Beranda / Pernikahan / SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA / bab 74. Memulai Penyelidikan

Share

bab 74. Memulai Penyelidikan

Penulis: ananda zhia
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-17 11:32:21

Beberapa saat sebelumnya,

Ponsel Aksara berdering berulangkali saat dia sedang dalam perjalanan pulang dari rumah sakit.

Untung lelaki muda itu mengenakan headset bluetooth dan dia segera menerima panggilan telepon dari ibunya.

"Halo, Ma."

"Halo, Aksa. Dimana kamu sekarang?"

"Perjalanan pulang dari rumah sakit. Ada apa?

"Segera ke rumah nenek sekarang. Mama tunggu, ya. Ada yang harus kita bicarakan."

"Oke siap. Apa Nova sudah kesana?"

"Katanya Nova nggak bisa kesini. Dia ada acara bedah buku sekaligus pertemuan dengan produser yang hendak mengadopsi karyanya dalam bentuk film layar lebar."

Aksara menepuk jidatnya. "Oh ya. Aksa lupa. Baiklah, Aksa langsung ke rumah nenek."

Baru saja Aksara mengakhiri panggilan telepon nya saat mendadak Mutia menelepon nya.

"Halo, Honey," sapa Aksara riang.

Hening sejenak lalu terdengar tawa renyah. "Dasar dokter tukang nggombal! Nanti malam jadi apa tidak rencana makan malam kita, Mas?" tanya Mutia.

"Hm, nah itu dia. Nanti malam menyusul ya infon
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 75. Herman Meninggal

    Semua orang terkejut melihat ponsel yang terjatuh. Mawar memungut ponsel yang sudah mati itu. Keningnya berkerut. Dia tidak pernah melihat ponsel itu selama pernikahan nya. "Apa mas Andi tidak membawa hp ketika pergi, Ma?""Sepertinya bawa kok. Tapi tidak bisa dihubungi.""Kalau begitu coba Tante isi ulang ponsel yang ma ti ini. Mungkin saja ada petunjuk setelah dinyalakan."Ambar menerima ponsel dari Mawar, lalu mengisi meraih beberapa charger yang teronggok di atas meja kerja. Mencari charger yang cocok untuk ponsel itu. "Astaga, lihat ini, Mas Aksa!" seru Mutia seraya menunjukkan tulisan di buku harian milik Andi. Mawar dan Andi segera mendekat ke arah Mutia dan melihat isi buku yang sedang dipegang olehnya. Sebenarnya dalam hati Mawar dan Andi merasa heran karena selama ini mereka tidak pernah tahu Andi menulis buku harian. Dan mereka baru mengerti isi buku setelah membacanya bahwa buku itu berisikan rencana balas dendam Andi pada Herman. Mawar mendelik membaca buku itu. "Jad

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-17
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 76. Ada yang Berbeda

    Beberapa saat sebelumnya,Damar berlari kencang keluar dari hutan menuju ke arah jalan raya. Sampai disana dia melihat truk yang sedang melaju. Dengan cepat Damar memberhentikan truk yang sedang melaju itu. Tapi lelaki itu terkejut saat melihat siapa yang mengendarai truk dihadapannya. "Dedi?""Damar?" tanya Dedi tercengang saat Damar dengan menenteng kopernya menaiki truknya. "Kamu kok di sini sih?" sambung Dedi heran. Damar mengacungkan telunjuknya ke mulut nya sendiri."Ssstt! Jangan ngomong apa-apa dulu! Sekarang bawa aku sejauh mungkin dari tempat ini. Nanti aku jelaskan apa yang terjadi. Kalau bisa antar aku ke tempat yang tersembunyi dan tidak mungkin ketahuan orang."Dedi mengerutkan keningnya. "Kamu kenapa sih? Kayak orang yang baru saja melakukan tindak kriminal aja. Kamu nggak habis membunuh orang kan?" tanya Dedi dengan beruntun. "Haduh, nggak. Aman! Percaya sama aku! Nanti kamu akan kuberikan uang lima ratus juta cash kalau menolong ku! Aku janji!" seru Damar sangat m

