Setelah keluar dari kampus.Edward dan Jesica terlihat sedang berada di dalam mobil. Mereka awalnya berniat pergi ke perusahaan Lee Water, perusahaan keluarga Lee. Tapi, Edward tiba-tiba merubah rute begitu mobil sudah memasuki jalan raya.“Kita mau kemana sih, Ed? Perusahaan keluargaku bukan ke arah sini.” Jesicsa sedikit protes kepada Edward.“Kita akan pergi ke Bank Alexandria,” sahut Edward, masih fokus mengemudi.“Bank Alexandria? Mau ngapain?” Jesica kian bingung, karena belum memberitahu Edward tentang hutang perusahannya. Tapi, Edward malah mengajaknya pergi kesana sekarang.“Sudah ikut saja, kebetulan aku punya kenalan yang kerja di bank Alexandria,” jawab Edward, tersenyum misterius.Entah kenapa ada rasa ngeri ketika membayangkan wajah kenalan yang baru disebutnya itu.“Huh … baiklah.” Jesica mendengus tak berdaya, benar-benar bingung akan pola pikir kekasih barunya.Perjalanan mereka hanya memakan waktu sepuluh menit menunu bank Alexandria. Mobil pun melewati gerbang dan la
[“Peringatan! Kamu adalah pemilik Sistem Harem versi 1.0! Kamu dilarang keras jatuh cinta kepada wanita di dalam misi! Ini peringatan pertama, jangan sampai terulang lagi atau hak kamu sebagai pemilik Sistem akan dicabut!”]Benar saja, pesan dari utusan Dewi Lexia langsung masuk ke ponsel Edward. Sontak membuatnya terdiam seribu bahasa, yang disertai keluar banyak keringat dingin dari dahinya.“Kamu baik-baik saja, Ed? Apa kamu sakit?” Tanya Jesica dari kursi samping. Kini dia dan Edward sudah berada di dalam mobil, hendak pergi ke perusahaan Lee Water.“Aku baik-baik saja,” jawab Edward seraya menyalakan mesin mobil.“Tapi, kamu sampai berkeringat seperti itu? Apa sudah terjadi sesuatu?” Tanya Jesica lagi, buru-buru mengusap keringat pada dahi Edward menggunakan tisu.Edward memperhatikan wajah Jesica sekilas, membuat perasaannya semakin tak karuan karena wanita ini teramat baik.Terlebih Edward telah mengambil kesuciannya, yang mengharuskannya bertanggung jawab agar tidak menyakiti
“KAKEK!!!” seru Jesica, bergegas menghampiri Tuan Lee dan langsung memeluknya.“Kakek pergi kemana saja selama ini? A-Aku … kangen banget, Kek,” lanjut terisak, air mata pun tak terbendung lagi dan turun begitu saja.Tuan Lee mendekap tubuh ramping cucunya dengan Lembut, tak lupa mengusap-usap rambut panjangnya yang berwarna hitam pekat.“Maaf, Jesica. Kakek punya urusan penting di luar sana. Jadinya, kakek pulang terlambat,” jelas Tuan Lee, tentu saja cuma beralasan untuk menghibur Jesica.“Memangnya kakek punya urusan apa sih? Sudah setahun lho kakek menghilang, bukan sehari atau seminggu,” kesal Jesica, melepas pelukan dan menatap wajah kakeknya sambil cemberut. Sadar bahwa dirinya telah dibohongi oleh sang kakek.“Hehehe.” Tuan Lee hanya bisa tersenyum canggung, memang sulit untuk membodohi cucu sematawayangnya itu.“Oh ya, kamu sungguh hebat sekali, Jesica. Kakek tak menyangka kamu bisa mendapatkan pria sangat hebat untuk calon suami,” ujar Tuan Lee membuka obrolan serius.Wajah
Malam pun tiba.Di dalam kamar kost Edward."Fiuh, lelah sekali hari ini," gumam Edward sambil menyimpan tas ranselnya di nakas.Bugh!Dia lalu melempar tubuhnya ke atas kasur, ingin beristirahat sambil rebahan.Zzzt! Zzzt!Ponsel Edward tiba-tiba bergetar, ada pesan masuk dari sang kekasih, Jesica.["Jangan lupa mandi sebelum tidur. Awas saja jika kamu tidak mandi. Besok-besok aku tidak mau nempel lagi sama kamu (emoji melet)"]Edward senyum-senyum sendiri usai membacanya, lalu membalas pesan tersebut dengan candaan. ["Jika begitu, kamu harus mandiin aku."]Setelah itu, Edward keluar dari aplikasi pesan, lanjut membuka Sistem Harem untuk memeriksa hadiah penyelesaian misi utama."Selamat malam, Master. Apa Master sudah tidak sibuk sekarang?" Irene langsung muncul dan menyapa dengan tingkah manisnya.Sosoknya yang mungil dan berwujud peri itu benar-benar menggemaskan, apa lagi dia sudah mengenakan pakaian tidur saat ini."Aku tidak sibuk kok, makanya aku bisa buka Sistem Harem. Maaf ya
