Keenan tersenyum tipis menghadapi kekesalan Lea seraya memegangi luka di lehernya lalu ke pipinya yang terkena tamparan, "Apa kamu sadar dengan apa yang kamu lakukan saat ini?" decaknya seraya merapikan lagi jasnya. "Kamu seharusnya tidak melewatkan ksempatan emas untuk menjadi pendampingku. Aku bisa memberimu banyak hal di dunia ini bahkan PFW dengan mudahnya. Kamu bodoh jika melewatkannya!!!"Lea menghela napasnya. "Aku memang bodoh." Lalu melihat ke depan. Orchad Road berada tepat di belokan depan dan sudah ramai dengan banyak orang. Lea menoleh ke Keenan. "Seharusnya sudah sejak dulu aku menjauhimu."Keenan mencekal lagi lengan Lea. "Katakan apa yang kamu inginkan agar aku bisa memilikimu? Sejujurnya tubuhmu ini begitu menggoda sejak pertama kali kita bertemu." Keenan menatap lapar keseluruhan tubuh Lea yang hanya bisa diam dan ternganga horror. Benar-benar merasa bodoh karena masih mencoba bersikap baik dengan lelaki gila dihadapanya ini. "Aku tidak akan melepaskanmu begitu saj
Lea mengikuti Valen yang berjalan bersisian dengannya menuju ke salah satu ruangan rawat inap yang berada tidak jauh di depan mereka. Beberapa orang terlihat berjaga di sana. Sudah terhitung lima hari sejak insiden pemukulan Valen ke Keenan, semuanya berjalan seperti biasanya meski ada beberapa hal yang menjadi beban pikiran Lea.Lea tidak peduli bagaimana akhir dari acara milik Keenan di sana. Lea sudah tidak mau tahu tapi sayangnya urusan mereka belum selesai begitu saja.Tentang nasibnya di ajang PFW sementara batas waktu konfirmasi peserta yang akan berpartisipasi sudah hampir habis. Masalahnya bukan hanya Lea saja yang ingin karyanya berada di sana. Sebelumnya, Lea harus menandatangani perjanjian kalau dia bersedia mengikuti dan menerima semua ketentuan, syarat dan konsekuensi saat mengikuti PFW. Sementara sponsor yang awalnya mau membantunya dalam hal ini Ariana ternyata berada di balik punggung Keenan. Lea tidak tahu lagi harus mencari sponsor di mana.Juga tentang Valen yang b
Tokyo, JepangHari yang sempurna di Tokyo untuk merasakan yang namanya jatuh cinta. Setidaknya itulah yang ingin Azalea coba rasakan setelah beberapa tahun hanya berdiri diam di balik bayangan lelaki yang tega meninggalkannya demi wanita lain. Membuatnya seakan tenggelam dan terlihat menyedihkan. Membiarkan semuanya berlalu melewatinya dan dia berakhir sendirian.Dulu,pintu hatinya tertutup untuk lelaki yang berusaha mendekatinya hingga mereka memilih mundur menjauh tapi sekarang Azalea mencoba untuk membebaskan perasaannya dari belenggu itu. Dia tidak mau lagi menangisi cintanya yang telah pergi dalam diam. Azalea sudah siap untuk membaur dengan sekitarnya dan membuka hatinya. Tidak akan membiarkan lagi kesendirian menenggelamkannya semakin jauh dan tidak tertolong. Azalea memejamkan matanya sejenak. Masih berdiri dan tetap merasa sendiri di salah satu persimpangan jalan Shibuya pada musim semi di antara padatnya para pejalan kaki yang berlalu melewatinya begitu saja. Setelah sekia
"Kalian benar-benar sangat terbawa perasaan tadi. Aku saja yang memperhatikan dari belakang layar sampai tertegun."Azalea tertawa dalam dekapan Valen saat mendengar seruan Zian yang sedang meminum Sake nya dalam sekali teguk. Di sampingnya, Kanza asyik memakan Udonnya dengan lahap. "Aku juga. Ternyata ini sebabnya Valen ngotot ingin berapresiasi sendiri di dalam video." Kanza mengangguk seraya mengunyah. "Hasilnya bagus banget. Nggak heran sih karena kalian kan pasangan kekasih jadi bebas berekspresi. Tapi yang tadi begitu sangat natural seakan-akan kalian sedang menikmati momen kebersamaan berdua tanpa kami yang menonton di sana."Lea tersenyum. Karena dia melakukan semuanya dengan hatinya. "Terima kasih Kanza. Aku tidak sabar melihat hasilnya juga respon fans TheHasky terutama Valeners.""Aku yakin mereka akan menyukainya," Zian menganguk mantap.Saat ini mereka sedang berada di salah satu restoran sushi terkenal di Jepang bersama para kru merayakan suksesnya menyelesaikan pembuat