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-19
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 77. Damar Mendekati Mutia

    Aksara menghela nafas panjang. Dia dan Novela adalah saudara kembar identik. Jadi bukannya dia tidak bisa merasakan apa yang dirasakan oleh kembaran nya sekarang. Kehilangan ayah dan sikap Ridho yang mulai berubah pada Novela pasti adalah alasan yang membuat gadis itu mengurung diri di kamar terus menerus. "Nov, ada hal yang harus kamu ketahui tentang kema tian papa dan kema tian om Herman. Semua itu berhubungan," sahut Aksara tegas. Dia sudah tidak kuat untuk menutup-nutupi fakta ini sesuai perintah ibunya. Novela yang sedang duduk memeluk lutut di kasur besarnya sontak berdiri dan seperti bergerak sendiri, tubuhnya berjalan mendekat ke arah pintu dan membukanya. Tampak wajah Aksara yang penuh kesedihan muncul di hadapannya saat pintu terbuka. "Apa kamu serius dengan apa yang kamu katakan tadi, Aksa?""Tentu. Saat kamu sedang ada acara bedah novel dan pertemuan dengan produser di ibukota, ada hal buruk yang terjadi, Nov.""Ceritakan secara lengkap dan detail, Aksa. Aku ingin mende

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-19
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 78. Damar Vs Preman

    Mutia terkejut dan seketika melihat ke arah suara. "Mas Damar?""Iya, ini aku!" seru Damar mendekat ke arah Mutia yang kedua tangannya masih dipegangi oleh kedua preman. "Heh, siapa kamu? Jangan mengganggu kesenangan kami!" sembur salah satu preman. Kedua preman yang sedang terkapar karena kesakitan setelah organ intimnya ditendang dan mata mereka yang masih pedih, segera berdiri dan mengucek mata."Pergilah dan biarkan kami dengan gadis ini!" "Iya. Jangan ganggu urusan kami dengan gadis ini!"Kedua preman mulai memasang kuda-kuda. Sedangkan kedua preman yang lain masih memegang tangan Mutia dengan erat. Damar pun memasang kuda-kuda penyerangan. "Sekali lagi kuperingatkan. Pergi kamu dari sini!!!" seru salah seorang preman. Damar menatap keempat preman dengan pandangan tajam. "Tidak! Justru kalian yang harus pergi! Dasar laki-laki toksik!""Apa kamu bilang?!! Kurang aj*r!! Hiyaaatttt!!" Salah seorang preman seperti terprovokasi oleh kata-kata Damar dan menyerang maju ke arah m

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-21
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 79. Adu Siasat

    Mutia tercengang mendengar kata-kata Damar. Setahu Mutia, saat dia terakhir bertemu dengan Damar, Damar dan ibunya sedang mengemis di jalan. Mendadak sebuah ide melintas di kepala Mutia. Diam-diam dia ingin menyelidiki apakah ada hubungan motor nya yang terkena paku dengan kedatangan Damar, ataukah hanya murni sebuah kebetulan saja. Sekaligus Mutia ingin tahu bagaimana mungkin Damar bisa menjadi kaya dalam waktu singkat. "Ya sudah. Ayo, Mas."Mutia berjalan mengikuti langkah Damar memasuki mobilnya dengan waspada. Begitu masuk ke dalam mobil, langsung tercium aroma wangi yang menyergap hidung Mutia. Damar menyalakan mesin dan AC mobil nya. Keheningan menyergap sesaat. "Apa kabarmu, Mutia? Aku tidak sengaja lewat daerah sini saat bermaksud menengok kost-an ku di timur jalanan ini," ujar Damar tanpa diminta. "Alhamdulillah, baik. Sekali lagi aku mengucap kan terimakasih padamu karena telah menolong ku, Mas," sahut Mutia tersenyum. "Yah, sudah kewajiban ku kan menolong kamu, Mut.""O