Beberapa saat sebelumnya.Di kamar Jesica.[“Jika begitu, kamu harus mandiin aku.”]Jesica langsung senyum-senyum sendiri usai membaca pesan balasan Edward. Hatinya kian bahagia karena Edward selalu bisa membuatnya tersenyum.[“Ya sudah, kita akan mandi bersama nanti. Tapi, kamu jangan nakal, oke?”] Jesica membalas pesan Edward, lalu mendekap ponselnya di dalam pelukan.Sambil rebahan seperti itu, benak Jesica tak henti-henti membayangkan sosok Edward, terutama bentuk tubuhnya yang begitu atletis.“Huh … kamu seksi seksi sekali sih, Ed. Kok bisa kamu punya badan sebagus itu?” gumam Jesica semakin larut dalam lamunan. Namun, sosok ular besar dan berbisa tiba-tiba terbayang di dalam benaknya. Ular yang telah merenggut kesuciannya kemarin malam.“Aduh, aku suka ngeri jika ingat kepunyaan Edward. Aku pikir benda itu terlalu besar untuk ukuran pria normal,” gumam Jesica lagi, mau tak mau mengingat momen ketika dirinya mendapatkan puncak pelepasan setelah ular itu bersarang di lubangnya.M
Keesokan harinya.Sekitar pukul 08.00 di halaman kediaman keluarga Lee, Distrik Utara, kota Noxus.Edward datang kemari bersama semua pesanan Tuan Lee sebelumnya, yaitu 100 karton Mie Cup dan 100 kartun Air Mineral. Dia mengantar barang-barang itu menggunakan jasa kurir mobil yang disewa dari tempat kostnya.“Semua pesanannya sudah diturunkan, kakek. Silakan diperiksa dulu,” ucap Edward sambil membuka salah satu karton yang berisi air mineral.Tuan Lee dan tiga patriak keluarga lainnya langsung tersenyum cerah ketika melihat botol air mineral di tangan Edward. Mereka pun bergegas membuka salah satu karton yang berjejer di belakang Edward.“A-Apa saya boleh mencoba air ini, Tuan Lee?” tanya Song Ye, tangannya sudah membuka sebotol air mineral.“Silakan minum saja, Tuan Ye. Kau tak perlu sungkan sepert itu,” sahut Tuan Lee, dia juga segera membuka satu botol.Jin Xiao Han dan James Wade juga ikut mengambil botol air mineral, mereka lalu meneguknya bersama Tuan Lee dan Song Ye.Glup!Glu
“Irene, apa kamu bisa menghubungkan earphone kasat mata dengan suara Bu Lisa? Aku ingin mendengar percakapan mereka,” pinta Edward, yang kini sedang mengendarai mobilnya untuk mengejar mobil listrik yang sudah membawa Lisa pergi. “Seharusnya bisa jika wanita bernama Lisa itu ada di dalam daftar misi. Kenapa Master tidak mencobanya saja?” sahut Irene sekaligus menyarankan. Edward mengangguk tanda mengerti, kemudian memfokuskan indera pendengarannya sambil membayangkan sosok Lisa. Berharap usahanya akan berhasil meski belum yakin dosen killer itu ada di dalam daftar misi Sistem Harem. “Kamu jangan gila, Kevin. Aku tak mau melakukan hal menjijikan semacam itu. Lebih baik aku mati saja!” “Bodoh! Apa kamu pikir bisa mati semudah itu? Ingat, dulu kamu pernah berjanji akan mengabulkan satu permintaanku. Sekarang, aku hanya ingin menagihnya.” “Tapi, aku tidak serius untuk janjiku waktu itu. Tolong jangan seperti ini, Kevin.” “Hahaha! Janji tetaplah janji, Lisa. Aku tidak peduli meski ka
Restoran El Pinto. Lagi-lagi Edward datang tempat makan ini, tapi kali ini dia datang bersama dosen killer yang paling ditakutinya, Lisa Grayfold. "Tolong buatkan dua steak wagyu A5, ya? kematangannya medium saja." Edward langsung memesan makanan kepada pelayan begitu pantatnya mendarat di salah satu kursi restoran itu. "Tuan ingin pesan apa untuk minumannya?" tanya pelayan di samping Edward. "Aku kopi dingin, kalau Nona cantik itu susu melon dingin," jawab Edward sambil menunjuk Lisa."Baik, Tuan. Jadi pesanannya dua steak wagyu A5 dengan kematangan medium. Sedangkan minumannya satu kopi dingin dan susu melon dingin," ucap pelayan memastikan pesanan Edward. Edward hanya menangguk sebagai tanggapan. Pelayan itu pun bergegas pergi menuju dapur untuk mengeksekusi pesanan. "Kok bisa?" tanya Lisa menatap Edward dengan heran. "Bisa dong, kenapa memangnya?" Edward bertanya balik. "Pakai nanya segala, jelas kamu tuh aneh banget, Edward. Perlu kamu tahu ya, kecuali kedua orang tuak