แชร์

BAB 106 SAMPAI RUMAH

Perjalanan darat terasa singkat karena bersama keluarga besar. Menuju rumah masa kecil itu, jantung ini berdebar tak karuan dan semakin kencang. Seperti akan terjadi sesuatu yang mengejutkan.

Suasananya masih sama, terasa sejuk dan mendinginkan hati. Pepohonan pun masih saja setia berdiri di tepi jalan seolah ingin memberikan kesejukan tersendiri pada semua makhluk hidup yang tengah melintas di depannya.

Kendaraan berhenti tepat di depan rumah, keadaannya pun masih sama. Sejuk dan sedap dipandang mata karena pohon rindang yang berdiri gagah ini melindungi panas yang terik dari matahari. Meskipun terlihat sangat kotor karena ditinggal si empunya keluar pulau hampir dua Minggu, tapi rumah Ayah masih terlihat sejuk.

"Ini rumah Ayah, ayo, turun!" ajak Ayah pada Mas Bima, Mbak Lilik dan Mas Aldi.

"Sejuk, ya," ujar Arifin, anak sulung Mas Bima.

Semua mengangguk menyetujui apa yang dikatakan anak lelaki yang sudah beranjak remaja itu. Dia melangkah lebih awal dari kami, melihat ke samping de
บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อเรื่องนี้บน Application

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด

DMCA.com Protection Status