Home / Pernikahan / STATUS WA SUAMIKU / Kejutan yang Menyakitkan!

Share

STATUS WA SUAMIKU
STATUS WA SUAMIKU
Author: Cahaya Senja

Kejutan yang Menyakitkan!

Author: Cahaya Senja
last update Last Updated: 2022-09-13 19:33:14

#STATUS_WA

"Ciieee, yang sekarang lagi hamil. Mukanya makin bersinar aja nih, bumil yang satu ini."

"Iya dong, biasanya kalo lagi hamil auranya terlihat berbeda. Uhuy, nggak nyangka sebentar lagi kita bakalan dapat keponakan dong nih ya."

"Iya nih, nggak sabar banget ngelihat ponakan kita."

"Jangan lupa kalo cewek pakai nama aku depannya. Soalnya nama aku paling bagus sejagat raya."

"Kalo cowok, em pakai nama pacar aku deh. Soalnya cakep juga."

"Lah, kok pacarmu. Nama ayahnya dong, kan yang bikin ayahnya bukan pacarmu. Dasar aneh!"

Mereka lalu tertawa secara bersamaan, membuat aku yang baru datang mengernyitkan dahi seperti orang yang b*doh.

Jujur saja, saat ini aku sedikit heran sekaligus bingung dengan arah pembicaraan mereka. Mengapa mereka berbicara saat aku baru saja sampai di kafe yang sudah mereka janjikan.

Hari ini Nandini, sahabatku mengajak untuk aku datang ke alamat yang sudah diberikannya.

Ia bilang untuk saling bersilaturahmi kembali, sekaligus melepas rindu yang ada saat ini.

Aku yang memang sudah merindukan teman-temanku, lalu mengiyakan ucapan mereka. Setelahnya bergegas untuk berangkat, tak sabar menjumpai teman-teman lamaku.

Namun sayang, sambutan yang mereka membuatku heran bahkan terkejut tak tau harus berperilaku bagaimana. Mereka tiba-tiba saja menyambutku dengan tawa dan gosip tentang orang hamil. Seakan-akan disini aku sedang membawa kebahagiaan untuk mereka yang berada di sini. Tatapan mereka pun seperti sedang menginterogasi aku yang baru saja duduk di kursi yang telah disiapkan mereka.

"Kira-kira kamu maunya cewek apa cowo, Ra?" tanya Nandini padaku.

Deg!

Kaget, tentu saja! Aku tak mengerti hal ini. Kuangkat kedua alisku, seolah-olah memberikan isyarat padanya, tentang apa yang sedang ia bahas saat ini.

"Apanya?" tanyaku balik karena tak ada mendapat respon baik dari Nandini. Ia malah semakin berbicara dan membahas hal yang benar-benar tak kumengerti.

Namaku Aralita. Saat ini usiaku 27 tahun, pekerjaanku sebagai pengelola butik. Lepas dari itu aku juga sebagai ibu rumah tangga.

Suamiku bernama Jaka Wijaya, jarak antara usiaku dan suami tak terlalu jauh.

Namun, kami memiliki cinta dan kasih yang sangat besar.

Untuk baby, aku masih belum mempunyai anak. Namun aku berharap secepatnya untuk memilikinya.

"Ck! Nggak usah pakai hilang ingatan deh," ucap Nandini dengan wajah yang kesal. Namun juga seperti sedang menahan senyumnya.

"Ah, Nandini kayak nggak tau aja. Dia itu kayaknya mau bikin kejutan buat kita semua, tapi malah keduluan sama kamu yang ngasih tau kita," tutur Cantika, lalu diikuti tawa yang lainnya.

"Hilang ingatan gimana? Aku emang nggak ngerti arah pembicaraan kalian, sumpah!" tegasku lagi sambil mengangkat kedua bahu. Nandini mendelik.

"Hah?!" Mereka berteriak bersamaan, aku langsung menutup telinga. Apa-apaan sih lebay banget, pikirku.

"Berisik ah," ucapku pada mereka. Melihat tatapan mereka. Aku mengangkat sebelah alisku.

"Kenapa, ada yang salah sama ucapanku?" tanyaku pada mereka semua yang saat ini menatapku dengan tatapan yang bisa diartikan.

"Seriusan nih, kamu sama sekali nggak tau dengan apa yang sedang kami bahas sekarang?" tanya Nandini padaku.

