Kemarin malam menjadi perayaan ulang tahun paling suram dalam hidupnya meskipun semua orang kelihatannya mencoba untuk mengerti dan bingung kenapa tiba-tiba dia menjadi seperti itu.Padahal keluarganya ada di sana tapi dia hanya tersenyum seadanya, makan malam dengan tenang dan mereka berbincang singkat karena Lea memilih untuk masuk ke dalam kamarnya dan baru keluar saat pagi harinya.Tadi pagi setelah mengatakan maaf untuk Steph yang terus saja menggeleng dan mengatakan tidak apa-apa, dia pulang bersama Rei. Kakaknya Erza jelas penasaran dan ingin mencecarnya dengan pertanyaan tapi Lea meyakinkan kalau semuanya baik-baik saja. Jadi sekarang di apartemennya hanya tersisa dua orang yang sejak tadi hanya diam memperhatikan dan mengunyah segala jenis kue-kuean di sofa ruang tamu. Televisi dibiarkan menyala tanpa suara.Yang bertahan di apartemennya hanya Sky dan Ricko yang menunggunya mengatakan sesuatu."Kami bertengkar kemarin."Sky dan Ricko reflek menoleh kaget. Lalu tanpa aba-aba
"Apa-apaan ini Lea!!"Ricko melipat kedua lengannya di dada memandangi Azalea yang masih meringkuk di dalam selimut enggan untuk keluar padahal satu jam lagi mereka harus pergi ke Bogor. Lea hanya melihat Ricko sekilas, menarik selimutnya sampai menutupi separuh wajahnya dan bergumam dengan suara serak, "Tinggalkan aku sendiri."Ricko berdecak, bergerak mendekati tirai kaca dan menariknya hingga sinar matahari masuk ke dalam kamar Lea. "Kita sudah punya agenda, ingat? Kita harus memenuhi janji makan siang dengan Ibu Alina.""Yeah, aku tahu. Bisa beri aku waktu satu jam lagi karena aku masih mengantuk." Lea semakin menarik selimutnya naik menghilang dari pandangan Ricko.Ricko menaikkan alisnya menatap penuh selidik Lea yang wajahnya tertutup. "Apa ada sesuatu yang terjadi dengan Valen Ackerman? Kalian tidak bisa lagi berbicara baik-baik dan memilih berpisah lalu say goodbye?""SHUT UP!!!" teriak Lea seraya membuka sedikit selimut yang menutupi wajahnya memandang kesal Ricko yang malah
"Hai, Mam." Lea meletakkan ponselnya di telinga saat keluar dari mobil Ricko yang menurunkannya di lobbi aparteman dan berlalu meninggalkannya karena harus menjemput kekasihnya di bandara. Lea langsung berjalan ke arah lift meninggalkan pemandangan indah langit di luar yang sudah mulai menampakkan guratan orange yang cantik. Lea terlalu betah berada di rumah Bu Alina jadi mereka pulang hampir menjelang malam."Kamu besok ada di apartemen?""Besok?" Lea menekan tombol lift yang langsung terbuka dan masuk ke dalam. "Kemungkinan besar ada di butik. Kenapa?""Papa sama Mama mau pergi ke Korea. Sepupu Papamu sedang mengalami musibah. Jadi kami akan ke Jakarta besok dan berniat mampir lebih dulu ke apartemenmu sebentar.""Ah begitu. Tentu saja aku akan menunggu kalian.""Baguslah."Lea berdiri menunggu lift sampai di lantai apartemennya. "Lea?" Panggil Mamanya."Iya.""Bagaimana hubunganmu dengan Valen? Apa kalian sudah berpacaran?"Lea terdiam tidak menyangka kalau Mamanya akan menanyaka
