"Hmm Valen--" Lea terdiam sesaat. Valen menunggunya melanjutkan perkataannya. "Aku dengar dari Zian kalau ada produser musik luar negeri--" Valen langsung berdecak dengan ekspresi kesal. "Aku belum menyelesaikan kalimatku!!""Aku sudah tahu apa maksudmu, Lea. Apa Zian memintamu untuk mengubah keputusanku?""Err ya, dia pikir ini kesempatan yang tidak boleh kamu sia-siakan.""Dengar--" Valen memajukan tubuhnya semakin dekat ke Lea yang hanya diam. "Aku punya beberapa pertimbangan kenapa aku memutuskan tidak menerima tawaran mereka. Zian terlalu ambisius ingin melihatku bergabung dengan drup musik itu tapi aku merasa kalau aku tetap akan bisa sukses meskipun tidak bersama mereka.""Valen Ackerman!!" tegas Lea. "Kamu bilang kalau kamu punya impian untuk bisa membesarkan namamu menjadi seorang drummer terkenal di luar sana tapi kenapa tiba-tiba kamu jadi seperti tidak berkemuan untuk maju dan mewujudkannya?" "Jadi kamu benar-benar mau membicarakan hal ini sekarang?""Sejujurnya, kamu mer
Sebaliknya, Ricko malah menertawakannya. Lea mendengus sebal seraya mundur dan duduk di sofa. "Kamu tidak perlu repot-repot memikirkan jalan keluarnya terlalu jauh." Lea mengeryit masih belum mengerti dengan perkataan Ricko. "Kamu dan Valen menikah saja itu sudah sebentuk jalan keluar." Lea memandangi Valen dalam diam. Kalau saja keadaan mereka berdua memungkinkan saat ini. Ricko mendesah. "Aku tidak sabar menunggu hari di mana akhirnya bisa melihat wajah Keenan yang menyiratkan kekalahan karena tidak bisa memilikimu. Aku akan jadi orang pertama yang bahagia melihatnya seperti pecundang."Lea menggelengkan kepalanya mendengar ide Ricko dan ejekannya untuk Keenan. "Tidak semudah itu Ricko. Ada beberapa hal yang masih membuatku ragu dan juga--""Dari nada suaramu sepertinya ada yang tidak beres. What's wrong? Hubungan kalian baik-baik saja kan?" Ricko menyela. Azalea memang sedang gelisah memikirkan sesuatu. Lalu Lea melihat pintu rawat inap Valen perlahan terbuka memuncul sosok Zian d
Lea merasakan tubuhnya luar biasa lelah. Semalam menemani Valen, dia tidak bisa tidur nyenyak. Pembicaraannya dengan Ana membuatnya memikirkan banyak hal. Mengetahui apa arti Valen bagi wanita cantik itu.Lea sudah siap dengan gaun malamnya dan berada di dalam lift yang membawanya ke lantai atas hotel menuju ke kamar Keenan karena ada yang ingin dia bicarakan. Setelah kembali ke hotel tadi, Lea memang belum sempat bertemu dengan Keenan Smith karena lelaki itu ternyata sedang ada pertemuan penting di luar. Jadi, dia berinisiatif untuk menemui laki-laki itu sebelum pergi ke tempat acara.Satu jam lagi, acara penutupan pagelaran fashion show akan segera berlangsung. Sampai di lantai yang dituju, Lea keluar dan mengedarkan pandangan mencari kamar Keenan. Setahu Lea hanya ada dua kamar di lantai teratas gedung ini karena jelas kamar mewah ini dikhususkan untuk lelaki kaya raya itu. Lea berbelok mengikuti petunjuk arah dan secepat kilat mundur lagi lalu bersembunyi di dekat vas bunga besar
Keenan tersenyum tipis menghadapi kekesalan Lea seraya memegangi luka di lehernya lalu ke pipinya yang terkena tamparan, "Apa kamu sadar dengan apa yang kamu lakukan saat ini?" decaknya seraya merapikan lagi jasnya. "Kamu seharusnya tidak melewatkan ksempatan emas untuk menjadi pendampingku. Aku bisa memberimu banyak hal di dunia ini bahkan PFW dengan mudahnya. Kamu bodoh jika melewatkannya!!!"Lea menghela napasnya. "Aku memang bodoh." Lalu melihat ke depan. Orchad Road berada tepat di belokan depan dan sudah ramai dengan banyak orang. Lea menoleh ke Keenan. "Seharusnya sudah sejak dulu aku menjauhimu."Keenan mencekal lagi lengan Lea. "Katakan apa yang kamu inginkan agar aku bisa memilikimu? Sejujurnya tubuhmu ini begitu menggoda sejak pertama kali kita bertemu." Keenan menatap lapar keseluruhan tubuh Lea yang hanya bisa diam dan ternganga horror. Benar-benar merasa bodoh karena masih mencoba bersikap baik dengan lelaki gila dihadapanya ini. "Aku tidak akan melepaskanmu begitu saj