"Nggak lah, orang nggak dikasih tau." Aku menjawab seraya menyeruput minumanku.

"Ara, kamu gila ya! Kan seharusnya kamu sedang berbahagia saat ini, kamu lagi hamil 'kan sekarang?" tanya Ina padaku.

"Siapa yang hamil? Aku masih belum hamil, mungkin Tuhan belum menitipkan makhluk kecil dalam rahimku. Saat ini aku tidak sedang berbadan dua," kataku sambil menatap serius pada mereka semua.

"Seriusan?" tanya Nandini dan Cantika secara bersamaan.

"Demi cintaku padamu, aku serius!"

Puk!

Lenganku dipukul pelan oleh Nandini. Ia menatapku seperti ingin melahapku.

"Status laki lu di Wa tuh kaya lagi bahagia banget tau nggak." Nandini berbicara dengan cepat, tapi masih bisa kucerna.

"Bahagia kenapa?" Aku bertanya kepadanya. Rasa penasaran tiba-tiba menghampiriku. Bahagia bagaimana maksudnya.

"Nih kamu lihat sendiri," ucapnya lalu menyerahkan ponselnya padaku. Kuraih ponsel yang diberikan Nandini padaku, sebelum melihatnya aku memutar bola mata malas.

Niatnya ingin bertukar rindu, malah dihebohkan dengan berita hoax yang diberikan Nandini.

Diponsel tersebut terdapat 4 gambar yang di screenshot. Gambar itu pun hanya berupa sebuah tulisan.

"Aku bahagia bersamamu."

"Terimakasih untuk malaikat kecil yang sudah kau hadirkan."

"Semoga jagoanku dan ibunya sehat selalu."

"Anakmu, anakku juga."

Aku melihat pemilik status itu dan ternyata pemiliknya adalah Mas Jaka! Suamiku, imam dalam rumah tanggaku. Apa maksud dari status Mas Jaka.

Anak siapa? Padahal jelas-jelas aku sedang tidak hamil, lalu anak siapa yang saat ini ia maksudkan. Kenapa aku tidak tau tentang ini semua.

Nafasku memburu, sesak rasanya rongga dadaku kini. Sebisa mungkin aku menahan agar tak menangis.

Nandini sepertinya mengerti dengan keadaan yang saat ini berubah menjadi tegang, begitupun temanku yang lainnya.

Mereka menguatkan aku, aku hanya diam menatap layar ponsel di depanku. Aku belum bisa memastikan apakah ini benar-benar Mas Jaka atau bukan. Namun dari profilnya iya, itu adalah fotonya.

Lalu, mengapa statusnya tak ada masuk di tempatku, apakah aku memang sengaja diprivasi olehnya atau ... argh! Perasaanku semakin tak karuan memikirkan itu semua.

"Boleh aku meminta hasil tangkapan layarmu ini," ucapku lirih. Rasanya untuk sekadar bersuara pun sangat susah. Rasa sesak di dada mendera begitu saja.

Entahlah, sedih yang mendalam itu yang kurasakan. Aku dan Mas Jaka sudah menikah 3 tahun lebih, aku ingin melakukan program ibu hamil. Namun dilarang oleh Mas Jaka, dia bilang ditunda dulu. Karena ia masih ingin menikmati masa-masa indah bersamaku, dan merasakan seperti layaknya orang yang sedang berpacaran.

Setelah kupikir-pikir, mungkin apa yang dikatakan Mas Jaka ada benarnya. Lagipula, jika sudah mempunyai anak mungkin kami akan lebih sedikit untuk meluangkan waktu sekedar untuk bergurau.

Lagian umur pernikahan kami juga masih belum terlalu lama. Jadi tak apa jika ditunda-tunda. Aku memaksa ingin memiliki anak, tetapi dia selalu beralasan seperti itu. Mau tak mau, aku harus memendam keinginan yang selama ini kuimpikan.

Terus maksud statusnya ini apa? Kenapa ada bawa-bawa nama jagoan. Apakah dia memiliki perempuan lain di luaran sana. Jika iya, begitu tega dan jahatnya Mas Jaka padaku. Pikiranku saat ini benar-benar tak bisa diajak untuk berkompromi.

