Judul: Suami yang berpura-pura mencintaiku.Part: 11.***POV Zacky.Ketika Ariyana kembali ke dapur, aku dan Bapak melanjutkan obrolan. "Nak Zacky ... apa boleh Bapak meminta tolong padamu," lirihnya dengan suara yang lemah. "Minta tolong apa, Pak?""Sebenarnya Bapak memiliki satu orang Putri lagi. Kabar terakhir yang Bapak dapat, katanya dia dan Ibunya tinggal di kota yang sama dengan tempat tinggalmu. Bisakah kau menemukannya, Nak? Bapak ingin pergi, tapi tak tenang, jika mereka belum diberikan haknya."Penuturan Bapak mertuaku itu membuat jantung ini seakan berhenti berfungsi. Putri lain? Itu artinya ada wanita lain pula dalam kehidupan Bapak?"Apa Ariyana sudah tahu tentang ini, Pak?" tanyaku memastikan."Bapak sudah memberitahu pada Ibu. Mungkin Ibu juga sudah menceritakan pada Ariyana.""Baiklah, Pak. Apa ada suatu tanda untuk mempermudah pencarian saya dalam menemukannya?" Bapak mertuaku menggeleng dengan raut wajah sedihnya. "Tidak ada, Nak. Bapak bahkan tak menyimpan fo
Judul: Suami yang berpura-pura mencintaiku.Part: 12.***POV Sundari.Aku tak tahu kenapa tadi aku ringan saja menghubungi Zacky, dan meminta bantuannya. Apa karena dia satu-satunya orang yang selama ini bisa aku andalkan?Ah, aku menyesal. Aku takut Zacky memikirkan masalahku sampai ke rumahnya. Padahal, Ariyana sudah mempercayaiku sepenuhnya.Aku berjanji, aku tak akan menerobos batasanku. Zacky akan selalu menjadi sahabatku. Tak kurang dan tak lebih dari itu, walau apapun ending rumah tanggaku."Sundari ... seandainya dulu kamu berjodoh dengan Zacky, Nduk. Pasti hidupmu akan bahagia. Bunda melihat ada pancaran lain di matanya saat dia menatapmu. Apa jangan-jangan ....""Cukup, Bunda!" sanggahku memotong kalimat beliau. "Jangan berpikir yang bukan-bukan. Zacky itu sudah beristri. Bagaimana, jika ucapan Bunda tadi terdengar sampai ke telinga istrinya? Kita sesama perempuan, Bunda. Mari saling menghargai dan menjaga perasaan satu sama lain.""Bunda hanya berkata apa adanya. Bunda ta
Judul: Suami yang berpura-pura mencintaiku.Part: 13.***POV Ariyana.Sejak pulang dari kampung kemarin, aku merasa sikap suamiku semakin janggal.Dia sering terlambat sampai ke rumah. Dia juga lebih betah di dalam ruangan pribadinya saat malam tiba.Apa lagi yang suamiku tutupi? Padahal aku sangat ingin meminta bantuannya dalam pencarian mantan istri Bapak. Namun, Bang Zacky seperti tak mau tahu saja.Sore ini aku menunggunya di depan teras. Tak tenang hatiku sebelum melihat batang hidungnya. Ternyata benar kata orang, jika sekali saja kepercayaan disalahgunakan, maka tak akan bisa mempercayai sepenuhnya untuk kali kedua.Hati dan pikiranku dilanda kecurigaan terus menerus. Rasa was-was bercampur rasa takut menyelimuti, hingga menyiksa diri sendiri."Assalamualaikum, Dik!" sapanya yang akhirnya pulang tepat waktu."Walaikumsalam, Bang!" "Kenapa duduk di luar, Dik?""Aku menunggu, Abang. Akhir-akhir ini Abang sering terlambat pulang," ujarku berterus terang.Wajah suamiku tampak te
Judul: Suami yang berpura-pura mencintaiku.Part: 14.***POV Ariyana.Setelah beristighfar berkali-kali, akhirnya pertahananku kembali membaik. Mobil Bang Zacky melaju dengan kecepatan sedang. Untung tadi aku masih sempat menepikan kendaraanku ke dalam gang yang tak terlihat olehnya.Air mata yang mengalir di pipiku, kini aku coba hapus dengan tangan yang gemetar. Tidak! Aku tak boleh hancur sendiri tanpa tahu apa lagi yang suamiku rencanakan. Mesin mobil sudah aku nyalakan, kemudian aku menancap gas dengan cepat menyusul Bang Zacky dan Sundari.Sampai di sebuah bangunan besar, mobil suamiku berhenti.Pengadilan agama.Kenapa mereka ke tempat ini?Setelah keduanya turun dari mobil, aku juga langsung menyusul turun. Sesak di rongga dadaku sudah tak bisa ditahan. Aku tak ingin mati penasaran karena masalah ini."Bang Zacky!" Aku berteriak, tetapi mungkin lebih terdengar berbisik bagi mereka. Sebab, suaraku terasa tercekat di tenggorokan."Ariyana," desis Sundari yang sontak berlari m
