Di dalam kamar mewah di mansion Italia yang dikelilingi oleh taman-taman indah dan pemandangan yang menakjubkan, Serena dan Dante berada dalam suasana romantis yang sempurna. Langit malam di luar jendela besar kamar menyebarkan cahaya lembut yang membanjiri ruangan dengan nuansa hangat. Lampu kristal yang menggantung di langit-langit memberikan kilauan lembut, memantulkan cahaya ke seluruh ruangan.Keduanya memiliki harta yang tanpa batas, namun semua itu juga tidak bisa menjamin kebahagiaan mereka berdua. Akan selalu ada masalah dan rintangan dalam sebuah hubungan dan itupun juga tidak luput untuk seorang konglomerat seperti Serena dan Dante.Setelah melakukan adegan panas yang sanagt memabukkan itu di dalam mobil, kini keduanya sudah berada di dalam kamar bersiap akan bersih bersih dan mandi karena hari ini ada banyak sekali kejadian yang terjadi dan seluruh keringat Serena rasanya sudah habis dipakai bolak balik dari Korea Selatan ke Italia.Serena berdiri di samping jendela, menge
“Dante, kau akan mandi?” Serena menoleh ke arah Dante yang terlihat tengah melepaskan jam tangannya di depan cermin kamar mereka.Aroma maskulin dari pria itu membuat Serena yang tengah santai di atas tempat tidurnya menjadi teralihkan. Entahlah, semenjak dia hamil, raasanya Serena semakin manja dan menempel dengan Dante.Seperti sekarang ini dia merasa sangat sensitif dan kecanduan dengan aroma tubuh Dante yang menurutnya berbeda akhir akhir ini. entahlah apa efek dari kehamilannya yang sudah beranjak 4 bulan ini atau memang Serenalah yang baru menyadari betapa menawannya suaminya ini.Dante, yang tengah sibuk melepaskan aksesoris di tangannya itu langsung menoleh dengan senyuman tampannya. “Iya sayang, aku sudah mengatakannya beberapa kali apa yang membuatmu sampai tidak fokus seperti itu hm?” Jawaban Dante membuat Serena termenung.Tatapannya menjadi melongo karena bingung. Apa dia sudah bertanya sebelumnya? Kenapa Serena tak ingat? Ah, ini pasti karena dia terlalu fokus membaca be
Serena tersneyum kecil. Ya, dia tau Dante bisa melakukan semuanya dengan menjentikkan jarinya. Tapi tetap saja dia kesal setengah mati. Apa mungkin ini juga efek kahamilannya hingga Serena menjadi jauh lebih sensitif dari biasanya.“Dante aku tau kau bisa melakukan semuanya tapi tetap saja komentar mereka membuatku sanagt kesal. Selama ini aku sudah selalu sabar difitnah, digunjing dengan berbagai berita simpang siur aku selalu sabar tapi tidak tau sekarang aku marah pada mereka. Ah, ada apa denganku sekarang?” Serena menjambak rambutnya karena frustasi.Komentar dari orang orng itu memang sangat jahat. Bayangkan saja, selama ini banyak pendukung Serena yang selalu membela wanita itu tapi saat ada kabar miring seperti ini juga banyak orang yang menjelek jelekkan Serena dan menggunakan kesempatan dan momentum ini untuk membuat Serena jatuh.Seorang konglomerat muda yang sanagt sukses dan tersohor kini terkuak kelemahannya yang membuat Serena ketahuan
Kamar mandi di mansion Dante berkilau dalam cahaya lembut lampu kristal yang menggantung di langit-langit. Dindingnya dilapisi marmer krim, dan aroma lilin beraroma lavender menenangkan setiap sudut ruangan. Bathup besar berbentuk oval terbuat dari batu alam, mengeluarkan uap lembut dari air hangat yang mengisi hampir penuh. Di dalamnya, Serena dan Dante tengah berendam bersama, tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuh keduanya, menikmati momen kebersamaan yang langka dan berharga.Serena terlihat sangat rileks dan tenang dengan suasana dan semuanya yang ada di sini. Wanita cantik itu kemudian bersandar di sisi bathup sambil menikmati kehangatan air yang menyentuh kulitnya. Rambutnya terurai di belakang punggungnya, tampak bagaikan gelombang emas yang bercahaya. Dante, duduk di seberang Serena, tampak sangat nyaman dengan suasananya apalagi ada seorang bidadari cantik yang tengah berendam di sebelahnya.Sekuat mungkin Dante berusaha menahan hasratnya yang terpendam sejak tadi. Rasa