Valen memegang dagu Lea memaksanya kembali menatapnya dan tersenyum tulus membuat Lea juga ikut tersenyum. Valen bergerak mendekat, menangkup wajah Lea dan menempelkan dahi mereka."Terima kasih. Itu berarti banyak bagiku," bisiknya penuh cinta.Lea terhipnotis. Entah kenapa berdekatan dengan Valen membuatnya ingin melakukan banyak hal yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan akan dia lakukan. Lea mengangkat tangannya dan balik menangkup wajah Valen yang memejamkan mata. Ada sesuatu yang berbeda dia rasakan. Cowok ini sudah benar-benar mempengaruhinya bahkan setelah Lea mati-matian menolak dan menghindar. Ketika dia mencoba berlari menjauh, Valen lah yang akan dia temukan berdiri di depannya. Lebih dari seorang Keenan Smith yang tampan, dewasa dan memiliki segalanya.Valen menarik pinggang Lea mendekat dan mengurungnya dalam pelukan. Lea kaget ketika lagi-lagi Valen berkelakuan seperti ini. Dia tidak punya persiapan dan selalu hanya bisa diam merasakan kehadiran cowok itu dan aroma m
Lea memutar bola mata dan kembali melanjutkan mencucinya masih dengan posisi yang sama. Setelah selesai melakukannya, Lea kaget saat Valen tiba-tiba membalik badannya lalu mengangkatnya dengan mudah dan mendudukkannya di conter dapur.“What?” Lea merasa jantungnya mau amblas ditatap sedemikian intens.“Aku merindukanmu.” Valen tersenyum, mendekatkan wajahnya dan berbisik lembut. “Sangat merindukanmu.”Lea mengerjap, saat Valen mencium bibirnya, Lea sama sekali tidak melawan jadi yang dia lakukan menerima Valen sepenuhnya. Ciuman lembut yang semakin lama semakin intim. Lea melarikan jemarinya ke rambut Valen sementara laki-laki itu mengeksplore bibirnya membuatnya mendesah. Tubuh mereka saling menempal dan bibir saling melumat seakan tidak mau terpisahkan.“Hmmmpp—“ Lea mendesah pelan saat Valen semakin dalam menciumnya selama beberapa detik lalu menlepaskan ciumannya dan melarikan bibirnya ke leher jenjangnya membuat Lea mendongak dan mendesah.“Valen—““Hmm.”Valen menciumi leher Le
Lea terbangun dengan senyuman saat melihat wajah rupawan Valen Ackerman yang tidur di sampingnya. Diusapnya wajah Valen dan mengecup pipinya pelan. Lea perlahan melepaskan diri dan bangun dari tidurnya seraya merapikan rambut. Sempat terdiam sesaat memandangi Valen lalu entah dari mana datangnya pikiran itu, Lea berjalan ke arah wardrobe nya dan mengambil kamera Polaroid. Lea duduk lagi di samping Valen mengambil satu foto yang bagus.Dikibaskannya lembaran foto yang langsung jadi itu dan tersenyum. Dia akan menyimpannya untuk dirinya sendiri.Lea berdiri dan menyimpan kamera juga foto Valen, lalu keluar dari kamar berniat membuat sarapan pagi. Membiarkan saja Valen masih tertidur di sana. Lea bergerak cepat di dapur membuat yang paling mudah yaitu nasi goreng. Meskipun Lea jarang memasak tapi dia bisa memasak meskipun tidak seenak masakan buatan Sky.Lea sudah selesai menyiapkan meja makan dan melihat jam yang menunjukkan pukul delapan pagi. "Beres. Aku akan mandi lalu membangunkann
"Maaf menunggu lama." Valen berdiri di dekat meja makan beberapa menit kemudian setelah tadi menyapa orang tuanya dan pamit untuk mandi lebih dulu. Valen menundukkan sedikit kepalanya menatap bergantian orang tuanya dengan sopan. "Tidak apa-apa. Kami juga belum sarapan. Kalau begitu ayo duduk dan sarapan bersama.""Terima kasih Om." Valen menarik kursinya seraya menatap Lea yang sejak awal nampak cemas dan menyapanya. "Selamat pagi Azalea."Lea ternganga sesaat sebelum berdecak dan tersenyum. Valen benar-benar nampak santai bahkan masih bisa menggodanya dengan tatapan jahilnya padahal mereka sedang tidak berdua saat ini. Setelah dia duduk, Mamanya mengambil piring dan sarapan untuk Papanya. Selalu seperti itu sejak mereka menikah. Lea jadi terikut kebiasaan Mamanya yang juga bergerak mengambil piring untuk Valen."Bukannya seharusnya TheHasky sedang tour ya?" Papanya membuka percakapan dengan santai. Lea bersyukur memiliki Papa seperti beliau. "Steph di rumah selalu mengatakan tenta
