Home / Pernikahan / STATUS WA SUAMIKU / Main Halus Solusinya!

Share

Main Halus Solusinya!

Author: Cahaya Senja
last update Last Updated: 2022-09-13 19:49:16

"Selamat menikmati kehidupan barumu, Mas." Aku tersenyum, lalu menghapus air mataku dengan kasar.

Walaupun begitu, tetap saja terasa sesak nafasku ini. Entah mengapa rasanya aku tak percaya, bisa-bisanya Mas Jaka berselingkuh dengan wanita lain lalu menanam benih ke rahim wanita itu. Sedangkan padaku yang jelas-jelas pasangan halalnya, ia malah melarangku untuk segera memiliki seorang anak.

Apa ini?

Apa yang dia inginkan sebenarnya. Mengapa Mas Jaka menyiksaku dengan begitu menyakitkan, tak pernahkah ia memahami sedikit saja bagaimana perasaanku saat memohon padanya agar secepatnya memiliki momongan.

Aku berdiri lalu masuk ke kamar, kupatut diriku di cermin. Aku masih terlihat cantik, tak ada kerutan di wajahku. Masih sama seperti dahulu saat Mas Jaka meminang di hadapan orang tuaku.

Bahkan dia dulu bersumpah akan setia bersamaku. Lalu, apa yang saat ini kulihat, dia sedang menggandeng perempuan lain dan perempuan itu sedang hamil. Apakah dia ingin bermain-main dengan sebuah pernikahan.

Aku tersenyum getir, bagaimana mungkin suami yang selama ini kubanggakan malah membuatku terluka begitu dalam. Dia yang tak ingin memiliki anak, lalu kenapa sekarang aku harus mendengar berita yang tak enak.

Aku menghela napas, menariknya dalam-dalam dan mengembuskannya dengan kasar. Berkali-kali kulakukan cara itu, hanya untuk membuat nafasku kembali normal.

Namun, usahaku rupanya hanya sia-sia, karena sesak itu sama sekali tak kunjung sirna.

Ting!

Bunyi notifikasi W******p masuk ke ponselku. Kutatap nanar layar ponsel itu.

Nandini:

[Apa kau baik-baik saja]

Kubaca dengan saksama pesan yang baru saja dikirimkan Nandini. Lalu mengetikan kalimat.

'Aku baik-baik saja,' balasku. Singkat saja, karena tak ada lagi kata yang bisa menggambarkan bagaimana kekecewaan yang saat ini sedang kurasakan.

Ragaku mungkin sekarang memang terlihat sedang baik-baik saja, tapi jiwaku. Ah, entahlah harus berapa kali kujelaskan, bahwa disini aku benar-benar sangat terluka.

Apa-apaan ini, mengapa aku terlihat seperti orang linglung! Untuk apa aku menangisi hal yang tak berguna. Hal yang bisa saja membuatku menjadi jatuh sejatuh-jatuhnya.

Aku tak ingin Mas Jaka menari di atas tangisanku. Aku pastikan dia akan menyesal karena telah melakukan ini semua padaku yang jelas-jelas sangat mencintainya.

Jika aku terus menangis dan sampai memohon padanya, yang ada dia akan semakin leluasa untuk memperlihatkan penghianatannya. Itu tak akan terjadi, dan sampai kapanpun tak akan kubiarkan itu terjadi!

Bohong! Bohong jika aku tak cinta padanya, jelas-jelas disini rasa cintaku lebih besar dari kecewa.

Namun sekarang, bukan saatnya mengedepankan perasaan tapi harus menggunakan akal pikiran.

Aku bergegas kembali ke depan, lalu mengambil tas yang berisi pakaian Mas Jaka. Kututup kembali pintu, kukunci rapat-rapat. Lalu membereskan kembali pakaiannya ke dalam lemari.

Aku tak boleh terlalu gegabah, bukti-bukti harus terkumpul dengan kuat. Aku masih muda, harus bisa mengendalikan suasana. Lagipula, aku tak ingin terbuang sia-sia menjadi seorang janda.

Seandainya dia meninggalkanku, aku akan pergi sebagai wanita terhormat yang tak akan mengharap belas kasihan yang akan ia berikan serta dari tatapan julid orang-orang nantinya.