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-21
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 80. Rencana Cadangan

    Beberapa saat sebelumnya, firasat Mutia yang mengatakan bahwa ada yang aneh dalam diri Damar, membuatnya mempunyai sebuah ide. Mulai dari pertemuan mereka hingga cerita Damar tentang orang yang memberikan kepercayaan pada Damar untuk mengelola tiga bentuk usahanya membuat Mutia sangat meragukan keterangan mantan suaminya itu. Maka dari itu dia meminta Damar untuk mampir ke apotik terdekat dengan alasan membeli obat merah dan plester untuk Damar padahal Mutia juga membeli obat tidur. Untung saja Damar tidak ikut masuk ke dalam apotik, dan bersedia menunggu di mobil. Sesampainya di kos miliknya Mutia segera turun dari mobil Damar dan menuju ke kamarnya. Mutia yang beralasan mengisi ulang ponselnya ternyata menelepon Aksara. "Halo, apa kamu sibuk, Mas?" tanya Mutia terdengar panik. "Baru saja jalan ke klinik. Mau praktek di klinik. Kenapa, Mut?""Aku bertemu dengan mas Damar.""Astaga, Damar mantan suami kamu itu?""Iya. Dan kejadian nya sangat aneh, Mas. Apa kamu ada waktu untuk me

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-23
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 81. Diculik Damar

    Damar tersenyum menyeringai. Lalu segera meraih pistol yang memang telah disiapkan nya di pinggang nya lalu mengarahkan nya ke arah para penghuni kos. "Awas, kalian! Berani berteriak atau memanggil polisi, kalian akan kutembak!"Mutia dan warga kos lainnya terhenyak dan terkejut melihat perbuatan Damar. Damar segera melihat ke arah gelas berisi teh dan obat tidur di dekatnya. Lelaki itu dengan cepat mencengkeram bahu Mutia dan menodongkan pistol ke kepala Mutia. "Minum teh itu sampai habis sekarang! Atau kuledakkan kepala kamu!"Mutia terdiam. Sampai matipun dia tidak akan pernah mau minum teh dengan obat tidur itu. Mutia juga berusaha untuk mengulur waktu agar Aksara bisa membujuk Ridho untuk lapor polisi dan membuka kembali kasus adik dan ayahnya. "Heh, kenapa kamu diam, Hah! Kamu tuli, Mut? Minum tehnya atau aku tembak teman kamu ini!"Mutia terkesiap. Dalam hati bertanya-tanya apakah Damar tega menembak beneran. Tapi dia yang menduga Damar melakukan pembunu han terhadap Herman,

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-23
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 82. Menghubungi Polisi

    Aksara dan Ridho sampai di polres dan langsung bertemu dengan Ragil, intel polisi yang juga merupakan teman Ridho. Ragil mendengarkan penuturan Aksara dan Ridho secara sungguh-sungguh. "Baiklah ini harus diselidiki lebih lanjut. Karena masalahnya begitu kompleks, aku tidak bisa menyelesaikan hal ini sendirian. Perlu bantuan dari teman-teman ku yang lain, Dho," seru Ragil. Aksara menangkup kedua tangan Ridho. "Saya mohon tolong temukan Mutia secepatnya. Saya bersedia membayar berapapun agar Mutia ditemukan," sahut Aksara dengan sungguh-sungguh. Ragil menatap ke arah Aksara. "Saya akan melakukan upaya semaksimal mungkin untuk menemukan Bu Mutia. Bapak tenang dulu untuk menjawab beberapa pertanyaan yang akan saya ajukan," sahut Ragil. Lalu tak kemudian Ragil meraih ponsel dan menghubungi seseorang, lalu menjauh dari Aksara dan Ridho. "Halo, Elang darat satu. Cari semua Informasi tentang lelaki bernama Damar Wiryawan dan semua aset dan alamatnya. Saya membutuhkan jawaban secepatnya."