Serena berdiri di depan cermin kamar dengan tangan menggenggam handuk lembut berwarna biru langit, mengeringkan rambutnya yang masih basah. Kamar itu dipenuhi dengan aroma minyak esensial dari lilin yang menyala, menggabungkan kehangatan dan kedamaian. Tetapi, di balik penampilan tenangnya, Serena merasa gelombang kecemasan menyelinap ke dalam dirinya. Handuk yang ia pegang seolah menjadi beban yang lebih berat dari biasanya.Apa itu tadi yang dia lihat di ponsel Dante? Terhitung sudah 20 menit Serena termenung di depan cermin di dalam kamar mandinya. Selesai mandi tadi, Dante langsung keluar mendahului karena Serena akan mengganti baju di sana.Serena ingin mengabaikannya karena memang dia tak seharusnya melihat isi pesan seseorang secara diam diam seperti itu walau Dante adalah suaminya tapi Serena sudah terlanjut melihatnya. Dia hanya sekilas melihat nama pengiririm pesan itu tapi dia tak melihat apa isi pesannya karena Dante sudah berbalik terlebih dahulu hingga membuat Serena ter
Malam di mansion mewah itu sunyi, hanya ditemani oleh desiran lembut angin yang melintasi jendela besar dan cahaya rembulan yang menembus tirai tipis, menciptakan pola-pola lembut di lantai kamar. Serena dan Dante tidur di ranjang besar yang dilapisi sprei sutra berwarna krem, bantal-bantal empuk tertata rapi di kepala ranjang. Dante tidur nyenyak di samping Serena, napasnya teratur dan tenang. Serena sendiri tampak tidak begitu tenang, meskipun matanya tertutup rapat.Sejak beberapa jam yang lalu Serena sudah berusaha untuk tidur, dia berusaha untuk menutup matanya karena sejujurnya tubuhnya juga sangat lelah seharian ini melakukan banyal hal namun ada sesuatu yang menganggunya sejak tadi, sejak makan malam dan Serena tak bisa mengabaikan ini.Rasanya dia bisa gila jika terus seperti ini.Setelah beberapa saat bergelut dengan rasa gelisah, Serena merasa tidur tidak datang dengan mudah. Bayangan pesan yang ia lihat di ponsel Dante masih membayangi pikirannya, mengusik ketenangannya. D
Malam di mansion itu sepi, hanya diterangi oleh sinar rembulan yang menyelinap lembut melalui jendela kaca besar di kamar tidur Serena. Serena berbaring di ranjang raja yang empuk, dikelilingi oleh gorden sutra berwarna lavender dan tirai berlapis emas. Suasana di kamar begitu tenang, dipenuhi dengan aroma lavender dari lilin aromaterapi yang telah padam. Serena baru saja melihat pesan di ponsel Dante sebelum memutuskan untuk tidur, tetapi ketenangan malam membuat hatinya bergejolak. Pesan itu, meski singkat, memuat sesuatu yang mengganggu ketenangan pikirannya—sesuatu yang membuatnya tak bisa lagi menutup mata.Entah sudah berapa posisi tidur yang Serena coba sejak tadi, mulai dari menghadap Dante dan memeluknya lalu terlentang dan kembali memunggungi Dante semuanya sudah dia lakukan agar bisa terlelap dalam tidur dan bisa rileks sebentar saja tapi entah kenapa malam ini Serena benar benar kesulitan untuk tidur.Ini bukan hal yang biasa karena Serena tak lagi menderita insomnia semen
Malam itu, mansion milik Serena terasa lebih sunyi dari biasanya. Kegelapan melingkupi kamar tidur yang dipenuhi dengan furniture elegan dan warna-warna lembut. Serena baru saja berbaring di ranjang besar yang dihiasi dengan selimut sutra, setelah sempat melirik pesan yang mengganggu di ponsel suaminya, Dante. Hatinya berdebar-debar, setiap detik terasa menyesakkan karena pesan-pesan yang terus menghantuinya.Kini keduanya berhadap hadapan dalam kegelapan kamar mansion itu. bahkan dari cahaya yang remang remang ini ada kilatan amarah yang sangat jelas terpancar dari wajah Dante. Serena dapat membaca semua itu.Dante sudah menangkap basah dirinya tengah mmebaca isi pesan dari ponselnya. Serena tau itu salah dan beresiko tapi dia tetap melakukannya dan dia tak menyesal sama sekali karena di sini yang berhutang penjelsan seharusnya bukan dirinya melainkan Dante.Entahlah Serena tak tau apakah pria itu melihatnya memegang ponsel miliknya dengan jelas atau tidak karena memang Dante masih s