Jika aku membiarkannya pergi hari ini, berarti aku memberikannya lampu hijau, dan tentu saja dia akan bahagia untuk itu.

Oh, tentu tidak semudah itu! Jika dia benar-benar berselingkuh, sekali lagi kutekankan maka aku akan membuatnyamenyesal, sangat menyesal!

Sungguh lelah badan ini, baru tadi pagi aku merasakan kecupan hangat di dahiku dan sekarang harus merasakan perih karena penghianatan yang sudah ia berikan secara diam-diam.

Kutatap layar ponsel yang menyala, masih jelas disana fotoku dan dia berfose ria. Seakan-akan tidak ada masalah yang terjadi. Dibalik wajah tampannya, tak disangka banyak pengkhianatan yang ia berikan.

Kami terlihat bahagia disitu, tak ada raut mencurigakan di wajahnya. Kami berdua benar-benar terlihat bahagia, meski dihati ini aku ingin sekali memiliki buah hati darinya. Namun setelah mendapatkan fakta mengejutkan ini. Aku mencoba untuk memupuskan rasa inindengan perlahan. Tak ingin lagi berharap terlalu berlebihan.

Kulihat jam di tangan sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Seharusnya Mas Jaka sudah pulang jam begini.

Entah aku yang bodoh, sehingga dia dapat membohongiku. Kenapa aku tak curiga, bahwa empat bulan terakhir ini semenjak ia pulang dari luar kota banyak sekali perubahannya.

Yang harusnya pulang lebih awal, sekarang selalu terlambat pulang dengan alasan lembur.

Kenapa aku baru menyadarinya sekarang? Aku bertanya pada diriku sendiri.

Ah, pantas saja dia terlihat begitu aman. Akunya yang begitu ceroboh tak mengerti perubahan pada dirinya.

Drrt... Drrt...

Ponselku bergetar. Nama Nandini tertera disana, kutekan layar hijau. Ternyata dia mengajak untuk video call.

[Hai]

Aku menyapanya lebih dulu. Setelah berpikir cukup lama untuk mengangkat telepon darinya.

[Kau bilang kau baik-baik saja. Lalu itu apa? Mengapa matamu bengkak begitu]

Nandini berbicara begitu cepat. Memanglah temanku yang satu ini sangat perhatian. Susah senang dia selalu ada untukku.

[Tadi aku lagi bersih-bersih kamar, terus kena debu jadinya kukucek-kucek mataku.]

Aku mempraktikkan bagaimana saat mataku terkena debu. Andini terlihat tertawa sebentar lalu menatapku dengan tajam.

[Aku tau dirimu! Kita sudah lama berteman, jangan membohongiku, Ara!]

Nandini berteriak dari dalam ponsel, saat jauh beginipun suaranya terdengar seperti dekat.

Sungguh memekakkan telinga!

[Apaan sih. Aku baik-baik aja kali, nggak usah lebay gitu.]

Aku mengejeknya, dia terlihat kesal di ujung sana.

[Apa yang akan kau lakukan, untuk membuat buaya itu menyesal.]

Tanya Nandini langsung to the point.

[Entahlah, aku masih tak tau.] jawabku. Memang benar, aku masih tak tau harus bersikap seperti apa setelah mengetahui semua itu.

[Apa ada yang harus kulakukan?] tanyanya padaku. Pertanyaan yang menarik perhatianku.

[Tolong kumpulkan bukti sebanyak-banyaknya agar tak mempersulitku untuk mengurus surat perceraian.] jawabku dengan lantang dan raut wajah yang serius.

Mataku rasanya memanas, kuangkat keatas agar Nandini tak melihat aku hampir saja menangis.

[Jangan lemah! Dia bisa bermain secara halus, kita juga harus bisa bermain lebih halus darinya. Menangis tak akan bisa menyelesaikan masalahmu.] Nandini berucap dengan suara yang dingin, aku tau mungkin dia kesal melihatku yang terlihat lemah.

[Jangan juga gegabah, kita harus cerdas. Apapun akan kulakukan untuk membantumu, kau sudah kuanggap sebagai saudara perempuanku sendiri. Susah senang kita bersama.]

