Last Updated: 2024-11-07 20:05:36

Part 87

Saga merasa dunianya runtuh seketika.

"Tapi… bagaimana mungkin aku harus memilih antara keduanya? Istri dan bayi kami sama-sama penting!"

Dokter memandang Saga dengan penuh empati. "Kami tahu ini sangat sulit. Namun, pendarahan yang terjadi sangat serius dan membutuhkan tindakan segera. Kami butuh persetujuan Anda sekarang juga."

Saga tak bisa berkata-kata, tatapannya kosong. Ia mencoba menenangkan diri dengan berpegangan pada kursi, berpikir dengan keras tentang keputusan yang harus segera diambil. Ia menghela napas dalam-dalam lalu menatap dokter dengan pandangan berkaca-kaca.

"Selamatkan Damay, selamatkan istriku, dokter. Aku tahu ini sangat berat, tapi dia sudah berjuang keras dalam kehamilan ini. Dan semoga saja ada keajaiban, bayi kami bisa diselamatkan," ujar Saga dengan nada gemetar.

Perasaannya mendadak kelu. Tanpa terasa bulir bening itu lolos begitu saja dari pelupuk matanya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   165. Operasi Darurat

    Part 87B "Iya, Bos pasti merasa sangat terpukul," ujar Pak jerry seraya menghela napas. "Gak tega rasanya mendengar kabar ini. Yang kutakutkan dia akan hancur seperti dulu." Lanang menggeleng. "Itu tidak mungkin. Mas Bos adalah orant kuat. Kita harus banyak berdoa semoga Mbak Damay dan bayinya baik-baik saja." Pak Jerry mengangguk. "Mas Lanang, ini tugasmu untuk menyampaikan berita ini pada Bu Siti dan Mega." "Saya akan segera memberi tahu mereka." *** "Apa? Itu tidak mungkin, Mas!" tukas Mega sangat terkejut. Bahkan Cahaya yang ada dalam gendongannya sempat berjingkut. "Nak Lanang, jadi maksudnya Damay--" "Iya, Bu, saya baru dapat kabar dari Pak Tom, Mbak Damay sedang di operasi kondisinya kritis." Bu Siti menutup mulutnya tak percaya. "Ibu akan langsung ke rumah sakit sekarang," tukasnya. Ia langsung

    Last Updated : 2024-11-08
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   166. Rain Samudra Biru

    Part 87CSetelah semua prosedur administrasi selesai, suster Lisa mengantar Saga ke pintu NICU. Dengan lembut, dia membuka pintu dan mempersilakannya.Saga memasuki NICU dengan perasaan campur aduk. Suara mesin yang berdengung lembut dan aroma antiseptik menyambutnya saat ia melangkah masuk. Ruangan tersebut dipenuhi dengan inkubator, monitor, dan berbagai peralatan medis yang bertujuan untuk merawat bayi-bayi prematur dan yang membutuhkan perhatian khusus.Seorang perawat yang bertugas di sana mendekatinya dengan senyum lembut. "Selamat datang. Anda bisa melihat bayi Anda sebentar."Saga mengangguk, merasa jantungnya berdebar kencang saat mengikuti perawat menuju inkubator sang bayi. Perawat berhenti di depan salah satu inkubator dan membuka penutupnya dengan lembut, memperlihatkan bayi kecil yang terbaring lemah di dalamnya."Bayi Anda berada di sini. Kami sudah memulai perawatan dan monitoring intensif. Kondisinya memang krit

    Last Updated : 2024-11-08
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   167. Pertemuan Mengharukan

    Part 88"Kamu makan dulu ya, perutmu harus di isi! Ayo buka mulutmu, Sayang ..." ujar Saga menyuapi istrinya.Setelah tiga hari dirawat di Rumah sakit, kondisi Damay perlahan kembali stabil. Damay membuka mulutnya lalu menerima suapan pertama dari sang suami. Ia mengunyah dengan pelan."Kalau kamu cepat stabil seperti ini, kamu akan cepat menemui baby Rain."Damay mengangguk sembari tersenyum. Rasa di hati sudah tak sabar ingin melihat jagoan mungilnya. Ia hanya bisa mendengar kabarnya dari sang suami."Rasanya aku sudah gak sabar untuk menemuinya, memeluknya, menggendongnya, Mas...""Iya, aku paham perasaanmu. Tapi, baby Rain masih belum bisa digendong, dia masih harus berada di inkubator selama beberapa bulan."Damay mengangguk lemah. Tapi perasaannya jauh lebih baik karena ada sang suami yang mendukungnya. Ibu tiri dan ayah mertuanya pun datang menjenguknya kemarin. Masih melekat diingatannya, Bu Siti memelu

