"Apa? Kami kriminal? Jangan salah paham dulu, kami dikejar bukan berarti kami ini seorang kriminal, jangan salah paham dulu!"Tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh sang tukang ojek, Kenriki bicara demikian dengan nada suara yang sedikit meninggi, namun, tukang ojek itu tidak peduli, ia langsung membawa pergi motornya dan temannya juga melakukan hal yang sama hingga Laura dan Kenriki benar-benar ditinggalkan begitu saja di tempat sepi itu. "Gimana ini? Kamu tau daerah sini?" tanya Laura yang tidak pernah ke tempat itu lantaran cukup jauh dari kota Samarinda.Kenriki mengedarkan pandangannya ke seantero tempat di mana mereka berada, rasanya ia juga sama seperti Laura, tidak tahu di mana mereka sekarang berada karena ia tidak pernah ke tempat itu lantaran ia hanya sering di kota saja."Kita bersembunyi dulu saja, khawatir rentenir itu menemukan kita yang diturunkan di sini."Akhirnya, Kenriki memutuskan untuk beranjak dari tempat mereka diturunkan oleh tukang ojek, agar mereka tid
"Tentu saja tidak, kami bukan seseorang yang melakukan tindakan kriminal!" Kenriki cepat membantah dan itu membuat sang pemilik rumah itu manggut-manggut."Baiklah, habiskan makanan kalian setelah itu ke rumah saya saja untuk menginap malam ini, besok saya bantu untuk mencari kendaraan agar kalian bisa pulang."Kenriki dan Laura hanya mengiyakan sembari mengucapkan banyak terima kasih. Beberapa saat kemudian, keduanya sudah masuk ke rumah pria pemilik rumah itu. Ternyata pria itu hanya tinggal berdua saja dengan sang isteri karena anak mereka tinggal di kota dan hanya sebulan sekali sang anak datang berkunjung.Setelah berkenalan dengan istri pria tersebut, Kenriki dan Laura akhirnya diizinkan untuk istirahat di kamar tamu yang tidak terlalu luas namun cukup bersih. Rumah itu memiliki dua kamar, yang satu kamar memang tidak dipakai karena biasa untuk anak mereka yang datang jika menginap, jadi karena Kenriki dan Laura adalah tamu, maka mereka diizinkan untuk menempati kamar tersebut
"Enggak papa, lakukan saja, aku ikhlas...."Bisikan Laura yang mengatakan tidak masalah disentuh kembali oleh sang suami membuat Kenriki jadi semakin hilang kendali. Meskipun bukan berarti ia benar-benar terbebas dari rasa takut yang dialaminya selama ini, namun Kenriki sudah bertekad untuk melawan rasa traumanya itu agar ia bisa sepenuhnya terbebas dari perasaan tersebut setelah bertahun-tahun, Kenriki tidak bisa mengatasinya.Hanya mengandalkan obat-obatan dan sekarang ia justru mampu memberikan nafkah batin pada sang isteri meskipun baru satu kali dan malam ini adalah yang kedua jika Kenriki sanggup melakukannya.Laura menggigit bibir ketika Kenriki sudah mulai melakukan sesuatu yang diinginkannya yang lebih dari sekedar ciuman.Pakaiannya sudah terbuka begitu juga dengan Kenriki, meskipun Laura masih merasakan tubuh Kenriki bergetar ketika menyentuhnya, namun Laura bisa merasakan, sentuhan tangan dan bibir Kenriki pada permukaan kulitnya sedikit lebih tidak sabar daripada sebelumn
Sementara itu, Laura seolah menggoda Kenriki agar memutuskan sendiri apa yang ada di dalam pikirannya. Ia hanya menempelkan bibirnya saja ke permukaan bibir sang suami tanpa melakukan pergerakan apapun.Hingga akhirnya, Kenriki bergerak dan mengecup tipis permukaan bibir wanita tersebut dan memundurkan sedikit wajahnya agar ia bisa melihat reaksi Laura setelah ia melakukan hal demikian.Wajah itu merona, membuat Kenriki menjadi gemas sendiri dan akhirnya mendapatkan jawaban untuk pertanyaan yang diajukan oleh istrinya tadi. "Caraku berusaha untuk tidak merasa terancam adalah, aku meyakinkan pada hatiku sendiri bahwa kau bukan sesuatu yang harus dihindari tapi sesuatu yang harus direngkuh dan dijaga, karena kau juga melakukan hal yang sama padaku sejak dulu...."Jawaban yang diberikan Kenriki membuat Laura jadi puas. Wanita itu bergerak dan mencium tipis pula permukaan bibir sang suami lalu ia memeluk suaminya tersebut seperti meluapkan perasaan sayangnya yang sangat menggebu-gebu.Ke
Mitha cepat bangkit dari tempat duduknya lalu melangkah menghampiri seseorang yang baru datang dan menyapa mereka itu sambil membungkukkan tubuhnya sedikit untuk memberikan hormat pada orang tersebut."Dokter Linda sedang mencari saya?" tanyanya karena tadi orang yang memang Dokter Linda itu memanggil Mitha saat Dewa dan Jee justru sedang bertengkar."Iya, soal Kenriki, saya tahu kamu adalah orang yang banyak ikut andil untuk membuat dia sembuh, terakhir saya berkomunikasi dengan Kenriki adalah dia mengatakan sudah berhasil menyentuh istrinya, tapi setelah itu ponselnya tidak aktif, saya khawatir terjadi sesuatu karena tempo hari saya juga meminta Laura istrinya untuk cepat pulang ketika ia sedang bekerja karena Kenriki seperti diserang seseorang."Dokter itu bicara dengan suara perlahan karena tidak mau Jee dan juga Dewa mendengar apa yang ia katakan."Kebetulan, kami juga sedang bicara tentang hal itu, Dokter, mereka teman-teman saya yang juga tahu tentang kasus Kenriki.""Benarkah?"
