Waktu berlalu dengan cepat, kini pukul tujuh malam.Di parkiran rumah susun Kota Noxus.Edward tiba lebih awal setelah melewati perjalanan yang cukup panjang dari kampung halamannya. Dia harus berangkat ke ibukota esok hari, sehingga waktunya di tempat orang tuanya sangat terbatas.Edward juga memiliki rencana untuk mencari Helena di ibukota. Airi memberinya kabar ini sebelumnya, bahwa Helena sudah melakukan perjalan ke ibukota sejak tadi siang.Sedangkan untuk urusan kuliah, Edward telah meminta bantuan Lisa untuk mengurus izin cuti kepada pihak kampus. Dia membutuhkan waktu sembilan bulan untuk menyelesaikan misi-misi pada sistem harem, makanya ia terpaksa berhenti kuliah untuk sementara waktu.Adapun orang tuanya, baik Gerald maupun Hilda, telah memberikan restu mereka ketika Edward mengungkapkan rencananya. Mereka mendukung penuh keputusan Edward, asalkan membawa kebaikan."Ed, kamu yakin akan melakukan ini? Padahal tinggal satu semester lagi, tidak sayang memangnya?" tanya Lena d
Tepat satu jam berlalu.Edward, dengan napas yang masih tersengal-sengal, akhirnya berhasil kembali ke asramanya setelah memenuhi hasrat Lena yang membara. Mereka berdua tidak bisa menghindari adegan mobil yang bergoyang, karena persetubuhan mereka berlangsung cukup intens.Beruntung, tidak ada orang yang melihat apa yang dilakukan Edward dan Lena di dalam mobil tersebut. Jika ada, bisa dibayangkan betapa malunya mereka? Mereka bahkan bisa dipermalukan oleh masyarakat karena telah berbuat tidak senonoh di tempat umum."Sial, aku bahkan bisa mencapai puncak tiga kali, aku benar-benar terbuai dalam kenikmatan hingga lupa kalau Lena sudah menjadi mantanku," gumam Edward setelah memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang telah disediakan. Dia kemudian melanjutkan langkahnya menuju asramanya.Namun, langkah Edward tiba-tiba terhenti ketika Ibu kost menariknya ke sudut yang agak sepi untuk berbicara secara pribadi."Apakah kamu benar-benar akan pergi ke ibukota, Ed? Lalu, bagaimana dengan u
“Hm, selagi Edward mandi, gimana kalau kita tentukan permainan untuk memanaskan kegiatan kita nanti?” Kana tiba-tiba mengusulkan sesuatu kepada Jesica dan Gracia. Ketiga wanita itu merasa jauh lebih tenang setelah puas menginterogasi Edward.“Apa maksudmu?” tanya Jesica, agak bingung.Sedangkan, Gracia langsung paham dengan maksud Kana. “Setuju, kebetulan aku mau main ular tangga Pasutri,” ujarnya.“Ular tangga pasutri?” Jesica sontak melirik Gracia, merasa semakin bingung saja.Dari ketiga wanita itu, sepertinya hanya Jesica yang tidak punya fantasi liar dan nakal ketika berhubungan badan. Mungkin karena dia terlalu dewasa sehingga tidak begitu peduli dengan hal-hal aneh semacam itu.“Kamu mending lihat sendiri biar kamu paham.” Kana buru-buru beranjak dari ranjang, berjalanan dengan cepat menuju nakas, tempat di mana tasnya tergeletak.Kemudian, Kana mengeluarkan sebuah kotak yang terbuat dari kertas, menunjukan isinya kepada Jesica dengan senyum penuh kebanggaan. “Inilah ular tangg
Permainan berlanjut.Kini giliran Jesica yang melempar dadu.“Biar aku melemparnya sendiri, aku penasaran dengan gaya itu,” ujar Jesica, melirik targetnya dengan tegas. Terlihat gambar pria sedang menjilati selangkangan wanita.“Tidak mungkin, kamu harus dapat enam jika mau mengenai gambar itu,” tukas Kana, sedikit mencibir.“Mungkin saja kok, lihat saja jika kamu tidak percaya!” Jesica segera mengocok dadunya, kemudian melempar dadu ke tengah papan permainan.“Asik! Aku dapat enam!” serunya, tampak senang sekali.“Mustahil!” Kana geleng-geleng, tak percaya Jesica akan memiliki keberuntungan semacam itu.“Tidak ada yang mustahil, hehehe.” Jesica melet manja pada Kana, seolah ingin meledeknya.Kemudian, Jesica beranjak menuju ranjang dan langsung membentangkan kedua pahanya, “Sini, Ed. Kamu harus melakukan tugasmu dengan benar,” ujarnya.Edward melirik selangkangan Jesica dari tempatnya duduk, tampak sangat menggairahkan karena area kewanitaan itu tertutup oleh kostum Buny Girls yang t
