"Ya!"Laura kembali memeluk suaminya ketika Kenriki menjawab demikian pertanyaan yang tadi dilontarkannya.Kedua tangannya mengusap kembali punggung suaminya, berharap suaminya tidak terpuruk meskipun apa yang baru saja diceritakan oleh Kenriki benar-benar membuat Laura terguncang jika boleh ia jujur. Kenriki mengalami kejadian seburuk itu, pantas saja ia menderita trauma yang sangat parah dan sulit untuk disembuhkan andai saja ia tidak bertemu dengan pria tersebut."Laura, masih belum terlambat kalau kau ingin memilih Pasha daripada aku. Meskipun dia juga mengalami trauma, tapi dia lebih baik masa depannya dibandingkan aku. Aku khawatir, kau justru membuat hidupmu sendiri sengsara karena kondisiku yang seperti ini...."Kenriki bicara demikian dan Laura spontan melepaskan pelukannya di tubuh sang suami.Ditatapnya Kenriki dengan sorot mata yang benar-benar terlihat tidak suka dengan apa yang baru saja diucapkan oleh pria tersebut."Kamu enggak perlu mendahului kuasa Tuhan, mereka mem
Terdengar suara ketukan di daun pintu. Kenriki dan Laura sama-sama terkejut hingga Kenriki ingin mengurungkan niatnya untuk memasuki istrinya di bawah sana.Namun ketika Kenriki bergerak turun dari atas tubuh istrinya, Laura menahan."Kamu mau ke mana?" tanyanya dengan suara perlahan, khawatir yang di luar sana mendengar suaranya."Ada orang, siapa tahu itu Mitha sama temannya.""Itu belum tentu, gimana kalau mereka orang-orang yang mengejar kita? Mereka orang-orang Erna atau orang-orang Kak Lyoudra dengan rentenir itu?""Jadi?""Teruskan aja, kamu tega bikin aku tergantung perasaan kaya gini?"Astaga! Ada apa aku ini? Kenapa aku semakin berubah menjadi wanita yang tidak tahu malu? Aku menginginkan Kenriki tidak berhenti untuk melakukan penyatuan kami, apakah aku benar-benar berubah menjadi wanita yang haus seperti Kak Lyoudra? Tapi, gatel dengan suami sendiri itu berpahala, kan?Ucapan Laura diteruskan perempuan itu di dalam hati. Sebenarnya sekarang ia merasa malu, meminta seperti i
"Siapa?" Suara Laura terdengar dan membuat Kenriki langsung berbalik ke arah asal suara di mana istrinya yang baru selesai mandi berdiri tidak jauh darinya."Aku tidak kenal, tapi bukan Mitha dan temannya.""Mereka orang-orang yang mengejar kita, enggak usah dibuka, kamu mau mandi?""Apa mereka bisa mendobrak pintu rumah ini?"Kenriki bertanya demikian pada sang istri dengan wajah tegang. "Semoga aja enggak, kamu kalau mau mandi enggak papa, aku yang berjaga-jaga."Meskipun mandi disaat situasi tegang tidak seharusnya dilakukan, Kenriki juga tidak akan mau setelah melakukan hubungan intim tidak membersihkan diri. Terpaksa, pria itu bergegas ke kamar mandi dan berusaha untuk melakukan pergerakan se-pelan mungkin agar tidak membuat semua yang ada di luar curiga kalau ada orang di dalam tapi pintu tidak dibuka.Keributan yang dilakukan oleh Combro dan teman-temannya di luar rumah di mana Laura dan Kenriki tinggal makin lama semakin meningkat. Combro yang memakai mobil dan bisa menaklu
Laura ingin berlari mendekati suaminya yang tergeletak di tanah setelah dibanting oleh Combro. Namun, kedua tangannya ditarik oleh teman-teman Combro hingga perempuan itu tidak bisa melakukan apapun untuk melihat keadaan sang suami. Ia bahkan dipaksa untuk masuk mobil oleh teman-temannya Combro meskipun RT dan warga setempat berusaha untuk mencegah tapi tetap saja Combro dan teman-temannya bukan pria yang mudah ditaklukkan karena rata-rata mereka pandai bertarung.Ketika Laura masih berjuang agar tidak masuk ke mobil, tiba-tiba saja sebuah tangan menarik tangan teman Combro yang memegang tangan Laura. Dan dalam satu tarikan, tangan itu menyentakkan tubuh orang yang menarik tangan Laura hingga ia terbanting ke tanah seperti halnya Combro yang melakukan hal itu pada Kenriki.Tidak hanya satu orang saja yang diperlakukan oleh orang tersebut demikian, teman Combro yang lain juga diperlakukan hal serupa pada pria yang memegang Laura dan seperti yang pertama, yang kedua juga dibanting oleh
