"Kamu mau pergi kemana?"Keenan yang tampan dengan jas hitamnya menatap Lea tidak percaya saat wanita itu keluar dari lift membawa tas berpergiannya dan mengubah penampilannya hanya mengenakan kaos yang dilapisi jaket jeans juga celana jeans hitam."Ada makan malam yang harus kita hadiri. Semuanya sudah menunggu." Keenan melipat lengannya di dada saat mereka saling berdiri berhadapan."Maaf Keenan, aku harus melihat keadaan Valen yang cidera karena konsernya di Kalimantan rusuh."Keenan berdecak, memasukkan telapak tangannya ke saku celana. "Benar-benar merepotkan. Ini sudah malam Lea dan apa kamu tidak lelah setelah acara seharian tadi?"Lea tersenyum tipis, "Tidak apa-apa. Aku akan kembali secepatnya sebelum acara penutupan.""Aku akan menemani," kata Keenan spontan. "Aku akan ganti baju dulu."Lea menghentikan langkah Keenan dengan menahan lengan laki-laki itu saat berjalan melewatinya."Kamu itu tuan rumahnya Keenan. Apa kata desainer yang lain kalau kamu tidak ada di acaramu send
"Hmm Valen--" Lea terdiam sesaat. Valen menunggunya melanjutkan perkataannya. "Aku dengar dari Zian kalau ada produser musik luar negeri--" Valen langsung berdecak dengan ekspresi kesal. "Aku belum menyelesaikan kalimatku!!""Aku sudah tahu apa maksudmu, Lea. Apa Zian memintamu untuk mengubah keputusanku?""Err ya, dia pikir ini kesempatan yang tidak boleh kamu sia-siakan.""Dengar--" Valen memajukan tubuhnya semakin dekat ke Lea yang hanya diam. "Aku punya beberapa pertimbangan kenapa aku memutuskan tidak menerima tawaran mereka. Zian terlalu ambisius ingin melihatku bergabung dengan drup musik itu tapi aku merasa kalau aku tetap akan bisa sukses meskipun tidak bersama mereka.""Valen Ackerman!!" tegas Lea. "Kamu bilang kalau kamu punya impian untuk bisa membesarkan namamu menjadi seorang drummer terkenal di luar sana tapi kenapa tiba-tiba kamu jadi seperti tidak berkemuan untuk maju dan mewujudkannya?" "Jadi kamu benar-benar mau membicarakan hal ini sekarang?""Sejujurnya, kamu mer
Sebaliknya, Ricko malah menertawakannya. Lea mendengus sebal seraya mundur dan duduk di sofa. "Kamu tidak perlu repot-repot memikirkan jalan keluarnya terlalu jauh." Lea mengeryit masih belum mengerti dengan perkataan Ricko. "Kamu dan Valen menikah saja itu sudah sebentuk jalan keluar." Lea memandangi Valen dalam diam. Kalau saja keadaan mereka berdua memungkinkan saat ini. Ricko mendesah. "Aku tidak sabar menunggu hari di mana akhirnya bisa melihat wajah Keenan yang menyiratkan kekalahan karena tidak bisa memilikimu. Aku akan jadi orang pertama yang bahagia melihatnya seperti pecundang."Lea menggelengkan kepalanya mendengar ide Ricko dan ejekannya untuk Keenan. "Tidak semudah itu Ricko. Ada beberapa hal yang masih membuatku ragu dan juga--""Dari nada suaramu sepertinya ada yang tidak beres. What's wrong? Hubungan kalian baik-baik saja kan?" Ricko menyela. Azalea memang sedang gelisah memikirkan sesuatu. Lalu Lea melihat pintu rawat inap Valen perlahan terbuka memuncul sosok Zian d