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24

Bab terbaru

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 87. Dilamar dengan Mobil Ambulance (Ending)

    Aksara tampak tampan mengenakan kemeja lengan panjang keemasan dan celana hitam dari bahan drill. Di samping nya tampak Mutia yang berdandan natural dengan gaun selutut warna gold dari bahan perpaduan sifon dan kain tile.Di tempat duduk depan, tampak Riska sedang duduk manis mengenakan gaun dari satin setumit dengan ditemani oleh seorang laki-laki berkebangsaan Australia. Lelaki berambut pirang dan berwajah bule itu terlihat sangat mencintai Riska. Bule itu menggenggam erat tangan Riska lalu menciumnya dengan lembut. "Acara selanjutnya adalah acara yang pasti dinanti-nantikan oleh para undangan, yaitu melempar kan buket bunga kepada para undangan. Diharap semua tamu yang ingin mendapatkan lemparan bunga segera berkumpul di depan pelaminan."Suara pembawa acara membahana dan membuat aula hotel menjadi riuh. Beberapa tamu perempuan dengan bersemangat berkumpul di depan pelaminan dengan wajah harap-harap cemas. Aksara menyenggol Mutia dan memberikan kode pada kekasih nya untuk ikut b

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 86. Pernikahan Novela dan Ridho

    Novela berjalan perlahan memasuki kafe Gardenia. Hatinya berdebar kencang saat melihat laki-laki yang sangat dirindukannya. Sudah beberapa kali Novela mencoba membuka hati dan berkenalan dengan laki-laki lain di selama lebih dari enam bulan ini. Tapi entah kenapa tidak ada yang spesial seperti Ridho. Dan walaupun sudah lama sekali tidak bertemu dengan lelaki itu, Novela tetap masih hafal potongan rambut dan bentuk kepalanya sekalipun dari arah belakang. Novela menghentikan langkahnya sejenak lalu menghela nafas sebelum akhirnya dia maju lagi mendekat ke arah Ridho. "Mas Ridho."Ridho menoleh dan melihat ke arah Novela. Dua pasang mata saling menatap dengan penuh rindu. Dalam diam, tanpa kata, hanya hening di sekitarnya sudah cukup membuat sepasang anak manusia itu tahu bahwa mereka saling mencintai dan saling merindukan. "Kamu sudah datang dari tadi, Mas?" tanya Novela pelan. "Barusan kok. Oh ya, duduk Nov. Aku sudah memesan kan makanan favorit mu. Kwetiau kuah dengan jus jeruk d

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 85. Kematian Damar

    Lalu kedua anggota Intel itu melompat dan membekap mulut dan memukul leher belakang anak buah Damar. "Hmmmph! Hhmphhh!"Kedua anak buah Damar yang sedang berjaga di luar pintu depan lainnya berpandangan. Mereka langsung memahami jika telah terjadi sesuatu yang mencurigakan. Kedua anak buah Damar langsung mencabut pistol dari pinggang mereka dan langsung menuju ke arah semak-semak tempat kedua teman mereka menghilang. Namun baru berjalan beberapa langkah, dua anggota polisi melompat dari arah belakang. Dorrr! Dorrr! Namun sayang sekali kedua anggota polisi yang terakhir hendak melakukan penyergapan, tertembak karena rupanya anak buah Damar lebih dulu menarik pelatuk nya. Kedua anggota polisi itu langsung roboh di atas rerumputan. Kedua anak buah Damar mendelik lalu menodongkan pistol ke arah kepala anggota polisi. "Jangan bergerak! Katakan siapa yang menyuruh kalian!" seru salah seorang anak buah Damar.Salah seorang anak buah Damar lalu menunduk mendekat ke arah salah seorang

