Beranda / Pernikahan / STATUS WA SUAMIKU / Nasi Goreng Spesial!

Share

Nasi Goreng Spesial!

Penulis: Cahaya Senja
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-13 20:42:17

Begitulah isi pesannya, waktu dulu aku sangat senang dikiriminya pesan begini. Tapi entah kenapa sekarang rasanya sangat hambar.

Aku tak bisa membayangkan bagaimana malam ini Mas Jaka memadu kasih bersama selingkuhannya. Sedangkan aku disini terlena dalam bahtera rumah tangga.

Jangan gegabah Ara. Aku berusaha menguatkan diriku sendiri, salah sedikit saja hancurlah semua yang saat ini direncanakan.

Kupejamkan mata, mencoba terlelap dalam mimpi tanpa gangguan ilusi terburuk yang pernah saat ini terpatri. Membuta diri lupa akan tujuan hidup sendiri.

Raga ini rasanya tak lagi berfungsi, semenjak kekasih hati mengkhianati dan memberikan luka yang bertubi-tubi hingga sulit untuk kuterima lagi.

Dia di sana bersenang-senang, sedangkan aku di sini malah menangis dalam dia. Dia di sana tertawa bahagia, karena mampu membohongiku yang saat ini kecewa karena pengkhianatan yang diberikannya.

Paham kah dia sana, bahwa aku disini terluka sendirian. Menantinya untuk segera memberikan sebuah kepastian, tapi sayang! Akhirnya aku terluka karena terlalu besar memberi kepercayaan.

Bodoh! Aku benar-benar bodoh, mempertaruhkan logika hanya untuk cinta yang sangat membutakan mata hatiku saat ini.

Entah apa kesalahanku di masa lalu, hingga sakit yang kurasakan saat ini tidak satupun keluargaku yang menahu.

Hancur! Ibarat kaca yang terhempas, disusun perlahan tak akan pernah kembali menjadi bentuk asalnya.

Aku menatap langit-langit kamar dengan perasaan yang tak dapat digambarkan. Air mata kubiarkan mengalir begitu saja membasahi bantal.

Harusnya kalli ini tak boleh ada tangisan lagi, aku harus kuat menghadapi masalah sendirian. Tanpa harus melibatkan orang yang tersayang.

Namun, aku juga manusia punya rasa lelah, lemah dan juga ingin dirangkul saat berada di posisi sekarang.

Kusempatkan membalas pesan Mas Jaka terlebih dahulu. Aku harus bisa bermain lebih halus darinya, baru setelah itu akan kuhempaskan secara perlahan hingga ia merasakan sakit yang amat terdalam.

"Selamat malam, Sayang. Semangat kerjanya dijaga kesehatannya. Aku tidur duluan ya. Jangan ada orang ketiga diantara kita."

Begitulah isi pesan yang kukirimkan padanya, sengaja kalimat akhir kubuat. Entah dia sadar atau tidak, mungkin sekarang dia sedang beradu peluh dengan orang lain. Hingga tak akan sempat membaca pesanku, bahkan sekadar untuk melihat ponselnya.

Nikmatilah dulu kebahagiaan duniamu sekarang, akan ada saatnya kau benar-benar terpuruk lalu terjatuh dibawah lututku. Aku berucap dalam hati.

Dan saat itu juga aku akan menjadi sakit yang membuatmu sulit untuk melupakannya. Dan aku juga akan menjadi rindu yang akan membuat perlahan-lahan terbunuh dengan rasa yang mendera.

Kutarik nafas dalam-dalam, lalu membuangnya secara perlahan. Sudah cukup! Aku tak ingin mengulang-ulang tangisan yang tak akan ada gunanya.

Dia hanya titipan, salahku karena mencintai berlebihan. Padahal kenyataannya, dia makhluk Tuhan yang suatu saat akan pergi dari kehidupanku.

Kumatikan ponsel lalu bergegas untuk tidur, terbang ke alam mimpi.

Mimpi buruk yang akan melanda dalam kegelisahan!

****

Entah berapa lama aku tertidur. Kurasakan keanehan saat terbangun dari tidurku. Aku merasakan sangat berat di pinggang.

Saat aku berbalik, aku mendapati Mas Jaka tertidur di samping. Kutatap wajah tampannya. Tak menyangka ia yang lemah lembut, tak pernah kasar bisa membuatku terluka hingga tak bisa menggambarkannya bahkan walau hanya dengan kata-kata.

Refleks langsung saja kutepis tangannya, hingga membuat ia terbangun.

"Sayang, kenapa?" tanya Mas Jaka melihatku menepis tangannya. Mungkin ia terkejut dengan perlakuan yang baru saja ia dapatkan.