Nandini menatap mataku lekat, entah kenapa air mata jatuh begitu saja. Sungguh sangat sempurna rasanya memiliki sahabat rasa saudara sepertinya.

[Terimakasih. Tapi aku mohon kamu jangan memberitahu kepada Ayah dan Ibu terlebih dahulu, aku takut rencana kita akan gagal.]

Nandini terlihat menganggukkan kepalanya. Aku tersenyum padanya. Namun terlihat raut wajah khawatir di wajah cantik Nandini.

[Kenapa?]

Aku bertanya padanya.

[Bagaimana dengan mertua perempuanmu? Bukankah dia sangat menyayangimu. Jika kalian berpisah, apa tidak akan mempengaruhi kesehatannya.]

Deg!

Aku lupa! Ada mertua yang begitu sayang padaku. Lalu bagaimana jika aku berpisah dengan Mas Jaka.

Arggghh! Apa yang harus kulakukan. Jika benar dia selingkuh aku tak segan-segan meminta untuk berpisah. Tapi bagaimana dengan mertua perempuanku, apa tidak akan memengaruhi kesehatannya.

[Aku tidak tau, nanti akan kupikirkan. Sudah dulu ya, aku ingin istirahat. Selamat malam Nandini.]

Aku berucap lalu memutus sambungan telepon secara sepihak.

Sudahlah saat ini aku lelah memikirkan masalah ini, belum lagi rencana kedepannya bagaimana.

Ting!

Baru saja aku ingin merebahkan tubuhku ada pesan yang masuk ke ponselku. Dan pengirimnya adalah Mas Jaka.

[Tidurlah, Dek. Mas akan pulang malam lagi, hari ini pekerjaan Mas menumpuk. I love you sayang, have a nice dream]

Begitulah isi pesannya, waktu dulu aku sangat senang dikiriminya pesan begini. Tapi entah kenapa sekarang rasanya sangat hambar.

Aku tak bisa membayangkan bagaimana malam ini Mas Jaka memadu kasih bersama selingkuhannya. Sedangkan aku disini terlena dalam bahtera rumah tangga.

Next?

Bantu vote yaa, terima kasih semuanya. ❤️❤️🥰🥰🥰🥰

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Camel Lia
di ikutin lah jakanya mulai sekrng. pantau terus kalau pas pulang kantor
goodnovel comment avatar
Mi Cha
usia 27 sampai 35th itu msh masa jaya2nya seorang wanita.. lagi mekar2nya terlihat sexy dan cantik aura nya
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
biar dia tanggungjawab ke orangtuanya mau sakit sama sama sakit ngapain kamu pikir
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • STATUS WA SUAMIKU   Nasi Goreng Spesial!

    Begitulah isi pesannya, waktu dulu aku sangat senang dikiriminya pesan begini. Tapi entah kenapa sekarang rasanya sangat hambar.Aku tak bisa membayangkan bagaimana malam ini Mas Jaka memadu kasih bersama selingkuhannya. Sedangkan aku disini terlena dalam bahtera rumah tangga. Jangan gegabah Ara. Aku berusaha menguatkan diriku sendiri, salah sedikit saja hancurlah semua yang saat ini direncanakan. Kupejamkan mata, mencoba terlelap dalam mimpi tanpa gangguan ilusi terburuk yang pernah saat ini terpatri. Membuta diri lupa akan tujuan hidup sendiri.Raga ini rasanya tak lagi berfungsi, semenjak kekasih hati mengkhianati dan memberikan luka yang bertubi-tubi hingga sulit untuk kuterima lagi.Dia di sana bersenang-senang, sedangkan aku di sini malah menangis dalam dia. Dia di sana tertawa bahagia, karena mampu membohongiku yang saat ini kecewa karena pengkhianatan yang diberikannya.Paham kah dia sana, bahwa aku disini terluka sendirian. Menantinya untuk segera memberikan sebuah kepastian

    Last Updated : 2022-09-13
  • STATUS WA SUAMIKU   Aku Hanya Sedang Lelah, Mas!

