Share

156. Kontraksi

Penulis: TrianaR
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-03 20:04:08

Part 83B

*

Sudah dari pagi, Mega sibuk membantu ibunya, membuat aneka gorengan dan membantu membuat bumbu masakan.

Sesekali ia berdiri sembari mengelus pinggangnya yang makin hari makin gampang terasa pegal. Perut buncitnya pun kali ini terasa begitu kencang.

Ia mengembuskan napas panjangnya seolah mengeluarkan rasa penatnya. Mendadak ia merasa sangat sedih mengingat takdir hidupnya. Hamil tanpa suami membuat hatinya terasa perih.

Mega menggelengkan kepalanya, mencoba menepis rasa kesal dan sedih yang menggerogoti pikirannya.

'Hidup kenapa terasa berat sekali. Bagaimana kalau anak ini lahir tanpa seorang ayah? Ah, kenapa aku harus memilih laki-laki yang salah. Kalau tau begini, dari awal aku gak bakal mau sama dia! Meski sudah berbulan-bulan berlalu, tapi dada ini rasanya masih sesak,' curhatnya dalam hati.

Tanpa terasa bulir bening yang sedari tadi ia tahan akhirnya luruh juga.

"Astaghfirullah, Mbak! Mbak Meg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   157. Melahirkan

    Part 84Mega masih kesakitan memegangi perutnya. "Bu, sakiiiit Bu, rasanya gak kuat ... Sakiiit banget, Bu .....""Nak jangan bilang begitu, istighfar, Nak. Kamu pasti kuat, kamu pasti bisa melewati ini. Sabar sebentar lagi ya, kita akan ke rumah sakit. Ibu akan tutup warung dan nyiapin semuanya. Kamu tahan dulu ya, Nak."Mega hanya mengangguk pelan, ia masih menahan rasa sakit itu, keringat di dahinya mulai bercucuran.Sedangkan Bu Siti berlari panik ke depan, ia bilang ke para pembeli bahwa warung akan segera ditutup. Para tetangga hanya saling berbisik."Kayaknya si Mega mau lahiran tuh! Duh kasihan banget udah hamil besar masih disuruh masak terus," celetuk salah seorang tetangga."Ya ampun kasihan sih si Mega, cuma mau anterin juga naik apa? Masa pake motor?""Mobil siaga dimana?""Lagi dipake sama keluarganya Pak Dadang, di bawa ke rumah sakit."Mereka terus saling berbicara dan hanya bisa menat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   158. Cahaya Aisyah

    Part 84BMomen itu diwarnai dengan kebahagiaan dan rasa syukur, menandai awal baru bagi keluarga kecil mereka.Lanang keluar dari ruangan lalu menelepon Bosnya, Saga.Saga menjawab dengan suara penuh perhatian, "Halo, Mas Lanang. Bagaimana kabarnya? Apakah semuanya berjalan lancar? Ada masalah apa di pekerjaan?"Lanang tersenyum dengan wajah berbinar. "Alhamdulillah, Mas Bos. Semuanya berjalan lancar. Tidak ada masalah apa-apa, Mas Bos. Saya cuma mau beri tahu kabar baik.""Ya? Kabar tentang apa?""Mega baru saja melahirkan seorang bayi perempuan yang sehat. Alhamdulillah persalinannya berjalan dengan lancar."Saga ikut lega mendengarnya. "Jadi, Mega sudah melahirkan?" tanyanya"Iya, Mas Bos.""Alhamdulillah. Itu berita yang sangat menggembirakan. Bagaimana dengan Mega dan bayinya?""Mega dan bayinya dalam keadaan baik-baik saja," kata Lanang."Syukurlah kalau begitu. Saya akan memberi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   159. Perhatian

    Part 85 Pukul 22.00 WIB, di Rumah Sakit ... "Nak Lanang, kamu gak pulang?" tanya Bu Siti. Ia sudah berkali-kali menanyakan hal yang sama, tapi jawabannya pun tetap sama. "Saya ingin di sini, Bu, jagain Mbak Mega, Cahaya dan juga ibu." "Tapi, kami takut merepotkanmu." Lanang tersenyum. "Sama sekali tidak. Kalau lihat ibu aku jadi ingat ibuku di kampung. Jadi, aku sudah anggap ibu dan Mbak Mega sebagai keluargaku." Mega yang tengah berbaring menoleh, mendengar pembicaraan mereka. "Tapi besok bukannya Mas Lanang kerja ya?" Mega ikut nimbrung. "Tenang saja, Mbak. Tadi aku sudah izin sama Mas Bos, Pak Tom dan juga Pak Jerry untuk ambil libur dulu." "Kami sangat berterima kasih atas semua bantuan dan perhatianmu." Lanang mengangguk dan memperhatikan keadaan sekelilingnya. "Mbak Mega dan ibu istirahat saja. Saya izin tunggu di luar."