Aku pun sama tak kalah terkejutnya dengan apa yang kulakukan. Bisa-bisa ini membuatnya menjadi curiga bahwa aku sudah mengetahui akal busuknya.

Aku salah tingkah, mengapa aku bisa langsung refleks melakukan itu.

"Maaf, Mas. Aku kaget, aku kira siapa yang meluk pinggangku." Alasanku. Mas Jaka terlihat tersenyum, senyum yang dulunya sangat menjadi candu untukku. Kupaksakan membalas senyuman yang diberikan Mas Jaka., agar tak terlihat kesedihan di mata ini.

"Oh, yaudah kalo gitu. Kenapa bangun, sini tidur lagi," ucapnya menarik lenganku untuk kembali tidur di sampingnya. Bukannya merebahkan diri, aku malah menarik tanganku dari genggamannya. Mas Jaka mengernyitkan dahinya, seolah-olah heran dengan perlakuan yang kuberikan saat ini.

"Udah jam 6 pagi, Mas. Aku mau masak dulu, hari ini kamu ke kantor kan. Lagian aku juga sekalian mau ke butikku." Aku langsung turun dari ranjang. Membayangkan ia menghabiskan malam yang panjang bersama wanita itu, membuatku merasa jijik pada diri sendiri saat kami bersentuhan.

"Yaudah, Mas mau tidur sebentar. Bangunin yah nanti, Mas capek banget soalnya," ucapnya, lalu kembali merebahkan dirinya, mencari posisi ternyaman.

Kutatap punggungnya yang saat ini membeleakangiku. Aku tersenyum getir, tentu saja dia lelah. Karena dia tadi malam baru saja mereguk kebahagiaan dengan zina yang mereka lakukan. Tanpa memikirkan apa konsekuensi yang akan dia dapatkan selanjutnya.

"Tentu saja kau merasa lelah, Mas. Dirumah kau bilang lelah, tapi diluar kau menikmati layaknya singa yang kelaparan," geramku pelan takut terdengar olehnya. Kukepalkan telapak tanganku, menahan gemuruh di dalam dada yang saat ini membuncah ingin segera dilampiaskan pada seseorang yang sedang asik terlelap di pembaringan.

Kutinggalkan ia sendiri di kamar, segera aku menuju dapur lalu memasak nasi goreng.

Nasi goreng untukku berbeda dengan punyanya.

Untuk Mas Jaka sengaja aku membuatkan nasi goreng yang sangat pedas dan asin. Agar dia tahu bahwa kehidupan tak selamanya manis.

Aku tersenyum membayangkan bagaimana reaksinya nanti ketika memakan nasi goreng buatanku yang kubuat dengan rasa penuh kasih dan cinta ... dan sedikit amarah yang membara.

Aku tertawa sendiri di dalam hati. Tak sabar dengan apa yang terjadi dengannya nanti. Mungkin tidak akan berdosa, mengerjai suami sendiri. Ah, masih pantaskah dia kusebut suami. Mungkin lebih tepatnya calon mantan suami.

Kulihat jam di dinding masih menunjukkan pukul setengah tujuh. Cukup setengah jam saja aku bergulat dengan peralatan dapur.

Bergegas aku masuk ke kamar dan langsung mandi. Kupakai pakaian yang terlihat menarik, kupoles wajahku tak terlalu tebal. Cukup cantik dengan alami tanpa tambahan make up yang menor.

Aku penasaran, apa sebenarnya kelebihan dari wanita perebut suamiku tersebut. Ah, mungkin caranya di ranjang yang membuat Mas Jaka lupa haluan. Oh atau mungkin dari cara dia menggoda Mas Jaka, hingga membuat Mas Jaka tak tahan.

Tiba-tiba tangan melingkar di pinggangku, dan itu adalah tangan Mas Jaka. Dulu aku suka diperlakukan begini, tapi saat tahu tangan ini pernah memegang wanita lain. Rasanya aku geli bercampur jijik. Sangat-sangat terasa jijik, andai bisa aku ingin langsung saja mandi kembang tujuh rupa.

"Cantik sekali istriku hari ini," ucapnya.

"Apakah hari-hari sebelumnya aku tak terlihat cantik, Mas." Aku berucap lirih, sengaja menampilkan mimik sedih di wajah.

"Kau terlihat cantik setiap hari dimataku, bolehkah kita mencobanya pagi ini. Aku ingin memakanmu ," bisiknya di telinga sambil membalikkan badanku.

"Terimakasih, Mas, atas segala pujian yang sudah kamu berikan. Mandi dulu sana, makanan sudah kusiapkan di atas meja." Belum sempat bibirnya bertaut dengan bibirku. Aku langsung mendorong dadanya pelan, sebelum dia melakukan hal yang lebih lagi.

