Dante memakirkan mobil ferrari miliknya di garasi luas yang ada di mansionya. Setelah beberapa menit perjalanan dari kantor akhirnya kini keduanya sampai di mansion Dante yang telaknya memang tak jauh dari mansion awal Serena karena memang kompleks perumahan itu punya keluarga Rodriguez, keluarga Nico.Serena masih termenung dari perjalanan semenjak Dante mengatakan kalau hal ini ada hubungannya dengan Nico. Entahlah, Serena merasa sekarang dia menyesal telah bertanya pada Dante karena ini membuatnya semakin berpikir keras.Jika memang ini ada kaitannya dengan Nico maka itu artinya Dante masih belum bisa membalaskan dendam atas kesalahan Nico kemarim.Serena menelan ludahnya susah payah. Entah kenapa sekarang ini membuatnya snagat khawatir. Perasaannya menjadi campur aduk. Bahkan, saat Dante sudah memakirkan mobilnya Serena masih termenung dalam pikiran panjangnya yang tak berujung itu.Genap sudah 2 bulan sejak kejadian tragis itu. Bisa dibilanng itu kej
Malam merayap lembut ke kota, dan mobil yang mengangkut Serena dan Dante melaju pelan di jalanan yang sepi. Di luar jendela, lampu-lampu kota berkelip dalam ritme yang menenangkan, menciptakan pola cahaya yang lembut di dalam kabin mobil. Suasana di dalam kendaraan itu tenang, memancarkan ketenangan yang kontras dengan intensitas emosional yang baru saja mereka lalui.“Ahhh Dante, aku sudah tidak tahan, kita lebih baik masuk saja.” Serena berucap dengan nada basah dan serak saat tangan Dante mulai bermain liar di area sensitifnya membuatnya sudah merasa di ujung gairahnya.Sentuhan Dante selalu menjadi magnet yang membuatnya merasa ketagihan setiap hari. Serena kini tak mampu lagi menahan semua ini. Sentuhan Dante bak aliran listrik yang seketik amembuat seluuruh tubuhnya bergetar.“Tetap dis ini sayang, aku ingin melakukannya di dalam mobil bukankah lebih menatang?” Sialnya Dante punya pemikiran yang berbeda, dia ingin melakukannya di dalam mobil ini, sungguh gila memang.Setelah mel
DIa memposisikan Serena di bawahnya kemudian memasukkan kejantannya hingga menimbulkan suara yang sanagt keras. Decitan dan mobil sampai bergetar. Dante benar benar sudah kehilangan kontrol jika berada dnegan Serena.Semuanya berjalan begitu natural dan panas diantara mereka berdua hingga dan sadar keduanya sudha menghabiskan waktu selama 1 jam untuk saling menngejar kenikmatan dan kemudian jatuh di tubuh satu sama lain dengan kondisi yang sudah kacau.Serena dan Dante mencapai pelepasannya bersama di dalam mobil itu.Kemudian, setelah mengatur napas, Dante langsung membawa tubuh Serena ala bridal untuk masuk ke dalam mansion.Malam yang tenang dan penuh bintang menyelimuti mansion yang megah. Di ruang tidur utama yang luas, cahaya lembut dari lampu kamar dan lilin yang menyala menciptakan suasana intim yang hangat. Serena dan Dante baru saja berbagi momen yang dalam dan penuh gairah, dan suasana di dalam kamar tidur kini dipenuhi dengan keheningan yang penuh makna.Setelah momen penu
Di dalam kamar mewah di mansion Italia yang dikelilingi oleh taman-taman indah dan pemandangan yang menakjubkan, Serena dan Dante berada dalam suasana romantis yang sempurna. Langit malam di luar jendela besar kamar menyebarkan cahaya lembut yang membanjiri ruangan dengan nuansa hangat. Lampu kristal yang menggantung di langit-langit memberikan kilauan lembut, memantulkan cahaya ke seluruh ruangan.Keduanya memiliki harta yang tanpa batas, namun semua itu juga tidak bisa menjamin kebahagiaan mereka berdua. Akan selalu ada masalah dan rintangan dalam sebuah hubungan dan itupun juga tidak luput untuk seorang konglomerat seperti Serena dan Dante.Setelah melakukan adegan panas yang sanagt memabukkan itu di dalam mobil, kini keduanya sudah berada di dalam kamar bersiap akan bersih bersih dan mandi karena hari ini ada banyak sekali kejadian yang terjadi dan seluruh keringat Serena rasanya sudah habis dipakai bolak balik dari Korea Selatan ke Italia.Serena berdiri di samping jendela, menge