“Ini kartu akses untukmu Lea." Kanza, istri Zian menyerahkan kartu bertuliskan Kru TheHasky yang langsung Lea ambil dan kalungkan di lehernya. Setelah dari bandara tadi, Valen langsung membawanya ke tempat konser dan meletakkan barangnya di bawah penjagaan ketat bodyguard.Lea tidak pernah membayangkan akan berada di antara kru yang sibuk mempersiapkan tempat berlangsungnya konser untuk menemani Valen. "Kamu bebas masuk ke ruangan rehat TheHasky dan berada di sekitar area panggung. Kami sedang mempersiapkan semua alat-alat jadi perhatikan langkahmu kalau kamu mau naik ke atas melihat latihan mereka sebentar lagi.""Makasih Kanza," kata Lea dengan senyuman."Sama-sama. Evelyn ada di atas bersama Mario. Nanti malam kamu bisa bersama dengannya. Dia sudah biasa ikut Mario manggung kalau sedang libur. Aku ingin menemanimu tapi aku juga harus membantu kru yang lain.""Jangan khawatir. Aku akan menyusul Evelyn sebentar lagi sekalian melihat Valen."Kanza menatap Lea dengan senyuman hangatn
Dua bulan kemudian, “Errghh.”Lea menggerang dalam tidurnya, merasakan posisinya tidak nyaman dan mencari posisi lain sampai akhirnya membuka mata dan melihat cahaya matahari di luar sudah meninggi melalui celah tirai. Lea hanya diam,merasakan napas hangat Valen membelai belakang tengkuknya dengan tangan yang melingkari perutnya yang sudah besar karena memasuki usia kandungan sembilan bulan hanya menunggu hari lahirnya.Lea mengambil telapak tangan Valen dan menggenggam jemarinya lalu membawa tautan tangan mereka ke bibir seraya perlahan bergeser agar bisa melihat wajah suaminya yang masih tidur.“Aku beruntung memilikimu,” lirih Lea dengan senyuman bahagia.“Aku juga sayang.” Lea terkejut mendengar Valen menjawab ucapannya dan perlahan membuka matanya. “Selamat pagi, My lady.”“Kamu sudah bangun?”“Kamu bergerak dan aku otomatis langsung terjaga tapi memilih diam supaya kamu tidak terganggu jika ingin tidur lagi. Aku tahu kalau kamu sering gelisah dan tidur kurang nyenyak. Apa ada y
Enam bulan kemudian,Bandung, Indonesia “Wah, coba lihat dirimu Azalea.” Ricko berdecak dan menggelengkan kepala. “Terlihat sangat gendut.”Lea yang sedang menyantap sarapannya berupa spaghetti di meja makan rumah Mamanya memutar bola mata. Terlihat tidak berniat meladeni ucapan Ricko yang sejak awal dia datang berkunjung hanya duduk diam bertopang dagu.“Apa kamu bisa membuatkanku roti bakar dengan selai strawberry?” Tanya Lea dengan mulut penuh makanan. Ricko melongo. “Roti bakar?” Lea mengangguk. “Apa kamu lupa bentuknya roti bakar sampai terbelalak seperti itu?” “Kamu sudah menghabiskan satu piring omelet dan kentang goreng lalu lima belas menit kemudian makan spaghetti dan sekarang mau roti bakar lagi?” “Apa kamu mau anakku ileran, hah?” Lea nampak kesal.“Tidak.” Ricko berdiri dari duduknya. “Akan aku buatkan.” Lea tersenyum dan mengangguk lalu kembali sibuk menghabiskan makanannya seraya mendengar gerutuan Ricko yang ada di dapur. “Wahh, benar-benar tukang maka
