Share

bab 32. Hampir Dilecehkan

Mutia yang saat itu sedang memakai dres sebetis dengan lengan pendek, menyesal tidak membawa baju ganti saat berangkat kerja.

Sopir grab itu terus menerus melirik Mutia dari kaca spion lalu berdehem.

"Baru pulang kerja, Mbak?" tanya sopir grab itu pada Mutia.

"Iya pak."

Dada Mutia berdegup kencang saat melihat tangan sopir grab itu terulur ke arahnya. Seolah akan meraih lutut nya.

"Pak, apa yang akan bapak lakukan?" tegur Mutia.

Sopir grab itu menoleh ke belakang, ke arah Mutia sekilas.

"Mau ngambil permen yang ada di saku jok belakang kursi, Mbak," sahut sopir grab itu tersenyum. Tapi bagi Mutia senyuman serupa seringaian.

Tangan sopir grab itu mengarah ke saku belakang kursi di hadapan Mutia. Namun setelah memasukkan tangan nya ke dalam saku belakang kursi, sopir grab itu menarik kembali tangannya dan tak ada satupun permen yang didapat nya.

"Wah, ternyata saya lupa nyimpen permennya," tukas sopir itu sambil tersenyum lagi.

Mutia dengan gemetar meraih ponselnya.

[Pak Aksa,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status