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   160. Lapar Tengah Malam

    Part 85B"Mas, mas, banguuun!" Damay menggoyangkan lengan Saga yang tengah memeluk tubuhnya."Mas, bangun!" Kali ini Damay mencubit pipi suaminya dengan gemas.Saga mengerjapkan matanya pelan. Lalu meregangkan tubuhnya sejenak. Ia kembali menatap sang istri yang masih terbaring manja."Emang ini jam berapa kamu membangunkanku hmm?" Ia menatap jam dinding, waktu masih menunjukkan pukul dua belas malam"Mas, aku lapar," ujar Damay kemudian."Lapar? Jam segini?"Damay mengangguk cepat. "Iya, aku lapar lagi, Mas."Saga mengernyitkan dahi sejenak sebelum tersenyum. “Baiklah, kalau begitu kita cari sesuatu yang bisa memuaskan rasa laparmu. Apa yang kamu inginkan? Aku bisa membuatkan sesuatu atau kita bisa keluar sebentar.”Damay menggeleng pelan. Tidak usah masak, Mas, tidak perlu keluar rumah juga.""Terus?""Aku pengin makan buah-buahan, Mas. Sepertinya ada buah-buahan yang masih tersisa d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   161. Jatuh Cinta

    Part 85C"Eh? Kok---""Hahaha, tenang Mas Lanang kami tau kok. Mas Lanang sedang jatuh cinta ya sama Mbak Mega?" ledeknya lagi.Lanang mengerutkan dahinya. "Kok Pak Jerry nyangka begitu?""Haha ya iyalah, semua juga pasti bakal nyangka Mas Lanang sedang jatuh cinta sama Mbak Mega. Lagi pula mas Lanang effort banget, tiap hari ke sana seolah ingin bertemu pujaan hati. Terus kemarin-kemarin juga sigap banget pas Mbak Mega mau lahiran, udah kayak suaminya aja siap siaga. Hahay."Lanang merasa wajahnya memanas mendengar godaan Pak Jerry. "Pak Jerry, itu semua cuma karena aku peduli. Mbak Mega lagi butuh dukungan, jadi aku hanya mencoba membantu sebisa mungkin."Pak Jerry tersenyum nakal. "Peduli sih peduli, tapi kalau terus-terusan seperti itu, bisa-bisa orang-orang mulai berpikir lain. Lagipula, Mas Lanang juga lagi galau kan?" Lanang tertawa kecil, mencoba mengalihkan perhatian. "Mungkin aku cuma merasa bertanggung jawab.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   162. Ungkapan

    Part 86"Mbak Mega, aku ingin sekali menjadi bagian dari hidup Mbak Mega dan Cahaya. Aku ingin melanjutkan hubungan kita ke level yang lebih serius. Aku ingin menikahi, Mbak Mega. Aku juga ingin menjadi ayah bagi Cahaya, memberikan kasih sayang dan dukungan yang ia butuhkan."Mega terkejut dan terdiam sejenak, mencoba mencerna apa yang baru saja diucapkan Lanang."Mas Lanang, ini... maksudnya, kamu ingin menjadi ayah untuk Cahaya?" "Iya," jawab Lanang dengan tegas. "Aku ingin menjalani kehidupan bersama kalian, berbagi tanggung jawab, dan memberikan kasih sayang yang layak untuk Cahaya. Aku tahu ini adalah langkah besar dan aku siap untuk itu."Matanya berkaca-kaca, dan perasaannya campur aduk jadi satu antara rasa haru dan juga bingung."Aku sangat menghargai dan terharu dengan perasaan Mas Lanang," jawab Mega akhirnya, suaranya bergetar. "Tapi, Mas tahu sendiri kan kondisiku seperti ini? Cuma janda dengan seorang anak, keluarg