“Azalea.”Panggilan dari balik punggungnya membuat Lea berbalik dengan sepiring kecil kue yang ada di tangannya dan terdiam sesaat ketika melihat siapa yang mendekat ke arahnya.“Aku tidak menyangka akan menemukanmu di pesta ini.”Lea mengangkat dagunya dan tersenyum miring. “Wah, kejutan yang sangat tidak menggenakan sekali ya Keenan Smith.”Malam ini Lea memang sedang menghadiri makan malam salah satu kenalannya di salah satu ballroom hotel mewah di Los Angeles dan tidak menyangka akan bertemu dengan seseorang yang sangat tidak ingin ditemuinya sampai kapanpun. Terlebih lagi saat ini dia datang sendirian.“Jangan seperti itu cantik. Kita pernah menjadi teman baik dulu.” Keenan mengerling, memperhatikan penampilan Lea dan tersenyum miring. “Aku tidak pernah lupa betapa cantiknya dirimu.”Lea memutar bola matanya, “Lebih baik kamu puji istrimu sendiri.”Lea berbalik, berniat pergi tapi terhenti saat mendengar perkataan Keenan.“Aku dengar, kamu keguguran dua bulan yang lalu. Lain kali
Pintu kamar hotel terbuka lebar. Valen dan Lea masuk ke dalam dan menutup pintunya dengan tergesa, melepaskan jaket yang mereka kenakan begitu saja ke lantai dan Lea tanpa membuang waktu langsung loncat ke dalam pelukan Valen, melingkarkan kakinya di pinggangnya dan menciumnya penuh nafsu. "Hmmpp--" Lea mengerang lirih saat Valen menelusupkan tangannya masuk ke dalam bajunya seraya bergerak membawanya ke tempat tidur dan berdiri sesaat di pinggirnya. Valen melepas paksa baju Lea membuat kancing bajunya yang memang ada di belakang terlepas begitu saja tanpa melepaskan ciuman panas mereka. Sebulan menahan rindu membuat keduanya tidak lagi bisa menahannya. Lea melepaskan ciumannya dan menarik bajunya yang sudah rusak itu dan melemparkannya ke belakang menyisakan bra-nya."Ohh cantiknya," gumam Valen. Lea tersenyum, menarik semua rambut panjangnya ke samping dan kembali mencium Valen yang perlahan meletakkannya di atas tempat tidur lalu tangannya bergarak membuka celana jeans Lea menyi
Tiga Bulan kemudian,Paris, PerancisParis Fashion Week menjadi bagian dari pekan mode "Big 4" global. Serangkaian acara presentasi desainer yang dimulai dari kota New York, London, Milan dan Paris yang diadakan setiap enam bulan sekali. Dari empat kota mode dunia, Paris mendapat kehormatan sebagai tuan rumah acara penutup Festival mode tersebut.Biasanya, acara akan diwarnai dengan 100 pertunjukan busana yang digelar di sepanjang kota yang diikuti oleh berbagai desainer, baik amatir maupun kelas atas. Undangannya terdiri dari ratusan editor mode, asisten, stylist, model dan kumpulan penikmat mode yang akan memadati ibu kota Perancis untuk melihat apa yang akan populer di tahun depan.Azalea termasuk dalam salah satu desainer yang akan menampilkan karyanya dalam kategori Prêt-à-Porter yaitu pakaian dengan ukuran standar dan siap pakai dan Lea bekerja keras untuk mempersembahkan karya musim panas terbaiknya yang bertajuk SummerLove Collection 2018.Akhirnya setelah beberapa bulan melak
"Kita akan bertemu di Paris minggu depan." Lea berdiri di depan kaca apartemennya memandangi ramainya kota LA saat malam yang terbentang di depannya menjawab panggilan Ricko yang menelepon tengah malam karena perbedaan waktu antara Jakarta dan LA. "Semuanya sudah siap. Nadine juga akan bertolak ke Paris dua minggu setelahnya. Dia harus melakukan banyak persiapan dengan model agensinya. Sudah tidak ada kendala dan masalah kan?""Hmm tidak," jawab Ricko. "Kecuali aku yang merindukanmu di sini dan juga beberapa pelanggan VIP-mu yang menanyakan kabar tentang pernikahan desainer idola mereka."Lea tertawa mendengarnya."Kamu bisa menjadi jubir yang aku andalkan Ricko."Risko mendengus, "Tentu saja kalau gajiku di naikkan dua kali lipat. Bukannya kerja rodi begini.""Jangan menggerutu terus nanti kamu cepat tua."Gantian Ricko yang tertawa di sana. Lea merapatkan gaun tidurnya yang tipis dan seksi. "Sempatkanlah untuk pulang ke Jakarta karena semua sahabat yang kemarin tidak bisa mengikuti