    "Ini belum seberapa, Mas. Masih permulaan," gumamku lalu mengusap sudut mataku."Sayang!" Masih terdengar teriakkan Mas Jaka mengiringi kepergianku.Aku bergegas masuk ke kamar mengambil tas dan juga ponsel."Sayang, Mas minta maaf. Mas nggak ada niatan buat bikin kamu tersinggung, kamu jangan marah dong, Sayang," ujarnya mencoba memberikan alasan. Ia menghalangi jalanku, aku tak mempedulikannya."Istri aku kenapa sih? Kok jadi ngambekan gini, coba sini cerita dulu sama, Mas," ujarnya lagi sambil memegang tanganku."Aku capek, Mas!" ujarku langsung menunduk dan air mata jatuh begitu saja."Sayang, jangan menangis. Maafkan aku, maafkan kata-kata kasarku tadi," ucap Mas Jaka. Bukan tentang itu, Mas. Aku hanya lelah saat harus berpura-pura baik-baik saja di depanmu. Aku lelah menjadi wanita yang sok tegar, padahal kenyataannya aku rapuh sangat rapuh.Aku sekarang hancur sendirian tanpa ada lagi yang dapat kujadikan sebagai sandaran.Aku melepaskan oelukannya. Lalu bergegas pergi dari had

    Last Updated : 2022-09-13
  • STATUS WA SUAMIKU   Suara yang Menjijikan!

    Namun yang membuat dadaku seperti ditusuk banyak pedang, ketika Mas Jaka mencium 0ipi wanita itu secara bergantian, begitupun sebaliknya. Setelah itu Mas Jaka mengusap pucuk kepalanya. Lalu membukakan pintu mobil untuk wanita yang sangat terlihat menggoda itu.Mataku memanas, sebisa mungkin aku menahan agar tak menangis sekarang. Kupegang erat stir mobil meredakan gemuruh di dalam dada.Lama kuperhatikan video itu, mereka langsung melajukan mobilnya. Kulempar ponselku ke atas sofa, lagi-lagi aku harus menahan sesak dalam dada.Tapi ada yang aneh disitu, aku kembali membuka video yang dikirimkan Nandini. Aku memperhatikan video itu dengan saksama.Disitu terlihat perempuan tersebut menggunakan pakaian khas seperti orang yang bekerja di kantoran. Apa dia bekerja bersama dengan Mas Jaka? Pikiranku mulai berkelana, memikirkan siapa dan darimana wanita itu berasal.Kenapa di video itu, terlihat seolah-olah hubungan mereka sudah terjalin lama. Jika benar, sungguh sangat hebat Mas Jaka men

    Last Updated : 2022-09-14
  • STATUS WA SUAMIKU   POV Jaka (Sesal dalam Kenikmatan!)

    Namaku Jaka Wijaya, papaku seorang pengusaha terkenal, sedangkan mama memiliki banyak toko butik. Jadi bisa dipastikan aku takkan kekurangan harta tujuh turunan.Aku dilahirkan dalam keluarga yang berkecukupan, dididik sedari kecil bagaimana cara mengelola perusahaan.Saat kuliah, aku menjalin hubungan dengan seorang wanita. Dia sederhana jauh dari kata kaya, dia baik, ramah kepada semua orang. Dia juga sering kulihat membantu Ibu kantin untuk berjualan.Aku menyukainya, aku mulai berani mendekatinya walau sebenarnya dia selalu menjauh. Dari mulai kukirim surat, setangkai bunga mawar. Namun tak kunjung dapat meluluhkan hatinya.Padahal apa kurangnya aku, tampan, cerdas, mandiri. Iya mandiri, mandi sendiri. Untuk urusan pekerjaan aku hanya meminta ayahku memberikan satu perusahaannya untukku dan akulah yang mengelolanya.Papa dan mama sangat memanjakanku. Apapun yang kuinginkan pasti akan selalu dituruti oleh mereka. Jadi wajar saja, jika sampai kuliah aku masih tak bisa hidup mandiri,

    Last Updated : 2022-09-14
  • STATUS WA SUAMIKU   Perhatian yang Diberikan Olehnya!