"Sialan Keenan Smith, Lea," desis Sky disebrang sana.Lea menutup pintu kamar di mana Valen tergeletak tidak sadarkan diri dan duduk di salah satu bangku kayu yang menghadap ke taman asri yang memiliki air terjun buatan dengan hiasan tanaman bonsai di sekelilingnya. Penginapannya sangat kental dengan nuansa Jepangnya dengan pintu yang harus di geser kesamping meski mereka menyediakan tempat tidur di dalam dan juga benar-benar exclusive dan terjaga privacynya."Informasi apa yang kamu dapatkan? Ricko sedang mencoba menghubungi Ariana perihal sponsorku untuk PFW," desah Lea."Keenan Smith memang pemilik sah dari agensi Kevelin Modelling di Macau yang kepemimpinannya dipegang oleh Ariana. Hanya segelintir orang aja yang tahu karena kebanyakan semua hal diurus oleh wanita itu.Bisa dibilang dia itu orang kepercayaannya." Sky langsung berbisik. "Jadi mereka ada affair?" tanyanya penuh selidik."Begitulah. Aku melihat mereka begitu mesra dan jelas mereka melakukan hubungan saling menguntungk
Lea mengabaikan perkataannya. "Tapi untuk hal lain yang terjadi baru-baru ini. Apa aku tetap tidak memiliki hak untuk tahu. Setidaknya menjadi kekasih yang bisa kamu mintai pendapat bukan hanya sebagai kekasih yang kamu bawa ke hadapan semua orang dengan kemesraan tapi sama sekali tidak tahu apapun tentang kekasihnya sendiri?"Valen sempurna terdiam. Ekspresi wajahnya tidak terbaca hanya saja matanya menyorot kaget karena Lea berani sefrontal itu mengatakannya. "Maksudmu tentang tawaran produser musik itu?""Everything. Bukan hanya itu tapi apapun itu yang menyangkut kita." Lea nampak kesal sendiri. "Aku hanya berpikir--""Sebenarnya itu hakmu jika tidak mau membagi kabar gembira itu bersamaku." Sela Lea dengan tatapan tajam. Valen balik menangkup wajah Lea. "Saat itu aku hanya berpikir, kamu pasti akan memaksaku dan menyuruhku pergi.""Karena itu memang harus," balas Lea. "Itu kesempatan yang sangat langka Valen. Aku mendukungmu sepenuhnya. Seperti kamu yang selalu mendukungku. Kam
Paginya, Lea terbangun ketika mendengar suara ketukan di pintu kamarnya."Valen," bisik Lea seraya menepuk-nepuk pipi Valen. "Bangun.""Hmm—" Valen bergerak semakin memeluk Lea dengan erat. “Ada seseorang di luar.”"Biarkan saja," gumam Valen. Lea berdecak melihat Valen yang terlihat kembali tidur dengan nyamannya sampai ketukan di pintu kamarnya semakin terdengar nyaring. Valen yang bereaksi."Astaga, siapa sih yang ganggu pagi-pagi begini?" Decaknya seraya membuka mata. "Kalau sampai itu Shawn, akan aku hajar dia.""Nggak usah pakai ngomel. Kalau mereka sampai ketuk pintu pagi-pagi begini, itu artinya ada hal penting. Bangun, pakai bajumu dan cuci muka." Lea menyingkirkan lengan Valen dari perutnya dan bergerak untuk duduk tapi lelaki itu malah menariknya lagi lalu menciumnya. Lea berusaha mengimbanginya sampai ketukan di pintu terdengar lagi dan lebih kencang."Errghhh—" Gerutu Valen seraya bangkit, menyingkap selimutnya dan turun dari tempat tidur lalu berjalan mendekati meja men
Flashback On "Maafkan aku. Kamu harus pulang sendirian."Valen mendekat dan menatap lekat Azalea yang terlihat sedikit gelisah. "Ada apa? Apa terjadi masalah?"Lea tersenyum, "Ariana ada di Jepang dan dia memintaku untuk datang—""Di Jepang? Apa yang dilakukannya di sini?" sela Valen dengan nada heran."Entahlah. Aku memang harus menemuinya. Biarpun dia tidak datang ke sini maka aku yang akan datang ke Macau." Valen terlihat tidak suka. "Aku hanya ingin meminta penjelasan tentang kerja sama itu Valen.""Apa ini tidak aneh?" Jelas Valen. Lea menelangkan kepalanya. "Dia tiba-tiba berada di Jepang dan memintamu menemuinya untuk membicarakan bisnis padahal dia bisa menyuruhmu datang ke Macau. Apa yang sedang direncanakannya?""Jangan berpikir yang tidak-tidak!""Aku akan menemanimu!!!" Kata Valen tegas seraya merangkul Lea berniat membawanya pergi keluar."Tidak usah," tahan Lea. "Pikirkan produser musik itu yang sudah jauh-jauh datang dari LA untuk menemuimu. Apa kamu mau membiarkan