Lea mengikuti Valen yang berjalan bersisian dengannya menuju ke salah satu ruangan rawat inap yang berada tidak jauh di depan mereka. Beberapa orang terlihat berjaga di sana. Sudah terhitung lima hari sejak insiden pemukulan Valen ke Keenan, semuanya berjalan seperti biasanya meski ada beberapa hal yang menjadi beban pikiran Lea.Lea tidak peduli bagaimana akhir dari acara milik Keenan di sana. Lea sudah tidak mau tahu tapi sayangnya urusan mereka belum selesai begitu saja.Tentang nasibnya di ajang PFW sementara batas waktu konfirmasi peserta yang akan berpartisipasi sudah hampir habis. Masalahnya bukan hanya Lea saja yang ingin karyanya berada di sana. Sebelumnya, Lea harus menandatangani perjanjian kalau dia bersedia mengikuti dan menerima semua ketentuan, syarat dan konsekuensi saat mengikuti PFW. Sementara sponsor yang awalnya mau membantunya dalam hal ini Ariana ternyata berada di balik punggung Keenan. Lea tidak tahu lagi harus mencari sponsor di mana.Juga tentang Valen yang b
Tokyo, JepangHari yang sempurna di Tokyo untuk merasakan yang namanya jatuh cinta. Setidaknya itulah yang ingin Azalea coba rasakan setelah beberapa tahun hanya berdiri diam di balik bayangan lelaki yang tega meninggalkannya demi wanita lain. Membuatnya seakan tenggelam dan terlihat menyedihkan. Membiarkan semuanya berlalu melewatinya dan dia berakhir sendirian.Dulu,pintu hatinya tertutup untuk lelaki yang berusaha mendekatinya hingga mereka memilih mundur menjauh tapi sekarang Azalea mencoba untuk membebaskan perasaannya dari belenggu itu. Dia tidak mau lagi menangisi cintanya yang telah pergi dalam diam. Azalea sudah siap untuk membaur dengan sekitarnya dan membuka hatinya. Tidak akan membiarkan lagi kesendirian menenggelamkannya semakin jauh dan tidak tertolong. Azalea memejamkan matanya sejenak. Masih berdiri dan tetap merasa sendiri di salah satu persimpangan jalan Shibuya pada musim semi di antara padatnya para pejalan kaki yang berlalu melewatinya begitu saja. Setelah sekia
"Kalian benar-benar sangat terbawa perasaan tadi. Aku saja yang memperhatikan dari belakang layar sampai tertegun."Azalea tertawa dalam dekapan Valen saat mendengar seruan Zian yang sedang meminum Sake nya dalam sekali teguk. Di sampingnya, Kanza asyik memakan Udonnya dengan lahap. "Aku juga. Ternyata ini sebabnya Valen ngotot ingin berapresiasi sendiri di dalam video." Kanza mengangguk seraya mengunyah. "Hasilnya bagus banget. Nggak heran sih karena kalian kan pasangan kekasih jadi bebas berekspresi. Tapi yang tadi begitu sangat natural seakan-akan kalian sedang menikmati momen kebersamaan berdua tanpa kami yang menonton di sana."Lea tersenyum. Karena dia melakukan semuanya dengan hatinya. "Terima kasih Kanza. Aku tidak sabar melihat hasilnya juga respon fans TheHasky terutama Valeners.""Aku yakin mereka akan menyukainya," Zian menganguk mantap.Saat ini mereka sedang berada di salah satu restoran sushi terkenal di Jepang bersama para kru merayakan suksesnya menyelesaikan pembuat
"Sialan Keenan Smith, Lea," desis Sky disebrang sana.Lea menutup pintu kamar di mana Valen tergeletak tidak sadarkan diri dan duduk di salah satu bangku kayu yang menghadap ke taman asri yang memiliki air terjun buatan dengan hiasan tanaman bonsai di sekelilingnya. Penginapannya sangat kental dengan nuansa Jepangnya dengan pintu yang harus di geser kesamping meski mereka menyediakan tempat tidur di dalam dan juga benar-benar exclusive dan terjaga privacynya."Informasi apa yang kamu dapatkan? Ricko sedang mencoba menghubungi Ariana perihal sponsorku untuk PFW," desah Lea."Keenan Smith memang pemilik sah dari agensi Kevelin Modelling di Macau yang kepemimpinannya dipegang oleh Ariana. Hanya segelintir orang aja yang tahu karena kebanyakan semua hal diurus oleh wanita itu.Bisa dibilang dia itu orang kepercayaannya." Sky langsung berbisik. "Jadi mereka ada affair?" tanyanya penuh selidik."Begitulah. Aku melihat mereka begitu mesra dan jelas mereka melakukan hubungan saling menguntungk