Malam itu, langit kelam dengan awan tebal menyelimuti bulan. Hawa dingin musim gugur merambat hingga ke sudut-sudut jendela besar di mansion megah itu. Serena duduk sendirian di ruang kerjanya, menatap lembaran-lembaran surat yang belum terbaca. Bunga-bunga yang dikirim Dante hampir setiap hari tergeletak di sudut ruangan, layu tanpa pernah disentuh. Hatiku keras, pikir Serena. Ia telah cukup disakiti oleh Dante, lelaki yang pernah ia percayai lebih dari siapa pun.Mereka telah hampir satu bulan pisah rumah. Serena tak pernah kembali ke mansion yang mereka tinggali bersama. Kehidupan dalam pernikahan mereka, yang pernah tampak sempurna, telah runtuh seiring dengan terungkapnya kenyataan pahit bahwa Dante, suaminya yang ke-15, adalah dalang di balik seluruh rangkaian pernikahan-pernikahan yang Serena jalani atas perintah kakeknya. Setiap langkah, setiap ikatan, semua telah direncanakan dengan rapi oleh Dante—lelaki yang seharusnya menjadi pelindung dan pendamping, tetapi ternyata hanya
Serena melangkah perlahan menuju pintu besar mansion keluarga Ambrose. Udara malam yang dingin menyelinap di antara celah-celah pakaiannya, namun dia hampir tidak merasakannya. Hatinya lebih dingin daripada malam di sekitarnya. Di dalam, dia akan bertemu dengan kakeknya, Fredrick Ambrose, seorang pria yang dihormati sekaligus ditakuti. Namun, malam ini, dia bukan hanya bertemu dengan seorang kakek, tetapi juga seseorang yang selama ini dikelabui oleh Dante, pria yang seharusnya dia percayai.Begitu pintu terbuka, Serena disambut oleh para pelayan yang dengan sopan membungkuk. Langkahnya tegas, namun ada keraguan yang mengintip di sudut matanya. Ruang makan utama sudah disiapkan dengan mewah, seperti biasa. Meja panjang berlapis kain putih, dihiasi dengan perak dan kristal yang memantulkan cahaya lilin, menciptakan suasana yang hangat namun penuh dengan kekakuan. Di ujung meja, Fredrick duduk dengan tenang, menatapnya dengan pandangan penuh arti."Serena.” Fredrick menyapa dengan suara
Serena berdiri di samping Dante, merasa atmosfer di sekitar mereka penuh dengan ketegangan yang hampir tak terlihat. Malam ini, mereka menghadiri pernikahan yang tak terduga—Nicholas dan Cassandra, dua orang yang tidak pernah Serena bayangkan akan menikah. Nicholas, pria yang pernah menjadi segalanya dalam hidupnya di masa lalu, dan Cassandra, wanita yang pernah terang-terangan menunjukkan ketertarikannya pada Dante, tepatnya mantan tunangan pria itu. Mereka adalah musuh, dalam cara yang tidak sepenuhnya terbuka, tetapi juga tidak bisa diabaikan.Namun, entah bagaimana, kedua orang itu kini memilih untuk bersatu dalam pernikahan yang terkesan terburu-buru, meninggalkan Serena dan Dante dalam posisi yang sangat canggung. Di aula besar itu, tempat pernikahan berlangsung, semua mata tertuju pada Serena dan Dante saat mereka memasuki ruangan. Keduanya adalah pasangan yang dikenal di seluruh Italia, tidak hanya karena kekayaan dan kekuasaan mereka, tetapi juga karena hubungan mereka yang m