    Last Updated : 2024-11-09
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   168. Selamat Datang

    Part 88BDamay mengangguk antusias. "Tentu saja, ini waktu yang aku tunggu-tunggu, Mas."Usai berkoordinasi dengan tim medis, Saga mendorong kursi roda istrinya menuju ruangan NICU dan membuka pintu dengan hati-hati. Ruangan itu tampak steril dan tenang, dengan beberapa inkubator di sepanjang dinding. Damay menatap penuh harap saat mereka mendekati inkubator di mana Rain dirawat. Setelah memeriksa perlengkapan dan memastikan semuanya baik, seorang perawat dengan lembut membantu Damay agar bisa memasukkan tangannya melalui lubang inkubator dan menyentuh tangan kecil Rain. Damay merasa terharu saat merasakan genggaman lemah namun penuh makna dari bayinya. Tanpa terasa bulir bening itu menitik tanpa permisi.Saga memandang Damay dengan penuh kasih sayang saat dia mulai berbicara pelan-pelan kepada bayi mereka."Rain, ini ibu, Sayang. Ibu sudah lama menunggu untuk bisa bertemu denganmu. Kamu kuat sekali ya, Nak. Ibu sangat bangga p

    Last Updated : 2024-11-09
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   169. Kedatangan Tamu

    Part 89Oaaa .... oaaa .... oaaa .... Baby Rain menangis cukup kencang. Saga langsung terbangun, melihat Damay masih tertidur lelap.Lelaki itu segera bangkit menuju box bayi yang ia desain khusus agar baby Rain merasa hangat, sesuai dengan arahan dokter."Cup cup cup, Sayang .... haus ya, Nak?" ujar Saga. Ia membuatkan susu formula khusus untuk bayi prematur dan segera menggendong bayinya.Baby Rain tampak menyedotnya cukup kuat. Saga mengamati Baby Rain dengan penuh perhatian. Dengan lembut, ia membelai kepala kecil itu lalu tersenyum tipis melihat setiap gerakan Baby Rain. "Terus tumbuh dan sehat ya, Nak. Ayah dan ibu akan selalu menyayangimu," ujarnya lalu mengecup kening Baby Rain dengan lembut.Ketika Baby Rain selesai menyusu dan mulai mengantuk kembali, Saga menaruhnya perlahan ke dalam box bayi, memastikan semua dalam posisi yang nyaman dan aman, memeriksa diapersnya lalu menggantinya dengan yang bar

    Last Updated : 2024-11-10
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   170. Dasar Genit!

    Part 89B Damay tersenyum simpul, kembali ke dapur. Ia membuka kulkas dan mengambil ayam ungkep yang sudah disiapkan sebelumnya. Ia memeriksa bumbu-bumbu di dapur dan memastikan semuanya tersedia. Setelah itu, ia mulai menggoreng ayam ungkep tersebut, sembari memotong mentimun, kacang panjang, kubis dan daun selada untuk lalapan. Tak hanya ppelengkap. "Wah kamu masak apa, Damay?" tanya Tante Widuri yang tiba-tiba menghampirinya. "Ayam goreng, Tante, sama lalapan. Ada sayur asem juga, nanti saya buatkan sambal yang pedas ya, supaya lebih enak.” “Wah, pasti cocok sekali, jadi gak sabar untuk menikmatinya,” jawab Tante Widuri sambil tersenyum. "Oh ya, jadi kamu lahiran caesar ya, Damay?" "Iya, Tante. Waktu itu kena musibah yang mengharuskan aku dioperasi. Rain lahir sebelum waktunya." Tante Widuri mengangguk. "Tante ikut prihatin. Cuma kata orang-orang dulu nih, kalau

    Last Updated : 2024-11-10
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   171. Menunggu Kepastian