    [Pulanglah malam ini, ada yang ingin kubicarakan! Jangan selalu beralasan lembur, aku juga perlu waktumu walah hanya semenit!]Begitulah isi pesan yang kukirimkan pada Mas Jaka. Kumatikan ponselku, aku tak ingin melihat penolakan pada dirinya.Aku akan memberikanmu kejutan, Mas! Perlahan tapi pasti. Aku berbicara pada diriku sendiri lalu menyunggingkan bibir sebelah."Kenapa kau?" Suara Nandini mengagetkanku dari rencana yang kupikirkan."Nggakpapa, aku mau bikin Mas Jaka kebablasan." Aku tertawa pelan, biarlah Nandini menganggap ku tak waras."Ini bukti kan udah terkumpul, gimana kalo kamu ngajuin perceraian. Aku rasa tidak akan memberatkan sidangnya nanti," ucap Nandini to the point."Nggak semudah itu, Nan. Bukti ini belum terlalu kuat, dan tentu saja Mas Jaka bisa mengelak nantinya." Aku berucap lirih.Aku tak pernah membayangkan keluarga yang kuimpikan harus berakhir nantinya. Aku bermimpi memiliki keluarga kecil yang bahagia namun akhirnya hanya kecewa yang ada.Kenapa kau mengi

    Last Updated : 2022-09-14
  • STATUS WA SUAMIKU   Pangku-pangkuan! (Kejadian tak Terduga!)

    Aku memejamkan mataku. Mengistirahatkan pikiran yang sempat lelah.Tunggulah, Mas. Besok aku akan pergi ke kantormu! Aku membatin dengan perasaan yang campur aduk.****Aku tertidur dengan sangat pulas, saat terbangun tak kudapati mas Jaka disini. Kemanakah dia? Aku bertanya-tanya pada diri sendiri.Ah, terserah lah apa peduliku. Toh, sebentar lagi kami juga tidak akan bersama. Aku harus membiasakan diri tanpanya.Cukup tadi malam aku terlihat bodoh, dan hampir saja membuat diri ini tersiksa. Bahkan juga bisa kehilangan nyawa.Entah jin apa yang merasukiku tadi malam sampai-sampai aku melakukan hal tak waras itu. Ah, mengingat kejadian itu aku bergidik ngeri sendiri.Untung saja Tuhan masih sayang terhadapku, dan sekarang dia memberikanku kesehatan sepenuhnya.Aku bergegas mandi membersihkan diri, di dalam kamar mandi aku mengingat kejadian malam tadi. Tiba-tiba aku tertawa sendiri. Ah, pokoknya betapa bodohnya aku tadi malam.Tok ... Tok ... Tok ...Pintu kamar mandi diketuk, aku ter

    Last Updated : 2022-09-14
  • STATUS WA SUAMIKU   Tamparan Keras yang Diberikannya! (POV ARA)

    "Wah! Ada acara apa nih. Main pangku-pangkuan kayanya seru!" teriakku yang langsung melempar tas ke atas meja kerjanya.Mereka berdua terkejut, Mas Jaka mendorong wanita itu hingga bangkit dari pangkuannya.Sepertinya mereka baru menyadari kehadiranku. Keringat membasahi wajah kedua manusia yang ada di depan.Aku masih bersikap santai, kedua tangan kutaruh di pinggang layaknya seorang majikan yang marah sambil menatap pembantunya."Loh, kok dihentikan acara pangku-pangkuannya. Padahal aku lihat, seru loh." Aku berucap sambil menaikturunkan alis."Sayang, aku bisa jelaskan! Ini sama sekali nggak seperti apa yang kamu lihat dan pikirkan!""Ya sudah kalo begitu silakan jelaskan padaku! Agar aku tak terus berkelana dengan pikiran negatif yang sedang menari-nari dalam benakku. Cepat jelaskan!" tegasku penuh penekanan sambil menatap Mas Jaka dengan tajam.Entah kenapa tidak ada lagi rasa sakit, mungkin sudah terhempas jauh dari awal saat aku mengetahui penghianatan Mas Jaka.Mungkin saat in

    Last Updated : 2022-09-14
  • STATUS WA SUAMIKU   POV Ara (Rapuh!)

