"Maafkan aku."Valen yang berniat mengambil tas milik Lea di sampingnya menoleh ketika mendengar suara lirihnya yang merasa bersalah karena telah merusak kencan manis mereka bahkan sebelum festival itu di mulai. Valen sepenuhnya menghadap Lea dan tersenyum lembut, tangannya terulur menyentuh pipi tapi seakan tidak puas sekalian saja dia menangkup wajah Lea seakan-akan dunianya saat ini berada di dalam genggamannya. Valen menatap intens tepat di manik mata mencoba saling mengatakan kalau mereka akan merindukan keberadaan satu sama lain."Don't worry about me, sweety," bisiknya lembut agar Lea tidak terus merasa bersalah. "Ada hal penting yang harus kamu lakukan. Aku jelas bangga padamu lebih dari yang bisa aku katakan. Azalea, desainer berbakat yang akan mengikuti ajang bergengsi PFW dan dia kekasihku sendiri. Aku akan menjadi orang pertama yang berdiri di garis depan mendukungmu." Memang itulah yang Lea butuhkan. Dukungan yang berasal dari seseorang yang mencintai keberadaanya. Lea
Lea memasuki salah satu restauran hotel bintang lima di Jakarta dengan gaun yang meski berpotongan sederhana tapi melekat cantik di tubuhnya. Tersenyum saat menemukan Kendra berdiri dan menyambutnya di salah satu meja VVIP yang di pesan. Di sana tidak hanya ada Kendra tapi juga wanita cantik yang jelas-jelas berdarah asia, mungkin Thailand, tersenyum dan menatap Lea secara keseluruhan seakan menilai penampilannya malam ini. Lea tanpa sadar merasa sedikit terintimidasi dan berharap kalau wanita itu seramah wajahnya. Ini pertama kalinya Lea bertemu dengan pengelola agensi terkenal itu dan sama sekali tanpa persiapan. Rencana awal mereka sebelumnya kalau Lea dan Kendra yang akan pergi menemuinya di Macau.Dengan kepercayaan diri penuh, Lea memberikan senyuman ramah untuk keduanya dan memeluk singkat Kendra."Maafkan aku harus meneleponmu secara mendadak seperti ini Lea. Aku juga baru diberitahu kalau Miss Ariana sedang berkunjung ke sini dan bersedia bertemu denganmu setelah
Keesokan harinya, selama setengah harian, Lea berkutat dengan desain akhirnya menyesuaikan dengan tema PFW tahun ini. Setelah itu dia akan sibuk sampai gaun-gaun tersebut jadi dan memastikan segalanya sempurna. Merasa optimis bahwa dia bisa menampilkan yang terbaik di sana. Jika Kevelinn Modelling setuju untuk mendukungnya sampai ke Paris maka tidak ada lagi hal yang perlu dia khawatirkan. Lea hanya tinggal menyiapkan mental dan fisiknya. Segala keperluan yang akan dia bawa ke Macau besok malam telah dia persiapkan dan Valen adalah orang pertama yang dia beritahu sepulangnya dari acara makan malam dengan Ariana. Cowok itu memberi tambahan energi untuk Lea yang meskipun lelah tapi tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.Lea menyelesaikan desain terakhirnya dengan senyuman puas di wajahnya saat ponsel di dalam tasnya berbunyi. Setelah melihat siapa yang meneleponnya, Lea langsung menjawab video call dari Sky."Halo, sayang.""Lea," suara Sky serak dan dia nampak berantakan. Lea mena
