"Aku keberatan kamu ikut Lea." Valen mendesah di sebrang sana melalui sambungan telepon. "Aku merasa kalau ini hanya rencana Keenan untuk dekat denganmu.""Aku tidak mau berpikir negatif seperti itu. Ini tawaran yang tidak main-main Valen. Tidak bisa kah kamu mengerti?" "Bagaimana aku bisa melepasmu ikut kalau Keenanlah yang menawarimu setelah dia mengancamku malam itu untuk merebutmu. Aku tidak bisa membiarkannya."Lea menegakkan duduknya dan menatap Valen, "Ini sama saja dengan kamu tidak percaya padaku.""Tidak. Bukan seperti itu maksudku.""Aku menganggapnya seperti itu. Kamu melarangku hanya karena ini acara milik Keenan yang artinya kamu tidak percaya padaku. Aku tidak suka hal seperti ini." "Aku hanya tidak suka kamu berhubungan dengan lelaki itu apapun alasannya."Lea duduk melipat lengan dan menatap ke arah luar mobil masih di area parkir apartemennya. Tadi dia berniat pergi ke rumah Sky untuk mengambil hadiah Maria dan pergi ke pub menghadiri pesta lajangnya sebentar saat
Pub selalu ramai saat malam apalagi saat ini Maria sedang mengadakan pesta lajang bersama teman-temannya. Lea beranjak berdiri dari duduknya, mendekati Maria yang berada dalam pelukan calon suaminya untuk pamit pulang."Astaga, kenapa cepat sekali?"Lea memeluk Maria erat, "Sudah satu jam aku di sini Maria. Aku besok harus ke Macau dan sepertinya aku butuh istirahat.""Sibuk sekali desainer kita ini." Alby, calon suami Maria tertawa lalu memeluk Lea sebentar sebagai salam perpisahan."Begitulah wanita karier.""Ingat untuk mencari pasangan Lea," timpal Maria.Lea tertawa, "Aku akan mengingatnya. Tenang saja. Untuk kalian berdua aku ucapkan selamat. Setelah beberapa tahun bersama akhirnya kalian menikah juga.""Terima kasih banyak. Aku sudah tidak sabar menjadi istrinya dan memakai gaun rancanganmu yang indah itu."Lea tertawa dan mengangguk. Suara hingar bingar musik masih menggema di dalam pub yang ramai sesak. Lea memang tidak terlalu suka dengan keramaian seperti ini. Jadi satu jam
Jordan bangkit dan duduk menyandar di kepala ranjang, menggenggam erat tangan Azalea dan tersenyum."Aku harap kita bisa bahagia dengan pilihan kita masing-masing. Aku akan tetap memepertahankan Alexandra jika memang dia tidak terbukti berselingkuh di belakangku.""Mungkin kalian hanya salah paham."Jordan langsung memeluk Lea erat-erat membuatnya hanya bisa bergeming di sana tidak menyangka akan merasakan lagi pelukan lelaki yang dulu di cintainya. "Ini yang terakhir kalinya aku memelukmu. Anggap saja pelukan persahabatan."Lea membalas pelukan Jordan dan mengangguk, "Baiklah."Mereka bertahan dalam posisi itu beberapa saat sampai suara tepukan tangan menggema membuat Lea kaget dan melepaskan pelukannya begitu juga Jordan. Alexandra dengan senyuman menghina di wajahnya berdiri di ambang pintu kamar."Alexandra!!" Seru Jordan dan meringis saat bergerak terlalu cepat.Lea sudah berdiri dari duduknya dan merutuki kebodohannya sendiri karena membiarkan dirinya terlalu lama berada di apa
Berita itu menggemparkan. Di dukung dengan foto dan saksi mata di pub juga di apartemen Jordan membuat Lea hanya bisa menatap dalam diam ketika lagi-lagi orang-orang di luaran sana memberitakan tentangnya yang tidak-tidak.Lea sudah mencoba menghubungi Jordan agar dia mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi malam itu tapi sama sekali tidak ada tanggapan sama seperti Valen yang entah ada di mana.Lea sudah mendapatkan banyak telepon dari berbagai pihak menanyakan tentang kebenaran berita itu hingga membuatnya sakit kepala. Kalau dia berdiri sendirian di hadapan wartawan mengklarifikasi berita itu pasti akan terlihat menyedihkan. Kenyataan kalau setelah kandasnya hubungannya dengan Jordan, dia masih saja sendiri pasti membuat orang-orang akan berpikir bahwa berita itu benar tapi kalau dibiarkan saja, Alexandra pasti akan muncul lagi."Sudah aku bilang, kamu bodoh karena menolongnya Lea."Ricko berjalan mondar-mandir di depannya. Sky yang masih sakit flu tapi sudah tidak parah hanya