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   163. Pendarahan

    Part 86B"Sayang, kamu mau kemana udah cantik dan rapi begitu?" tanya Saga saat melihat istrinya sudah cantik. Gamis warna abu-abu membalut tubuhnya yang sudah tak ramping lagi. Penampilannya kali ini meski sederhana tapi tampak elegan. Ia juga membawa tas kecil yang dicangklongkan di lengannya."Mas, kita ke toko kue Aksara yuk!" ajak Damay dengan nada manja."Lho, kamu mau kue? Biasanya bikin sendiri?""Bukan hanya ingin kue, tapi aku juga pengin ketemu Dewi dan teman-teman di sana. Sudah lama aku gak ketemu mereka."Saga tersenyum, tampak senang dengan rencana istrinya. "Oh, jadi kamu ingin reuni kecil dengan Dewi dan teman-teman, ya? Baiklah, kalau begitu, ayo kita pergi ke toko kue Aksara!"Istrinya tersenyum lebar. "Iya, aku kangen mereka, Mas. Aku juga ingin mendengar kabar terbaru dari mereka dan berbagi cerita."Saga meraih tangan istrinya dan mereka berjalan menuju mobil. "Kita bisa bawa beberapa kue

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   164. Hancur

    Part 87 Saga merasa dunianya runtuh seketika. "Tapi… bagaimana mungkin aku harus memilih antara keduanya? Istri dan bayi kami sama-sama penting!" Dokter memandang Saga dengan penuh empati. "Kami tahu ini sangat sulit. Namun, pendarahan yang terjadi sangat serius dan membutuhkan tindakan segera. Kami butuh persetujuan Anda sekarang juga." Saga tak bisa berkata-kata, tatapannya kosong. Ia mencoba menenangkan diri dengan berpegangan pada kursi, berpikir dengan keras tentang keputusan yang harus segera diambil. Ia menghela napas dalam-dalam lalu menatap dokter dengan pandangan berkaca-kaca. "Selamatkan Damay, selamatkan istriku, dokter. Aku tahu ini sangat berat, tapi dia sudah berjuang keras dalam kehamilan ini. Dan semoga saja ada keajaiban, bayi kami bisa diselamatkan," ujar Saga dengan nada gemetar. Perasaannya mendadak kelu. Tanpa terasa bulir bening itu lolos begitu saja dari pelupuk matanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07

Bab terbaru

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   204. Makan Malam

    Sementara itu ...Di kantor, ponsel Saga kembali bergetar. Ia mengambilnya dan membaca pesan itu. Alisnya sedikit berkerut.Dia mengetik balasan dengan hati-hati.[Aidan, aku masih banyak pekerjaan. Nanti aku kabari lagi, ya.]Pesan terkirim. Tapi tak sampai lima menit, balasan dari Aidan masuk lagi.[Bro, nggak ada alasan untuk nggak luangin waktu buat sahabat lama. Lagian, aku sudah pesan meja di restoran favoritku. Aku janji, cuma makan santai kok. Kamu bisa bawa istri dan anak kamu. Aku penasaran lihat keluarga bahagiamu.]Saga menghela napas panjang. Ada sesuatu tentang Aidan yang selalu sulit ia tolak. Ia menutup matanya sejenak, lalu mengetik balasan.[Baiklah, aku akan datang. Tapi jangan buat kejutan aneh-aneh.]Balasan dari Aidan langsung muncul hanya beberapa detik kemudian.[Hahaha, tenang aja, Bro. Aku cuma mau ngobrol dan nostalgia. Nggak sabar ketemu kalian semua!][Kirim lokasi

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   203. Kedatangan Tak Terduga

    "Maaf cari siapa ya?"Pria itu tersenyum lebar, senyuman yang tampaknya ingin mencairkan suasana. “Damay, kan?""Anda mengenal saya?"Pria itu tertawa. "Tentu saja. Bukankah kita pernah bertemu di Rumah Sakit Korea beberapa hari yang lalu? Nona yang mengembalikan dompet saya."Deg! Damay mulai mengingat insiden di RS kala itu. 'Jadi dia pria yang dompetnya jatuh? Kenapa penampilannya berbeda sekali?'Bukan hanya penampilan fisik tapi juga perangainya. Pria yang ada di hadapannya kini terlihat lebih ramah dan bersahabat, tak seperti waktu itu yang terlihat dingin dan kaku.'Lalu untuk apa dia datang ke sini dan kenapa bisa mengenalku?'"Hahaha, sepertinya nona kebingungan. Tentu saja saya tahu tentang Nona, karena Nona adalah istri sahabat saya. Kenalkan, saya Aidan," ucap lelaki itu seraya menyodorkan tangannya.Damay mengangguk, tapi tak membalas uluran tangannya. Ia hanya menangkupkan tangannya di depan dada. "Oh, maaf Mas Aidan. Tapi Mas Saga sudah berangkat ke kantor. Mungkin nan