    "Lebih baik kita berpisah!" teriakku lantang sebelum meninggalkan ruangan itu. Masih sempat kulihat senyum meremehkan dari wanita itu.Aku berlari melewati karyawan, banyak tatapan iba dari mereka. Namun tak kuhiraukan. Tak ada airmataku yang keluar, hanya rasa benci yang tertanam sekarang.Masih terasa tetes demi tetes darah yang keluar dari hidungku. Hatiku sudah membeku, hancur lebur tak bersisa.Kuusap berkali-kali darah yang keluar, mungkin orang akan iba. Namun aku, aku merasa sakit ini tak terlalu menyakitkan.Kulewati kerumunan orang yang menatap dengan bingung, aku tak peduli. Aku terus berlari menuju mobilku.Entah kenapa air mata tak keluar, padahal jelas-jelas bibirku bergetar menahan sesak di dada.Bergegas aku masuk ke mobil, ku kirim pesan pada Nandini agar menyusulmu ke kantor Mas Jaka. Kukirim alamat kantornya, untuk saat ini sepertinya aku belum bisa membawa mobil sendiri.Lihatlah, bahkan saat aku berlari Mas Jaka tak mengejarku. Apa wanita itu lebih penting dari ak

    Last Updated : 2022-09-14

Latest chapter

  • STATUS WA SUAMIKU   End!

    ***"Ini anak kita, Ara," jawab Jaka yang berbicara sendiri dengan dinding rumah sakit jiwa.Setelah hampir 8 bulan lamanya, Jaka divonis memiliki kelainan. Dia sekarang seperti orang gila yang berbicara sendiri."Aku di samping, anak kita di tengah, kamu di samping aku. Hihi," ucap Jaka yang masih tertawa dan berbicara sendiri. Kadang Jaka juga seperti orang yang sedih, menangis, lalu marah."Apa tidak ada cara yang lebih praktis agar anak saya segera sembuh?" tanya Sang Papa yang merasa hampir putus apa melihat Putra satu-satunya sekarang berada di rumah sakit jiwa. "Untuk saat ini masih diusahakan, Pa. Kami masih membantu dia untuk sedikit demi sedikit menjadi lebih baik lagi, hanya saja Pak Jaka sekarang sulit sekali diajak berkomunikasi. Kadang jika wajtunya tidur, kami ada pemeriksaan Pak Jaka masih saja bermain-main dengan bayangannya seolah-olah itu adalah ia dan kekasihnya.""Sebenarnya kami merasa berat untuk menyampaikan ini, Pak. Sepertinya Pak Jaka ini depresi berat karen

  • STATUS WA SUAMIKU   Raga tanpa Jiwa

    Sesampainya di rumah setelah mengucapkan salam, Reza langsung berlalu pergi tanpa menghiraukan orang tuanya yang menatap penuh dengan keheranan karena tak biasanya putra mereka bersikap seperti itu.Pandangan mereka kini beralih pada Ara yang juga masuk ke dalam rumah terlihat sangat lesu, tak seceria saat berangkat tadi."Abangmu kenapa?" tanya sang Ibu saat Ara baru saja mendudukkan diri di sofa."Patah hati, Bu. Ditinggal nikah sama Nandini," ujar Ara pelan. Mereka berdua lalu terdiam dan saling menatap dalam."Sudahlah, biarkan dulu abangmu sendiri menenangkan dirinya. Mungkin dia hanya terkejut karena wanita idamannya sebentar lagi menjadi milik orang lain." Faisal mencoba memberikan ketenangan karena melihat raut wajah khawatir dari dua wanita yang sangat berarti dalam hidupnya."Ara takut Abang melakukan hal yang nekat," ujarnya sambil memainkan jari."Seperti apa?""Hah?""Maksudmu seperti apa hal nekat itu, Nak?" tanya Faisal lagi sambil menatap dalam sang putri."Bunuh diri

  • STATUS WA SUAMIKU   Perjodohan yang Menyakitkan!

    Sepanjang jalan Nandini hanya bisa menangis tanpa mengeluarkan suara. Air matanya hanya dibiarkan jatuh begitu saja membasahi pipi."Apa yang kau tangisi?" tanya Gibran dingin, tak suka melihat tingkah Nandini yang menurutnya begitu berlebihan."Cengeng!" ejeknya lagi. Nandini hanya diam tak menjawab sepatah kata pun dari Gibran yang menyebalkan."Percuma saja kau menangis, tak akan bisa mengubah segalanya. Seminggu lagi pernikahan kita, persiapkan dirimu untuk itu semua." Gibran berbicara tanpa menoleh sedikit pun pada Nandini."Bisa kita hentikan semuanya. Kamu dan aku tidak saling mencintai, bahkan kita memiliki pasangan masing-masing. Ayo kita sepakat untuk menolak perjodohan yang menyakitkan ini, Gibran," ucap Nandini memohon pada Gibran agar ia mengubah keputusan untuk menikah dengannya."Aku tidak mau!" tegas Gibran."Kenapa, bukankah kita tak saling mencintai. Bukankah kamu sudah bilang, semua ini dilakukan hanya untuk mengembangkan perusahan dan memberi peruntungan bagi orang

  • STATUS WA SUAMIKU   Tentang Cinta Kita?