Walaupun aku ingin, aku tetap akan menahannya.

Entah berdosa atau tidak karena sudah melakukan penolakan, yang pasti saat ini rasa kecewaku sudah terlalu besar padanya.

"Ah, tapi aku sangat ingin sekali memakanmu, Sayang!" Aku mencoba bersikap biasa-biasa saja.

"Waktu kita kan masih panjang, lagipula saat ini aku sedang kedatangan tamu. Jadi tidak bisa." Kembali aku berbohong lagi.

"Sudahlah, mandi sana. Jangan cemberut begitu, nanti tampanmu hilang," ucapku lagi sambil tersenyum manis padanya.

Sengaja saja! Agar terlihat seperti biasa.

"Istriku memang pandai membuatku senang," ucapnya lalu berlalu pergi ke kamar mandi.

Jika aku pandai membuatmu senang, lalu kenapa kamu bisa tergoda wanita di luaran sana, Mas! Batinku menjerit menatap punggungnya.

Lagi-lagi aku harus menarik nafas yang panjang sebelum mengembuskan dengan pelan. Kusiapkan pakaian untuknya berangkat ke kantor. Walau bagaimanapun aku masih berstatus sah sebagai istrinya. Jadi segala keperluannya, aku harus tetap mempersiapkannya.

Mas Jaka keluar dari kamar, sudah rapi dan wangi. Wajah tampannya tak pernah hilang dari pandanganku.

"Oh ya, Sayang, aku lihat tadi malam bajuku kok ada di dalam koper semuanya?" tanya Mas Jaka tiba-tiba yang membuat mataku melebar sempurna.

Astaga, karena terlalu larut dalam tangisan, aku sampai melupakan untuk menyusun kembali pakaian Mas Jaka ke dalam lemarinya.

"Aku berniat membersihkan lemari pakaian, Mas, jadi bajumu kubersihkan. Namun, karena kecapekan karena kegiatan hari kemarin, jadinya aku urungkan dan membuatku lupa untuk membereskannya kembali," kataku berbohong.

Mas Jaka menganggukkan kepalanya, lalu ia ingin berucap kembali. Namun segera kupotong.

"Makan dulu, Mas. Nanti nasi gorengnya dingin, cepatlah memakai pakaianmu."

Aku segera ke luar dari kamar dan menunggunya di ruang makan.

"Sayang, apakah aku sudah tampan?" tanyanya. Biasanya aku akan menjawab panjang lebar dengan ciri khasku. Namun kali ini, aku hanya akan menjawab singkat saja.

"Tampan!" Aku berucap sambil menyendokkan nasi goreng spesial ke dalam piringnya.

"Sayang kamu hari ini terlihat berbeda," ujarnya yang memilih untuk duduk di kursi sebelahku. Kulihat dia masih membenarkan dasinya, biarlah dia bisa sendiri.

"Mungkin hanya perasaanmu saja, Mas!" Aku sebenarnya sudah lelah berpura-pura baik-baik saja. Tidakkah ia mengerti itu semua.

"Tapi, Mas rasa ada yang berbeda darimu. Apa Mas--"

"Mas, aku ingin punya anak." Aku langsung memotong ucapannya dan menatapnya matanya dengan raut wajah yang serius.

Kulihat raut keterkejutan di wajahnya. Beberapa kali dia berdehem mungkin menghilangkan rasa salah tingkahnya.

"Nanti saja ya, Sayang. Mas belum siap punya anak, kita nikmati saja dulu masa muda kita," ucapnya. Aku menampilkan raut wajah kecewa.

Dia ingin memegang tanganku. Akan tetapi aku langsung menepisnya. Kutahan air mataku, kecewa itu yang kurasakan saat ini.

"Makan lah, Mas. Nanti terlambat," ucapku lalu menyuapkan nasi goreng ke mulutku. Ia lalu menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

Kuperhatikan tak ada reaksi apapun yang diberikannya.

"Enak, Mas?" tanyaku yang melihatnya dengan santai memasukkan nasi goreng ke dalam mulutnya.

"E-enak, Sayang," ujarnya sambil menampilkan senyum yang terlihat terpaksa.

"Huah!! Pedas, air mana air!" teriak Mas Jaka, aku tak perduli. Dia masih punya tangan untuk mengambil air sendiri.

Mas Jaka buru-buru menuangkan air putih ke gelas miliknya dan meminumnya hingga tandas.

"Kenapa, Mas?" tanyaku padanya.

"Huh ... Pedas, Dek. Makanannya pedas banget, terus keasinan. Mas nggak kuat makannya."

"Tadi katanya enak, Mas!" ujarku menatapnya dengan tajam.