"Okee, aku kirim ya." Nandini lalu mengirim foto itu ke ponselku. Lamunanku buyar, berganti dengan rasa gelisah yang sulit untuk dikendalikan. Teman-teman yang lainnya mencoba memberikan nasehat-nasehat mereka.

Aku hanya mengangguk mengiyakan, walau sebenarnya perkataan mereka hanya masuk telinga kanan, kemudian keluar di telinga kiri. Sama sekali tak dapat kucerna dengan baik.

Aku lalu pamit untuk pulang ke rumah setelah mendapatkan apa yang aku mau.

Kupacu mobil hadiah pernikahan dari Mas Jaka dengan kecepatan sedang. Sedih campur kecewa itu yang kurasakan sekarang.

****

Sesampainya di rumah, aku langsung membuka tas besar. Kumasukkan baju-baju ke dalamnya. Tak lupa segala alat keperluan yang harus dibawa.

Kunci rumah ku gantung di paku dekat pintu. Aku membereskan baju dengan air mata yang berderai. Sekuat apapun aku, jika menyangkut masalah hati pasti akan menangis juga.

Kebetulan di luar sedang hujan, aku tak perduli. Biarlah, aku akan tetap membereskan baju-baju ini.

Saat sedang asik membereskan tiba-tiba masuk pesan dari Nandini.

Dan itu adalah video Jaka sedang bergandengan tangan dengan perempuan hamil. Sepertinya mereka pergi ke dokter kandungan. Ah, Nandini benar-benar sahabatku yang sigap.

[Aku baru saja melihat status Jaka yang ini. Dia mempostingnya tiga belas menit yang lalu, Ra,] tulis Nandini yang hanya kubaca saja. Ternyata benar Mas Jaka sudah bermain api di belakangku.

Tak kubalas pesan yang dikirimkan Nandini. Aku masih membereskan baju. Saat sudah selesai aku berjalan lunglai menuju pintu.

Kubuka pintu perlahan, kulempar tas yang berisi pakaian itu. Lalu kututup pintu rumah dengan kasar, dan menguncinya rapat-rapat.

"Selamat tinggal, Mas. Biar aku yang mengalah. Pergilah bersama selingkuhanmu. Semua kesalahanmu akan kumaafkan, tapi tidak dengan perselingkuhan." Aku berucap sambil menepuk-nepuk dada yang sesak.

Untung saja sebelum ini terjadi aku sudah sigap. Rumah, mobil, dan toko butik sudah beralih menjadi namaku. Dan tentu saja, surat itu sudah kusimpan dengan aman.

"Selamat menikmati kehidupan barumu, Mas." Aku tersenyum, lalu menghapus air mataku dengan kasar.

Next?

Bantu vote cerita saya yaa. Terima kasih semuanya, kalian sehat selalu. Jangan lupa untuk follow juga.

Comments (4)
goodnovel comment avatar
FLO HEART STONE SENJA
okey cerita bagus sy suka karya"kk......
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
bagus jangan bodoh untuk meratap lama kalau dia pulang jangan bukain pintu pura-pura tidur
goodnovel comment avatar
Fathiyah Assegaf
memang diduakan sangat sekali bagi wanita dan tdk bs di maafkan lebih baik bercerai karena masih byk lelaki yang baik di luar sana
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • STATUS WA SUAMIKU   Main Halus Solusinya!

    "Selamat menikmati kehidupan barumu, Mas." Aku tersenyum, lalu menghapus air mataku dengan kasar.Walaupun begitu, tetap saja terasa sesak nafasku ini. Entah mengapa rasanya aku tak percaya, bisa-bisanya Mas Jaka berselingkuh dengan wanita lain lalu menanam benih ke rahim wanita itu. Sedangkan padaku yang jelas-jelas pasangan halalnya, ia malah melarangku untuk segera memiliki seorang anak.Apa ini? Apa yang dia inginkan sebenarnya. Mengapa Mas Jaka menyiksaku dengan begitu menyakitkan, tak pernahkah ia memahami sedikit saja bagaimana perasaanku saat memohon padanya agar secepatnya memiliki momongan.Aku berdiri lalu masuk ke kamar, kupatut diriku di cermin. Aku masih terlihat cantik, tak ada kerutan di wajahku. Masih sama seperti dahulu saat Mas Jaka meminang di hadapan orang tuaku.Bahkan dia dulu bersumpah akan setia bersamaku. Lalu, apa yang saat ini kulihat, dia sedang menggandeng perempuan lain dan perempuan itu sedang hamil. Apakah dia ingin bermain-main dengan sebuah pernikaha

    Last Updated : 2022-09-13
  • STATUS WA SUAMIKU   Nasi Goreng Spesial!