"Aku keberatan kamu ikut Lea." Valen mendesah di sebrang sana melalui sambungan telepon. "Aku merasa kalau ini hanya rencana Keenan untuk dekat denganmu.""Aku tidak mau berpikir negatif seperti itu. Ini tawaran yang tidak main-main Valen. Tidak bisa kah kamu mengerti?" "Bagaimana aku bisa melepasmu ikut kalau Keenanlah yang menawarimu setelah dia mengancamku malam itu untuk merebutmu. Aku tidak bisa membiarkannya."Lea menegakkan duduknya dan menatap Valen, "Ini sama saja dengan kamu tidak percaya padaku.""Tidak. Bukan seperti itu maksudku.""Aku menganggapnya seperti itu. Kamu melarangku hanya karena ini acara milik Keenan yang artinya kamu tidak percaya padaku. Aku tidak suka hal seperti ini." "Aku hanya tidak suka kamu berhubungan dengan lelaki itu apapun alasannya."Lea duduk melipat lengan dan menatap ke arah luar mobil masih di area parkir apartemennya. Tadi dia berniat pergi ke rumah Sky untuk mengambil hadiah Maria dan pergi ke pub menghadiri pesta lajangnya sebentar saat
Pub selalu ramai saat malam apalagi saat ini Maria sedang mengadakan pesta lajang bersama teman-temannya. Lea beranjak berdiri dari duduknya, mendekati Maria yang berada dalam pelukan calon suaminya untuk pamit pulang."Astaga, kenapa cepat sekali?"Lea memeluk Maria erat, "Sudah satu jam aku di sini Maria. Aku besok harus ke Macau dan sepertinya aku butuh istirahat.""Sibuk sekali desainer kita ini." Alby, calon suami Maria tertawa lalu memeluk Lea sebentar sebagai salam perpisahan."Begitulah wanita karier.""Ingat untuk mencari pasangan Lea," timpal Maria.Lea tertawa, "Aku akan mengingatnya. Tenang saja. Untuk kalian berdua aku ucapkan selamat. Setelah beberapa tahun bersama akhirnya kalian menikah juga.""Terima kasih banyak. Aku sudah tidak sabar menjadi istrinya dan memakai gaun rancanganmu yang indah itu."Lea tertawa dan mengangguk. Suara hingar bingar musik masih menggema di dalam pub yang ramai sesak. Lea memang tidak terlalu suka dengan keramaian seperti ini. Jadi satu jam
Jordan bangkit dan duduk menyandar di kepala ranjang, menggenggam erat tangan Azalea dan tersenyum."Aku harap kita bisa bahagia dengan pilihan kita masing-masing. Aku akan tetap memepertahankan Alexandra jika memang dia tidak terbukti berselingkuh di belakangku.""Mungkin kalian hanya salah paham."Jordan langsung memeluk Lea erat-erat membuatnya hanya bisa bergeming di sana tidak menyangka akan merasakan lagi pelukan lelaki yang dulu di cintainya. "Ini yang terakhir kalinya aku memelukmu. Anggap saja pelukan persahabatan."Lea membalas pelukan Jordan dan mengangguk, "Baiklah."Mereka bertahan dalam posisi itu beberapa saat sampai suara tepukan tangan menggema membuat Lea kaget dan melepaskan pelukannya begitu juga Jordan. Alexandra dengan senyuman menghina di wajahnya berdiri di ambang pintu kamar."Alexandra!!" Seru Jordan dan meringis saat bergerak terlalu cepat.Lea sudah berdiri dari duduknya dan merutuki kebodohannya sendiri karena membiarkan dirinya terlalu lama berada di apa
Berita itu menggemparkan. Di dukung dengan foto dan saksi mata di pub juga di apartemen Jordan membuat Lea hanya bisa menatap dalam diam ketika lagi-lagi orang-orang di luaran sana memberitakan tentangnya yang tidak-tidak.Lea sudah mencoba menghubungi Jordan agar dia mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi malam itu tapi sama sekali tidak ada tanggapan sama seperti Valen yang entah ada di mana.Lea sudah mendapatkan banyak telepon dari berbagai pihak menanyakan tentang kebenaran berita itu hingga membuatnya sakit kepala. Kalau dia berdiri sendirian di hadapan wartawan mengklarifikasi berita itu pasti akan terlihat menyedihkan. Kenyataan kalau setelah kandasnya hubungannya dengan Jordan, dia masih saja sendiri pasti membuat orang-orang akan berpikir bahwa berita itu benar tapi kalau dibiarkan saja, Alexandra pasti akan muncul lagi."Sudah aku bilang, kamu bodoh karena menolongnya Lea."Ricko berjalan mondar-mandir di depannya. Sky yang masih sakit flu tapi sudah tidak parah hanya