Kota Milan dan seluruh Italia gempar. Berita tentang Serena, sosok yang begitu dikenal dan dihormati, kini menghiasi setiap halaman depan surat kabar, acara berita, dan bahkan menjadi topik utama di media sosial. Semua orang membicarakannya—bukan tentang prestasinya atau kehidupannya yang glamor, tetapi tentang video yang memperlihatkan Serena menikah dengan 14 pria berbeda sebelum akhirnya bersama Dante.Semuanya tersebar luas dari pernikahan Cassandra dan Nico waktu itu. Serena yakin ini semua Cassandra yang menjadi dalangnya tapi dia memang belum punya bukti yang kuat. Selain itu berita tentang Serena memang tak pernah tidak menjadi topik panas. Dari sejak awal dia menjabat menjadi manager utama, hingga pertunangannya yang tiba tiba dulu dengan Dante tak ada yang tidak menjadi topik panas.Semua orang membicarakan Serena.Kantor Serena yang biasanya tenang dan penuh profesionalisme kini dipenuhi keramaian. Wartawan dari berbagai media, baik lokal maupun internasional, berbondong-bo
Cahaya bulan di malam yang sunyi itu menerobos melalui jendela besar di mansion Dante dan Serena, mengisi ruangan dengan keheningan yang mencekam. Di hadapan mereka, Cassandra dan Nico berdiri dengan wajah dingin, ancaman tersirat dalam setiap gerakan mereka. Serena tampak ketakutan, tangannya gemetar saat memegang lengan Dante, sementara Dante sendiri memasang ekspresi tertekan yang jarang terlihat."Kalian tahu apa yang harus dilakukan jika tidak ingin rahasia kalian tersebar lebih luas," Cassandra menegaskan, suaranya tajam seperti belati. Nico, yang berdiri di sampingnya, hanya tersenyum sinis, memperlihatkan keyakinan penuh bahwa mereka memegang kendali.Dante mengangguk pelan, seolah-olah terpaksa menerima tuntutan itu. Serena, dengan mata yang berkaca-kaca, hanya bisa menatap Nico dan Cassandra dengan penuh rasa takut. Seluruh adegan ini terasa sangat nyata, bahkan udara pun terasa tegang."Kami akan lakukan apa yang kalian minta," ucap Dante akhirnya, suaranya terdengar berat
Malam di Milan terasa hangat, tetapi ketegangan yang meliputi ruangan di mansion Serena dan Dante membuat udara terasa berat. Serena duduk di sofa kulit yang mewah, jari-jarinya mengetuk-ngetuk gelas anggur yang belum disentuhnya. Matanya memandang lurus ke depan, tidak fokus, sementara pikirannya berputar mengolah berbagai kemungkinan. Dante berdiri di dekat jendela besar yang menghadap ke taman belakang mansion, cahaya lampu kota yang menerobos masuk melalui tirai tipis memberikan bayangan panjang di lantai marmer. Ekspresi serius terpampang di wajahnya, pandangannya terarah ke kejauhan, seakan berusaha menembus kegelapan malam untuk menemukan jawaban yang mereka butuhkan.“Kita harus membuat Nico mengakui siapa yang berada di balik penyebaran video itu,” kata Serena, suaranya datar namun penuh tekad. Kata-katanya menggantung di udara, berat dan menekan seperti ancaman yang tak terelakkan. “Video itu menghancurkan reputasiku, Dante. Aku tak akan membiarkan mereka lolos begitu saja.”