"Iya, sebenarnya enak. Hanya saja, sepertinya kamu terlalu banyak menaruh cabai dan juga garamnya. Kamu mau bunuh Mas dengan cara memberi makanan tak layak begini," ujarnya lagi yang membuatku terdiam.

Aku pura-pura menampilkan wajah terkejut setelah mendengarkan perkataannya, lalu merubahnya menjadi sedih. Aku berdiri dan meninggalkannya.

"Ini belum seberapa, Mas. Masih permulaan," gumamku lalu mengusap sudut mataku.

"Sayang!" Masih terdengar teriakkan Mas Jaka mengiringi kepergianku.

-

-

-

-

Next?

Bantu vote ya semuanya. Sehat selalu, sayang pembaca semuanya ❤️🥰🥰🥰

Bab terkait

  • STATUS WA SUAMIKU   Aku Hanya Sedang Lelah, Mas!

    "Ini belum seberapa, Mas. Masih permulaan," gumamku lalu mengusap sudut mataku."Sayang!" Masih terdengar teriakkan Mas Jaka mengiringi kepergianku.Aku bergegas masuk ke kamar mengambil tas dan juga ponsel."Sayang, Mas minta maaf. Mas nggak ada niatan buat bikin kamu tersinggung, kamu jangan marah dong, Sayang," ujarnya mencoba memberikan alasan. Ia menghalangi jalanku, aku tak mempedulikannya."Istri aku kenapa sih? Kok jadi ngambekan gini, coba sini cerita dulu sama, Mas," ujarnya lagi sambil memegang tanganku."Aku capek, Mas!" ujarku langsung menunduk dan air mata jatuh begitu saja."Sayang, jangan menangis. Maafkan aku, maafkan kata-kata kasarku tadi," ucap Mas Jaka. Bukan tentang itu, Mas. Aku hanya lelah saat harus berpura-pura baik-baik saja di depanmu. Aku lelah menjadi wanita yang sok tegar, padahal kenyataannya aku rapuh sangat rapuh.Aku sekarang hancur sendirian tanpa ada lagi yang dapat kujadikan sebagai sandaran.Aku melepaskan oelukannya. Lalu bergegas pergi dari had

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-13
  • STATUS WA SUAMIKU   Suara yang Menjijikan!

    Namun yang membuat dadaku seperti ditusuk banyak pedang, ketika Mas Jaka mencium 0ipi wanita itu secara bergantian, begitupun sebaliknya. Setelah itu Mas Jaka mengusap pucuk kepalanya. Lalu membukakan pintu mobil untuk wanita yang sangat terlihat menggoda itu.Mataku memanas, sebisa mungkin aku menahan agar tak menangis sekarang. Kupegang erat stir mobil meredakan gemuruh di dalam dada.Lama kuperhatikan video itu, mereka langsung melajukan mobilnya. Kulempar ponselku ke atas sofa, lagi-lagi aku harus menahan sesak dalam dada.Tapi ada yang aneh disitu, aku kembali membuka video yang dikirimkan Nandini. Aku memperhatikan video itu dengan saksama.Disitu terlihat perempuan tersebut menggunakan pakaian khas seperti orang yang bekerja di kantoran. Apa dia bekerja bersama dengan Mas Jaka? Pikiranku mulai berkelana, memikirkan siapa dan darimana wanita itu berasal.Kenapa di video itu, terlihat seolah-olah hubungan mereka sudah terjalin lama. Jika benar, sungguh sangat hebat Mas Jaka men

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • STATUS WA SUAMIKU   POV Jaka (Sesal dalam Kenikmatan!)

    Namaku Jaka Wijaya, papaku seorang pengusaha terkenal, sedangkan mama memiliki banyak toko butik. Jadi bisa dipastikan aku takkan kekurangan harta tujuh turunan.Aku dilahirkan dalam keluarga yang berkecukupan, dididik sedari kecil bagaimana cara mengelola perusahaan.Saat kuliah, aku menjalin hubungan dengan seorang wanita. Dia sederhana jauh dari kata kaya, dia baik, ramah kepada semua orang. Dia juga sering kulihat membantu Ibu kantin untuk berjualan.Aku menyukainya, aku mulai berani mendekatinya walau sebenarnya dia selalu menjauh. Dari mulai kukirim surat, setangkai bunga mawar. Namun tak kunjung dapat meluluhkan hatinya.Padahal apa kurangnya aku, tampan, cerdas, mandiri. Iya mandiri, mandi sendiri. Untuk urusan pekerjaan aku hanya meminta ayahku memberikan satu perusahaannya untukku dan akulah yang mengelolanya.Papa dan mama sangat memanjakanku. Apapun yang kuinginkan pasti akan selalu dituruti oleh mereka. Jadi wajar saja, jika sampai kuliah aku masih tak bisa hidup mandiri,

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • STATUS WA SUAMIKU   Perhatian yang Diberikan Olehnya!