    Begitulah isi pesannya, waktu dulu aku sangat senang dikiriminya pesan begini. Tapi entah kenapa sekarang rasanya sangat hambar.Aku tak bisa membayangkan bagaimana malam ini Mas Jaka memadu kasih bersama selingkuhannya. Sedangkan aku disini terlena dalam bahtera rumah tangga. Jangan gegabah Ara. Aku berusaha menguatkan diriku sendiri, salah sedikit saja hancurlah semua yang saat ini direncanakan. Kupejamkan mata, mencoba terlelap dalam mimpi tanpa gangguan ilusi terburuk yang pernah saat ini terpatri. Membuta diri lupa akan tujuan hidup sendiri.Raga ini rasanya tak lagi berfungsi, semenjak kekasih hati mengkhianati dan memberikan luka yang bertubi-tubi hingga sulit untuk kuterima lagi.Dia di sana bersenang-senang, sedangkan aku di sini malah menangis dalam dia. Dia di sana tertawa bahagia, karena mampu membohongiku yang saat ini kecewa karena pengkhianatan yang diberikannya.Paham kah dia sana, bahwa aku disini terluka sendirian. Menantinya untuk segera memberikan sebuah kepastian

    Last Updated : 2022-09-13
  • STATUS WA SUAMIKU   Aku Hanya Sedang Lelah, Mas!

    "Ini belum seberapa, Mas. Masih permulaan," gumamku lalu mengusap sudut mataku."Sayang!" Masih terdengar teriakkan Mas Jaka mengiringi kepergianku.Aku bergegas masuk ke kamar mengambil tas dan juga ponsel."Sayang, Mas minta maaf. Mas nggak ada niatan buat bikin kamu tersinggung, kamu jangan marah dong, Sayang," ujarnya mencoba memberikan alasan. Ia menghalangi jalanku, aku tak mempedulikannya."Istri aku kenapa sih? Kok jadi ngambekan gini, coba sini cerita dulu sama, Mas," ujarnya lagi sambil memegang tanganku."Aku capek, Mas!" ujarku langsung menunduk dan air mata jatuh begitu saja."Sayang, jangan menangis. Maafkan aku, maafkan kata-kata kasarku tadi," ucap Mas Jaka. Bukan tentang itu, Mas. Aku hanya lelah saat harus berpura-pura baik-baik saja di depanmu. Aku lelah menjadi wanita yang sok tegar, padahal kenyataannya aku rapuh sangat rapuh.Aku sekarang hancur sendirian tanpa ada lagi yang dapat kujadikan sebagai sandaran.Aku melepaskan oelukannya. Lalu bergegas pergi dari had

    Last Updated : 2022-09-13
  • STATUS WA SUAMIKU   Suara yang Menjijikan!

    Namun yang membuat dadaku seperti ditusuk banyak pedang, ketika Mas Jaka mencium 0ipi wanita itu secara bergantian, begitupun sebaliknya. Setelah itu Mas Jaka mengusap pucuk kepalanya. Lalu membukakan pintu mobil untuk wanita yang sangat terlihat menggoda itu.Mataku memanas, sebisa mungkin aku menahan agar tak menangis sekarang. Kupegang erat stir mobil meredakan gemuruh di dalam dada.Lama kuperhatikan video itu, mereka langsung melajukan mobilnya. Kulempar ponselku ke atas sofa, lagi-lagi aku harus menahan sesak dalam dada.Tapi ada yang aneh disitu, aku kembali membuka video yang dikirimkan Nandini. Aku memperhatikan video itu dengan saksama.Disitu terlihat perempuan tersebut menggunakan pakaian khas seperti orang yang bekerja di kantoran. Apa dia bekerja bersama dengan Mas Jaka? Pikiranku mulai berkelana, memikirkan siapa dan darimana wanita itu berasal.Kenapa di video itu, terlihat seolah-olah hubungan mereka sudah terjalin lama. Jika benar, sungguh sangat hebat Mas Jaka men

    Last Updated : 2022-09-14
  • STATUS WA SUAMIKU   POV Jaka (Sesal dalam Kenikmatan!)