    Tentang cinta kitaSaat sedang duduk bersantai di kafe, mata Nandini tak sengaja menatap seseorang yang sudah ditunggunya dari tadi. Tiba-tiba perasaan sesak mendera dirinya saat tak sengaja menatap sosok lelaki yang pernah memberikan warna dalam kehidupannya.“Kamu terlihat lebih bahagia saat tidak bersama denganku,” kata Nandini dengan senyum yang samar. Dari jauh Ara melambaikan tangannya pada sosok sahabat yang selama ini sudah ditunggu olehnya.Nandini balas melambaikan tangannya pada Ara. Lalu, tak berapa lama Ara dan Reza sekarang berada di depan Nandini. “Hey, apa kabar?” tanya Ara langsung memeluk Nandini dengan penuh rasa rindu.“Aku baik, bagaimana denganmu, Ara?” tanya Nandini balik. Ia menatap Ara dari atas hingga bawah. Begitu takjub dengan penampilan Ara yang sekarang.“Kamu semakin cantik dengan penampilanmu yang sekarang.” Nandini memegang lengan Ara.“Ma Syaa Allah, alhamdulillah aku baik, Nan. Terima kasih atas pujiannya, aku langsung meleyot dengar pujian yang kamu

  • STATUS WA SUAMIKU   Penyakit yang Mematikan!

    Ina menangis tersedu menatap wajah Yose yang memucat. Ia memegang tangan sang anak, berharap dapat menyalurkan energi hangat padanya."Kenapa semua ini bisa menimpamu, Nak. Astaghfirullah, perbuatan apa yang sudah kamu lakukan, sampai-sampai Allah SWT memberikan hukuman yang begitu berat untukmu," ujar Ina mencium punggung tangan Yose berkali-kali.Ia benar-benar terkejut mengetahui bahwa sang anak tidak akan bisa kembali seperti semula lagi. Bahkan bisa juga karena salah satu masalah ini Yose akan mengalami frustasi hingga membuatnya gila.Ina tidak tahu bagaimana pergaulan Yose selama di kota. Bahkan, Ina pun tak tahu bahwa Yose menjadi simpanan om-om besar dan juga orang ke tiga dalam rumah tangga orang lain.Di kampung, Ina tak pernah berhenti mendoakan yang terbaik untuk putrinya. Berdoa agar Allah SWT menjaga putrinya di mana pun ia berada.Namun sayang, seribu kali sayang. Ia harus menelan saliva pahit saat mengetahui bahwa kehidupan Yose jauh berbanding terbalik dengan apa yan

  • STATUS WA SUAMIKU   Antara Hidup dan Mati

    "Dek, are you ok?" tanya Eza saat melihat Ara yang daritadi hanya menundukkan kepalanya."Ara baik-baik aja, kok. Ya sudah, kalo gitu Ara mau istirahat di kamar saja, capek!" ucap Ara berniat segera berlalu pergi dari ruang tengah ini."Dek, sebentar duduk dulu. Ada yang ingin Abang bicarakan padamu," ucap Eza sambil menatap manik mata milik Ara.Ara lalu memilih untuk duduk kembali ke sofa dan menatap abangnya dengan raut wajah yang tak dapat diartikan."Kenapa, Bang?" tanya Ara sedikit penasaran."Bagaimana dengan rencanamu yang ingin pergi ke London, apakah jadi?" tanya Eza pada Ara yang terlihat bingung memikirkan sesuatu."Sepertinya enggak jadi, Bang. Lagipula Ara kan udah dapat kerjaan, Nandini yang merekomendasikan tempat kerja itu pada Ara. Jadi, mungkin sekarang akan fokus pada pekerjaan itu saja," ucap Ara setelah menimbang-nimbang untuk memutuskan."Baiklah. Apapun keputusanmu, Abang setuju saja. Selagi itu dalam hal baik dan positif, oh ya satu lagi. Kamu tidak perlu terl

  • STATUS WA SUAMIKU   Penuh dengan Amarah!