Lea merasakan tubuhnya luar biasa lelah. Semalam menemani Valen, dia tidak bisa tidur nyenyak. Pembicaraannya dengan Ana membuatnya memikirkan banyak hal. Mengetahui apa arti Valen bagi wanita cantik itu.Lea sudah siap dengan gaun malamnya dan berada di dalam lift yang membawanya ke lantai atas hotel menuju ke kamar Keenan karena ada yang ingin dia bicarakan. Setelah kembali ke hotel tadi, Lea memang belum sempat bertemu dengan Keenan Smith karena lelaki itu ternyata sedang ada pertemuan penting di luar. Jadi, dia berinisiatif untuk menemui laki-laki itu sebelum pergi ke tempat acara.Satu jam lagi, acara penutupan pagelaran fashion show akan segera berlangsung. Sampai di lantai yang dituju, Lea keluar dan mengedarkan pandangan mencari kamar Keenan. Setahu Lea hanya ada dua kamar di lantai teratas gedung ini karena jelas kamar mewah ini dikhususkan untuk lelaki kaya raya itu. Lea berbelok mengikuti petunjuk arah dan secepat kilat mundur lagi lalu bersembunyi di dekat vas bunga besar
Keenan tersenyum tipis menghadapi kekesalan Lea seraya memegangi luka di lehernya lalu ke pipinya yang terkena tamparan, "Apa kamu sadar dengan apa yang kamu lakukan saat ini?" decaknya seraya merapikan lagi jasnya. "Kamu seharusnya tidak melewatkan ksempatan emas untuk menjadi pendampingku. Aku bisa memberimu banyak hal di dunia ini bahkan PFW dengan mudahnya. Kamu bodoh jika melewatkannya!!!"Lea menghela napasnya. "Aku memang bodoh." Lalu melihat ke depan. Orchad Road berada tepat di belokan depan dan sudah ramai dengan banyak orang. Lea menoleh ke Keenan. "Seharusnya sudah sejak dulu aku menjauhimu."Keenan mencekal lagi lengan Lea. "Katakan apa yang kamu inginkan agar aku bisa memilikimu? Sejujurnya tubuhmu ini begitu menggoda sejak pertama kali kita bertemu." Keenan menatap lapar keseluruhan tubuh Lea yang hanya bisa diam dan ternganga horror. Benar-benar merasa bodoh karena masih mencoba bersikap baik dengan lelaki gila dihadapanya ini. "Aku tidak akan melepaskanmu begitu saj
Lea mengikuti Valen yang berjalan bersisian dengannya menuju ke salah satu ruangan rawat inap yang berada tidak jauh di depan mereka. Beberapa orang terlihat berjaga di sana. Sudah terhitung lima hari sejak insiden pemukulan Valen ke Keenan, semuanya berjalan seperti biasanya meski ada beberapa hal yang menjadi beban pikiran Lea.Lea tidak peduli bagaimana akhir dari acara milik Keenan di sana. Lea sudah tidak mau tahu tapi sayangnya urusan mereka belum selesai begitu saja.Tentang nasibnya di ajang PFW sementara batas waktu konfirmasi peserta yang akan berpartisipasi sudah hampir habis. Masalahnya bukan hanya Lea saja yang ingin karyanya berada di sana. Sebelumnya, Lea harus menandatangani perjanjian kalau dia bersedia mengikuti dan menerima semua ketentuan, syarat dan konsekuensi saat mengikuti PFW. Sementara sponsor yang awalnya mau membantunya dalam hal ini Ariana ternyata berada di balik punggung Keenan. Lea tidak tahu lagi harus mencari sponsor di mana.Juga tentang Valen yang b
Tokyo, JepangHari yang sempurna di Tokyo untuk merasakan yang namanya jatuh cinta. Setidaknya itulah yang ingin Azalea coba rasakan setelah beberapa tahun hanya berdiri diam di balik bayangan lelaki yang tega meninggalkannya demi wanita lain. Membuatnya seakan tenggelam dan terlihat menyedihkan. Membiarkan semuanya berlalu melewatinya dan dia berakhir sendirian.Dulu,pintu hatinya tertutup untuk lelaki yang berusaha mendekatinya hingga mereka memilih mundur menjauh tapi sekarang Azalea mencoba untuk membebaskan perasaannya dari belenggu itu. Dia tidak mau lagi menangisi cintanya yang telah pergi dalam diam. Azalea sudah siap untuk membaur dengan sekitarnya dan membuka hatinya. Tidak akan membiarkan lagi kesendirian menenggelamkannya semakin jauh dan tidak tertolong. Azalea memejamkan matanya sejenak. Masih berdiri dan tetap merasa sendiri di salah satu persimpangan jalan Shibuya pada musim semi di antara padatnya para pejalan kaki yang berlalu melewatinya begitu saja. Setelah sekia