Wajah Laura merah menahan malu mendengar bisikan yang diucapkan oleh Mitha. Ia buru-buru menutupi bagian lehernya dengan rambut. Laura melupakan masalah tanda kepemilikan itu karena situasi yang tadi sangat menegangkan. Ia bahkan tidak tahu, apakah yang lain juga melihat tanda kepemilikan itu? Laura berharap hanya Mitha yang melihatnya karena biasanya perempuan memang lebih teliti mengamati dibandingkan dengan pria. "Iya, itu milik Kenriki, dia -""Wah, berarti kemajuannya bagus, dong ya? Kenriki sekarang sudah mulai terbiasa disentuh dan menyentuh?" potong Mitha dengan wajah yang turut terlihat bahagia."Iya, alhamdulillah meskipun bukan berarti rasa traumanya itu hilang, tapi setidaknya sekarang Kenriki tidak terlalu tertekan lagi ketika menyentuh dan disentuh.""Itu berkat usaha kamu, aku yakin kamu juga sudah bekerja keras untuk mencoba membuat Kenriki bisa mengatasi rasa traumanya itu.""Berkat kamu juga, setiap kali aku merasa putus asa karena aku bukan tipe perempuan yang bi
"Iya, aku sudah memikirkan masalah itu, aku akan mempersiapkan diri untuk menceritakan semuanya pada mereka, aku minta doanya, semoga keputusan ini benar, dan bisa memberikan jalan keluar meskipun mungkin ada yang harus dikorbankan, yang penting bukan mengorbankan pernikahan kami insya Allah aku akan kuat menghadapinya."Kenriki bicara panjang lebar pada Mitha dan juga Rei, hingga keduanya menarik napas lega karena Kenriki terlihat sudah lebih mampu berusaha untuk memperjuangkan pernikahannya dengan Laura setelah dahulu terkesan sangat pasrah karena tidak percaya diri bisa membahagiakan Laura.Kenriki diminta untuk istirahat lagi karena kondisinya masih belum terlalu pulih. Rei dan Mitha menyarankan mereka ke kota bersama-sama agar bisa saling melindungi mengingat anak buah rentenir dan juga anak buah Erna bisa saja akan menghadang mereka kembali di perjalanan, dan Kenriki juga Laura setuju dengan usul keduanya hingga mereka memutuskan kembali bersama-sama esok pagi mengingat hari sud
"Dengan kata lain, kamu enggak percaya dengan kuasa Tuhan?""Bukan seperti itu juga, tentu saja aku percaya, tapi-""Kalau percaya, tidak perlu ada kata tapi! Memang, manusia bisa melakukan apa yang menurutnya bisa dilakukannya, tapi jangan lupa, mukjizat itu ada, terus berprasangka baik, meskipun Kenriki diberikan sejenis obat yang bisa membuat dia tidak bisa memiliki keturunan, tapi bukan berarti kamu dan dia tidak punya harapan. Yang sehat dan enggak punya masalah aja, belum tentu langsung diberikan keturunan jadi kamu jangan putus asa, jangan sampai Kenriki mendengar apa yang kamu katakan ini karena bisa membuat dia down kembali.""Tapi, misalnya karena perbuatan wanita wanita biadab itu membuat Kenriki enggak bisa menghamili aku juga, aku tetap enggak akan meninggalkan dia, Mith....""Alhamdulillah, itu adalah perasaan tulus kamu dalam mencintai dia hingga kamu enggak mempermasalahkan kondisinya yang seperti itu, tapi jangan lupakan satu hal, seorang pria akan merasa rendah diri
Mendengar apa yang diucapkan oleh Kenriki, semuanya jadi terdiam untuk sesaat seolah berpikir apa yang harus mereka katakan untuk memberikan Kenriki solusi."Kak Dewa belum ngasih solusi untuk hal ini?" tanya Mitha dengan nada hati-hati."Dia bilang aku jangan banyak keluar dari rumah dulu, karena sekarang dia sedang berusaha untuk membicarakan hal ini dengan seseorang yang tahu semua tentang masalahku itu.""Dengan kata lain, Kak Dewa punya juru kunci? Saksi?"Kenriki mengangguk, membuat Mitha dan Rei saling pandang."Kalau dia punya saksi, masih ada harapan meskipun mungkin sedikit sulit karena Erna adalah orang yang bisa membalikkan situasi.""Dia punya uang untuk membeli kebenaran," ujar Kenriki dengan suara terbata."Walaupun begitu, kebenaran tetap akan menang asalkan orang itu kagak menyerah, kalo dulu lu mungkin banyak diem karena banyak yang lu khawatirkan, sekarang toh, semua juga udah pada tau terlebih orang-orang terdekat lu, mending lawan aja sampe abis, ada risiko emang,