    Part 90 "Mega, aku sudah menunggu cukup lama. Cahaya juga sudah mulai besar. Hari ini aku ingin mendengar jawabanmu. Apa kamu bersedia menikah denganku?" Mega menatap Lanang dengan tatapan berkaca-kaca. Lelaki di hadapannya ini benar-benar pantang menyerah. Sudah satu tahun, dan perlakuan Lanang masih sama. Dia bahkan lebih dekat ke anaknya. "Bagaimana dengan orang tua kamu, Mas?" "Ibuku sudah tahu mengenai kamu dan Cahaya." "Jadi ibumu gak keberatan meski aku seorang janda?" Lanang tersenyum, terlihat sangat manis. "Ibu selalu mendukung apapun keputusanku. Dan beliau sangat setuju saat kuperlihatkan fotomu dan juga Cahaya," sahut Lanang mantap. "Benarkah?" "Ya." Mega terdiam sejenak. "Kalau kamu bersedia, aku akan langsung mengajak ibu untuk melamarmu." Mega menghela napas, mencoba menenangkan dirinya yan

    Last Updated : 2024-11-11
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   172. Mencintaimu

    Part 90B Saga pulang ke rumahnya melihat Damay tertidur di ranjangnya sembari mendekap Rain yang juga tengah tertidur di pelukan ibunya. "Suami pulang sampai gak dengar, ternyata lagi tidur, sayangkuu .... sayangku ...." Saga melepas jas yang dikenakannya. Ia berjalan ke arah westafel, mencuci tangan dan wajahnya sejenak lalu menghampiri sang istri, berusaha mengambil Rain untuk ia tidur kan di box bayi, namun gerakan kecilnya membuat Damay terbangun. "Mas ..." Saga memandangnya sejenak lalu mengecup keningnya dengan lembut. "Maaf aku tidak bermaksud membangunkanmu. Aku hanya ingin memindahkan Rain." "Tidak apa-apa, Mas. Aku yang minta maaf gak sadar kamu udah pulang." "Iya, kamu pasti capek seharian ngurus Rain. Rewel gak dia hari ini?" tanya Saga. Ia meraih Rain ke dalam dekapannya. "Alhamdulillah, tidak Mas, Rain bisa diajak kompromi." "Syukurlah

    Last Updated : 2024-11-11

Latest chapter

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   204. Makan Malam

    Sementara itu ...Di kantor, ponsel Saga kembali bergetar. Ia mengambilnya dan membaca pesan itu. Alisnya sedikit berkerut.Dia mengetik balasan dengan hati-hati.[Aidan, aku masih banyak pekerjaan. Nanti aku kabari lagi, ya.]Pesan terkirim. Tapi tak sampai lima menit, balasan dari Aidan masuk lagi.[Bro, nggak ada alasan untuk nggak luangin waktu buat sahabat lama. Lagian, aku sudah pesan meja di restoran favoritku. Aku janji, cuma makan santai kok. Kamu bisa bawa istri dan anak kamu. Aku penasaran lihat keluarga bahagiamu.]Saga menghela napas panjang. Ada sesuatu tentang Aidan yang selalu sulit ia tolak. Ia menutup matanya sejenak, lalu mengetik balasan.[Baiklah, aku akan datang. Tapi jangan buat kejutan aneh-aneh.]Balasan dari Aidan langsung muncul hanya beberapa detik kemudian.[Hahaha, tenang aja, Bro. Aku cuma mau ngobrol dan nostalgia. Nggak sabar ketemu kalian semua!][Kirim lokasi

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   203. Kedatangan Tak Terduga

    "Maaf cari siapa ya?"Pria itu tersenyum lebar, senyuman yang tampaknya ingin mencairkan suasana. “Damay, kan?""Anda mengenal saya?"Pria itu tertawa. "Tentu saja. Bukankah kita pernah bertemu di Rumah Sakit Korea beberapa hari yang lalu? Nona yang mengembalikan dompet saya."Deg! Damay mulai mengingat insiden di RS kala itu. 'Jadi dia pria yang dompetnya jatuh? Kenapa penampilannya berbeda sekali?'Bukan hanya penampilan fisik tapi juga perangainya. Pria yang ada di hadapannya kini terlihat lebih ramah dan bersahabat, tak seperti waktu itu yang terlihat dingin dan kaku.'Lalu untuk apa dia datang ke sini dan kenapa bisa mengenalku?'"Hahaha, sepertinya nona kebingungan. Tentu saja saya tahu tentang Nona, karena Nona adalah istri sahabat saya. Kenalkan, saya Aidan," ucap lelaki itu seraya menyodorkan tangannya.Damay mengangguk, tapi tak membalas uluran tangannya. Ia hanya menangkupkan tangannya di depan dada. "Oh, maaf Mas Aidan. Tapi Mas Saga sudah berangkat ke kantor. Mungkin nan