Dante berdiri di depan Cassandra yang kini terperangkap di sebuah ruangan bawah tanah, dikelilingi oleh dinding beton dingin dan tanpa jendela. Ekspresi wajahnya gelap, hampir tak terbaca, sementara Cassandra yang tadinya angkuh kini tampak panik, matanya melebar dalam ketakutan yang tak bisa ia sembunyikan.Sejak awal dia sudah mengambil resiko yang sangat besar untuk bermain main dengan seorang Dante Massimo yang merupakan suhunya dari para antek antek mafia di Italia dan kini Cassnadra akan segera merasakan hasil dari perbuatannya sendiri.Wanita itu ketakutan setengah mati. Dia menatap Dante dengan mata penuh harap, berharap Dante mau melepaskannya tapi sepertinya Cassandra sudah terlambat sekarang untuk mengharapkan belas kasihan dari Dante karena sekalinya pria itu berbuat dia tak akan pernah mundur karena alasan apapun.Karena tak kunjung mendpaat jawaban dari pria itu ketakutan Cassandra semakin menjadi jadi hingga dia bingung harus memakai cara apa agar Dante mau melepaskanny
Di bar, Serena mulai kehilangan kesabarannya. Dia menggebrak meja, membuat Nico tersentak dan menatapnya dengan seringaiannya yang menyeramkan. “Apa yangg membuatmu begitu penasaran sayang? Bukankah saat saat seperti ini sudah lama sekali tidak kita rasakan?...dulu kau terbiasa mendesah di bawah kungkunganku dan kini setelah beberapa saat kau berubah menjadi wanita yang menyeramkan Serena.”Ucapan Nico membuat Serena menghembuskan napasnya kasar. Nico malah merancu kemana mana jauh dari pertanyaannya barusan. "Katakan padaku, Nico! Siapa yang menyuruhmu?!" Serena mendesak, kali ini dengan nada yang hampir putus asa.Nico menggeleng, kini malah air matanya yang mengalir. Mungkin karena pengaruh alkohol Nico menjadi emosional. "Aku... aku tidak bisa... Aku takut, Serena. Aku tak ingin semuanya hancur..."Deg!Takut semuanya hancur? Apa maksud pria ini sebenarnya?Sebelum Serena bisa bertanya lebih lanjut, pintu bar terbuka dengan keras, dan Dante muncul dengan ekspresi yang penuh denga
Suasana di dalam mansion yang megah itu berubah drastis. Dari ketegangan yang membara hingga keheningan yang mencekam, kini hanya ada tatapan-tatapan penuh kebingungan dan keterkejutan. Fredrick duduk dengan lemas di kursi besar, matanya menatap kosong ke arah Serena, Jack, dan Dante. Semua dalih, semua kebohongan yang ia ciptakan selama bertahun-tahun, akhirnya terungkap.Sementara itu Serena merasa baru melihat cahaya di dalam kehidupannya yang selama ini penuh dengan intrik dna teka tekiu. Raasanya dia terlahir kembali dan semua puzzles yang selama ini ada sudah terjawab dengan jelas.Kakeknya, Fredrick adalah dalang dari balik semua ini. Ternyata selama ini orang yang Serena pikir melakukan semuanya demi kebaikannya bukan melakukannya dnegan tujuan itu. Teryata selama ini Serena salah besar.Dia bahkan rela mengorbankan masa mudanya untuk menikah dengan banyak pria dna melawan semua ras atrauma dan takutnya untuk mengetahui fakta bahwa Fredrick bukanlah kakek kandungnya sendiri te
Ruangan besar di mansion Fredrick dipenuhi dengan ketegangan yang semakin memuncak. Fredrick yang masih syok setelah Jack memberitahukan semua tentang siapa sebenarnya orang-orang di sekeliling Serena, kini berusaha mencari celah untuk memutarbalikkan keadaan. Di sisi lain, Dante dan Serena tidak bisa mengabaikan firasat buruk yang muncul setelah melihat cara Fredrick mencoba memanipulasi Jack.Dante, yang sudah cukup lama mengamati gerak-gerik Fredrick, memutuskan untuk mengambil langkah terakhir yang ia harap tidak perlu dilakukan. Dengan isyarat yang hampir tak terlihat, dia memanggil semua anak buahnya yang juga merupakan suami Serena untuk memasuki ruangan. Mereka muncul satu per satu, berdiri berjajar di belakang Dante, dengan sikap penuh hormat dan waspada.“Kalian bisa masuk sekarang!” Suara berat milik Dante sontak membuat semua orang yang ada di sana menoleh, terutama Fredrick dan betapa terkejutnya dia saat melihat semua orang yang sudah dia bayar untuk menjadi suami Serena