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   202. Terorganisir

    Saga mengangguk. "Hmmm .... Jadi yang semalam telepon itu nomornya dia.""Oalah, terus?"Saga melirik arloji yang melingkar di tangannya. "Katanya dia mau datang ke sini. Mungkin sore nanti. Dia ingin bertemu, tapi aku tidak tahu apakah itu ide yang bagus?"Damay terdiam sejenak melihat suaminya yang tengah bingung. "Ya udah yuk, kita sarapan dulu! Makanannya udah siap lho, Mas pasti suka!" ajak Damay mengalihkan perhatiannya.Sagara mengangguk. Mereka menikmati makan bersama sebelum akhirnya Pak Tom memberi tahu agar Saga segera datang ke kantor karena ada meeting darurat."Ya, aku segera datang!" ujar Sagara di ujung telepon. Ia meletakkan ponselnya ke dalam saku lalu berpamitan dengan sang istri."Sayang, aku berangkat dulu ya!""Hmmm, iya mas, semoga pekerjaanmu lancar," ucap Damay sambil tersenyum manis.Saga langsung mengecup kening istrinya dengan lembut."Terima kasih, Sayang. Jaga dir

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   201. Sahabat Lama

    “Aku tidak tahu, panggilan dari nomor asing.”"Abaikan saja.""Iya, Mas."Damay mendekat ke arah sang suami lalu menatap Rain yang sudah tertidur kembali di pelukan ayahnya."Dia sudah tidur lagi," ucap Saga sambil tersenyum.Damay tersenyum lalu mengecup pipi mungil Rain. "Hmmm .... cuma Rain aja nih yang dicium? Ayahnya enggak?"Damay menoleh menatap wajah sang suami, ia tertawa pelan. "Untuk ayahnya tidak perlu, kan udah sering!"Saga tersenyum lebar, senang melihat Damay kembali ceria. "Ah, jadi aku harus bersaing dengan baby Rain sekarang, ya?" gurau Saga sambil menggoda.Damay tertawa kecil, lalu mendekatkan wajahnya pada Saga, memberikan kecupan hangat di pipinya. "Mas," Damay memulai lagi, suaranya sedikit lebih serius"Hmmm, kenapa Sayang?" Saga menatapnya dengan penuh perhatian.Saga menaruh kembali baby Rain dalam boks bayi, setelah Rain tertidur dengan tenang. "

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   200. Hal Tersulit

    Kenangan itu membekas di hati Saga. Sejak saat itu, Pak Jerry menjadi lebih dari sekadar pendamping; dia adalah teman, pengganti figur keluarga yang hilang. Tapi kini, saat nama Pak Jerry disebut dalam masalah besar perusahaan, kenangan itu terasa seperti pisau yang menusuk hati Saga lebih dalam.***Sementara di tempat lain ...Pak Tom pulang ke markas sendirian, disambut oleh anak-anak pilihan. "Akhirnya yang ditunggu-tunggu pulang juga. Pak, saya bawa oleh-oleh liburan buat Pak Tom, Pak Jerry, dan anak-anak," seru Lanang menghampirinya dengan senyum yang lebar. Anak-anak pilihan mengangguk dengan ceria, senyuman tulus terpancar dari binar matanya.Tapi tidak dengan Pak Tom yang ekspresi wajahnya terlihat muram. "Mana Pak Jerry? Kok belum muncul juga? Apa masih di mobil?" tanya Lanang kembali seraya tolah toleh ke belakang."Pak Jerry gak pulang.""Oh, masih ada tugas dari Mas Bos?"Pak Tom menggele