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 84. Penggerebekan

    Beberapa saat yang lalu,"Aksa, lokasi mobil pak Damar sudah ditemukan. Dua mobil ada di kota ini. Dan satu mobil di luar kota. Saat ini sedang dikejar oleh Ragil dan anak buahnya."Aksara yang sedang duduk di mobil di samping Ridho yang sedang mengemudikan mobilnya, sontak menoleh ke arah Ridho. "Mas, minta para polisi itu untuk share loct posisi nya sekarang! Ayo kita ikuti mobil polisi itu dan menuju ke tempat Mutia!""Tapi bahaya, Aksa! Biar polisi saja yang mengurus dan menyelamatkan Mutia!""Nggak bisa, Mas! Aku tidak akan bisa makan dan minum dengan tenang kalau belum memastikan Mutia baik-baik saja."Ridho tampak berpikir sejenak. "Tapi mereka bersenjata, apa kamu tidak takut terjadi sesuatu pada diri kamu?" "Aku juga punya senjata, Mas."Aksara menengok jok tengah mobilnya dan berdiri lalu menjulurkan badannya ke belakang untuk mengambil tas olahraga dari dalam nya.Mata Ridho membeliak saat melihat isi tas milik Aksara. Sepasang senjata api lars pendek, pelurunya, stunt g

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 83. Operasi Penyelamatan Mutia

    "Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu itu, Mas! Kamu sudah melakukan banyak hal yang membuat orang lain menderita. Kamu bukan lagi mas Damar yang aku kenal dulu!" seru Mutia tegas. Damar tertawa. "Hahaha, kamu benar sekali, Mutia. Aku memang bukan Damar yang miskin dulu. Damar yang dulu kan nggak punya apa-apa. Tapi lihatlah aku sekarang! Aku punya semuanya! Kamu bisa bahagia kalau menikah dengan ku!"Mutia terdiam sejenak. "Kalau kamu memang kaya, kenapa kamu malah ingin kembali padaku? Kamu kan bisa memilih perempuan lain yang masih gadis, ataupun janda lain yang lebih cantik dan seksi dariku kan banyak? Kenapa harus kembali padaku?! Atau kamu kan bisa kembali pada Larasati?" tanya Mutia. Damar tertawa menyeringai. "Karena aku mencintaimu, Mut!""Jangan bohong, Mas. Kalau kamua mencintaiku, kamu nggak akan selingkuh dengan Larasati! Jadi katakan saja apa alasan dan rencana kamu menculikku sampai melukai teman kosku?""Hm, nggak ada alasan khusus sih. Aku cuma merasa kalau ka

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 82. Menghubungi Polisi

    Aksara dan Ridho sampai di polres dan langsung bertemu dengan Ragil, intel polisi yang juga merupakan teman Ridho. Ragil mendengarkan penuturan Aksara dan Ridho secara sungguh-sungguh. "Baiklah ini harus diselidiki lebih lanjut. Karena masalahnya begitu kompleks, aku tidak bisa menyelesaikan hal ini sendirian. Perlu bantuan dari teman-teman ku yang lain, Dho," seru Ragil. Aksara menangkup kedua tangan Ridho. "Saya mohon tolong temukan Mutia secepatnya. Saya bersedia membayar berapapun agar Mutia ditemukan," sahut Aksara dengan sungguh-sungguh. Ragil menatap ke arah Aksara. "Saya akan melakukan upaya semaksimal mungkin untuk menemukan Bu Mutia. Bapak tenang dulu untuk menjawab beberapa pertanyaan yang akan saya ajukan," sahut Ragil. Lalu tak kemudian Ragil meraih ponsel dan menghubungi seseorang, lalu menjauh dari Aksara dan Ridho. "Halo, Elang darat satu. Cari semua Informasi tentang lelaki bernama Damar Wiryawan dan semua aset dan alamatnya. Saya membutuhkan jawaban secepatnya."

