Judul: Suami yang berpura-pura mencintaiku.Part: 14.***POV Ariyana.Setelah beristighfar berkali-kali, akhirnya pertahananku kembali membaik. Mobil Bang Zacky melaju dengan kecepatan sedang. Untung tadi aku masih sempat menepikan kendaraanku ke dalam gang yang tak terlihat olehnya.Air mata yang mengalir di pipiku, kini aku coba hapus dengan tangan yang gemetar. Tidak! Aku tak boleh hancur sendiri tanpa tahu apa lagi yang suamiku rencanakan. Mesin mobil sudah aku nyalakan, kemudian aku menancap gas dengan cepat menyusul Bang Zacky dan Sundari.Sampai di sebuah bangunan besar, mobil suamiku berhenti.Pengadilan agama.Kenapa mereka ke tempat ini?Setelah keduanya turun dari mobil, aku juga langsung menyusul turun. Sesak di rongga dadaku sudah tak bisa ditahan. Aku tak ingin mati penasaran karena masalah ini."Bang Zacky!" Aku berteriak, tetapi mungkin lebih terdengar berbisik bagi mereka. Sebab, suaraku terasa tercekat di tenggorokan."Ariyana," desis Sundari yang sontak berlari m
Judul: Suami yang berpura-pura mencintaikuPart: 15.***POV Zacky.Sebagai calon Ayah, aku tentunya sangat terpukul dengan musibah yang mungkin lebih pantas aku sebut sebagai ujian itu. Ariyana membisu seribu bahasa setelah kehilangan bayinya. Aku menatap sedih dari belakangnya. Tak punya nyali untuk mendekat, sebab kemarahan di matanya jelas terlihat. "Mama ingin bicara padamu, Zacky!" Aku tersentak saat suara wanita yang telah melahirkanku itu muncul secara tiba-tiba."Mama ... kapan Mama sampai ke sini?" tanyaku berbasa-basi. "Barusan. Ayo ikut Mama ke depan!"Aku menurut sambil mengekor di belakangnya. "Duduk, Zacky!" Tatapan mata Mama sangat tajam. Aku tak pernah melihatnya seperti ini sebelumnya."Ada apa, Ma?""Katakan dengan jujur! Apa yang terjadi antara kau dan Ariyana sebelum dia keguguran?"Degh! Detak jantungku mulai tak aman. Kenapa Mama bisa menanyakan hal begitu?Apa Ariyana mengadu lagi padanya? Ah, tapi istriku saja tak mau bicara dari kemarin. Ponselnya juga t
Judul: Suami yang berpura-pura mencintaiku.Part: 16.***POV Ariyana.Kemalangan yang menimpaku, seolah tak membiarkan hidupku bewarna lagi. Orang-orang yang aku sayangi satu persatu pergi meninggalkan aku seorang diri.Bayi yang aku nanti selama tiga tahun ini, dia pun tak sudi berlama-lama berada dalam rahimku ini. Belum kering air mataku menangisi calon buah hati, kemudian Ibu juga meninggalkan aku untuk selama-lamanya.Aku memaksakan sebuah senyuman, tapi sesak di dadaku kian terasa perih. Dan hari ini ... sebulan sudah berlalu. Masa terpurukku berangsur pulih, sebab aku memantapkan hati dengan mempercayai segala takdir Allah.Semua yang bernyawa akan kembali menghadapNya. Aku pun hanya menunggu giliran saja. Lalu, tersadar aku dengan suatu keadaan pula. Bang Zacky juga milikNya. Lantas, kenapa aku begitu takut dan berduka saat mendapati dia mendamba wanita lain?Aku terlalu mencintainya. Itu baik, tapi mungkin saja Allah memperingatiku agar aku tak memuja manusia melebihi aku
Judul: Suami yang berpura-pura mencintaiku.Part: 17.***POV Ariyana.Aku dan Bang Zacky sampai di rumah. Suamiku itu terlihat bingung dan salah tingkah. Dia seolah tak tahu harus memulai percakapan apa denganku.Aku juga tak berminat bicara dengannya saat ini. Setelah masuk ke dalam kamar, aku langsung membersihkan wajahku, dan mengganti baju. Kulanjutkan dengan naik ke atas ranjang, lalu mencoba memejamkan mata."Dik," lirih Bang Zacky.Aku bergeming. Hatiku sakit sekali menerima kenyataan yang menyesakkan rongga dadaku untuk yang kesekian kali. "Dik, apa Adik sudah tidur?" Sentuhan lembut itu mendarat di pundakku. Aku masih diam dengan mata yang terpejam.Maafkan aku, Bang! Aku tak tahu harus bagaimana saat ini. Aku sangat syok dan ingin rasanya menghilang dari muka bumi. Menyusul Ibu, Bapak, dan buah hati yang tak sempat aku peluk itu. __Suara adzan subuh berkumandang. Aku terbangun dari tidur yang kusadari hanya sebentar. Semalam aku terus memikirkan perihal Sundari dan Bun