    [Pulanglah malam ini, ada yang ingin kubicarakan! Jangan selalu beralasan lembur, aku juga perlu waktumu walah hanya semenit!]Begitulah isi pesan yang kukirimkan pada Mas Jaka. Kumatikan ponselku, aku tak ingin melihat penolakan pada dirinya.Aku akan memberikanmu kejutan, Mas! Perlahan tapi pasti. Aku berbicara pada diriku sendiri lalu menyunggingkan bibir sebelah."Kenapa kau?" Suara Nandini mengagetkanku dari rencana yang kupikirkan."Nggakpapa, aku mau bikin Mas Jaka kebablasan." Aku tertawa pelan, biarlah Nandini menganggap ku tak waras."Ini bukti kan udah terkumpul, gimana kalo kamu ngajuin perceraian. Aku rasa tidak akan memberatkan sidangnya nanti," ucap Nandini to the point."Nggak semudah itu, Nan. Bukti ini belum terlalu kuat, dan tentu saja Mas Jaka bisa mengelak nantinya." Aku berucap lirih.Aku tak pernah membayangkan keluarga yang kuimpikan harus berakhir nantinya. Aku bermimpi memiliki keluarga kecil yang bahagia namun akhirnya hanya kecewa yang ada.Kenapa kau mengi

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • STATUS WA SUAMIKU   Pangku-pangkuan! (Kejadian tak Terduga!)

    Aku memejamkan mataku. Mengistirahatkan pikiran yang sempat lelah.Tunggulah, Mas. Besok aku akan pergi ke kantormu! Aku membatin dengan perasaan yang campur aduk.****Aku tertidur dengan sangat pulas, saat terbangun tak kudapati mas Jaka disini. Kemanakah dia? Aku bertanya-tanya pada diri sendiri.Ah, terserah lah apa peduliku. Toh, sebentar lagi kami juga tidak akan bersama. Aku harus membiasakan diri tanpanya.Cukup tadi malam aku terlihat bodoh, dan hampir saja membuat diri ini tersiksa. Bahkan juga bisa kehilangan nyawa.Entah jin apa yang merasukiku tadi malam sampai-sampai aku melakukan hal tak waras itu. Ah, mengingat kejadian itu aku bergidik ngeri sendiri.Untung saja Tuhan masih sayang terhadapku, dan sekarang dia memberikanku kesehatan sepenuhnya.Aku bergegas mandi membersihkan diri, di dalam kamar mandi aku mengingat kejadian malam tadi. Tiba-tiba aku tertawa sendiri. Ah, pokoknya betapa bodohnya aku tadi malam.Tok ... Tok ... Tok ...Pintu kamar mandi diketuk, aku ter

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • STATUS WA SUAMIKU   Tamparan Keras yang Diberikannya! (POV ARA)

    "Wah! Ada acara apa nih. Main pangku-pangkuan kayanya seru!" teriakku yang langsung melempar tas ke atas meja kerjanya.Mereka berdua terkejut, Mas Jaka mendorong wanita itu hingga bangkit dari pangkuannya.Sepertinya mereka baru menyadari kehadiranku. Keringat membasahi wajah kedua manusia yang ada di depan.Aku masih bersikap santai, kedua tangan kutaruh di pinggang layaknya seorang majikan yang marah sambil menatap pembantunya."Loh, kok dihentikan acara pangku-pangkuannya. Padahal aku lihat, seru loh." Aku berucap sambil menaikturunkan alis."Sayang, aku bisa jelaskan! Ini sama sekali nggak seperti apa yang kamu lihat dan pikirkan!""Ya sudah kalo begitu silakan jelaskan padaku! Agar aku tak terus berkelana dengan pikiran negatif yang sedang menari-nari dalam benakku. Cepat jelaskan!" tegasku penuh penekanan sambil menatap Mas Jaka dengan tajam.Entah kenapa tidak ada lagi rasa sakit, mungkin sudah terhempas jauh dari awal saat aku mengetahui penghianatan Mas Jaka.Mungkin saat in

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • STATUS WA SUAMIKU   POV Ara (Rapuh!)