    Namaku Jaka Wijaya, papaku seorang pengusaha terkenal, sedangkan mama memiliki banyak toko butik. Jadi bisa dipastikan aku takkan kekurangan harta tujuh turunan.Aku dilahirkan dalam keluarga yang berkecukupan, dididik sedari kecil bagaimana cara mengelola perusahaan.Saat kuliah, aku menjalin hubungan dengan seorang wanita. Dia sederhana jauh dari kata kaya, dia baik, ramah kepada semua orang. Dia juga sering kulihat membantu Ibu kantin untuk berjualan.Aku menyukainya, aku mulai berani mendekatinya walau sebenarnya dia selalu menjauh. Dari mulai kukirim surat, setangkai bunga mawar. Namun tak kunjung dapat meluluhkan hatinya.Padahal apa kurangnya aku, tampan, cerdas, mandiri. Iya mandiri, mandi sendiri. Untuk urusan pekerjaan aku hanya meminta ayahku memberikan satu perusahaannya untukku dan akulah yang mengelolanya.Papa dan mama sangat memanjakanku. Apapun yang kuinginkan pasti akan selalu dituruti oleh mereka. Jadi wajar saja, jika sampai kuliah aku masih tak bisa hidup mandiri,

    Last Updated : 2022-09-14
  • STATUS WA SUAMIKU   Perhatian yang Diberikan Olehnya!

    [Pulanglah malam ini, ada yang ingin kubicarakan! Jangan selalu beralasan lembur, aku juga perlu waktumu walah hanya semenit!]Begitulah isi pesan yang kukirimkan pada Mas Jaka. Kumatikan ponselku, aku tak ingin melihat penolakan pada dirinya.Aku akan memberikanmu kejutan, Mas! Perlahan tapi pasti. Aku berbicara pada diriku sendiri lalu menyunggingkan bibir sebelah."Kenapa kau?" Suara Nandini mengagetkanku dari rencana yang kupikirkan."Nggakpapa, aku mau bikin Mas Jaka kebablasan." Aku tertawa pelan, biarlah Nandini menganggap ku tak waras."Ini bukti kan udah terkumpul, gimana kalo kamu ngajuin perceraian. Aku rasa tidak akan memberatkan sidangnya nanti," ucap Nandini to the point."Nggak semudah itu, Nan. Bukti ini belum terlalu kuat, dan tentu saja Mas Jaka bisa mengelak nantinya." Aku berucap lirih.Aku tak pernah membayangkan keluarga yang kuimpikan harus berakhir nantinya. Aku bermimpi memiliki keluarga kecil yang bahagia namun akhirnya hanya kecewa yang ada.Kenapa kau mengi

    Last Updated : 2022-09-14
  • STATUS WA SUAMIKU   Pangku-pangkuan! (Kejadian tak Terduga!)

    Aku memejamkan mataku. Mengistirahatkan pikiran yang sempat lelah.Tunggulah, Mas. Besok aku akan pergi ke kantormu! Aku membatin dengan perasaan yang campur aduk.****Aku tertidur dengan sangat pulas, saat terbangun tak kudapati mas Jaka disini. Kemanakah dia? Aku bertanya-tanya pada diri sendiri.Ah, terserah lah apa peduliku. Toh, sebentar lagi kami juga tidak akan bersama. Aku harus membiasakan diri tanpanya.Cukup tadi malam aku terlihat bodoh, dan hampir saja membuat diri ini tersiksa. Bahkan juga bisa kehilangan nyawa.Entah jin apa yang merasukiku tadi malam sampai-sampai aku melakukan hal tak waras itu. Ah, mengingat kejadian itu aku bergidik ngeri sendiri.Untung saja Tuhan masih sayang terhadapku, dan sekarang dia memberikanku kesehatan sepenuhnya.Aku bergegas mandi membersihkan diri, di dalam kamar mandi aku mengingat kejadian malam tadi. Tiba-tiba aku tertawa sendiri. Ah, pokoknya betapa bodohnya aku tadi malam.Tok ... Tok ... Tok ...Pintu kamar mandi diketuk, aku ter

    Last Updated : 2022-09-14
  • STATUS WA SUAMIKU   Tamparan Keras yang Diberikannya! (POV ARA)