Ruangan di mansion Fredrick semakin tegang setelah Jack, dengan bodohnya, mempercayai setiap kata yang keluar dari mulut Fredrick. Fredrick, yang tadinya terlihat rapuh setelah diberitahu tentang kenyataan yang mengejutkan oleh Jack, kini bangkit kembali dengan penuh semangat untuk memanipulasi putranya. Serena dan Dante, yang sebelumnya mengamati percakapan tersebut melalui CCTV dan alat pendengaran, kini berada dalam keadaan panik. Jack, dalam momen kebingungannya, memutus semua akses mereka terhadap percakapan itu. Dante menyadari situasi semakin tidak terkendali, dan mereka harus bertindak cepat.“Dia menutup aksesnya!” Dante berkata dengan nada tajam, jelas menunjukkan kekesalannya. Serena, yang berdiri di sampingnya, merasakan kekhawatiran yang mendalam. Wajahnya terlihat panik, apalagi saat melihat Dante yang panik dia menjadi semakin panik. PAdahal Serena yakin dia bisa tenang kalau Dante tenang karena dialah inti dari semua ini, dia yang menjalankan rencana ini dna dia juga y
Jack berdiri tegak di depan Fredrick, matanya penuh amarah dan kebingungan. Fredrick, yang selama ini dikenal sebagai pria berkuasa dan tak tergoyahkan, kini terlihat berbeda—rentan dan terguncang. Setelah Jack mengungkapkan bahwa semua suami Serena adalah anak buah Dante, bukan Fredrick, suasana di ruangan itu berubah drastis. Fredrick yang biasanya tenang, tiba-tiba terlihat syok, wajahnya memucat seolah darahnya mengalir keluar dari tubuhnya.Apa yang barusaja dia dengar dari mulut putranya adalah hal terakhir yang mungkin terlintas di otaknnya, saking terkjeutnya dia saat ini. Apa katanya? Semua orang yang sudah dia sewa selama ini untuk memata matai Serena ternyata adalah anak buah Dante? Orang kriiman pria itu?Wah! Bahkan jantung Fredrick bergetar hebat saat ini, dia merasa sesuatu yang berbeda, seakan akan dia bisa mencium sesuatu bruuk akan segera terjadi. Tapi tidak! dia sudah sampai sejauh ini dan dia tak akan menyerah begitu saja.Fredrick memegang dadanya dengan tangan ge
Di dalam ruangan yang dingin dan penuh dengan ketegangan, Jack berdiri tegak di depan ayahnya, Fredrick, yang masih terguncang oleh pertanyaan-pertanyaan tajam yang dilontarkan putranya. Fredrick hendak keluar, namun Jack dengan tegas menghalangi jalannya, sesuatu yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Dante, yang menyaksikan semua ini dari ruangan pengawasan bersama Serena, terkejut melihat Jack berani menahan ayahnya sendiri—tindakan yang bukan bagian dari rencana mereka.Netra kedua pasangan suami istri itu langsung fokus menatap layar monitor yang ada di depan mereka. Awalnya niat Dante dan Serena ingin melepas headset yang mereka pakai untuk alat bantu pendengaran tapi niatnya langsung mereka urungakn saat melihat Jack menghentikan Fredrick untuk berjalan keluar.“Dante!” Suara Serena terdengar menggema di ruangan pengawasan itu. walau Dante memakai headset dia bisa mendengarnya, suara Serena bergetar hebat. Apa dia juga memikirkan hal yang sama dengannya?Dante sontak menoleh