"Kalian benar-benar sangat terbawa perasaan tadi. Aku saja yang memperhatikan dari belakang layar sampai tertegun."Azalea tertawa dalam dekapan Valen saat mendengar seruan Zian yang sedang meminum Sake nya dalam sekali teguk. Di sampingnya, Kanza asyik memakan Udonnya dengan lahap. "Aku juga. Ternyata ini sebabnya Valen ngotot ingin berapresiasi sendiri di dalam video." Kanza mengangguk seraya mengunyah. "Hasilnya bagus banget. Nggak heran sih karena kalian kan pasangan kekasih jadi bebas berekspresi. Tapi yang tadi begitu sangat natural seakan-akan kalian sedang menikmati momen kebersamaan berdua tanpa kami yang menonton di sana."Lea tersenyum. Karena dia melakukan semuanya dengan hatinya. "Terima kasih Kanza. Aku tidak sabar melihat hasilnya juga respon fans TheHasky terutama Valeners.""Aku yakin mereka akan menyukainya," Zian menganguk mantap.Saat ini mereka sedang berada di salah satu restoran sushi terkenal di Jepang bersama para kru merayakan suksesnya menyelesaikan pembuat
Dua bulan kemudian, “Errghh.”Lea menggerang dalam tidurnya, merasakan posisinya tidak nyaman dan mencari posisi lain sampai akhirnya membuka mata dan melihat cahaya matahari di luar sudah meninggi melalui celah tirai. Lea hanya diam,merasakan napas hangat Valen membelai belakang tengkuknya dengan tangan yang melingkari perutnya yang sudah besar karena memasuki usia kandungan sembilan bulan hanya menunggu hari lahirnya.Lea mengambil telapak tangan Valen dan menggenggam jemarinya lalu membawa tautan tangan mereka ke bibir seraya perlahan bergeser agar bisa melihat wajah suaminya yang masih tidur.“Aku beruntung memilikimu,” lirih Lea dengan senyuman bahagia.“Aku juga sayang.” Lea terkejut mendengar Valen menjawab ucapannya dan perlahan membuka matanya. “Selamat pagi, My lady.”“Kamu sudah bangun?”“Kamu bergerak dan aku otomatis langsung terjaga tapi memilih diam supaya kamu tidak terganggu jika ingin tidur lagi. Aku tahu kalau kamu sering gelisah dan tidur kurang nyenyak. Apa ada y
Enam bulan kemudian,Bandung, Indonesia “Wah, coba lihat dirimu Azalea.” Ricko berdecak dan menggelengkan kepala. “Terlihat sangat gendut.”Lea yang sedang menyantap sarapannya berupa spaghetti di meja makan rumah Mamanya memutar bola mata. Terlihat tidak berniat meladeni ucapan Ricko yang sejak awal dia datang berkunjung hanya duduk diam bertopang dagu.“Apa kamu bisa membuatkanku roti bakar dengan selai strawberry?” Tanya Lea dengan mulut penuh makanan. Ricko melongo. “Roti bakar?” Lea mengangguk. “Apa kamu lupa bentuknya roti bakar sampai terbelalak seperti itu?” “Kamu sudah menghabiskan satu piring omelet dan kentang goreng lalu lima belas menit kemudian makan spaghetti dan sekarang mau roti bakar lagi?” “Apa kamu mau anakku ileran, hah?” Lea nampak kesal.“Tidak.” Ricko berdiri dari duduknya. “Akan aku buatkan.” Lea tersenyum dan mengangguk lalu kembali sibuk menghabiskan makanannya seraya mendengar gerutuan Ricko yang ada di dapur. “Wahh, benar-benar tukang maka