    "Wah! Ada acara apa nih. Main pangku-pangkuan kayanya seru!" teriakku yang langsung melempar tas ke atas meja kerjanya.Mereka berdua terkejut, Mas Jaka mendorong wanita itu hingga bangkit dari pangkuannya.Sepertinya mereka baru menyadari kehadiranku. Keringat membasahi wajah kedua manusia yang ada di depan.Aku masih bersikap santai, kedua tangan kutaruh di pinggang layaknya seorang majikan yang marah sambil menatap pembantunya."Loh, kok dihentikan acara pangku-pangkuannya. Padahal aku lihat, seru loh." Aku berucap sambil menaikturunkan alis."Sayang, aku bisa jelaskan! Ini sama sekali nggak seperti apa yang kamu lihat dan pikirkan!""Ya sudah kalo begitu silakan jelaskan padaku! Agar aku tak terus berkelana dengan pikiran negatif yang sedang menari-nari dalam benakku. Cepat jelaskan!" tegasku penuh penekanan sambil menatap Mas Jaka dengan tajam.Entah kenapa tidak ada lagi rasa sakit, mungkin sudah terhempas jauh dari awal saat aku mengetahui penghianatan Mas Jaka.Mungkin saat in

    Last Updated : 2022-09-14

Latest chapter

  • STATUS WA SUAMIKU   End!

    ***"Ini anak kita, Ara," jawab Jaka yang berbicara sendiri dengan dinding rumah sakit jiwa.Setelah hampir 8 bulan lamanya, Jaka divonis memiliki kelainan. Dia sekarang seperti orang gila yang berbicara sendiri."Aku di samping, anak kita di tengah, kamu di samping aku. Hihi," ucap Jaka yang masih tertawa dan berbicara sendiri. Kadang Jaka juga seperti orang yang sedih, menangis, lalu marah."Apa tidak ada cara yang lebih praktis agar anak saya segera sembuh?" tanya Sang Papa yang merasa hampir putus apa melihat Putra satu-satunya sekarang berada di rumah sakit jiwa. "Untuk saat ini masih diusahakan, Pa. Kami masih membantu dia untuk sedikit demi sedikit menjadi lebih baik lagi, hanya saja Pak Jaka sekarang sulit sekali diajak berkomunikasi. Kadang jika wajtunya tidur, kami ada pemeriksaan Pak Jaka masih saja bermain-main dengan bayangannya seolah-olah itu adalah ia dan kekasihnya.""Sebenarnya kami merasa berat untuk menyampaikan ini, Pak. Sepertinya Pak Jaka ini depresi berat karen

  • STATUS WA SUAMIKU   Raga tanpa Jiwa

    Sesampainya di rumah setelah mengucapkan salam, Reza langsung berlalu pergi tanpa menghiraukan orang tuanya yang menatap penuh dengan keheranan karena tak biasanya putra mereka bersikap seperti itu.Pandangan mereka kini beralih pada Ara yang juga masuk ke dalam rumah terlihat sangat lesu, tak seceria saat berangkat tadi."Abangmu kenapa?" tanya sang Ibu saat Ara baru saja mendudukkan diri di sofa."Patah hati, Bu. Ditinggal nikah sama Nandini," ujar Ara pelan. Mereka berdua lalu terdiam dan saling menatap dalam."Sudahlah, biarkan dulu abangmu sendiri menenangkan dirinya. Mungkin dia hanya terkejut karena wanita idamannya sebentar lagi menjadi milik orang lain." Faisal mencoba memberikan ketenangan karena melihat raut wajah khawatir dari dua wanita yang sangat berarti dalam hidupnya."Ara takut Abang melakukan hal yang nekat," ujarnya sambil memainkan jari."Seperti apa?""Hah?""Maksudmu seperti apa hal nekat itu, Nak?" tanya Faisal lagi sambil menatap dalam sang putri."Bunuh diri

  • STATUS WA SUAMIKU   Perjodohan yang Menyakitkan!