    "Lebih baik kita berpisah!" teriakku lantang sebelum meninggalkan ruangan itu. Masih sempat kulihat senyum meremehkan dari wanita itu.Aku berlari melewati karyawan, banyak tatapan iba dari mereka. Namun tak kuhiraukan. Tak ada airmataku yang keluar, hanya rasa benci yang tertanam sekarang.Masih terasa tetes demi tetes darah yang keluar dari hidungku. Hatiku sudah membeku, hancur lebur tak bersisa.Kuusap berkali-kali darah yang keluar, mungkin orang akan iba. Namun aku, aku merasa sakit ini tak terlalu menyakitkan.Kulewati kerumunan orang yang menatap dengan bingung, aku tak peduli. Aku terus berlari menuju mobilku.Entah kenapa air mata tak keluar, padahal jelas-jelas bibirku bergetar menahan sesak di dada.Bergegas aku masuk ke mobil, ku kirim pesan pada Nandini agar menyusulmu ke kantor Mas Jaka. Kukirim alamat kantornya, untuk saat ini sepertinya aku belum bisa membawa mobil sendiri.Lihatlah, bahkan saat aku berlari Mas Jaka tak mengejarku. Apa wanita itu lebih penting dari ak

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • STATUS WA SUAMIKU   Keputusan untuk Bercerai!

    Tapi apa?! Sekarang aku menangis lagi, karena luka yang ditoreh Mas Jaka bukan sekali tapi berkali-kali.Kuhapus sisa air mataku dengan kasar. Begitupun Nandini. Nandini melajukan mobil dengan kecepatan sedang.Jika bukan karena ia menangis, mungkin aku juga tidak akan menangis."Apa rencanamu?"tanya Nandini."Aku ingin mengobati bekas tamparan ini?"jawabku dingin sambil menatap lurus ke depan."Apa perlu kita melakukan visum?"tanyanya lagi."Tentu saja, ini akan kujadikan bukti di pengadilan," ucapku tegas."Apa kau yakin?" tanya Nandini sekali lagi."Tentu saja. Sudahlah Nandini apalagi yang perlu dipertahankan. Apa kau ingin aku dijadikan samsak saat dia marah," ucapku menatap Nandini tajam."Bukan begitu, siapa tau kau ingin mendapatkan bukti lebih," ucap Nandini."Bukti apalagi, bukankah ini sudah termasuk KDRT," ucapku tegas."Betul, siapa tau kau ingin memergoki mereka sedang enak-enak," ucapnya diiringi kekehan kecil."Ah, peduli badai lah. Mau mereka ngapain itu juga bukan ur

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14

Bab terbaru

  • STATUS WA SUAMIKU   End!

    ***"Ini anak kita, Ara," jawab Jaka yang berbicara sendiri dengan dinding rumah sakit jiwa.Setelah hampir 8 bulan lamanya, Jaka divonis memiliki kelainan. Dia sekarang seperti orang gila yang berbicara sendiri."Aku di samping, anak kita di tengah, kamu di samping aku. Hihi," ucap Jaka yang masih tertawa dan berbicara sendiri. Kadang Jaka juga seperti orang yang sedih, menangis, lalu marah."Apa tidak ada cara yang lebih praktis agar anak saya segera sembuh?" tanya Sang Papa yang merasa hampir putus apa melihat Putra satu-satunya sekarang berada di rumah sakit jiwa. "Untuk saat ini masih diusahakan, Pa. Kami masih membantu dia untuk sedikit demi sedikit menjadi lebih baik lagi, hanya saja Pak Jaka sekarang sulit sekali diajak berkomunikasi. Kadang jika wajtunya tidur, kami ada pemeriksaan Pak Jaka masih saja bermain-main dengan bayangannya seolah-olah itu adalah ia dan kekasihnya.""Sebenarnya kami merasa berat untuk menyampaikan ini, Pak. Sepertinya Pak Jaka ini depresi berat karen

  • STATUS WA SUAMIKU   Raga tanpa Jiwa

    Sesampainya di rumah setelah mengucapkan salam, Reza langsung berlalu pergi tanpa menghiraukan orang tuanya yang menatap penuh dengan keheranan karena tak biasanya putra mereka bersikap seperti itu.Pandangan mereka kini beralih pada Ara yang juga masuk ke dalam rumah terlihat sangat lesu, tak seceria saat berangkat tadi."Abangmu kenapa?" tanya sang Ibu saat Ara baru saja mendudukkan diri di sofa."Patah hati, Bu. Ditinggal nikah sama Nandini," ujar Ara pelan. Mereka berdua lalu terdiam dan saling menatap dalam."Sudahlah, biarkan dulu abangmu sendiri menenangkan dirinya. Mungkin dia hanya terkejut karena wanita idamannya sebentar lagi menjadi milik orang lain." Faisal mencoba memberikan ketenangan karena melihat raut wajah khawatir dari dua wanita yang sangat berarti dalam hidupnya."Ara takut Abang melakukan hal yang nekat," ujarnya sambil memainkan jari."Seperti apa?""Hah?""Maksudmu seperti apa hal nekat itu, Nak?" tanya Faisal lagi sambil menatap dalam sang putri."Bunuh diri

  • STATUS WA SUAMIKU   Perjodohan yang Menyakitkan!