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   202. Terorganisir

    Saga mengangguk. "Hmmm .... Jadi yang semalam telepon itu nomornya dia.""Oalah, terus?"Saga melirik arloji yang melingkar di tangannya. "Katanya dia mau datang ke sini. Mungkin sore nanti. Dia ingin bertemu, tapi aku tidak tahu apakah itu ide yang bagus?"Damay terdiam sejenak melihat suaminya yang tengah bingung. "Ya udah yuk, kita sarapan dulu! Makanannya udah siap lho, Mas pasti suka!" ajak Damay mengalihkan perhatiannya.Sagara mengangguk. Mereka menikmati makan bersama sebelum akhirnya Pak Tom memberi tahu agar Saga segera datang ke kantor karena ada meeting darurat."Ya, aku segera datang!" ujar Sagara di ujung telepon. Ia meletakkan ponselnya ke dalam saku lalu berpamitan dengan sang istri."Sayang, aku berangkat dulu ya!""Hmmm, iya mas, semoga pekerjaanmu lancar," ucap Damay sambil tersenyum manis.Saga langsung mengecup kening istrinya dengan lembut."Terima kasih, Sayang. Jaga dir

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   201. Sahabat Lama

    “Aku tidak tahu, panggilan dari nomor asing.”"Abaikan saja.""Iya, Mas."Damay mendekat ke arah sang suami lalu menatap Rain yang sudah tertidur kembali di pelukan ayahnya."Dia sudah tidur lagi," ucap Saga sambil tersenyum.Damay tersenyum lalu mengecup pipi mungil Rain. "Hmmm .... cuma Rain aja nih yang dicium? Ayahnya enggak?"Damay menoleh menatap wajah sang suami, ia tertawa pelan. "Untuk ayahnya tidak perlu, kan udah sering!"Saga tersenyum lebar, senang melihat Damay kembali ceria. "Ah, jadi aku harus bersaing dengan baby Rain sekarang, ya?" gurau Saga sambil menggoda.Damay tertawa kecil, lalu mendekatkan wajahnya pada Saga, memberikan kecupan hangat di pipinya. "Mas," Damay memulai lagi, suaranya sedikit lebih serius"Hmmm, kenapa Sayang?" Saga menatapnya dengan penuh perhatian.Saga menaruh kembali baby Rain dalam boks bayi, setelah Rain tertidur dengan tenang. "

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   200. Hal Tersulit

    Kenangan itu membekas di hati Saga. Sejak saat itu, Pak Jerry menjadi lebih dari sekadar pendamping; dia adalah teman, pengganti figur keluarga yang hilang. Tapi kini, saat nama Pak Jerry disebut dalam masalah besar perusahaan, kenangan itu terasa seperti pisau yang menusuk hati Saga lebih dalam.***Sementara di tempat lain ...Pak Tom pulang ke markas sendirian, disambut oleh anak-anak pilihan. "Akhirnya yang ditunggu-tunggu pulang juga. Pak, saya bawa oleh-oleh liburan buat Pak Tom, Pak Jerry, dan anak-anak," seru Lanang menghampirinya dengan senyum yang lebar. Anak-anak pilihan mengangguk dengan ceria, senyuman tulus terpancar dari binar matanya.Tapi tidak dengan Pak Tom yang ekspresi wajahnya terlihat muram. "Mana Pak Jerry? Kok belum muncul juga? Apa masih di mobil?" tanya Lanang kembali seraya tolah toleh ke belakang."Pak Jerry gak pulang.""Oh, masih ada tugas dari Mas Bos?"Pak Tom menggele