Malam itu di mansion utama, ketegangan terasa begitu kuat, hampir seperti udara berat yang memenuhi setiap sudut ruangan. Jack, dengan wajah tenang tapi penuh tekad, melangkah ke dalam rumah besar tempat ia dulu dibesarkan, kini di bawah bayang-bayang kegelapan yang lebih dalam dari sekadar usia tua. Ia tahu, malam ini adalah waktu untuk mengungkap kebenaran, untuk menguji apakah Fredrick, ayahnya sendiri, benar-benar dalang di balik semua kekacauan yang telah menghancurkan hidup putrinya, Serena.Jack sebenarnya masih tak habis pikir dengan apa yang terjadi, tapi melihat semua bukti yang Dante berikan membuatnya juga mempertanyakan dirinya selama ini. DIa tau apa yang dilakukan Fredrick pada Serena dan alasnanya adalah karena ingin menyembuhkan Serena ia tau itu tapi pertanyaan Dante tentang itu membuatnya juga bertanya tanya.Selama hampir 6 tahun ini Jack tak pernah bertanya kenapa ayahnya itu begitu terobsesi ingin menyembuhkan Serena. Bahkan Jack tak pernah bertnaya karena selma
Konferensi pers yang menghebohkan itu berakhir dengan tiba-tiba. Serena, yang semula berdiri dengan percaya diri di hadapan puluhan kamera, kini merasa dunianya mulai runtuh dan sedikit panik. Kedatangan Jack, papanya, merubah segalanya. Sebelum dia bisa menyelesaikan semua pengakuannya, dia terpaksa meninggalkan panggung dengan tergesa-gesa."Serena, kita harus pergi sekarang," desak Jack, menarik lengannya dengan cengkeraman yang tegas namun penuh kekhawatiran. Wajah Serena juga tak kalah syok saat melihat pria yang paling dia kenal ini ada di sini secara tiba-tiba padahal selama berbulan bulan Jack tak pernah pulang karena ada urusan bisnis yang Serena yakini disuruh oleh kakeknya untuk pergi menjauh tapi akhirnya ia kembali sekarang.Serena berusaha menolak, matanya melirik ke arah Dante yang masih berdiri tenang di dekatnya, tetapi tatapan ayahnya yang penuh dengan ketegangan membuatnya sadar bahwa perlawanan tidak akan ada gunanya. Dengan berat hati, Serena menundukkan kepala da
Konferensi pers Serena berjalan dengan tegang, menggemparkan semua orang yang hadir. Ruangan itu dipenuhi dengan kilatan kamera dan suara berdesir dari wartawan yang tak sabar menunggu pernyataan lebih lanjut dari Serena, yang berdiri tegak di tengah panggung. Di sisinya, Dante berdiri tenang, sementara di belakang mereka, empat belas pria yang mengaku sebagai suami Serena berdiri dalam formasi yang rapi, wajah mereka tanpa ekspresi, seolah sudah siap menghadapi apa pun.Serena menatap lurus ke depan, matanya menyapu para wartawan yang sibuk mencatat setiap kata yang diucapkannya. "Saya tahu ini sulit dipercaya," katanya dengan suara tegas, "tetapi saya ingin mengklarifikasi semuanya di hadapan kalian semua." Ucapan Serena seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja dan mereka para wartawan sama sekali tak ingin kehilangan sedikitpun dari semua momen menegangkan ini.Seorang wartawan di barisan depan dengan cepat mengangkat tangannya, suaranya penuh rasa ingin tahu. "Bagaimana bisa
Pagi yang cerah di Milan berubah menjadi hari yang penuh kejutan saat berita tentang konferensi pers mendadak yang diadakan oleh Serena menyebar. Wartawan dari berbagai media berkumpul di depan sebuah gedung megah, berdesak-desakan, mencoba mendapatkan posisi terbaik untuk meliput acara yang telah memicu kehebohan luar biasa. Kamera-kamera siap merekam setiap detik, sementara mikrofon dari berbagai stasiun berita diarahkan ke arah podium yang masih kosong.Bayangkan saja, seorang Serena Ambrose yang tanpa skandalpun bisa menghebohkan masyarakat hanya dengan konferensi pers dadakannya itu, apalagi kini, wanita itu sedang menjadi bualan seantero Italia karena videonya yang menikah dengan banyak pria sudah beredar di kalangan masyarakat dan membuat heboh semuanya.Bahkan, ke-14 pria yang Serena nikahi waktu itu tidak diblur wajahnya dan membuat nama mereka juga ikut terseret, seperti Dominic yang terkenal merupakan anak buah Fredrick dan Vicenzo yang memang terkenal karena keahlian bela