    Sepanjang jalan Nandini hanya bisa menangis tanpa mengeluarkan suara. Air matanya hanya dibiarkan jatuh begitu saja membasahi pipi."Apa yang kau tangisi?" tanya Gibran dingin, tak suka melihat tingkah Nandini yang menurutnya begitu berlebihan."Cengeng!" ejeknya lagi. Nandini hanya diam tak menjawab sepatah kata pun dari Gibran yang menyebalkan."Percuma saja kau menangis, tak akan bisa mengubah segalanya. Seminggu lagi pernikahan kita, persiapkan dirimu untuk itu semua." Gibran berbicara tanpa menoleh sedikit pun pada Nandini."Bisa kita hentikan semuanya. Kamu dan aku tidak saling mencintai, bahkan kita memiliki pasangan masing-masing. Ayo kita sepakat untuk menolak perjodohan yang menyakitkan ini, Gibran," ucap Nandini memohon pada Gibran agar ia mengubah keputusan untuk menikah dengannya."Aku tidak mau!" tegas Gibran."Kenapa, bukankah kita tak saling mencintai. Bukankah kamu sudah bilang, semua ini dilakukan hanya untuk mengembangkan perusahan dan memberi peruntungan bagi orang

  • STATUS WA SUAMIKU   Tentang Cinta Kita?

    Tentang cinta kitaSaat sedang duduk bersantai di kafe, mata Nandini tak sengaja menatap seseorang yang sudah ditunggunya dari tadi. Tiba-tiba perasaan sesak mendera dirinya saat tak sengaja menatap sosok lelaki yang pernah memberikan warna dalam kehidupannya.“Kamu terlihat lebih bahagia saat tidak bersama denganku,” kata Nandini dengan senyum yang samar. Dari jauh Ara melambaikan tangannya pada sosok sahabat yang selama ini sudah ditunggu olehnya.Nandini balas melambaikan tangannya pada Ara. Lalu, tak berapa lama Ara dan Reza sekarang berada di depan Nandini. “Hey, apa kabar?” tanya Ara langsung memeluk Nandini dengan penuh rasa rindu.“Aku baik, bagaimana denganmu, Ara?” tanya Nandini balik. Ia menatap Ara dari atas hingga bawah. Begitu takjub dengan penampilan Ara yang sekarang.“Kamu semakin cantik dengan penampilanmu yang sekarang.” Nandini memegang lengan Ara.“Ma Syaa Allah, alhamdulillah aku baik, Nan. Terima kasih atas pujiannya, aku langsung meleyot dengar pujian yang kamu

  • STATUS WA SUAMIKU   Penyakit yang Mematikan!

    Ina menangis tersedu menatap wajah Yose yang memucat. Ia memegang tangan sang anak, berharap dapat menyalurkan energi hangat padanya."Kenapa semua ini bisa menimpamu, Nak. Astaghfirullah, perbuatan apa yang sudah kamu lakukan, sampai-sampai Allah SWT memberikan hukuman yang begitu berat untukmu," ujar Ina mencium punggung tangan Yose berkali-kali.Ia benar-benar terkejut mengetahui bahwa sang anak tidak akan bisa kembali seperti semula lagi. Bahkan bisa juga karena salah satu masalah ini Yose akan mengalami frustasi hingga membuatnya gila.Ina tidak tahu bagaimana pergaulan Yose selama di kota. Bahkan, Ina pun tak tahu bahwa Yose menjadi simpanan om-om besar dan juga orang ke tiga dalam rumah tangga orang lain.Di kampung, Ina tak pernah berhenti mendoakan yang terbaik untuk putrinya. Berdoa agar Allah SWT menjaga putrinya di mana pun ia berada.Namun sayang, seribu kali sayang. Ia harus menelan saliva pahit saat mengetahui bahwa kehidupan Yose jauh berbanding terbalik dengan apa yan

  • STATUS WA SUAMIKU   Antara Hidup dan Mati

    "Dek, are you ok?" tanya Eza saat melihat Ara yang daritadi hanya menundukkan kepalanya."Ara baik-baik aja, kok. Ya sudah, kalo gitu Ara mau istirahat di kamar saja, capek!" ucap Ara berniat segera berlalu pergi dari ruang tengah ini."Dek, sebentar duduk dulu. Ada yang ingin Abang bicarakan padamu," ucap Eza sambil menatap manik mata milik Ara.Ara lalu memilih untuk duduk kembali ke sofa dan menatap abangnya dengan raut wajah yang tak dapat diartikan."Kenapa, Bang?" tanya Ara sedikit penasaran."Bagaimana dengan rencanamu yang ingin pergi ke London, apakah jadi?" tanya Eza pada Ara yang terlihat bingung memikirkan sesuatu."Sepertinya enggak jadi, Bang. Lagipula Ara kan udah dapat kerjaan, Nandini yang merekomendasikan tempat kerja itu pada Ara. Jadi, mungkin sekarang akan fokus pada pekerjaan itu saja," ucap Ara setelah menimbang-nimbang untuk memutuskan."Baiklah. Apapun keputusanmu, Abang setuju saja. Selagi itu dalam hal baik dan positif, oh ya satu lagi. Kamu tidak perlu terl

  • STATUS WA SUAMIKU   Penuh dengan Amarah!