    "Jika kau masih tak bisa diberitahu, lebih baik kita pulang saja sekarang. Aku tidak ingin jika harus terlibat dalam permasalahanmu lagi. Jika kau masih ingin di sini, setidaknya jaga emosi dan ucapanmu di tempat orang lain!" tegas Anton sambil menatap sang anak dengan tatapan tajam."Maafkan, Jaka, Pa. Ya sudah kalo begitu Jaka ingin masuk ke dalam bersama Papa," ujarnya menunduk dan merapikan jasnya.Jantungnya berdetak kencang saat menginjak rumah Ara, karena ini adalah kali kedua ia menginjak rumah ini setelah sempat pernah adu selisih dengan Ara dan juga mantan mertuanya.Sedangkan Eza di belakang menatap Jaka dengan pandangan yang tak dapat diartikan. Ia takut Jaka akan melakukan hal konyol lagi yang bisa saja membahayakan nyawa mereka yang berada dalam rumah ini.**"Bagaimana kabar, Ayah?" tanya Jaka dengan perasaan gelisah. Karena sekarang ia merasa sedang diintimidasi. Bahkan tatapan-tatapan mereka yang berada di dalam sini serasa sedang mengulitinya."Baik," jawab Faisal si

  • STATUS WA SUAMIKU   Adu Mulut!

    "Ara."Panggilan dari sebuah suara membuat Ara berhenti bernapas beberapa detik. Helaan napasnya terdengar berat."Dia lagi," gumam Ara nyaris tak terdengar."Bagaimana kabarmu? Kulihat sekarang kau semakin berisi dan terlihat lebih bahagia," ujar Jaka tanpa memedulikan tatapan tajam yang dilontarkan Eza padanya. Sekarang ia hanya memfokuskan pandangannya pada Ara.Wanita yang hampir membuatnya gila dan penuh akan segala obsesi yang tak bisa dikendalikan."Mau apa kau ke sini?" tanya Eza dengan wajah datar. Tangannya mengepal erat, bahkan sekarang napasnya pun tak beraturan. Terlihat terengah-engah.Baru saja tadi ia merasakan suasana yang baik-baik saja, tenang, damai tanpa ada gangguan sedikit pun. Setelah kehadiran Jaka, semuanya berubah menjadi panas dan tegang."Ara," panggil Jaka lembut tanpa menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan oleh Eza.Karena memang dari awal kedatangannya bukan untuk bertemu dengan Eza, melainkan melihat wanita yang dulu dan hingga saat ini masih memen

  • STATUS WA SUAMIKU   Bertemu Kembali

    "Kau sadar tidak Jaka, caramu seperti ini hanya akan menyakiti dirimu sendiri. Aku sudah lelah mengikuti segala kemauanmu, padahal kau baru saja tahu bahwa mamamu sudah pergi meninggalkan kita untuk selamanya. Jika mamamu mendengar kabar berita ini, dia juga pasti akan sangat sedih melihatmu begitu berambisi.""Pa, aku tidak berambisi. Aku hanya ingin memperbaiki semuanya bersama Ara. Aku tau aku salah, aku bahkan tidak mengelaknya. Namun, apakah salah jika aku mencoba untuk berubah dan menata semuanya agar kembali menjadi rapi?" tanya Jaka pada sang Papa. Semangatnya ketika ingin bertemu dengan Ara tadi hilang begitu saja saat mendengar penuturan dari sang Papa."Hentikan semua ini, Jaka! Kau lupa, baru beberapa hari ini kau membuat masalah pada Ara. Kau menyalahkan segalanya atas kematian mamamu pada Ara. Padahal jelas, mamamu pergi karena semua terjadi atas kecerobohanmu. Karena keras kepalamu yang hanya menuruti ego semata, tanpa memikirkan sebab apa yang akan terjadi ke depannya.

DMCA.com Protection Status