    Sepanjang jalan Nandini hanya bisa menangis tanpa mengeluarkan suara. Air matanya hanya dibiarkan jatuh begitu saja membasahi pipi."Apa yang kau tangisi?" tanya Gibran dingin, tak suka melihat tingkah Nandini yang menurutnya begitu berlebihan."Cengeng!" ejeknya lagi. Nandini hanya diam tak menjawab sepatah kata pun dari Gibran yang menyebalkan."Percuma saja kau menangis, tak akan bisa mengubah segalanya. Seminggu lagi pernikahan kita, persiapkan dirimu untuk itu semua." Gibran berbicara tanpa menoleh sedikit pun pada Nandini."Bisa kita hentikan semuanya. Kamu dan aku tidak saling mencintai, bahkan kita memiliki pasangan masing-masing. Ayo kita sepakat untuk menolak perjodohan yang menyakitkan ini, Gibran," ucap Nandini memohon pada Gibran agar ia mengubah keputusan untuk menikah dengannya."Aku tidak mau!" tegas Gibran."Kenapa, bukankah kita tak saling mencintai. Bukankah kamu sudah bilang, semua ini dilakukan hanya untuk mengembangkan perusahan dan memberi peruntungan bagi orang

  • STATUS WA SUAMIKU   Tentang Cinta Kita?

    Tentang cinta kitaSaat sedang duduk bersantai di kafe, mata Nandini tak sengaja menatap seseorang yang sudah ditunggunya dari tadi. Tiba-tiba perasaan sesak mendera dirinya saat tak sengaja menatap sosok lelaki yang pernah memberikan warna dalam kehidupannya.“Kamu terlihat lebih bahagia saat tidak bersama denganku,” kata Nandini dengan senyum yang samar. Dari jauh Ara melambaikan tangannya pada sosok sahabat yang selama ini sudah ditunggu olehnya.Nandini balas melambaikan tangannya pada Ara. Lalu, tak berapa lama Ara dan Reza sekarang berada di depan Nandini. “Hey, apa kabar?” tanya Ara langsung memeluk Nandini dengan penuh rasa rindu.“Aku baik, bagaimana denganmu, Ara?” tanya Nandini balik. Ia menatap Ara dari atas hingga bawah. Begitu takjub dengan penampilan Ara yang sekarang.“Kamu semakin cantik dengan penampilanmu yang sekarang.” Nandini memegang lengan Ara.“Ma Syaa Allah, alhamdulillah aku baik, Nan. Terima kasih atas pujiannya, aku langsung meleyot dengar pujian yang kamu

  • STATUS WA SUAMIKU   Penyakit yang Mematikan!

    Ina menangis tersedu menatap wajah Yose yang memucat. Ia memegang tangan sang anak, berharap dapat menyalurkan energi hangat padanya."Kenapa semua ini bisa menimpamu, Nak. Astaghfirullah, perbuatan apa yang sudah kamu lakukan, sampai-sampai Allah SWT memberikan hukuman yang begitu berat untukmu," ujar Ina mencium punggung tangan Yose berkali-kali.Ia benar-benar terkejut mengetahui bahwa sang anak tidak akan bisa kembali seperti semula lagi. Bahkan bisa juga karena salah satu masalah ini Yose akan mengalami frustasi hingga membuatnya gila.Ina tidak tahu bagaimana pergaulan Yose selama di kota. Bahkan, Ina pun tak tahu bahwa Yose menjadi simpanan om-om besar dan juga orang ke tiga dalam rumah tangga orang lain.Di kampung, Ina tak pernah berhenti mendoakan yang terbaik untuk putrinya. Berdoa agar Allah SWT menjaga putrinya di mana pun ia berada.Namun sayang, seribu kali sayang. Ia harus menelan saliva pahit saat mengetahui bahwa kehidupan Yose jauh berbanding terbalik dengan apa yan