    "Jika kau masih tak bisa diberitahu, lebih baik kita pulang saja sekarang. Aku tidak ingin jika harus terlibat dalam permasalahanmu lagi. Jika kau masih ingin di sini, setidaknya jaga emosi dan ucapanmu di tempat orang lain!" tegas Anton sambil menatap sang anak dengan tatapan tajam."Maafkan, Jaka, Pa. Ya sudah kalo begitu Jaka ingin masuk ke dalam bersama Papa," ujarnya menunduk dan merapikan jasnya.Jantungnya berdetak kencang saat menginjak rumah Ara, karena ini adalah kali kedua ia menginjak rumah ini setelah sempat pernah adu selisih dengan Ara dan juga mantan mertuanya.Sedangkan Eza di belakang menatap Jaka dengan pandangan yang tak dapat diartikan. Ia takut Jaka akan melakukan hal konyol lagi yang bisa saja membahayakan nyawa mereka yang berada dalam rumah ini.**"Bagaimana kabar, Ayah?" tanya Jaka dengan perasaan gelisah. Karena sekarang ia merasa sedang diintimidasi. Bahkan tatapan-tatapan mereka yang berada di dalam sini serasa sedang mengulitinya."Baik," jawab Faisal si

  • STATUS WA SUAMIKU   Adu Mulut!

    "Ara."Panggilan dari sebuah suara membuat Ara berhenti bernapas beberapa detik. Helaan napasnya terdengar berat."Dia lagi," gumam Ara nyaris tak terdengar."Bagaimana kabarmu? Kulihat sekarang kau semakin berisi dan terlihat lebih bahagia," ujar Jaka tanpa memedulikan tatapan tajam yang dilontarkan Eza padanya. Sekarang ia hanya memfokuskan pandangannya pada Ara.Wanita yang hampir membuatnya gila dan penuh akan segala obsesi yang tak bisa dikendalikan."Mau apa kau ke sini?" tanya Eza dengan wajah datar. Tangannya mengepal erat, bahkan sekarang napasnya pun tak beraturan. Terlihat terengah-engah.Baru saja tadi ia merasakan suasana yang baik-baik saja, tenang, damai tanpa ada gangguan sedikit pun. Setelah kehadiran Jaka, semuanya berubah menjadi panas dan tegang."Ara," panggil Jaka lembut tanpa menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan oleh Eza.Karena memang dari awal kedatangannya bukan untuk bertemu dengan Eza, melainkan melihat wanita yang dulu dan hingga saat ini masih memen

  • STATUS WA SUAMIKU   Bertemu Kembali

    "Kau sadar tidak Jaka, caramu seperti ini hanya akan menyakiti dirimu sendiri. Aku sudah lelah mengikuti segala kemauanmu, padahal kau baru saja tahu bahwa mamamu sudah pergi meninggalkan kita untuk selamanya. Jika mamamu mendengar kabar berita ini, dia juga pasti akan sangat sedih melihatmu begitu berambisi.""Pa, aku tidak berambisi. Aku hanya ingin memperbaiki semuanya bersama Ara. Aku tau aku salah, aku bahkan tidak mengelaknya. Namun, apakah salah jika aku mencoba untuk berubah dan menata semuanya agar kembali menjadi rapi?" tanya Jaka pada sang Papa. Semangatnya ketika ingin bertemu dengan Ara tadi hilang begitu saja saat mendengar penuturan dari sang Papa."Hentikan semua ini, Jaka! Kau lupa, baru beberapa hari ini kau membuat masalah pada Ara. Kau menyalahkan segalanya atas kematian mamamu pada Ara. Padahal jelas, mamamu pergi karena semua terjadi atas kecerobohanmu. Karena keras kepalamu yang hanya menuruti ego semata, tanpa memikirkan sebab apa yang akan terjadi ke depannya.

DMCA.com Protection Status