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   199. Flashback

    Damay mematung di tempatnya, memandang Saga dengan tatapan sedih, mencoba memahami ucapan suaminya. Tapi Saga tetap terdiam, hanya menunduk sambil memutar cangkir kopinya yang sudah dingin.Baby Rain bergerak sedikit, gumaman lembut suara bayi terdengar samar. Damay menoleh, tatapannya beralih ke sosok mungil itu sejenak, lalu kembali ke Saga. Ia meraih pundaknya perlahan, mencoba memecahkan kebekuan di antara mereka.“Mas,” bisiknya, suaranya nyaris pecah. “Kenapa bilang Pak Jerry terlibat? Apa ada bukti?”Saga mengangkat wajahnya, mata merahnya bertemu dengan tatapan istrinya. Ia membuka mulut, namun tak ada kata-kata yang keluar. Hanya napas berat yang terdengar, mengisi ruang yang terasa semakin sempit.“Semua datanya mengarah ke dia,” gumamnya akhirnya, pelan, nyaris tak terdengar. Jari-jarinya mengusap wajahnya yang penuh kelelahan. “Aku nggak bisa mengerti… bagaimana bisa? Aku selalu percaya sama dia, Damay. Aku selalu melihat dia seba

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   198. Hilang Kepercayaan

    Pak Jerry membuka mulutnya, tapi tidak ada kata-kata yang keluar. Tubuhnya sedikit gemetar, ia menatap Saga, Pak Tom serta Pak Riko bergantian, tatapan matanya tampak berkaca-kaca. “Saya… saya tidak tahu apa-apa, Pak. Seseorang pasti menyabotase saya.” Saga tidak berkata apa-apa, hanya menatapnya tajam. Hening di ruangan itu begitu tegang, hingga detik jam dinding terdengar seperti pukulan palu. “Pak Riko,” ujar Saga akhirnya, tanpa melepaskan tatapannya dari Pak Jerry, “amankan semua akses Pak Jerry. Jangan biarkan dia menyentuh sistem apa pun sampai kita tahu kebenarannya. Dan Pak Jerry…” Dia mendekat, suaranya rendah tapi dingin. “Kalau Bapak benar-benar tidak bersalah, buktikan. Tapi kalau Bapak berbohong…” Saga berhenti sejenak, matanya menyipit. “Bapak tahu akibatnya.” Pak Jerry tertunduk. "Pak Bos, Anda tahu sendiri, saya sudah mengabdi pada Pak Bos dan perusahaan ini bukan satu tahun dua tahun, tapi lebih dari itu.

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   197. Kabar baik dan buruk

    “Pak Saga, kami punya kabar baik dan buruk,” suara Pak Riko terdengar tergesa-gesa di ujung telepon.“Apa itu?” “Kabar baiknya, kami berhasil melacak sebagian besar transaksi ilegal itu. Kami menemukan aliran dana mengarah ke sebuah akun di luar negeri. Tapi buruknya, ada indikasi bahwa pelaku masih memiliki akses ke beberapa sistem kami. Kami menduga mereka sedang menunggu momen berikutnya untuk menyerang.”Saga mengerutkan kening. “Sudahkah kalian memutus semua akses yang mencurigakan?”“Sudah, Pak, tapi pelaku ini sangat terampil. Mereka bisa menggunakan backdoor lain kapan saja. Kami juga mencurigai adanya aktivitas mencurigakan dari beberapa karyawan yang memiliki akses tinggi.”Saga terdiam sesaat. Curiga ini semakin menguatkan dugaan adanya orang dalam yang terlibat.“Baik,” katanya akhirnya. “Saya akan segera ke kantor. Pastikan semua data cadangan aman dan awasi aktivitas siapa pun yang mencurigakan. Jangan ambil risiko

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   196. Terlalu Berat

    Damay tersenyum tipis, matanya tak lepas dari wajah Saga. Dia tahu, meski suaminya mengatakan akan terus berjuang, ada sesuatu yang belum sepenuhnya lepas dari pikirannya. “Mas,” bisiknya sambil menyandarkan kepala di bahu Saga, “kalau terlalu berat, Mas bisa ceritakan semuanya ke aku. Aku mungkin nggak bisa bantu banyak, tapi aku selalu ada untuk Mas.” Saga terdiam, tatapannya masih pada Baby Rain. Detik-detik berlalu tanpa jawaban, sampai akhirnya dia berbicara, pelan tapi tegas. “Di kantor tadi, kami diserang. Sistem keuangan kita diretas. Uang perusahaan hilang dalam hitungan menit, dan datanya sekarang dienkripsi. Mereka meminta tebusan.” Damay membeku. Tubuhnya kaku sesaat, tapi dia berusaha tetap tenang. “Berapa yang hilang, Mas?” Saga menghela napas panjang, pandangannya jatuh ke lantai. “Dua puluh lima miliar,” jawabnya lirih. “Dan aku curiga ada orang dalam yang terlibat.” Damay menut

DMCA.com Protection Status