Judul: Suami yang berpura-pura mencintaikuPart: 15.***POV Zacky.Sebagai calon Ayah, aku tentunya sangat terpukul dengan musibah yang mungkin lebih pantas aku sebut sebagai ujian itu. Ariyana membisu seribu bahasa setelah kehilangan bayinya. Aku menatap sedih dari belakangnya. Tak punya nyali untuk mendekat, sebab kemarahan di matanya jelas terlihat. "Mama ingin bicara padamu, Zacky!" Aku tersentak saat suara wanita yang telah melahirkanku itu muncul secara tiba-tiba."Mama ... kapan Mama sampai ke sini?" tanyaku berbasa-basi. "Barusan. Ayo ikut Mama ke depan!"Aku menurut sambil mengekor di belakangnya. "Duduk, Zacky!" Tatapan mata Mama sangat tajam. Aku tak pernah melihatnya seperti ini sebelumnya."Ada apa, Ma?""Katakan dengan jujur! Apa yang terjadi antara kau dan Ariyana sebelum dia keguguran?"Degh! Detak jantungku mulai tak aman. Kenapa Mama bisa menanyakan hal begitu?Apa Ariyana mengadu lagi padanya? Ah, tapi istriku saja tak mau bicara dari kemarin. Ponselnya juga t
Judul: Suami yang berpura-pura mencintaiku.Part: 16.***POV Ariyana.Kemalangan yang menimpaku, seolah tak membiarkan hidupku bewarna lagi. Orang-orang yang aku sayangi satu persatu pergi meninggalkan aku seorang diri.Bayi yang aku nanti selama tiga tahun ini, dia pun tak sudi berlama-lama berada dalam rahimku ini. Belum kering air mataku menangisi calon buah hati, kemudian Ibu juga meninggalkan aku untuk selama-lamanya.Aku memaksakan sebuah senyuman, tapi sesak di dadaku kian terasa perih. Dan hari ini ... sebulan sudah berlalu. Masa terpurukku berangsur pulih, sebab aku memantapkan hati dengan mempercayai segala takdir Allah.Semua yang bernyawa akan kembali menghadapNya. Aku pun hanya menunggu giliran saja. Lalu, tersadar aku dengan suatu keadaan pula. Bang Zacky juga milikNya. Lantas, kenapa aku begitu takut dan berduka saat mendapati dia mendamba wanita lain?Aku terlalu mencintainya. Itu baik, tapi mungkin saja Allah memperingatiku agar aku tak memuja manusia melebihi aku
Judul: Suami yang berpura-pura mencintaiku.Part: 17.***POV Ariyana.Aku dan Bang Zacky sampai di rumah. Suamiku itu terlihat bingung dan salah tingkah. Dia seolah tak tahu harus memulai percakapan apa denganku.Aku juga tak berminat bicara dengannya saat ini. Setelah masuk ke dalam kamar, aku langsung membersihkan wajahku, dan mengganti baju. Kulanjutkan dengan naik ke atas ranjang, lalu mencoba memejamkan mata."Dik," lirih Bang Zacky.Aku bergeming. Hatiku sakit sekali menerima kenyataan yang menyesakkan rongga dadaku untuk yang kesekian kali. "Dik, apa Adik sudah tidur?" Sentuhan lembut itu mendarat di pundakku. Aku masih diam dengan mata yang terpejam.Maafkan aku, Bang! Aku tak tahu harus bagaimana saat ini. Aku sangat syok dan ingin rasanya menghilang dari muka bumi. Menyusul Ibu, Bapak, dan buah hati yang tak sempat aku peluk itu. __Suara adzan subuh berkumandang. Aku terbangun dari tidur yang kusadari hanya sebentar. Semalam aku terus memikirkan perihal Sundari dan Bun
Judul: Suami yang berpura-pura mencintaiku.Part: 18.***POV Sundari.Aku berlari pergi meninggalkan rumah Ariyana. Dia dengan tegas menyatakan kesakitan hatinya. Sungguh, hal itu membuatku ikut sakit bahkan terasa sangat sakit. Aku telah melukai hati wanita sebaik dia. Terlebih, dia adalah Kakakku sendiri. "Sundari, tunggu!" Aku menghentikan langkah saat samar suara yang aku dengar memanggilku. "Zacky ... apa yang kau lakukan? Kenapa kau menyusul saya? Pulanglah, Zacky! Ariyana akan semakin membenci diri ini, jika kau terus berusaha menunjukkan sikap simpatimu," tuturku dengan perasaan yang sudah tak menentu."Maafkan saya, Sundari! Saya hanya khawa ....""Cukup! Pulang, Zacky! Saya tidak ingin permasalahan ini semakin rumit." Kalimatnya aku potong dengan cepat. Setelah itu aku bergegas masuk ke dalam taksi yang sudah tiba di hadapanku.Dari balik kaca mobil yang aku tumpangi, kutatap Zacky mematung dengan wajah yang sulit aku jelaskan.Maafkan aku, Zacky! Aku percaya cintamu tu