“Azalea.”Panggilan dari balik punggungnya membuat Lea berbalik dengan sepiring kecil kue yang ada di tangannya dan terdiam sesaat ketika melihat siapa yang mendekat ke arahnya.“Aku tidak menyangka akan menemukanmu di pesta ini.”Lea mengangkat dagunya dan tersenyum miring. “Wah, kejutan yang sangat tidak menggenakan sekali ya Keenan Smith.”Malam ini Lea memang sedang menghadiri makan malam salah satu kenalannya di salah satu ballroom hotel mewah di Los Angeles dan tidak menyangka akan bertemu dengan seseorang yang sangat tidak ingin ditemuinya sampai kapanpun. Terlebih lagi saat ini dia datang sendirian.“Jangan seperti itu cantik. Kita pernah menjadi teman baik dulu.” Keenan mengerling, memperhatikan penampilan Lea dan tersenyum miring. “Aku tidak pernah lupa betapa cantiknya dirimu.”Lea memutar bola matanya, “Lebih baik kamu puji istrimu sendiri.”Lea berbalik, berniat pergi tapi terhenti saat mendengar perkataan Keenan.“Aku dengar, kamu keguguran dua bulan yang lalu. Lain kali
Pintu kamar hotel terbuka lebar. Valen dan Lea masuk ke dalam dan menutup pintunya dengan tergesa, melepaskan jaket yang mereka kenakan begitu saja ke lantai dan Lea tanpa membuang waktu langsung loncat ke dalam pelukan Valen, melingkarkan kakinya di pinggangnya dan menciumnya penuh nafsu. "Hmmpp--" Lea mengerang lirih saat Valen menelusupkan tangannya masuk ke dalam bajunya seraya bergerak membawanya ke tempat tidur dan berdiri sesaat di pinggirnya. Valen melepas paksa baju Lea membuat kancing bajunya yang memang ada di belakang terlepas begitu saja tanpa melepaskan ciuman panas mereka. Sebulan menahan rindu membuat keduanya tidak lagi bisa menahannya. Lea melepaskan ciumannya dan menarik bajunya yang sudah rusak itu dan melemparkannya ke belakang menyisakan bra-nya."Ohh cantiknya," gumam Valen. Lea tersenyum, menarik semua rambut panjangnya ke samping dan kembali mencium Valen yang perlahan meletakkannya di atas tempat tidur lalu tangannya bergarak membuka celana jeans Lea menyi
Tiga Bulan kemudian,Paris, PerancisParis Fashion Week menjadi bagian dari pekan mode "Big 4" global. Serangkaian acara presentasi desainer yang dimulai dari kota New York, London, Milan dan Paris yang diadakan setiap enam bulan sekali. Dari empat kota mode dunia, Paris mendapat kehormatan sebagai tuan rumah acara penutup Festival mode tersebut.Biasanya, acara akan diwarnai dengan 100 pertunjukan busana yang digelar di sepanjang kota yang diikuti oleh berbagai desainer, baik amatir maupun kelas atas. Undangannya terdiri dari ratusan editor mode, asisten, stylist, model dan kumpulan penikmat mode yang akan memadati ibu kota Perancis untuk melihat apa yang akan populer di tahun depan.Azalea termasuk dalam salah satu desainer yang akan menampilkan karyanya dalam kategori Prêt-à-Porter yaitu pakaian dengan ukuran standar dan siap pakai dan Lea bekerja keras untuk mempersembahkan karya musim panas terbaiknya yang bertajuk SummerLove Collection 2018.Akhirnya setelah beberapa bulan melak
"Kita akan bertemu di Paris minggu depan." Lea berdiri di depan kaca apartemennya memandangi ramainya kota LA saat malam yang terbentang di depannya menjawab panggilan Ricko yang menelepon tengah malam karena perbedaan waktu antara Jakarta dan LA. "Semuanya sudah siap. Nadine juga akan bertolak ke Paris dua minggu setelahnya. Dia harus melakukan banyak persiapan dengan model agensinya. Sudah tidak ada kendala dan masalah kan?""Hmm tidak," jawab Ricko. "Kecuali aku yang merindukanmu di sini dan juga beberapa pelanggan VIP-mu yang menanyakan kabar tentang pernikahan desainer idola mereka."Lea tertawa mendengarnya."Kamu bisa menjadi jubir yang aku andalkan Ricko."Risko mendengus, "Tentu saja kalau gajiku di naikkan dua kali lipat. Bukannya kerja rodi begini.""Jangan menggerutu terus nanti kamu cepat tua."Gantian Ricko yang tertawa di sana. Lea merapatkan gaun tidurnya yang tipis dan seksi. "Sempatkanlah untuk pulang ke Jakarta karena semua sahabat yang kemarin tidak bisa mengikuti