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   199. Flashback

    Damay mematung di tempatnya, memandang Saga dengan tatapan sedih, mencoba memahami ucapan suaminya. Tapi Saga tetap terdiam, hanya menunduk sambil memutar cangkir kopinya yang sudah dingin.Baby Rain bergerak sedikit, gumaman lembut suara bayi terdengar samar. Damay menoleh, tatapannya beralih ke sosok mungil itu sejenak, lalu kembali ke Saga. Ia meraih pundaknya perlahan, mencoba memecahkan kebekuan di antara mereka.“Mas,” bisiknya, suaranya nyaris pecah. “Kenapa bilang Pak Jerry terlibat? Apa ada bukti?”Saga mengangkat wajahnya, mata merahnya bertemu dengan tatapan istrinya. Ia membuka mulut, namun tak ada kata-kata yang keluar. Hanya napas berat yang terdengar, mengisi ruang yang terasa semakin sempit.“Semua datanya mengarah ke dia,” gumamnya akhirnya, pelan, nyaris tak terdengar. Jari-jarinya mengusap wajahnya yang penuh kelelahan. “Aku nggak bisa mengerti… bagaimana bisa? Aku selalu percaya sama dia, Damay. Aku selalu melihat dia seba

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   198. Hilang Kepercayaan

    Pak Jerry membuka mulutnya, tapi tidak ada kata-kata yang keluar. Tubuhnya sedikit gemetar, ia menatap Saga, Pak Tom serta Pak Riko bergantian, tatapan matanya tampak berkaca-kaca. “Saya… saya tidak tahu apa-apa, Pak. Seseorang pasti menyabotase saya.” Saga tidak berkata apa-apa, hanya menatapnya tajam. Hening di ruangan itu begitu tegang, hingga detik jam dinding terdengar seperti pukulan palu. “Pak Riko,” ujar Saga akhirnya, tanpa melepaskan tatapannya dari Pak Jerry, “amankan semua akses Pak Jerry. Jangan biarkan dia menyentuh sistem apa pun sampai kita tahu kebenarannya. Dan Pak Jerry…” Dia mendekat, suaranya rendah tapi dingin. “Kalau Bapak benar-benar tidak bersalah, buktikan. Tapi kalau Bapak berbohong…” Saga berhenti sejenak, matanya menyipit. “Bapak tahu akibatnya.” Pak Jerry tertunduk. "Pak Bos, Anda tahu sendiri, saya sudah mengabdi pada Pak Bos dan perusahaan ini bukan satu tahun dua tahun, tapi lebih dari itu.

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   197. Kabar baik dan buruk

    “Pak Saga, kami punya kabar baik dan buruk,” suara Pak Riko terdengar tergesa-gesa di ujung telepon.“Apa itu?” “Kabar baiknya, kami berhasil melacak sebagian besar transaksi ilegal itu. Kami menemukan aliran dana mengarah ke sebuah akun di luar negeri. Tapi buruknya, ada indikasi bahwa pelaku masih memiliki akses ke beberapa sistem kami. Kami menduga mereka sedang menunggu momen berikutnya untuk menyerang.”Saga mengerutkan kening. “Sudahkah kalian memutus semua akses yang mencurigakan?”“Sudah, Pak, tapi pelaku ini sangat terampil. Mereka bisa menggunakan backdoor lain kapan saja. Kami juga mencurigai adanya aktivitas mencurigakan dari beberapa karyawan yang memiliki akses tinggi.”Saga terdiam sesaat. Curiga ini semakin menguatkan dugaan adanya orang dalam yang terlibat.“Baik,” katanya akhirnya. “Saya akan segera ke kantor. Pastikan semua data cadangan aman dan awasi aktivitas siapa pun yang mencurigakan. Jangan ambil risiko

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   196. Terlalu Berat

    Damay tersenyum tipis, matanya tak lepas dari wajah Saga. Dia tahu, meski suaminya mengatakan akan terus berjuang, ada sesuatu yang belum sepenuhnya lepas dari pikirannya. “Mas,” bisiknya sambil menyandarkan kepala di bahu Saga, “kalau terlalu berat, Mas bisa ceritakan semuanya ke aku. Aku mungkin nggak bisa bantu banyak, tapi aku selalu ada untuk Mas.” Saga terdiam, tatapannya masih pada Baby Rain. Detik-detik berlalu tanpa jawaban, sampai akhirnya dia berbicara, pelan tapi tegas. “Di kantor tadi, kami diserang. Sistem keuangan kita diretas. Uang perusahaan hilang dalam hitungan menit, dan datanya sekarang dienkripsi. Mereka meminta tebusan.” Damay membeku. Tubuhnya kaku sesaat, tapi dia berusaha tetap tenang. “Berapa yang hilang, Mas?” Saga menghela napas panjang, pandangannya jatuh ke lantai. “Dua puluh lima miliar,” jawabnya lirih. “Dan aku curiga ada orang dalam yang terlibat.” Damay menut

DMCA.com Protection Status