"Tidak, Dokter salah mengira, bukan seperti itu maksudnya, Dokter adalah dokter Kenriki yang tahu Kenriki luar dalam, meskipun Dokter tidak tahu penyebab Kenriki sampai menderita sindrom seperti itu, aku rasa, bukan berarti Dokter tidak bisa melakukan tugas Dokter dengan baik."Mitha buru-buru merespon karena melihat raut tersinggung sang dokter ketika bicara demikian pada mereka semua. Perlahan, wajah perempuan berambut sebahu itu tidak lagi menegang seperti tadi. Sepertinya, apa yang diucapkan Mitha, cukup membuat kemarahannya yang tadi sempat terpancing jadi mereda kembali."Maaf, aku jadi emosi. Sebenarnya, kalian benar, aku sebagai dokter justru tidak bisa melakukan apapun ketika Kenriki butuh kesembuhan, aku berusaha semaksimal mungkin, tapi tetap saja Kenriki ketergantungan obat penenang, sampai akhirnya ada Laura dan Mitha masuk dalam kehidupan Kenriki, aku merasa perubahan itu semakin nyata, Mitha dan Laura yang membuat Kenriki melakukan kemajuan, aku harus mengakuinya."Per
"Kau ingin memerasku?""Aku tidak minta uang darimu, Pak Kinardo, aku hanya ingin anakmu balas budi, membalas semua yang pernah aku lakukan untuknya, apakah itu terlalu berlebihan? Hitung saja berapa tahun Kenriki berada di luar negeri, dan berapa tahun Anda tidak bisa memberikan dana untuk pendidikannya? Itulah jasaku, Pak! Anda tidak boleh menutup mata untuk hal itu!""Tapi, Kenriki bekerja, dia bekerja sambil kuliah, tidak menggunakan uang kamu! Kalau memang Kenriki memakai uang kamu, sebutkan berapa, berikan buktinya setelah itu aku akan menggantikannya.""Mengganti? Bagaimana cara Anda mengganti uangku? Perusahaan Anda saja sekarang sedang tidak baik kondisinya, kenapa sangat angkuh bisa mengganti? Sudahlah, aku juga tidak perlu diganti dengan uang! Aku ingin anakmu yang membalas budi, bukan diwakili olehmu!"Pak Kinardo untuk sesaat tidak bisa berkata-kata merespon apa yang diucapkan oleh Erna. Apa yang dikatakan Erna tidak sepenuhnya salah, ia berlagak angkuh bisa membayar semua
"Aku punya cara sendiri, karena aku psikiater!""Cara apa? Ingat, Fani, kalau kau bertindak sembarangan, karirmu taruhannya, kau akan mencoreng nama baikmu sendiri!"Fani tersenyum kecut mendengar apa yang diucapkan oleh Dokter Linda. Keinginannya yang meminta nomor ponsel Kenriki tidak bisa ia realisasikan karena Dokter Linda tidak mau memberikan, dengan perasaan dongkol, perempuan itu akhirnya keluar dari ruang dokter tersebut, dan ia masih sempat mendengar, Dokter Linda memberikan dirinya peringatan agar ia tidak bertindak gila karena akan membuat dirinya sendiri terbelit masalah pada akhirnya, dan Fani hanya mengiyakan tanpa berniat benar-benar mengiyakan lantaran perempuan itu terlanjur penasaran.Sementara itu, Dewa yang sudah mendapatkan kabar dari Kenriki dan Laura bahwa keduanya sudah sampai di rumah yang direkomendasikan oleh Dewa menghubungi Ari, karena ia merasa Ari seperti tahu dengan apa yang terjadi dengan Kenriki saat di luar negeri, dan ia ingin memecahkan misteri ten