“Angka tiga, aku harus mendapatkan angka tiga,” gumam Kana, masih terus melihat gambar tersebut. Benaknya langsung berkhayal kenikmatan yang bisa diperolehnya saat melakukan gaya itu.Tak peduli jika kesannya sangat tabu dan jorok, yang penting birahinya terpuaskan sehingga ia tidak akan merasa penasaran lagi.“Katanya, kebanyakan pria suka main lewat belakang, Edward mungkin salah satunya. Jadi, kamu harus gunakan kesempatan ini sebaik mungkin. Sayang sekali jika kamu melewatkannya,” bisik Jesica lagi.“A-Aku tahu,” tanggap Kana sedikit gugup. “Aku akan mencobanya, semoga aku mendapatkan keberuntungan.”Jesica tersenyum puas, merasa cukup lucu akan gelagat wanita yang satu ini. Dia tak pernah membayangkan bisa melakukan hal tabu tersebut bersama putri dari keluarga musuhnya.Mengingat hubungan antara keluarga Lee dan keluarga Yoshiko, Jesica dan Kana seharusnya masih saling bermusuhan hingga sekarang.Namun, Edward bisa mempersatukan mereka lewat sistem Harem. Hubungan antar kedua ke
Permainan berlanjut, tidak terasa dua jam sudah terlewati.Namun, ketiga wanita cantik itu malah terlihat semakin bersemangat, karena mereka ingin mendapatkan gelar pemenang. Sedangkan, sang lawan tampak sudah kelelahan karena harus melayani hasrat liar mereka selama waktu itu.Bagaimanapun, Edward selalu mengeluarkan cairan cinta setiap kali Jesica, Gracia, dan Kana menginjak petak bergambar. Apalagi, kebanyakan gambar menunjukkan gaya yang cukup rumit tapi mengasyikan. Mulai dari gaya biasa saja, hingga gaya paling sulit, sudah mereka lakukan. Lubang ketiga wanita itu juga sudah mendapatkan jatah cairan cinta dari Edward.Hanya saja, Jesica, Gracia dan Kana tampak belum puas meski sudah bercinta hingga sejauh itu. Mereka sepertinya akan puas ketika berhasil mendapatkan gelar juara.“Baiklah, aku akan mulai lagi!” seru Kana sambil melempar dadunya, dia butuh angka empat untuk mencapai garis finish.Pluk! Pluk! Pluk!Dadu bergelinding di atas papan permainan, tapi sayangnya malah kelu
Jesica menghentikan aktivitasnya sejenak, mendongak wajah agar bisa melihat Edward. “Administrator? Apa maksudmu, Ed?” tanya Jesica, tampak kebingungan.“Administrator, masa kamu tidak tahu?” Edward juga jadi bingung sendiri. “Dia tuh utusan yang suka memberi pesan tentang ….”Edward langsung menjeda ucapannya, hampir saja keceplosan tentang sistem harem. “Tentang?” Jesica menatap dalam mata Edward, mencoba mencaritahu sendiri maksudnya.“Ah, bukan apa-apa, lupakan saja,” ujar Edward, tidak ingin membahas masalah itu lagi. Dia pun menerka hal lain. “Apa mungkin Lena sudah memberitahumu?” tanyanya.Jesica mengangguk tanpa ragu. “Lebih tepatnya aku yang sudah menanyakan sendiri pada Lena, bahkan sedikit mendesaknya. Karena itu, aku tahu masalah kehamilan Helena,” akunya.“Begitu ya?” Edward merasa lega usai mendengarnya. Dengan begini, dia tidak perlu menaruh rasa curiga lagi pada Jesica.“Ya, begitu saja, sayang. Memangnya kamu mau apa lagi?” Jesica kembali bergelayut manja di leher
Keesokan harinya.Tepat pukul 09.00 waktu setempat, di Bandara Kota Noxus.Tampak Edward, Jessica, Gracia, Kana, dan Lisa sedang mengobrol di depan gerbang keberangkatan. Keempat wanita cantik yang selalu menarik perhatian orang-orang itu, sepertinya ingin memberikan beberapa patah kata sebelum merelakan kepergian Edward ke ibu kota.“Aku sudah mengurus izin cutimu untuk satu tahun. Jadi, kamu bisa pergi dengan tenang dan tidak perlu memikirkan urusan kuliah. Kamu tinggal sidang skripsi saja nanti,” ucap Lisa, menjelaskan situasi di kampus. Dia bersedia bertanggung jawab selama Edward pergi untuk menyelesaikan urusannya.“Terima kasih, Lisa. Aku berhutang banyak padamu.” Edward langsung mengelus lembut rambut Lisa. “Kamu boleh minta apa saja padaku nanti,” tawarnya.Lisa jelas senang mendengarnya, memeluk Edward tanpa sadar. “Aku pasti akan selalu merindukanmu. Semoga semua urusanmu bisa selesai dengan cepat agar aku bisa melihatmu lagi,” ucapnya sedikit terisak.Edward sedikit terkej