Sayup-sayup, Lea seperti bisa mendengar nyanyian lagu ciptaan Valen di dalam kepalanya meskipun saat ini dia sedang menutup mata dan enggan membukanya. Ingin sejenak merasa tenang dan nyaman meski di dalam kegelapan mengabaikan sekitarnya. Lagu itu masih saja mengalun lembut.Indah dan bermakna. Lagu yang ditujukan untuknya.Pertanyaannya apakah lagu itu memang menggema di sekitarnya. Lalu di mana lelaki yang menciptakan lagu indah ini ?Lea menggerang, perlahan membuka mata meski enggan tapi dia tidak bisa selamanya bersembunyi di dalam kegelapan. Walaupun rasanya nyaman dan menenangkan. Dia membutuhkan cahaya dari luar yang mungkin bisa membantunya melewati ini semua.Hal pertama yang di lihat Lea adalah sepasang mata hitam tajam yang menyorot teramat lembut tepat di depannya. Posisi Lea yang tidur miring memudahkan mereka saling menatap dalam diam menyelami ke dalam jiwa masing-masing.Mimpikah dia ketika akhirnya bisa mengetahui di mana keberadaan Valen Ackerman?Di atas tempat ti
"Valen," panggil Ricko yang duduk di samping Sky yang sedang mengelus bulu Minnie, kucing Anggora kesayangannya di sofa ruang tamu Lea membuat bukan hanya Valen yang menoleh tapi juga Lea yang sedang melihat-lihat beritanya di media sosial."Kalau aku jadi kamu, aku pasti sudah memarahi Lea karena bertindak sembrono seperti itu. Lihat bagaimana usaha Alexandra menyeret namanya seperti ini.""Sialan kamu Ricko!!" desis Lea.Valen tersenyum, menatap Lea yang kembali sibuk dengan ponselnya. "Saat aku melihat foto-foto dan tayangan tentang Lea yang membawa Jordan pergi dari club itu, aku juga marah dan bertanya-tanya ada apa sebenarnya tapi setelah aku pikir ulang dan melihat betapa kerasnya Lea mencoba untuk melupakan lelaki itu aku jadi punya asumsi lain."Lea tersenyum mendengarnya."Tidak semua yang kita lihat sesuai dengan yang kita pikirkan. Nyatanya memang begitu kan.""Dengar tuh!!" desis Lea. Ricko mendengus sebal."Cieh, ada yang belain. Oh ya, aku sudah menyiapkan gaunmu untuk
"Jangan gugup seperti itu. Kamu kan sudah biasa berjalan di atas Red Carpet," kekeh Valen di sampingnya yang tampan dalam balutan jas malamnya.Lea manyun, "Tapi aku selalu berjalan sendirian dan sekarang aku akan berjalan bersamamu."Valen menggenggam jemari Lea dan mengecup punggung tangannya."Ikuti saja aku dan semuanya akan baik-baik saja." Lea tersenyum bersamaan dengan mobil yang berhenti tepat di depan hotel di mana para fans TheHasky yang sudah meneriakkan nama personil yang lain yang sudah lebih dulu masuk ke dalam menggema. Lebih banyak lagi wartawan yang meliput.Lea menghela napas panjang dan mengangguk saat Valen mengelus lembut pipinya."Ini akan mengasyikan," gumamnya membuat Lea tertawa.Pintu di samping Valen terbuka dan cowok itu turun lebih dulu dan berdiri di ambang pintu mengulurkan tangannya untuk Lea.Ini saatnya dia memulai kehidupan percintaannya yang baru meninggalkan masa lalunya jauh di belakang dan percaya kalau Valen akan selalu ada untuk mendukungnya m
Good job, Lea."Lea yang baru saja turun dari catwalk membawa banyak rangkaian bunga di tangannya dari para undangan setelah menyelesaikan serangkaian acara release koleksi busana terbarunya yang terdiri dari gaun pesta dan gaun santai langsung memeluk Ricko erat.Di sekeliling Azalea, para model mulai santai mengobrol setelah menyelesaikan pekerjaan mereka."Akhirnya selesai juga. Setelah ini kita harus menyiapkan diri untuk pagelaran busana di Singapura lalu fokus dengan PFW. Aku senang sekali," Lea mengurai pelukannya dan menghela napas lelah bergerak mendekati sofa dan duduk, meletakkan rangkaian bunga di atas meja lalu melepas high heelsnya dan bersandar nyaman di sana. Ricko duduk di sampingnya melihat-lihat agenda Lea di iPadnya."Hmm, lumayan padat jadwalmu setelah ini. Seminggu lagi kamu harus pergi ke Singapura, weekend selanjutnya kamu harus ada di Bandung menghadiri undangan pernikahan dan juga bincang-bincang bersama fashion blogger Bandung lalu kamu free seminggu sebelum