“Dante, kau akan mandi?” Serena menoleh ke arah Dante yang terlihat tengah melepaskan jam tangannya di depan cermin kamar mereka.Aroma maskulin dari pria itu membuat Serena yang tengah santai di atas tempat tidurnya menjadi teralihkan. Entahlah, semenjak dia hamil, raasanya Serena semakin manja dan menempel dengan Dante.Seperti sekarang ini dia merasa sangat sensitif dan kecanduan dengan aroma tubuh Dante yang menurutnya berbeda akhir akhir ini. entahlah apa efek dari kehamilannya yang sudah beranjak 4 bulan ini atau memang Serenalah yang baru menyadari betapa menawannya suaminya ini.Dante, yang tengah sibuk melepaskan aksesoris di tangannya itu langsung menoleh dengan senyuman tampannya. “Iya sayang, aku sudah mengatakannya beberapa kali apa yang membuatmu sampai tidak fokus seperti itu hm?” Jawaban Dante membuat Serena termenung.Tatapannya menjadi melongo karena bingung. Apa dia sudah bertanya sebelumnya? Kenapa Serena tak ingat? Ah, ini pasti karena dia terlalu fokus membaca be
Serena tersneyum kecil. Ya, dia tau Dante bisa melakukan semuanya dengan menjentikkan jarinya. Tapi tetap saja dia kesal setengah mati. Apa mungkin ini juga efek kahamilannya hingga Serena menjadi jauh lebih sensitif dari biasanya.“Dante aku tau kau bisa melakukan semuanya tapi tetap saja komentar mereka membuatku sanagt kesal. Selama ini aku sudah selalu sabar difitnah, digunjing dengan berbagai berita simpang siur aku selalu sabar tapi tidak tau sekarang aku marah pada mereka. Ah, ada apa denganku sekarang?” Serena menjambak rambutnya karena frustasi.Komentar dari orang orng itu memang sangat jahat. Bayangkan saja, selama ini banyak pendukung Serena yang selalu membela wanita itu tapi saat ada kabar miring seperti ini juga banyak orang yang menjelek jelekkan Serena dan menggunakan kesempatan dan momentum ini untuk membuat Serena jatuh.Seorang konglomerat muda yang sanagt sukses dan tersohor kini terkuak kelemahannya yang membuat Serena ketahuan
Kamar mandi di mansion Dante berkilau dalam cahaya lembut lampu kristal yang menggantung di langit-langit. Dindingnya dilapisi marmer krim, dan aroma lilin beraroma lavender menenangkan setiap sudut ruangan. Bathup besar berbentuk oval terbuat dari batu alam, mengeluarkan uap lembut dari air hangat yang mengisi hampir penuh. Di dalamnya, Serena dan Dante tengah berendam bersama, tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuh keduanya, menikmati momen kebersamaan yang langka dan berharga.Serena terlihat sangat rileks dan tenang dengan suasana dan semuanya yang ada di sini. Wanita cantik itu kemudian bersandar di sisi bathup sambil menikmati kehangatan air yang menyentuh kulitnya. Rambutnya terurai di belakang punggungnya, tampak bagaikan gelombang emas yang bercahaya. Dante, duduk di seberang Serena, tampak sangat nyaman dengan suasananya apalagi ada seorang bidadari cantik yang tengah berendam di sebelahnya.Sekuat mungkin Dante berusaha menahan hasratnya yang terpendam sejak tadi. Rasa
Serena berdiri di depan cermin kamar dengan tangan menggenggam handuk lembut berwarna biru langit, mengeringkan rambutnya yang masih basah. Kamar itu dipenuhi dengan aroma minyak esensial dari lilin yang menyala, menggabungkan kehangatan dan kedamaian. Tetapi, di balik penampilan tenangnya, Serena merasa gelombang kecemasan menyelinap ke dalam dirinya. Handuk yang ia pegang seolah menjadi beban yang lebih berat dari biasanya.Apa itu tadi yang dia lihat di ponsel Dante? Terhitung sudah 20 menit Serena termenung di depan cermin di dalam kamar mandinya. Selesai mandi tadi, Dante langsung keluar mendahului karena Serena akan mengganti baju di sana.Serena ingin mengabaikannya karena memang dia tak seharusnya melihat isi pesan seseorang secara diam diam seperti itu walau Dante adalah suaminya tapi Serena sudah terlanjut melihatnya. Dia hanya sekilas melihat nama pengiririm pesan itu tapi dia tak melihat apa isi pesannya karena Dante sudah berbalik terlebih dahulu hingga membuat Serena ter