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 81. Diculik Damar

    Damar tersenyum menyeringai. Lalu segera meraih pistol yang memang telah disiapkan nya di pinggang nya lalu mengarahkan nya ke arah para penghuni kos. "Awas, kalian! Berani berteriak atau memanggil polisi, kalian akan kutembak!"Mutia dan warga kos lainnya terhenyak dan terkejut melihat perbuatan Damar. Damar segera melihat ke arah gelas berisi teh dan obat tidur di dekatnya. Lelaki itu dengan cepat mencengkeram bahu Mutia dan menodongkan pistol ke kepala Mutia. "Minum teh itu sampai habis sekarang! Atau kuledakkan kepala kamu!"Mutia terdiam. Sampai matipun dia tidak akan pernah mau minum teh dengan obat tidur itu. Mutia juga berusaha untuk mengulur waktu agar Aksara bisa membujuk Ridho untuk lapor polisi dan membuka kembali kasus adik dan ayahnya. "Heh, kenapa kamu diam, Hah! Kamu tuli, Mut? Minum tehnya atau aku tembak teman kamu ini!"Mutia terkesiap. Dalam hati bertanya-tanya apakah Damar tega menembak beneran. Tapi dia yang menduga Damar melakukan pembunu han terhadap Herman,

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 80. Rencana Cadangan

    Beberapa saat sebelumnya, firasat Mutia yang mengatakan bahwa ada yang aneh dalam diri Damar, membuatnya mempunyai sebuah ide. Mulai dari pertemuan mereka hingga cerita Damar tentang orang yang memberikan kepercayaan pada Damar untuk mengelola tiga bentuk usahanya membuat Mutia sangat meragukan keterangan mantan suaminya itu. Maka dari itu dia meminta Damar untuk mampir ke apotik terdekat dengan alasan membeli obat merah dan plester untuk Damar padahal Mutia juga membeli obat tidur. Untung saja Damar tidak ikut masuk ke dalam apotik, dan bersedia menunggu di mobil. Sesampainya di kos miliknya Mutia segera turun dari mobil Damar dan menuju ke kamarnya. Mutia yang beralasan mengisi ulang ponselnya ternyata menelepon Aksara. "Halo, apa kamu sibuk, Mas?" tanya Mutia terdengar panik. "Baru saja jalan ke klinik. Mau praktek di klinik. Kenapa, Mut?""Aku bertemu dengan mas Damar.""Astaga, Damar mantan suami kamu itu?""Iya. Dan kejadian nya sangat aneh, Mas. Apa kamu ada waktu untuk me

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 79. Adu Siasat

    Mutia tercengang mendengar kata-kata Damar. Setahu Mutia, saat dia terakhir bertemu dengan Damar, Damar dan ibunya sedang mengemis di jalan. Mendadak sebuah ide melintas di kepala Mutia. Diam-diam dia ingin menyelidiki apakah ada hubungan motor nya yang terkena paku dengan kedatangan Damar, ataukah hanya murni sebuah kebetulan saja. Sekaligus Mutia ingin tahu bagaimana mungkin Damar bisa menjadi kaya dalam waktu singkat. "Ya sudah. Ayo, Mas."Mutia berjalan mengikuti langkah Damar memasuki mobilnya dengan waspada. Begitu masuk ke dalam mobil, langsung tercium aroma wangi yang menyergap hidung Mutia. Damar menyalakan mesin dan AC mobil nya. Keheningan menyergap sesaat. "Apa kabarmu, Mutia? Aku tidak sengaja lewat daerah sini saat bermaksud menengok kost-an ku di timur jalanan ini," ujar Damar tanpa diminta. "Alhamdulillah, baik. Sekali lagi aku mengucap kan terimakasih padamu karena telah menolong ku, Mas," sahut Mutia tersenyum. "Yah, sudah kewajiban ku kan menolong kamu, Mut.""O

DMCA.com Protection Status