Sayup-sayup, Lea seperti bisa mendengar nyanyian lagu ciptaan Valen di dalam kepalanya meskipun saat ini dia sedang menutup mata dan enggan membukanya. Ingin sejenak merasa tenang dan nyaman meski di dalam kegelapan mengabaikan sekitarnya. Lagu itu masih saja mengalun lembut.Indah dan bermakna. Lagu yang ditujukan untuknya.Pertanyaannya apakah lagu itu memang menggema di sekitarnya. Lalu di mana lelaki yang menciptakan lagu indah ini ?Lea menggerang, perlahan membuka mata meski enggan tapi dia tidak bisa selamanya bersembunyi di dalam kegelapan. Walaupun rasanya nyaman dan menenangkan. Dia membutuhkan cahaya dari luar yang mungkin bisa membantunya melewati ini semua.Hal pertama yang di lihat Lea adalah sepasang mata hitam tajam yang menyorot teramat lembut tepat di depannya. Posisi Lea yang tidur miring memudahkan mereka saling menatap dalam diam menyelami ke dalam jiwa masing-masing.Mimpikah dia ketika akhirnya bisa mengetahui di mana keberadaan Valen Ackerman?Di atas tempat ti
Dua bulan kemudian, “Errghh.”Lea menggerang dalam tidurnya, merasakan posisinya tidak nyaman dan mencari posisi lain sampai akhirnya membuka mata dan melihat cahaya matahari di luar sudah meninggi melalui celah tirai. Lea hanya diam,merasakan napas hangat Valen membelai belakang tengkuknya dengan tangan yang melingkari perutnya yang sudah besar karena memasuki usia kandungan sembilan bulan hanya menunggu hari lahirnya.Lea mengambil telapak tangan Valen dan menggenggam jemarinya lalu membawa tautan tangan mereka ke bibir seraya perlahan bergeser agar bisa melihat wajah suaminya yang masih tidur.“Aku beruntung memilikimu,” lirih Lea dengan senyuman bahagia.“Aku juga sayang.” Lea terkejut mendengar Valen menjawab ucapannya dan perlahan membuka matanya. “Selamat pagi, My lady.”“Kamu sudah bangun?”“Kamu bergerak dan aku otomatis langsung terjaga tapi memilih diam supaya kamu tidak terganggu jika ingin tidur lagi. Aku tahu kalau kamu sering gelisah dan tidur kurang nyenyak. Apa ada y
Enam bulan kemudian,Bandung, Indonesia “Wah, coba lihat dirimu Azalea.” Ricko berdecak dan menggelengkan kepala. “Terlihat sangat gendut.”Lea yang sedang menyantap sarapannya berupa spaghetti di meja makan rumah Mamanya memutar bola mata. Terlihat tidak berniat meladeni ucapan Ricko yang sejak awal dia datang berkunjung hanya duduk diam bertopang dagu.“Apa kamu bisa membuatkanku roti bakar dengan selai strawberry?” Tanya Lea dengan mulut penuh makanan. Ricko melongo. “Roti bakar?” Lea mengangguk. “Apa kamu lupa bentuknya roti bakar sampai terbelalak seperti itu?” “Kamu sudah menghabiskan satu piring omelet dan kentang goreng lalu lima belas menit kemudian makan spaghetti dan sekarang mau roti bakar lagi?” “Apa kamu mau anakku ileran, hah?” Lea nampak kesal.“Tidak.” Ricko berdiri dari duduknya. “Akan aku buatkan.” Lea tersenyum dan mengangguk lalu kembali sibuk menghabiskan makanannya seraya mendengar gerutuan Ricko yang ada di dapur. “Wahh, benar-benar tukang maka