“Bagaimana kabarnya pengantin baru?”Pertanyaan itu membuat Lea tersenyum dengan tatapan mata berbinar memandangi kota Paris dari ketinggian. Gemerlap lampu di seluruh penjuru kota yang bisa dia saksikan meski rasa dingin mulai menyergap kulit tidak menyurutkan semangatnya sama sekali. Sudah lama sekali Lea ingin berada di tempat di mana dia berada saat ini, di puncak menara menjadi satu dengan keindahan Eiffel yang menjadi pusat dari kota Paris. “Dunia terlihat lebih menganggumkan. Sempurna.”“Oh Tuhan!!!” Sky memekik tertahan. “Kamu membuatku iri. Jangan lakukan itu padaku!”“Hei, aku hanya menjawab pertanyaanmu tadi. Memangnya apa yang salah?”Sky terdengar menghembuskan napasnya frustasi. “Yang salah hanyalah, aku belum bisa melihat dunia seperti yang kamu katakan tadi.”Gantian Lea yang menghela napas. “Tunggu giliranmu sayang. Maybe, dia masih berada di belahan bumi lain dan sedang menuju ke arahmu. Bersiaplah.”“Andai dia bisa cepat sedikit,” kekeh Sky membuat Lea tertawa. “Ak
"Selamat malam semuanya."Efraim yang tampil gagah dalam balutan jas malamnya berdiri dari tempat duduknya di salah satu meja bundar di antara anggota keluarganya yang lain seraya memegang segelas sampanye di tangannya. Otomatis semua yang hadir di dalam restoran yang sudah di desain cantik dengan hiasan pernikahan terutama bunga-bungaan segar yang menjadi tempat makan malam keluarga setelah pemberkataan tadi sore langsung mendapat perhatian. Begitu juga Valen dan Lea yang menjadi raja dan ratu yang duduk berdua di area paling depan."Terimakasih banyak," katanya saat semua menatapnya. Efraim menatap adiknya -dan suaminya yang tersenyum melihatnya. "Sejujurnya, pernikahan adikku tercinta ini begitu membuatku terkejut. Saat sedang asik makan siang bersama calon pacar, Adik ipar tiba-tiba datang dan menodongku untuk membantunya membawa Lea ke depan Altar." Semua yang ada di sana tertawa mendengarnya. Valen yang menjadi oknum tersangkanya ikut tertawa seraya mengangkat gelas sampanye di
Flashback On"Tunggu sebentar. Biarkan aku menarik napas dulu."Valen tersenyum sopan saat melihat Fiola, Mama Lea yang duduk di depannya bersama dengan Tn. Chou terlihat seperti shock. Beliau mengelus dadanya dengan pelan dan menyandarkan kepalanya di bahu suaminya."Kamu lebay banget." Fiola langsung memukul bahu Suaminya yang terkekeh."Bagaimana aku tidak kaget saat mendengar semua kebenaran tentang Azalea. Aku sama sekali tidak menyangka kalau lelaki itu begitu berbahaya. Pantas saja Lea penuh rahasia seperti itu." Fiola menggelengkan kepalanya seraya menepuk wajahnya dengan tangan. "Astaga, jangan sampai dia menjadi menantuku."Papa Lea tertawa mendengarnya sementara Valen hanya diam memperhatikan sambil tersenyum. Kedatangannya tadi memang sempat membuat kedua orang tua Lea kaget. kemunculan Valen Ackerman sendirian di depan pintu rumah mereka sontak saja membuat kehebohan terutama Fiola meski wanita paruh baya itu nampak lega saat melihatnya."Kami harus bersandiwara. Saya dan