“Bagaimana kabarnya pengantin baru?”Pertanyaan itu membuat Lea tersenyum dengan tatapan mata berbinar memandangi kota Paris dari ketinggian. Gemerlap lampu di seluruh penjuru kota yang bisa dia saksikan meski rasa dingin mulai menyergap kulit tidak menyurutkan semangatnya sama sekali. Sudah lama sekali Lea ingin berada di tempat di mana dia berada saat ini, di puncak menara menjadi satu dengan keindahan Eiffel yang menjadi pusat dari kota Paris. “Dunia terlihat lebih menganggumkan. Sempurna.”“Oh Tuhan!!!” Sky memekik tertahan. “Kamu membuatku iri. Jangan lakukan itu padaku!”“Hei, aku hanya menjawab pertanyaanmu tadi. Memangnya apa yang salah?”Sky terdengar menghembuskan napasnya frustasi. “Yang salah hanyalah, aku belum bisa melihat dunia seperti yang kamu katakan tadi.”Gantian Lea yang menghela napas. “Tunggu giliranmu sayang. Maybe, dia masih berada di belahan bumi lain dan sedang menuju ke arahmu. Bersiaplah.”“Andai dia bisa cepat sedikit,” kekeh Sky membuat Lea tertawa. “Ak
"Selamat malam semuanya."Efraim yang tampil gagah dalam balutan jas malamnya berdiri dari tempat duduknya di salah satu meja bundar di antara anggota keluarganya yang lain seraya memegang segelas sampanye di tangannya. Otomatis semua yang hadir di dalam restoran yang sudah di desain cantik dengan hiasan pernikahan terutama bunga-bungaan segar yang menjadi tempat makan malam keluarga setelah pemberkataan tadi sore langsung mendapat perhatian. Begitu juga Valen dan Lea yang menjadi raja dan ratu yang duduk berdua di area paling depan."Terimakasih banyak," katanya saat semua menatapnya. Efraim menatap adiknya -dan suaminya yang tersenyum melihatnya. "Sejujurnya, pernikahan adikku tercinta ini begitu membuatku terkejut. Saat sedang asik makan siang bersama calon pacar, Adik ipar tiba-tiba datang dan menodongku untuk membantunya membawa Lea ke depan Altar." Semua yang ada di sana tertawa mendengarnya. Valen yang menjadi oknum tersangkanya ikut tertawa seraya mengangkat gelas sampanye di
Flashback On"Tunggu sebentar. Biarkan aku menarik napas dulu."Valen tersenyum sopan saat melihat Fiola, Mama Lea yang duduk di depannya bersama dengan Tn. Chou terlihat seperti shock. Beliau mengelus dadanya dengan pelan dan menyandarkan kepalanya di bahu suaminya."Kamu lebay banget." Fiola langsung memukul bahu Suaminya yang terkekeh."Bagaimana aku tidak kaget saat mendengar semua kebenaran tentang Azalea. Aku sama sekali tidak menyangka kalau lelaki itu begitu berbahaya. Pantas saja Lea penuh rahasia seperti itu." Fiola menggelengkan kepalanya seraya menepuk wajahnya dengan tangan. "Astaga, jangan sampai dia menjadi menantuku."Papa Lea tertawa mendengarnya sementara Valen hanya diam memperhatikan sambil tersenyum. Kedatangannya tadi memang sempat membuat kedua orang tua Lea kaget. kemunculan Valen Ackerman sendirian di depan pintu rumah mereka sontak saja membuat kehebohan terutama Fiola meski wanita paruh baya itu nampak lega saat melihatnya."Kami harus bersandiwara. Saya dan