“Azalea.”Panggilan dari balik punggungnya membuat Lea berbalik dengan sepiring kecil kue yang ada di tangannya dan terdiam sesaat ketika melihat siapa yang mendekat ke arahnya.“Aku tidak menyangka akan menemukanmu di pesta ini.”Lea mengangkat dagunya dan tersenyum miring. “Wah, kejutan yang sangat tidak menggenakan sekali ya Keenan Smith.”Malam ini Lea memang sedang menghadiri makan malam salah satu kenalannya di salah satu ballroom hotel mewah di Los Angeles dan tidak menyangka akan bertemu dengan seseorang yang sangat tidak ingin ditemuinya sampai kapanpun. Terlebih lagi saat ini dia datang sendirian.“Jangan seperti itu cantik. Kita pernah menjadi teman baik dulu.” Keenan mengerling, memperhatikan penampilan Lea dan tersenyum miring. “Aku tidak pernah lupa betapa cantiknya dirimu.”Lea memutar bola matanya, “Lebih baik kamu puji istrimu sendiri.”Lea berbalik, berniat pergi tapi terhenti saat mendengar perkataan Keenan.“Aku dengar, kamu keguguran dua bulan yang lalu. Lain kali
Pintu kamar hotel terbuka lebar. Valen dan Lea masuk ke dalam dan menutup pintunya dengan tergesa, melepaskan jaket yang mereka kenakan begitu saja ke lantai dan Lea tanpa membuang waktu langsung loncat ke dalam pelukan Valen, melingkarkan kakinya di pinggangnya dan menciumnya penuh nafsu. "Hmmpp--" Lea mengerang lirih saat Valen menelusupkan tangannya masuk ke dalam bajunya seraya bergerak membawanya ke tempat tidur dan berdiri sesaat di pinggirnya. Valen melepas paksa baju Lea membuat kancing bajunya yang memang ada di belakang terlepas begitu saja tanpa melepaskan ciuman panas mereka. Sebulan menahan rindu membuat keduanya tidak lagi bisa menahannya. Lea melepaskan ciumannya dan menarik bajunya yang sudah rusak itu dan melemparkannya ke belakang menyisakan bra-nya."Ohh cantiknya," gumam Valen. Lea tersenyum, menarik semua rambut panjangnya ke samping dan kembali mencium Valen yang perlahan meletakkannya di atas tempat tidur lalu tangannya bergarak membuka celana jeans Lea menyi
Tiga Bulan kemudian,Paris, PerancisParis Fashion Week menjadi bagian dari pekan mode "Big 4" global. Serangkaian acara presentasi desainer yang dimulai dari kota New York, London, Milan dan Paris yang diadakan setiap enam bulan sekali. Dari empat kota mode dunia, Paris mendapat kehormatan sebagai tuan rumah acara penutup Festival mode tersebut.Biasanya, acara akan diwarnai dengan 100 pertunjukan busana yang digelar di sepanjang kota yang diikuti oleh berbagai desainer, baik amatir maupun kelas atas. Undangannya terdiri dari ratusan editor mode, asisten, stylist, model dan kumpulan penikmat mode yang akan memadati ibu kota Perancis untuk melihat apa yang akan populer di tahun depan.Azalea termasuk dalam salah satu desainer yang akan menampilkan karyanya dalam kategori Prêt-à-Porter yaitu pakaian dengan ukuran standar dan siap pakai dan Lea bekerja keras untuk mempersembahkan karya musim panas terbaiknya yang bertajuk SummerLove Collection 2018.Akhirnya setelah beberapa bulan melak
"Kita akan bertemu di Paris minggu depan." Lea berdiri di depan kaca apartemennya memandangi ramainya kota LA saat malam yang terbentang di depannya menjawab panggilan Ricko yang menelepon tengah malam karena perbedaan waktu antara Jakarta dan LA. "Semuanya sudah siap. Nadine juga akan bertolak ke Paris dua minggu setelahnya. Dia harus melakukan banyak persiapan dengan model agensinya. Sudah tidak ada kendala dan masalah kan?""Hmm tidak," jawab Ricko. "Kecuali aku yang merindukanmu di sini dan juga beberapa pelanggan VIP-mu yang menanyakan kabar tentang pernikahan desainer idola mereka."Lea tertawa mendengarnya."Kamu bisa menjadi jubir yang aku andalkan Ricko."Risko mendengus, "Tentu saja kalau gajiku di naikkan dua kali lipat. Bukannya kerja rodi begini.""Jangan menggerutu terus nanti kamu cepat tua."Gantian Ricko yang tertawa di sana. Lea merapatkan gaun tidurnya yang tipis dan seksi. "Sempatkanlah untuk pulang ke Jakarta karena semua sahabat yang kemarin tidak bisa mengikuti