  • STATUS WA SUAMIKU   Antara Hidup dan Mati

    "Dek, are you ok?" tanya Eza saat melihat Ara yang daritadi hanya menundukkan kepalanya."Ara baik-baik aja, kok. Ya sudah, kalo gitu Ara mau istirahat di kamar saja, capek!" ucap Ara berniat segera berlalu pergi dari ruang tengah ini."Dek, sebentar duduk dulu. Ada yang ingin Abang bicarakan padamu," ucap Eza sambil menatap manik mata milik Ara.Ara lalu memilih untuk duduk kembali ke sofa dan menatap abangnya dengan raut wajah yang tak dapat diartikan."Kenapa, Bang?" tanya Ara sedikit penasaran."Bagaimana dengan rencanamu yang ingin pergi ke London, apakah jadi?" tanya Eza pada Ara yang terlihat bingung memikirkan sesuatu."Sepertinya enggak jadi, Bang. Lagipula Ara kan udah dapat kerjaan, Nandini yang merekomendasikan tempat kerja itu pada Ara. Jadi, mungkin sekarang akan fokus pada pekerjaan itu saja," ucap Ara setelah menimbang-nimbang untuk memutuskan."Baiklah. Apapun keputusanmu, Abang setuju saja. Selagi itu dalam hal baik dan positif, oh ya satu lagi. Kamu tidak perlu terl

  • STATUS WA SUAMIKU   Penuh dengan Amarah!

    "Jika kau masih tak bisa diberitahu, lebih baik kita pulang saja sekarang. Aku tidak ingin jika harus terlibat dalam permasalahanmu lagi. Jika kau masih ingin di sini, setidaknya jaga emosi dan ucapanmu di tempat orang lain!" tegas Anton sambil menatap sang anak dengan tatapan tajam."Maafkan, Jaka, Pa. Ya sudah kalo begitu Jaka ingin masuk ke dalam bersama Papa," ujarnya menunduk dan merapikan jasnya.Jantungnya berdetak kencang saat menginjak rumah Ara, karena ini adalah kali kedua ia menginjak rumah ini setelah sempat pernah adu selisih dengan Ara dan juga mantan mertuanya.Sedangkan Eza di belakang menatap Jaka dengan pandangan yang tak dapat diartikan. Ia takut Jaka akan melakukan hal konyol lagi yang bisa saja membahayakan nyawa mereka yang berada dalam rumah ini.**"Bagaimana kabar, Ayah?" tanya Jaka dengan perasaan gelisah. Karena sekarang ia merasa sedang diintimidasi. Bahkan tatapan-tatapan mereka yang berada di dalam sini serasa sedang mengulitinya."Baik," jawab Faisal si

  • STATUS WA SUAMIKU   Adu Mulut!

    "Ara."Panggilan dari sebuah suara membuat Ara berhenti bernapas beberapa detik. Helaan napasnya terdengar berat."Dia lagi," gumam Ara nyaris tak terdengar."Bagaimana kabarmu? Kulihat sekarang kau semakin berisi dan terlihat lebih bahagia," ujar Jaka tanpa memedulikan tatapan tajam yang dilontarkan Eza padanya. Sekarang ia hanya memfokuskan pandangannya pada Ara.Wanita yang hampir membuatnya gila dan penuh akan segala obsesi yang tak bisa dikendalikan."Mau apa kau ke sini?" tanya Eza dengan wajah datar. Tangannya mengepal erat, bahkan sekarang napasnya pun tak beraturan. Terlihat terengah-engah.Baru saja tadi ia merasakan suasana yang baik-baik saja, tenang, damai tanpa ada gangguan sedikit pun. Setelah kehadiran Jaka, semuanya berubah menjadi panas dan tegang."Ara," panggil Jaka lembut tanpa menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan oleh Eza.Karena memang dari awal kedatangannya bukan untuk bertemu dengan Eza, melainkan melihat wanita yang dulu dan hingga saat ini masih memen

  • STATUS WA SUAMIKU   Bertemu Kembali

    "Kau sadar tidak Jaka, caramu seperti ini hanya akan menyakiti dirimu sendiri. Aku sudah lelah mengikuti segala kemauanmu, padahal kau baru saja tahu bahwa mamamu sudah pergi meninggalkan kita untuk selamanya. Jika mamamu mendengar kabar berita ini, dia juga pasti akan sangat sedih melihatmu begitu berambisi.""Pa, aku tidak berambisi. Aku hanya ingin memperbaiki semuanya bersama Ara. Aku tau aku salah, aku bahkan tidak mengelaknya. Namun, apakah salah jika aku mencoba untuk berubah dan menata semuanya agar kembali menjadi rapi?" tanya Jaka pada sang Papa. Semangatnya ketika ingin bertemu dengan Ara tadi hilang begitu saja saat mendengar penuturan dari sang Papa."Hentikan semua ini, Jaka! Kau lupa, baru beberapa hari ini kau membuat masalah pada Ara. Kau menyalahkan segalanya atas kematian mamamu pada Ara. Padahal jelas, mamamu pergi karena semua terjadi atas kecerobohanmu. Karena keras kepalamu yang hanya menuruti ego semata, tanpa memikirkan sebab apa yang akan terjadi ke depannya.

DMCA.com Protection Status