Judul: Suami yang berpura-pura mencintaiku.Part: 18.***POV Sundari.Aku berlari pergi meninggalkan rumah Ariyana. Dia dengan tegas menyatakan kesakitan hatinya. Sungguh, hal itu membuatku ikut sakit bahkan terasa sangat sakit. Aku telah melukai hati wanita sebaik dia. Terlebih, dia adalah Kakakku sendiri. "Sundari, tunggu!" Aku menghentikan langkah saat samar suara yang aku dengar memanggilku. "Zacky ... apa yang kau lakukan? Kenapa kau menyusul saya? Pulanglah, Zacky! Ariyana akan semakin membenci diri ini, jika kau terus berusaha menunjukkan sikap simpatimu," tuturku dengan perasaan yang sudah tak menentu."Maafkan saya, Sundari! Saya hanya khawa ....""Cukup! Pulang, Zacky! Saya tidak ingin permasalahan ini semakin rumit." Kalimatnya aku potong dengan cepat. Setelah itu aku bergegas masuk ke dalam taksi yang sudah tiba di hadapanku.Dari balik kaca mobil yang aku tumpangi, kutatap Zacky mematung dengan wajah yang sulit aku jelaskan.Maafkan aku, Zacky! Aku percaya cintamu tu
Judul: Suami yang berpura-pura mencintaiku Part: 19.***POV Zacky.Semenjak kedatangan Sundari ke rumah Mama ini, hatiku dilanda kegelisahan. Apalagi sekarang dia sedang berbicara berdua di dalam kamar dengan Mama.Apa yang Mama bahas? Sundari masih dalam suasana berduka. Aku takut ada perkataan Mama yang akan menyinggung perasaannya."Ada apa, Bang? Kenapa Abang terlihat begitu cemas?" tanya Ariyana yang tiba-tiba membuyarkan lamunanku tentang Sundari."Ee--eem ... A--abang cuma ....""Cuma apa, Bang? Abang memikirkan Sundari?"Cepat aku menelan ludah yang terasa getir di tenggorokan. Ariyana seolah tahu isi kepalaku. "Apa sih, Dik? Jangan ngawur!""Aku serius, Bang! Bolehkah aku melamarkan Sundari untuk Abang?""Nggak lucu, Dik! Sudahlah! Abang lelah, dan Abang izin ke kamar. Kamu di sini saja temani Sundari! Sebentar lagi dia pasti keluar."Benar seperti ucapanku. Sundari terlihat mengayunkan langkahnya ke arah kami. Dia tersenyum manis tanpa perubahan apa-apa. Syukurlah! Itu
Judul: Suami yang berpura-pura mencintaikuPart: 20.***POV Ariyana.Luka itu sudah terlalu lama aku tahan seorang diri. Mencoba menjadi wanita sempurna sebagai seorang istri demi menggapai cinta, bahkan aku berniat memadukan rumah tangga kami dengan saudariku sendiri. Namun, penolakan dari Sundari dan caranya menghindari permintaanku membuat diri ini semakin yakin, kalau wanita bertutur kata lembut itu mencoba melawan gejolak hatinya.Rasa takut semakin bermuara dalam jiwaku. Takut mereka berdua akhirnya terjebak di lembah dosa. Maka, kuputuskan saja bahwa aku akan mencoba menerima.Aku meminta izin Mama mertua untuk segala tindakan dan keputusan yang ingin aku pilih. Namun, beliau seperti biasa akan memberikan pertimbangan dan nasihat untukku. Hingga tak disangka Bang Zacky ternyata mendengar pembicaraan kami.Lelaki bergelar suamiku itu luruh ke lantai dan berdiri kembali setelah mendengar ucapan Mama.Dia mendekat ke arah kami dengan linangan air mata yang aku sendiri tak tahu a
Judul: Suami yang berpura-pura mencintaikuPart: 21.***Suasana mendadak menjadi canggung. Bibirku seakan kelu untuk sekedar berbicara. Namun, Sundari seketika menarik lekuk bibirnya. Ia tersenyum seolah semua baik-baik saja."Alhamdulillah, Zacky. Saya turut bahagia mendengarnya. Maafkan, tentang pesan yang saya kirim tadi pagi. Saya hanya berniat menguji kesungguhan kata ikhlas, Ariyana. Mana ada wanita yang rela berbagi cinta. Jaga hati dan perasaan istrimu! Karena dia adalah keluarga saya. Jika, kau berani menyakitinya lagi, maka kau berhadapan dengan saya, Zacky!" papar Sundari diiringi tawa kecil yang menunjukkan bahwa dirinya mencoba membuat candaan.Bang Zacky ikut tertawa mendengarnya, walau tawa yang canggung menurutku.'Sundari ... pancaran cinta itu jelas nyata dari caramu menatap suamiku. Kau terlalu baik, hingga kau mampu menutupi perasaanmu. Aku bersalah, sebab telah mengusik ketenanganmu dengan menawarkan poligami kemarin. Namun, sekarang saat kau berkata siap, aku da