“Bagaimana kabarnya pengantin baru?”Pertanyaan itu membuat Lea tersenyum dengan tatapan mata berbinar memandangi kota Paris dari ketinggian. Gemerlap lampu di seluruh penjuru kota yang bisa dia saksikan meski rasa dingin mulai menyergap kulit tidak menyurutkan semangatnya sama sekali. Sudah lama sekali Lea ingin berada di tempat di mana dia berada saat ini, di puncak menara menjadi satu dengan keindahan Eiffel yang menjadi pusat dari kota Paris. “Dunia terlihat lebih menganggumkan. Sempurna.”“Oh Tuhan!!!” Sky memekik tertahan. “Kamu membuatku iri. Jangan lakukan itu padaku!”“Hei, aku hanya menjawab pertanyaanmu tadi. Memangnya apa yang salah?”Sky terdengar menghembuskan napasnya frustasi. “Yang salah hanyalah, aku belum bisa melihat dunia seperti yang kamu katakan tadi.”Gantian Lea yang menghela napas. “Tunggu giliranmu sayang. Maybe, dia masih berada di belahan bumi lain dan sedang menuju ke arahmu. Bersiaplah.”“Andai dia bisa cepat sedikit,” kekeh Sky membuat Lea tertawa. “Ak
"Selamat malam semuanya."Efraim yang tampil gagah dalam balutan jas malamnya berdiri dari tempat duduknya di salah satu meja bundar di antara anggota keluarganya yang lain seraya memegang segelas sampanye di tangannya. Otomatis semua yang hadir di dalam restoran yang sudah di desain cantik dengan hiasan pernikahan terutama bunga-bungaan segar yang menjadi tempat makan malam keluarga setelah pemberkataan tadi sore langsung mendapat perhatian. Begitu juga Valen dan Lea yang menjadi raja dan ratu yang duduk berdua di area paling depan."Terimakasih banyak," katanya saat semua menatapnya. Efraim menatap adiknya -dan suaminya yang tersenyum melihatnya. "Sejujurnya, pernikahan adikku tercinta ini begitu membuatku terkejut. Saat sedang asik makan siang bersama calon pacar, Adik ipar tiba-tiba datang dan menodongku untuk membantunya membawa Lea ke depan Altar." Semua yang ada di sana tertawa mendengarnya. Valen yang menjadi oknum tersangkanya ikut tertawa seraya mengangkat gelas sampanye di
Flashback On"Tunggu sebentar. Biarkan aku menarik napas dulu."Valen tersenyum sopan saat melihat Fiola, Mama Lea yang duduk di depannya bersama dengan Tn. Chou terlihat seperti shock. Beliau mengelus dadanya dengan pelan dan menyandarkan kepalanya di bahu suaminya."Kamu lebay banget." Fiola langsung memukul bahu Suaminya yang terkekeh."Bagaimana aku tidak kaget saat mendengar semua kebenaran tentang Azalea. Aku sama sekali tidak menyangka kalau lelaki itu begitu berbahaya. Pantas saja Lea penuh rahasia seperti itu." Fiola menggelengkan kepalanya seraya menepuk wajahnya dengan tangan. "Astaga, jangan sampai dia menjadi menantuku."Papa Lea tertawa mendengarnya sementara Valen hanya diam memperhatikan sambil tersenyum. Kedatangannya tadi memang sempat membuat kedua orang tua Lea kaget. kemunculan Valen Ackerman sendirian di depan pintu rumah mereka sontak saja membuat kehebohan terutama Fiola meski wanita paruh baya itu nampak lega saat melihatnya."Kami harus bersandiwara. Saya dan